Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap makhluk membutuhkan makanan untuk mempertahankan
kehidupannya, karena didalam terdapat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk
melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi
yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu
dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena
berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori
yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahatnya.
.
B. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunitas 3
C. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian Nutrisi
2. Menjelaskan macam-macam zat gizi/nutrisi
3. Menjelaskan menegenai pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Menjelaskan permasalahannutrisi pada lansia
5. Menjelaskan faktor-faktor mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi
6. Menjelaskan kebutuhan nutrisi pada lansia
7. Menjelaskan usaha perbaikan gizi pada lansia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi
Menurut Wartonah (2003) nutrisi merupakan zat-zat gizi dan zat lain
yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit termasuk keseluruhan
proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan

tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.


Dampak dari pemunuhan nutrisi pada lansia akan menjaga kondisi lansia
menjadi sehat, tidak gampang terserang penyakit serta memelihara status
gizinya.
B. Macam-Macam Zat Gizi/Nutrisi
Zat-zat gizi (nutrisi) terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, air,
mineral, vitamin dan serat. Sumber makanan mengandung karbohidrat
terutama berasal dari serelia (padi-padian), umbi dan olahannya. Sumber
makanan yang mengandung lemak berasal dari minyak, lemak, binatang,
kelapa dan kacang-kacangan. (Almatzier, 2003).
C. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Menurut Sediaoetama (2000) jumlah nutrisi yang mencukupi
pemenuhan kebutuhan tubuh meliputi :
1. Bahan makanan pokok
Bahan makanan pokok dianggap yang terpenting didalam suatu
susunan hidangan di Indonesia, karena bila suatu susunan hidangan
tidak mengandung bahan makanan pokok tidak dianggap lengkap dan
sering orang yyang mengkonsumsinya mengatakan belum makan,
meskipun perutnya telah kenyang.
2. Bahan makanan lauk pauk
Golongan bahan makanan ini disebut lauk pauk, karena memang
mencakup bahan pangan (ikan, daging, kacang-kacangan). Pada
umumnya kelompok bahan makanan ini merupakan sumber utama
protein didalam hidangan.
3. Bahan makanan sayur dan bahan makanan buah.

Kedua kelompok bahan makanan ini termasuk bahan nabati, bahan


makanan sayr dan buah, umumnya merupakan penghasil vitamin dan
mineral.
D. Permasalahan Nutrisi Pada Lansia
1) Nutrisi yang berlebihan
Kebiasaan pola makan yang banyak pada usia muda yang
menyebabkan berat badan berlebihan. Kebiasaan itu sukar untuk diruabah
pada masa lansia, padahal lansia dalam pola makan perlu mengurangi
asupan makanan, padahal lansia dalam pola makan perlu, mengurangi
asupan makanan, karena aktivitas fisik yang menurun, apabila berlanjut
akan terjadi kegemukan dan merupakan pencetus penyakit jantung,
Diabetes Mellitus, hipertensi.
2) Kurangnya nutrisi
Pada lansia apabila kekurangan nutrisi disebabkan adanya masalahmasalah social ekonomi serta gangguan penyakit. Konsumsi kalori,protein
yang kurang dari yang di butuhkan akan menyebabkan berat badan
berkurang dari normal. Jika berlanjut akan menyebabkan kerusakankerusakan sel yang berakibat rumah rontok, gaya tahan terhadap penyakit
menurun. Pada lansia yang mengalami malnutrisi (kekurangan gizi) akibat
penurunan nafsu makan yang disebabkan berkutangnya kepekaan indera
perasa dan penciuman yang umum terjadi pada lansia.
3) Kurang vitamin
Konsumsi makanan pada lansia berupa buah dan sayur-sayuran dalam
makanan maka akan menyebabkan nafsu makan berkurang, penglihatan
menurun, serta kulit kering lesu dan tidak semangat.
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia

1) Berkurangnya kammpuan mencerna makanan (akibat kerusakan gigi


atau ompong).
Pada lansia terjadi gangguan nutrisi terjadi pada gigi geligi dan
semuanya tanggal yang akan mengalami kesulitan dalam mengunyah
makanan, apabila makanan yang disajikan tidak diolah sedemikian rupa
sehingga tidak memerlukan penguyahan maka akan terjadi gangguan
dalam pencernaan dan penyerapan oleh usus.
2) Berkurangnya cita rasa (rasa dan buah)
Hal ini terjadi pada lansia dengan berkurangnya cita rasa yang
disebabkan oleh gangguan pada indera pengecap yang menurun serta
adanya iritasi yang kronis dari selapur lender, hilangnya sensivitas dari
syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, serta hilangnya
sensivitas dari syaraf pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit. Pada
lansia apabila terjadi gangguan emosional sperti stress, putus asa dan
rasa takut akan menyebabkan mulut kering, yang dipengaruhi simpatik
dari sistem syaraf autonomy yang menyebabkan skresi saliva. Keluhan
mulut kering dapat menghambat nafsu makan pada lansia yang
menyebabkan asupan nutrisi berkurang. Pada lansia sesuai dengan
pertambahan umur yang akan menurunkan produksi saliva dan
mengubah komposisi sedikit.
3) Berkurangnya koordinasi otot-otot syaraf
Sistem persyarafan yang terjadi suatu perubahan sistem
persyarafan yang cepat dapat

menurunkan hubungan persyarafan

menjadi lambat dalam respond an waktu bereaksi, serta mengecilnya


syaraf panca indera, adanya gangguan pendnegaran, penglihatan serta

sistem respirasi. Pada lansia gangguan ini terjadi karena pengaruh


pertambahan umur dan menurunnya fungsi organ tubuh misalnya pada
gangguan refleks yang dapat menurun. Pada syaraf otot terjadi flaksi
atau lemah,tonus kurang, tendernes dan tidak mampu bekerja. Untuk
otot Pada saluran cerna yang terjadi sutau kelemahan karena
penggunaan yang menurun yang berakibat terjadinya konstipasi.
4) Keadaan fisik yang kurang baik
Keadaan fisik pada lansia terjadi suatu perubahan-perubahan
fisik diantaranya dari perubahan sel yang lebih sedikit jumlahnya dan
lebih besar ukurannya. Masalah yang menyangkut fisik yaitu lansia
tidak bisa berjalan atau

melakukan sesuatu sendiri. Maslah fisik

misalnya apatis dan lesu dengan tanda-tanda fisik yaitu berat badan
menurun, wajah pucat, sedangkan kelemahan fisik terjadi seperti
artritis yang menyebabkan kesulitan untuk berbelanja dan memasak
5) Faktor ekonomi
Faktor ekonomi mempengaruhi lansia dalam melaksanakan
pengobatan. Pada lansiasecara umum lansia yang memiliki pendapatan
seniri cenderung menolak bantuan orang lain. Lansia yang tidak
memiliki penghasilan akan menggantungkan hidupnay pada anak atau
saudara meskipun status ekonomi mereka juga tergolong miskin,
dimana

lansia

menggantungkan

hidupnya

terdekat.

Rata-rata

penghasilan lansia <Rp.300.000 lebih rendah dari pada rata-rata


pengeluaran > 300.000. keadaan tersebut menunjukan betapa
rentannya kondisi ekonomi lansia apalagi kalau dilihat dari lansia yang

tidak berpenghasilan yang secara langsung akan mempengaruhi dalam


hal pemenuhan kebutuhan nutrisi lansia dan perawatan lansia.
6) Faktor sosial lansia
Pada lansia terjadi perubahan-perubahan psikososial yaitu
merasakan

atau

sadar

akan

kematian,

penyakit

kronis

dan

ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas fisiknya. Kesepian akibat


pengasingan dari lingkungan sosial dari segi ekonomi akibat
pemberhentian

jabatan

atau

pension

yang

dipengaruhi

oleh

menigkatnya biaya hidup dengan penghasilan yang rendah sulit, serta


bertambahnya

biaya

untuk

pengobatan.

