Anda di halaman 1dari 7

yang distabilo ini tambahan untuk bagian yang lain mungkin vin.

biografi lengkap dan teori ada di scribd : http://www.scribd.com/doc/88272746/TeoriMotivasi-Menurut-David-McCleland


Makna kebutuhan menurut McClelland
Menurut McClelland istilah kebutuhan (need) dan motif memiliki arti yang dapat
dipertukarkan satu sama lain. Individu termotivasi oleh berbagai pola kebutuhan atau motif.
Kebutuhanatau motif ini dimiliki oleh setiap orang dengan proporsi yang berbeda-bedadan
masing-masing orang memiliki kebutuhan yang dominan yang juga pasti berbeda dengan
orang lain. Perbedaan pola kebutuhan ini memunculkan perbedaan faktor-faktor yang dapat
memotivasi seseorang.

Menurut McClelland individu memilih cadangan energi potensial, pelepasan dan


pengembangan cadangan energi potensial bergantung pada kekuatan atau dorongan motivai
individu, situasi, dan peluang yang tersedia. (Unair, tanpa tahun)
Teori McClelland fokus pada tiga kebutuhan yaitu,
1. kebutuhan akan prestasi (need for achievment)
2. kebutuhan akan kekuasaan (need for power)
3. kebutuhan akan afilasi (need for affiliation)

1. Kebutuhan akan prestasi (Need of Achievment)


Dalam Schultz dan Schultz (2008) dijelaskan bahwa teori kebutuhan akan prestasi
milik McClelland adalah perluasan dari teori neef of achievement milik Murray yang
menggunakan Thematic Apperception Test (TAT).
Kebutuhan akan prestasi adalah dorongan untuk mengatasi hambatan, mengungguli,
dan berprestasi, dan bertindak lebih untuk mencapai standar yang tinggi. Pada hirarki
kebutuhan Maslow, kebutuhan akan prestasi berada di antara kebutuhan akan
penghargaan dan kebutuhan akan prestasi berada di antara kebutuhan akan
penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Ada beberapa karakteristik dari individu yang memiliki motivasi kebutuhan akan
prestasi yang dijabarkan oleh McClelland (1987), yakni sebagai berikut :
a. Menyukai tugas yang memiliki taraf kesulitan sedang
individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi lebih menyukai tugas dengan taraf
kesulitan sedang karena beberapa alasan. Pertama, tugas degan taraf kesulitan yang
rendah tidak dapat membuat dirnya tampil lebih baik dibandingkan dengan individu
lain karena semua individu dianggap dapat mengerjakan tugas dengan taraf kesulitan
rendah tersebut. Maka dari itu, tugas dengan taraf kesulitan rendah tidak dapat
memuaskan kebutuhan akan prestasi yang ada pada dirinya. Namun, mereka juga
tidak menyukai tugas dengan taraf kesulitan terlalu tinggi karena hal tersebut dapat
menghambat mereka dalam mencapai kberhasilan sehingga kemungkinan gagal lebih
besar.
b. Bertanggung jawab secara personal atas performa kerja
Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi cenderung memilih
untuk bertanggung jawab secara pribadi dalam pekerjaan mereka. Hal ini
disebabkan oleh kepuasan yang dapat individu peroleh setelah sesleai melakukan
sesuatu yang lebih baik.
Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi tersebut juga
mempunyai kecenderungan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan
kepadanya hingga selesai dan selalu terpikirkan tugas yang belum terselesaikan.
Individu lebih berfokus pada prestasi pribadi mereka tanpa mempedulikan
pengaruhnya bagi anggota kelompok mereka.
c. Menyukai umpan balik (feedback)
Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi menyukai jika performa
mereka dibandingkan dengan orang laon. Individu dengan kebutuhan prestasi
yang tinggi juga menyukai umpan balik atas performa atau pekerjaan mereka
untuk menilai hasil kerja keras mereka.
d. Inovatif
Individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi juga selalu berusaha
untuk inovatif, menemukan cara yang baru lebih baik dan efisien dalam
menyelesaikan tugas. Mereka menghindari segala sesuatu yang monoton dan
berhubungan dengan rutinitas. ketika orang yang memiliki kebutuhan yang tinggi
akan prestasi meraih kesuksesan, mereka akan terus meningkatkan level aspirasi

mereka dengan cara yang realistis, jadi mereka dapat bergerak menuju tugas yang
lebih sulit dan menantang.
e. Ketahanan (persistence)
Individu yang memillki kebutuhan yang tinggi akan prestasi memiliki ketahanan
kerja yang lebih tinggi dalam mengerjakan tugas. Ketika mengahadapi kegagalan
individu dengan kebuthuan prestasi yang tinggi cenderung akan bertahan. Hal ini
didorong dengan kepercayaan bahwa mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya
dengan tepat dan baik serta mampu mengerjakan pekerjaan yang serupa dengan
hasil yang lebih baik di masa depan. Namun, ketahanan ini tetap tergantung pada
kemungkinan mereka untuk meraih sukses.
Namun, dalam Tinherniyani (tanpa tahun) menyatakan ada 3 ciri umum
orandividu ng yang memiliki kebutuhan akan prestasi tinggi menurut McClelland,
yaitu :
1. memiliki kecondongan untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan
moderat
2. menyukai pekerjaan yang hasil pekerjaanya muncul dari upaya-upaya mereka
sendiri dan bukan dari faktor lain seperti keburuntungan.
3. menginginkan umpan balik terkait keberhasilan dan kegagalan mereka
dibandingkan dengan individu yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang
rendah.
Menurut McClelland, Atikson, Clark, dan Coveil (dalam Schultz dan Schultz, 2008)
penelitian McClelland bersama asosiasinya meminta sekelompok mahasiswa laki-laki
untuk menuliskan cerita singkat dari gambar Thematic Apperception Test TAT. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa cerita yang dibuat oleh mahasiswa yang
memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi berisikan cerita tentang kondisi
pencapaian-pencapaian yang tinggi berisi banyak rujukan yang bisa digunakan untuk
mencapai standar yang memuaskan, keinginan untuk mendapatkan, dan bertindak
dengan baik. Contoh dari penjelasan di atas adalah pada gambar seorang laki-laki
dengan buku terbuka di atas meja yang berada di depannya. Partisipan penelitian yang
memiliki kebutuhan akan prestasi tinggi akan membuat cerita singkat terkait dengan
bekerja keras, sesuatu yang luar biasa, dan melakukan sesuatu yang hebat. Sedangkan
cerita yang dibuat oleh mahasiswa dengan kebutuhan akan prestasi yang rendah
berhubungan dengan melamun, berfikir, dan mengingat kejadian masa lalu. Analisis
yang berikutnya mengkonfirmasi vallidiras dari TAT ssebagai cara untuk mengukur
kebutahan akan prestasi. Selanjutnya, menurut McClelland dan Piedmont (dalam

Schultz dan Schultz, 2008) mayoritas dari pemilik kebutuhan akan prestasi yang
tinggi adalah kalangan menengah hingga atas. Pemuda yang memiliki kebutuhan akan
prestasi yang tinggi kemungkinan lebih besar untuk hadir di kampus, mendapatkan
nilai yang lebih tinggi, dan tergabung dalam komunitas dan kegiatan kampus. Selain
itu, pemuda yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi besar kemungkinan
melakukan kecurangan (menyontek) saat ujian di beberapa situasi, memiliki interaksi
yang lebih baik dengan orang lain, dan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik.
Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi tidak selalu tampil lebih
baik. Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi hanya akan tampil dengan
lebih baik ketika mereka ditantang untuk unggul. McClelland, Koestner, dan
Weinberg (dalam Schultz dan Schultz, 2008) mengatakan bahwa berdasaran
penemuan tersebut McClelland membuat prediksi bahwa Individu dengan kebutuhan
akan prestasi yang tinggi akan mencari kehidupan dan karir yang memungkinkan
mereka untuk memuaskan kebutuhannya. Individu dengan kebutuhan akan prestasi
yang tinggi akan membuat standar pribadi dan bekerja keras untuk mendapatkan hal
tersebut.
Reuman, Alwin, dan Verrof (dalam Schultz dan Schultz, 2008) mengatakan
bahwa individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi cenderung lebih sering
memiliki pekerjaan berstatus tinggi. Hal ini dikarenakan Individu dengan kebutuhan
akan prestasi yang tinggi bekerja lebih kerar dan memiliki ekspektasi untuk sukses.
Individu dengan kebutuhan akan prestasi yang tinggi lebih memilih pekerjaan yang
memiliki tanggung jawab pribadi yang kesuksesannya bergantung pada usahanya,
bukan yang bergantung pada usaha orang lain atau faktor diluar kendali mereka.

Dalam Schultz dan Schultz (2008) dijelaskan bahwa faktor budaya dapat
mempengaruhi kebutuhan akan prestasi seseorang. Penilitian perbandingan lintas
budaya pada 372 siswa dan mahasiswa (laki-laki dan perempuan) yang tinggal di
Hongkong. Sebagian dari partisipan penelitian ini berasal dari Inggris dan sebagain
yang lain adalah asli China. Siswa yang berasal dari Inggris fokus pada prestasi
individu dalam situasi yang kempetitif. Siswa yang merupakan orang China asli lebih
berfokus pada kebutuhan akan afiliasi dibandingkan dengan kebutuhan akan prestasi
pribadi.

Kebutuhan akan prestasi juga dipengaruhi oleh pola pengasuhan orang tua.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perilaku orang tua cenderung lebih
menanmpakan atau membuat kebutuhan akan prestasi pada anak laki-laki. Penelitian
lain membuktikan bahwa tekanan daro orang tua yang diberikan pada dua tahun
pertama kehiduapan anak mengarah pada tingkat yang lebih tinggi pada kebutuhan
akan prestasi pada masa dewasa. McClelland dan Franz (dalam Schultz dan Schultz,
2008) menyatakan bahwa McClelland membuat kesimpulan dari penelitian tersebut.
Kesimpulan tersebut adalah perilaku orang tua pada dua tahun pertama kehidupan
anak adalah masa yang penting untuk pembentukan tingkatan yang tinggi pada
kebutuhan akan presatasi pada masa dewasa.

Selain dipengaruhi oleh budaya dan pola asuh orang tua, tingkat kebutuhan
akan prestasi individu dipengaruhi pada masa kanak-kanak. Dalam Schultz dan
Schultz (2008) menyatakan bahwa ada kemungkinan bahwa hal itu dapat ditingkatkan
atau ditekan, menguat atau justru melemah, dengan harapan pengasuh di tempat
penitipan anak atau guru di sekolah.

Faktor lainnya adalah gender. Penelitian terahadap anak-anak dan remaja


menunjukkan bahwa sebagain anak perempuan dan wanita muda yang beranjak
dewasa mengalami konflik antara kebutuhan untuk melakukan yang terbaik dan
mendapatkan peringkat terbaik dengan kebutuhan untuk tampil feminin, empati, dan
peduli. Para partisipan penelitian takut untuk mendapatkan peringkat yang terlalu
tinggi akan membuat diri mereka menjadi tidak populer, khususnya dengan laki-laki.
1. mengkhawatirkan perasaan orang lain yang terluka karena kemenangan
2. khawatir dianggap pamer apabila mengekspresikan kebanggaan atas
prestasi
3. khawatir berekasi negatif terhadap situasi yang tidak berhasil
4. memperhatikan penampilan fisik dan standar kecantikan
5. khawatir dianggap terlalu agresif di dalam kelas

Elliot, Church, dan Sheldon (dalam Schultz dan Schultz, 2008) menyatakan
bahwa penelitian menganjurkan bahwa untuk memuaskan kebutuhan akan prestasi
dengan berjuang untuk sukses daripada menghidari kegagalan adalah suatu yang
sangat penting untuk kesejahteraan seseorang. Puca dan Schmalt (dalam Schultz dan
Schultz, 2008) menyatakan bahwa ebuah penelitian pada 93 mahasiswa universitas
Jerman ditemukan bahwa mahasiswa yang termotivasi untuk sukses tampil jauh lebih
baik dan pantang menyerah dalam tugas terkait dibandingkan dengan mahasiswa
dengan motivasi untuk menghindari kegagalan.
Zubriggen dan Sturman (dalam Schultz dan Schultz, 2008) menyatakan bahwa
penelitian lain menunjukkan bahwa mengingat peristiwa pada masa sebelumnya
dikaitkan dengan keragaman emosi positf termasuk terkejut, kebahagian, dan
kegembiraan.
Parron dan Harackiwieez (dalam Schultz dan Schultz, 2008) menyatakan
bahwa penelitian menganjurkan dua tipe tujuan dalam motivasi berprestasi, yaitu
mastery dan performance atau dua cara dalam memuaskan kebutuhan akan prestasi.
Mastery meliputi mengembangkan kompetensi melalui perolehan pengetahuan dan
kemampuan untuk memuaskan diri sendiri. Tujuan performance melibatkan
memperoleh kompetensi dengan tujuan untuk tampil lebih baik dibandingkan dengan
orang lain.

Daftar Pustaka :
Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2005). Theories of personality. (8th ed.). Belmont,
CA: Cengage Learning/Wadsworth.
Tinherniyani. (tanpa tahun). Teori Motivasi. Diunduh dari
http://tinherniyani.trigunadharma.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/CHAPTER10-Teori-Motivasi.pdf pada 31 Mei 2014.
Tanpa nama. (tanpa tahun). Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24273/4/Chapter%20II.pdf pada 1
Juni 2014.

Tanpa nama. (tanpa tahun). Toeri Motivasi. Diunduh dari


web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_4k.docx pada 31 Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai