Oleh:
Ariska PurwaningTyas
(13630046)
Zakiyatul fikriyah
(13630053)
Amalia Muharramah
(13630081)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERIMAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmatnya, kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah dengan tema Pengertian Akhlak
Secara Epistemologi dan Terminologi serta kaitannya dengan Etika, Moral,
Kesusilaan atau Kesopanan.
Makalah ini berisi tentang pengertian akhlak ditinjau dari segi
epistemologi dan terminologi, serta kaitannya akhlak dengan etika, moral,
kesopanan atau kesusilaan.Dengan bahasa yang singkat, padat, dan
mudah dimengerti didasarkan pada sumber yang relevan. Makalah ini
kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan
latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang
menjelaskan pengertian dan kaitannya. Penutup yang berisi tentang
kesimpulan yang menjelaskan secara singkat isi dari makalah kami.
Makalah ini juga kami lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan
sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan
kami terima dengan senang hati. Akhir kata semoga keberadaan makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang
membaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
kesadaran
serta
pendirian
Akhlak,
etika
moral
dan
keterkaitan
akhlak
dengan
etika,
moral,
keterkaitan
akhlak
dengan
etika,
moral,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akhlak secara Etimologi dan Terminologi
Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa, yukhliqu,
ikhlaqan, jamanya khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah), adat
kebiasaan (aladat), budi pekerti, tingkah laku atau tabiat (ath-thabiah),
perbedaan yang baik (al-maruah), dan agama (ad-din). Berakar dari kata
khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta),
makhluk ( yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).1
Kesamaan akar kata di atas mengisyarakatkan bahwa dalam akhlak
tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak (khaliq)
dengan perilaku (makhluk). Atau dengan kata lain tata perilaku seseorang
terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak
yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada
kehendak (khaliq). Dari pengertian etimologi tersebut, akhlak bukan saja
merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan
antar sesama manusia tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara
manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta.
mudah
dan
sopan
tanpa
memerlukan
pemikiran
dan
pengetahuan
agama
islam
yang
berguna
untuk
memberikan
yaitu
suatu
dorongan
jiwa
yang
tidak
Artinya :
Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk
Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku
diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku
amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang bisa
memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan
dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang
buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]
Hadist tersebut menjelaskan betapa pentingnya akhlak mulia itu,
terutama untuk umat islam saat ini. Akhlak mulia merupakan cermin
seorang muslim, mencerminkan kesucian hati dan fikirannya, sedangkan
akhlak buruk mencerminkaan seseorang yang telah gelap hatinya
sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang baik dan buruk baginya
karena keburukan itu telah mendarah daging dalam dirinya.
Beberapa ciri-ciri khusus dari akhlak yaitu:
secara
terus
setelah
mengemukakan
mendapat
ayat-ayat
dorongan
dan
dari
hadist-hadist
seorang
tentang
dai
(yang
keutamaan
laku
itu
seperti
hubungan
antara
yang
menunjukkan
dan
yang
ditunjukkan.6
Jika tingkah laku manusia itu baik serta terpuji, akhlaknya terpuji,
sedangkan jika tingkah lakunya buruk maka serta tercela maka akhlaknya
pun tercela. Inipun terjadi bila tak ada faktor luar yang mempengaruhi
tingkah laku itu, kemudian menyebabkan tidak mengarakan akhlak secara
benar. Contohnya orang yang bersedekah karena ingin dilihat orang-orang
disampingnya.
Rasulullah juga pernah bersabda Manusia yang paling banyak
dimasukkan ke dalam surga adalah manusia yang bertaqwa kepada Allah
SWT dan akhlak yang baik. Akhlak itu merupakan suatu keadaan dalam
diri, maksudnya ia merupakan suatu sifat dimilki aspek jiwa manusia,
sebagaimana tindakan merupakan suatu sifat bagi aspek tubuh manusia.
2.2
Kesusilaan dan
Kesopanan
Di samping istilah akhlak juga dikenal istilah etika, moral dan
kesusilaan atau kesopanan. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai
baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Akhlak itu ada yang bersifat
tabrat / alami, maksudnya bersifat fitrah sebagai pembawaan sejak lahir,
misalnya sabar, penyayang, malu, sebagaimana di dalam hadist Abdil Qais
disebutkan
bahwa
Nabi
Muhammad
SAW
berkata
kepadaku
sesungguhnya pada diri kamu ada dua tabiat yang di sukai Allah, Aku
berkata Apa yang dua itu ya Rasulullah?, rasulullah SAW menjawab
Sabar dan malu.
Kata etika berasal dari yunani yaitu ethos yang berarti adat
kebiasaan. Tetapi didalam kamus bahasa indonesia, etika diartikan sebagai
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak(moral). Etika berbicara
tentang kebiasaan (perbuatan) tetapi bukan menurut arti tata adat. Oleh
karena itu, etika landasannya adalah sifat dasar manusia. Tetapi etika
menurut filsafat yaitu menyelidiki mana yang baik, dan mana yang buruk
menurut perbuatan manusia.7
Adapun etika secara istilah telah dikemukakan oleh para ahli salah
satunya yaitu Ki Hajar Dewantara menurutnya etika adalah ilmu yang
mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia
semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang
merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang
merupakan perbuatan.8
Etika merupakan sinonim dari akhlak. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani yakni ethos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan yang
dimaksud kebiasaan adalah kegiatan yang selalu dilakukan berulang-ulang
sehingga mudah untuk dilakukan seperti merokok yang menjadi kebiasaan
bagi pecandu rokok. Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut
sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk
dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat
diketahui oleh akal pikiran.
Etika
membahas
tentang
tingkah
laku
manusia.
Ada
orang
bersumber dari hadist dan al Quran. Para ahli dapat segera mengetahui
bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut. Pertama,
dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas
perbutaan
yang
dilakukan
oleh
manusia.
Kedua,
dilihat
dari
segi
sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran dan filsafat. Sebagai hasil
pemikiran maka etika tidak bersifat mutla, absolut dan tidak pula
universal. Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai
penilai, penentu dan penetap terhadap suatu perbuatan tersebut akan
dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, terhina dsb. Keempat, dilihat dari segi
sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-rubah sesuai tuntutan
zaman.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan
yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Dengan kata
lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal
manusia.
Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi etika deskritif dan
etika
normatif.
Etika
deskritif
hanya
melukiskan,
menggambarkan,
dikaitkan
dengan
kondisi
tertentu
memungkinkan
manusia
dapat
moral
secara
lokal.
Moral
menyatakan
ukuran,
etika
menjelaskan ukuran itu. Etika lebih bersifat berasal dari nalar atau akal
kita, sedangkan moral lebih dalam adat istiadat.
Namun demikian, dalam beberapa hal antara etika dan moral
memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk
menentukan nilai perbutan manusia baik atau buruk menggunakan tolak
ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalam pembicaran moral tolak
ukur yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang
dan berlangsung di masyarakat. Istilah moral senantiasa mengaku kepada
baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Inti pembicaraan
tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai dari
baik buruknya perbutaannya selaku manusia. Norma moral dijadikan
sebagai tolak ukur untuk menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan
manusia, baik buruknya sebagai manusia.
Adapun moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah
tradisi yang berlaku disuatu masyarakat. Seseorang dianggap bermoral
11Ibid, hlm. 92-93
buruk
yang
digunakannya.
Standar
baik
dan
buruk
akhlak
menyalahi moral. Sehingga moral suatu daerah dengan daerah lain tidak
bisa disama artikan.
Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki
perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika untuk menentukan
nilai perbuatan manusia baik atau buruk tolak ukur yang digunakan atau
sumbernya adalah akal pikiran atau rasio (filsafat), sedangkan dalam
pembicaraan moral tolak ukur yanng digunakan adalah norma-norma yang
tumbuh dan berkembang dan berlangsung dimasyarakat. 12 Mengenai
istilah akhlak, etika dan moral dapat dilihat perbedaannya dari objeknya,
dimana akhlak menitikberatkan perbuatan terhadap Tuhan dan sesama
manusia, sedangkan etika dan moral hanya menitikberatkan perbuatan
terhadap sesama manusia saja. Maka istilah akhlak sifatnya teosentris,
meskipun akhlak itu ada yang tertuju kepada manusia dan makhlukmakhluk lain, namun tujuan utamanya karena Allah swt. Tetapi istilah etika
dan moral semata-mata sasaran dan tujuannya untuk manusia saja.
Karena itu, istilah tersebut bersifat antroposentris (kemanusiaan saja).
Istilah Etika dan ilmu Aklak adalah sama pengertianya sebagai suatu
ilmu yang dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk melakukan
perbuatan yang baik. Sedangkan istilah moral, kesusilaan, kesopanan, dan
akhlaq sama pengertianya sebagai suatu norma untuk menyatakan
perbuatan manusia. Jadi istilah ini bukan suatu ilmu tetapi merupakan
suatu perbuatan manusia.
Istilah etika dan ilmu akhlaq dinyatakan sama bila ditinjau dari
fungsinya. Tetapi bila ditinjau dari segi sumber pokoknya maka tentu
keduanya berbeda. Dimana etika bersumber dari filsafat yunani, tetapi
ilmu akhlak sumber pokoknya adalah al-quran dan hadits dan sumber
pengembangannya adalah filsafat.
Istilah akhlaq dengan moral, kesusilaan dan kesopanan,dapat dilihat
perbedaanya
bila
menitikberatkan
dipandang
perbuatan
dari
terhadap
objeknya
tuhan
dan
di
mana
sesama
akhlaq
manusia,
teosentris meskipun akhlaq itu ada yang tertuju kepada manusia dan
makluk-makluk lain,namun tujua utamanya hanya karena Allah swt
semata. Tetapi kesusilaan dan kesopanan semata-mata sasaran dan
tujuanya
untuk
manusia
saja
karena
itu
istilah
tersebut
bersifat
yakni
dengan
cara-cara
yang
nampak
seperti
keilmuan,
hal- hal buruk lainnya akan terjadi karena tidak adanya hal yang mengatur
untuk melarang itu semua.
Pada
dasarnya
akhlak
adalah
aktualisasi
ajaran
Islam
secara
tujuan
global
diatas,
maka
kita
dapat
Nb : tanda blok merah pada teks adalah hasil revisi saat diskusi bersama
dalam kelas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara substansial etika, moral, akhlak dan kesusilaan memang
sama
yakni
ajaran
tentang
kebaikan
dan
keburukan,
menyangkut
dan
pemikiran.
Sedangkan
etika
adalah
ilmu
yang
DAFTAR PUSTAKA
Asmaran. 1992. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Rajawali Pers.
Jauhari, Muhammad Rabbi. 2006. Keistimewaan Akhlak Islam. Bandung :
Pustaka Setia.
Mahjuddin. 2009. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Kalam Mulia.
Nata, Abuddin. 2009. Akhlak Tasawuf. Jakarta :Rajawali Pers.
Tiswarni . 2009. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Bina Pratama.
Yunahar. 1999. Kuliah Akhlak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Zahruddin. 2001. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Kalam Mulia.