Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Uji Performa Tungku Busur Listrik Satu Fase Skala


Laboratorium Dalam Proses Pembuatan Ferromangan
Yayat Iman Supriyatna, Achmad Shofie
UPT.Balai Pengolahan Mineral Lampung LIPI
JL.Ir.Sutami KM.15 Tanjung Bintang Lampung Selatan
Telp.(0721) 350054 Fax.(0721) 35005
yayat_iman@yahoo.com
Abstrak. Tungku merupakan peralatan yang digunakan untuk mengolah mineral logam atau
non logam pada proses reduksi maupun melebur. Salah satu tungku pengolahan mineral
yaitu tungku busur listrik satu fase.Pada penelitian ini akan dilakukan sebuah kajian uji
performa tungku busur listrik satu fase dengan kapasitas 10kg ferromangan/batch. Tungku
busur listrik satu fase yang digunakan merupakan hasil rancang bangun kegiatan penelitian
sebelumnya. Tungku ini terdiri dari dapur bakar dengan inside diameter 150 mm, tinggi
200 mm, diameter elektroda yang digunakan 30mm dan panjang 300mm. Uji performa alat
tersebut dilakukan dengan melebur bijih mangan, bijih besi, dengan reduktor kokas dan zat
imbuh kapur tohor menjadi produk ferromangan. Kemudian dilakukan variasi komposisi
bahan baku untuk memperoleh produk optimum. Dari hasil uji performa terhadap tungku
busur listrik diperoleh bahwa performa terbaik dalam pembuatan ferromangan apabila
beroperasi dengan suhu 17000C, arus 350 A, waktu operasi 120 menit dan komposisi
bahan 6.000 gr bijih mangan dan 560 gr bijih besi.
Kata Kunci. tungku busur listrik, satu fase, ferromangan, bijih mangan.

PENDAHULUAN
Dalam proses metalurgi salah satu cara
untuk mendapatkan logam cair yaitu
melalui proses pirometalurgi. Cara ini
dilakukan dengan menggunakan tungku
yang dapat digunakan untuk meresuksi dan
melelehkan bahan mineral logam dan non
logam.
Pemilihan tungku peleburan yang akan
digunakan untuk mencairkan logam harus
sesuai dengan bahan baku yang akan
dilebur. Paduan aluminium, paduan
tembaga, paduan timah hitam, dan paduan
ringan lainnya biasanya dilebur dengan
menggunakan tungku peleburan jenis
krusibel, sedangkan untuk besi cor
menggunakan tungku induksi frekuensi
rendah atau kupola. Tungku induksi
frekuensi tinggi biasanya digunakan untuk
melebur baja dan material tahan temperatur
tinggi[1].
Tungku secara luas dibagi menjadi dua
jenis berdasarkan metode pembangkitan

panasnya yaitu tungku pembakaran yang


menggunakan bahan bakar dan tungku yang
menggunakan listrik. Tungku listrik secara
umum dapat digolongkan kedalam dua
jenis, yaitu direct heat arc furnace dan
indirect heat arc furnace. Pada direct heat
arc furnace kutub positif dan kutub negatif
tanur dikontakan sehingga timbul panas.
Sedangkan pada indirect heat arc furnace,
kontak antara kedua kutub tersebut tidak
langsung akan tetapi hubungan kedua kutub
tersebut melalui muatan (charge)[2].
Salah satu jenis dari tungku busur listrik
adalah tungku busur listrik satu fase.
Umumnya tungku busur listrik satu fase
dengan satu elektroda mempunyai ruang
bakar yang berbentuk tabung dan
elektrodanya ditempatkan ditengah-tengah
ruang bakar tersebut[3].
Peleburan logam menggunakan tungku
ini dilakukan dengan menggunakan energi
yang berasal dari listrik berupa arc atau
busur yang dapat mencairkan logam[4].
Efisiensi tungku salah satunya dapat dilihat
Semirata 2013 FMIPA Unila |527

Yayat Iman Supriyatna: Uji Performa Tungku Busur Listrik Satu Fase Skala
Laboratorium Dalam Proses Pembuatan Ferromangan

dari kemampuan tungku tersebut dalam


melebur atau mereduksi dan melebur bahan
mineral logam.
Pada penelitian ini akan dilakukan uji
performa terhadap tungku busur listrik satu
fase hasil rancang bangun kegiatan
penelitian
sebelumnya
yang
dapat
digunakan untuk proses smelting mineral
logam maupun paduan logam tergantung
pada produk yang ingin dihasilkan.

METODE PENELITIAN
Rancangan tungku busur listrik satu fase
pada penelitian ini terdiri dari dapur bakar
dengan inside diameter 150 mm, tinggi
200 mm, diameter elektroda yang
digunakan 30mm dan panjang 300mm.
Tungku tersebut ditopang oleh rangka/base
yang terbuat dari baja konstruksi.
Untuk mengetahui performa tungku
busur listrik satu fase maka dilakukan uji
optimasi terhadap alat tersebut untuk
mereduksi dan melebur (smelting) bijih
mangan dan bijih besi. Pada percobaan
smelting digunakan juga bahan lain yaitu
kokas dan kapur tohor. Bahan baku yang
digunakan memiliki spesifikasi yaitu bijih
mangan memiliki kadar Mn _ 40%, bijih
besi dengan kadar Fe _ 58%, kokas dengan
nilai kalori 5600 kkal/kg, dan kapur tohor
dengan kadar CaO 99,37%. Bijih mangan
kemudian dilakukan preparasi ukuran
sehingga berukuran 0,5 mm 10 mm, bijih
besi dan kapur tohor berukuran mesh 80+100 dan kokas dengan ukuran 0,5 mm
10 mm. Selanjutnya dilakukan proses
smelting dengan tanur busur listrik dengan
arus 300A dan input capacity 35KVA.
Variabel yang digunakann yaitu komposisi
bahan baku dalam proses pembuatan
ferromangan. Kinerja tungku busur listrik
satu fase dilihat dari suhu yang dapat
dicapai dan produk yang dihasilkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 3 merupakan proses uji coba
pembuatan ferrromangan menggunakan
tanur busur listrik satu fase hasil rancang
bangun.
Sebelum
dilakukan
percobaan
pembuatan ferromangan dalam tungku
busur listrik terlebih dahulu dilakukan
analisa terhadap bahan baku yang akan
digunakan. Hasil analisa bahan baku
tersebut ditunjukan pada Tabel 1.

528| Semirata 2013 FMIPA Unila

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Uji performa tungku busur listrik satu


fase untuk membuat ferromangan dilakukan
dengan variabel komposisi bahan baku
yang digunakan, dimana komposisi uji coba
secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.
Temperatur yang dapat dicapai tungku
busur listrik dalam uji coba pembuatan
ferromangan ditunjukan oleh Gambar 4.
Pada grafik tersebut ditampilkan hubungan
variabel percobaan yang dilakukan dengan
temperatur operasi yang dicapai. Berdasar
pada Gambar 4 tersebut dapat dilihat bahwa
tungku busur listrik dapat beroperasi sesuai
dengan spesifikasi tungku busur listrik pada
umumnya. Hal ini ditunjukan dari suhu
proses yang dapat dicapai oleh alat tersebut
yaitu antara 13000C samapai 17000C,
sedangkan tungku busur listrik yang berada
di pasar mempunyai spesifikasi suhu proses
yaitu 1500-20000C.
Dalam proses pembuatan ferromangan
diperlukan suhu operasi 17000C agar besi
dan mangan dapat lebur semua dan

membentuk ferromangan. Hasil analisa


produk
ferromangan
dimana
hasil
percobaan pertama sampai dengan keempat
kadar Mn dan Fe yang diperoleh masih
rendah. Hal ini dikarenakan suhu operasi
yang dicapai masih rendah ( 15000C) dari
yang diperlukan, sehingga mangan dann
besi belum lebur sempurna dan membentuk
ferromangan. Mangan yang belum lebur
sempurna dan membentuk ferromangan
masih dalam bentuk oksida sehingga
mengakibatkan
jumlah
terak
yang
dihasilkan besar dan kadar mangan pada
terak hasil uji coba tinggi. Hal ini terbukti
dengan hasil analisa terak yang menunjukan
kadar MnO yang masih tinggi yaitu
berkisar 43 53 % dan berat terak yang
diperoleh tiga kali lebih banyak dari produk
yang diperoleh. Hasil terbaik yang
diperoleh untuk pembuatan ferromangan
yaitu dengan komposisi bahan 6.000gr bijih
mangan dan 560gr bijih besi yang
menghasilkan ferromangan 1223gr dengan
kadar Mn=76,12%.

Semirata 2013 FMIPA Unila |529

Yayat Iman Supriyatna: Uji Performa Tungku Busur Listrik Satu Fase Skala
Laboratorium Dalam Proses Pembuatan Ferromangan

KESIMPULAN
Tungku busur listrik satu fase hasil
rancang bangun dengan dimensi diameter
dalam dapur 150 mm, tinggi 200 mm
(kapasitas 5-10 kg ferromangan/batch)
dapat digunakan untuk proses peleburan
dan proses smelting mineral tambang
khususnya
bijih
mangan
menjadi
ferromangan. Tungku busur listrik satu fase
akan memberikan performa terbaik dalam
pembuatan ferromangan apabila beroperasi
dengan suhu 17000C, arus 350 A, waktu
operasi 120 menit dan komposisi bahan
6.000 gr bijih mangan dan 560 gr bijih besi.
Tungku busur listrik hasil rancang bangun
akan membutuhkan waktu proses lebih
cepat ketika arus yang digunakan
bertambah besar dan suhu leleh dari bahan
baku relatif tidak begitu tinggi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami ucapkan terima kasih kepada UPT

530| Semirata 2013 FMIPA Unila

Balai Pengolahan Mineral Lampung LIPI


yang telah mendanai dan mendukung
kegiatan penelitian yang kami lakukan
sehingga dapat kegiatan penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dedy Mansur dan Romy, Perancangan
Crucible Furnace alumunium Kapasitas
10 kg dengan Bahan Bakar Minyak
Tanah.
A.K. Chakrabarti, Steel Making, 2nd
edition, PHI Learning Private Limited
New Delhi, May 2010.
Subagja, Rudi., dkk, Studi Ferromangan,
Laporan Penelitian Lembaga Metalurgi
Nasional - LIPI, April 1983.
Dedy Mansur dan Romy, Perancangan
Crucible Furnace alumunium Kapasitas
10 kg dengan Bahan Bakar Minyak
Tanah.

Anda mungkin juga menyukai