Keadaan

lansia

ini

membutuhkan dukungan keluarga sepenuhnya khususnya dalam


pemenuhan nutrisi sehari-hari karena hal ini penting dan bertujuan
untuk menjaga kondisi dan status gizi lansia sehari-harinya. Tanpa
adanya dukungan keluarga akan menyebabkan keadaan lansia tidak
baik dan menimbulkan permasalahan misalna akan menimbulkan
berbagai penyakitnya. Karena kurangnya pemenuhan asupan nutrisi.
7) Faktor penyerapan makanan lansia
Masalah nutrisi pada lansia dipengaruhi oleh fungsi obsorpsi
yang melemah (adanya daya penyerapan yang terganggu. Apabila hal
ini terjadi pada lansia makan akan mempengaruhi status gizinya yang
berakibat timbulnya penyakit yang diakibatkan oleh asupan makanan
yang terganggu.
F. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia
Konsumsi kebutuhan makanan pada lansia bervariasi sesuai dengan
kebutuhan tubuh, diamana kebutuhan karbohidrat, lemak, dan protein
merupakan zat gizi yang menghasilkan energy tergantung pada

Basal

Matabolisme Rate (BMR) dan kegiatannya, BMR dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, suhu, lingkungan penyakit dan komposisi tubuh. Setiap kelebihan
energy yang tidak diperlukan untuk metabolimse akan diubah menjadi lemak
dan di simpan dalam jaringan edipose. Kecukupan energy per orang perhari
laki-laki umur 60 tahun keatas adalah 2200 kalori/hari, untuk wanita umur 60
tahun keatas adalah 1500 kalori/hari.
Konsumsi sumber protein pada lansia diperlukan untuk pembentukan
dan perbaikan semua jaringan-jaringan didalam tubuh termasuk darah, enzim,
hormone, kulit, rambut dan kuku. Angka energy yang ditunjukkannya akan
demikian tergantung dari macam dan jumlah bahan makanan nabati dan
hewani yang dikonsumsi manusia setiap harinya. Ada dua jenis protein yaitu
protein nabati dan protein hewani. Protein hewani mengandung lemak jenuh,
sedangkan protein nabati mengandung lemak tak jenuh. Kecukupan protein
untuk laki-laki umur 60 tahun ketas adalah 55 gram/hari, sedang untuk wanita
dengan umur yang sama adalah 40 gram/hari.
G. Usaha Perbaikan Gizi Lansia
Pecegahan dalam mengurangi dan

menghindari

kemungkinan

gangguan kesehatan dan serangan penyakit yang cenderung menyerang pada


lansia, maka dianjurkan berpola makan yang tidak berlebihan yaitu;
a. Makanan yang konsumsi bervariasi baik dalam macam bahan makanan
maupun cara memasaknya
b. Cukup mengandung protein dan membatasi konsumsi lemak dan
makanan yang banyak mengandung lemak yang tidak kelihatan (kue ,
ikan, daging berlemak dan keju)
c. Membatasi konsumsi gula, makanan dan minuman yang mengandung
banyak gula

d. Membatasi konsumsi garam, dapur, atau ikatan Na antara lain bumbu


penyedap atau vetsin
e. Cukup mengandung serat, Zat pembangunan dan zat pengatur dengan
makan beras setengah giling, tumbuk atau beras merah, kacang-kacanga
mungkin,sayur-sayuran dan sedapat mugkin secara teratur makan sayuran
mentah, makan buah setiap hari, minum yang cukup, sedapat mungkin
susu rendah lemak, minum sari buah segar yang mengandung vitamin C
tinggi. Adapun kecukupan gizi untuk wanita dengan umur yang sama
adalah 40 gram/hari.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai