PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah organisasi kerja atau perusahaan memerlukan sejumlah sumber daya
manusia dalam usaha mewujudkan eksistensinya, yang terarah pada pencapaian
tujuannya yaitu berupa keuntungan dalam berbisnis. Sumber daya manusia
tersebut berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan yang menjadi tugas pokok
organisasi atau perusahaan.
Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang harus ada dan relatif
lebih penting bagi organisasi, karena hampir seluruh kegiatan operasional
organisasi dilakukan oleh manusia. Pencapaian tujuan organisasi sangat
bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Langkah awal dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan handal, perlu adanya suatu
perencanaan dalam menentukan karyawan yang akan mengisi pekerjaan yang ada
dalam perusahaan yang bersangkutan.
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, organisasi
harus merancang sistem pengadaan karyawan yang tepat. Oleh karena itu proses
rekrutmen dan seleksi sangatlah diperlukan untuk mendapatkan tenaga kerja yang
sesuai dengan yang diharapkan suatu organisasi atau perusahaan. Selain itu
rekrutmen juga tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perencanaan sumber
daya manusia sebagai kegiatan manajemen SDM. Dari perencanaan SDM dapat
diketahui pekerjaan yang diperlukan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Sehingga selanjutnya adalah ketetapan melakukan kegiatan rekrutmen dan seleksi.
Setelah proses seleksi selesai dilakukan, organisasi perlu menempatkan para calon
karyawan yang telah diterima pada jabatan-jabatan yang dibutuhkan organisasi
dan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, sehingga para calon
karyawan tersebut dapat bekerja dengan maksimal.
Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak pada ketepatan dalam
penempatan karyawan, baik penempatan karyawan baru maupun karyawan lama
pada possisi jabatan baru. Proses penempatan merupakan suatu proses yang
membantu
organisasi
dalam
mendapatkan,
mengembangkan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rekruitmen
Rekruitmen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah
perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan
sampai mendapatkan calon karyawan yang diinginkan sesuai dengan jabatan atau
lowongan yang ada. Bila suatu organisasi atau perusahaan akhirnya memutuskan
untuk melakukan rekruitmen tersedia dua pilihan sumber rekruitmen yakni dalam
organisasi itu sendiri atau dari luar organisasi.
2.1.1 Alasan Dasar Rekruitmen
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Suatu perusahaan cenderung akan lebih mudah mencari dan merekrut the
best people, jika perusahaan itu memiliki reputasi bagus, sehingga best
graduates akan berlomba-lomba bekerja didalamnya. Jika akan dilakukan
perekrutan dari luar, biasanya digunakan kurve rekrutmen, atau
berapa jumlah orang yang harus melamar untuk bisa mengisi
sejumlah
posisi
tertentu.
meningkatnya
motivasi
kerja
dalam
proses
rekrutmen-internal.
Promosi jabatan, yaitu pemindahan pegawai dari satu jabatan ke tingkat jabatan
Demosi jabatan, adalah penurunan jabatan pegawai dari satu jabatan ke tingkat
jabatan yang lebih rendah atas dasar kondite dan prestasi kerjanya atau akibat
terjadinya penyederhanaan struktur organisasi.
Penerapan metode ini harus ekstra hati-hati karena memiliki kelemahan berikut
ini:
manfaat.
b. Sumber dari Luar Perusahaan
Sumber eksternal adalah memberdayakan tenaga dari luar ke dalam
organisasi.
Semua cara yang dilakukan terhadap orang yang belum bekerja untuk suatu
organisasi tertentu dalam kaitan melamar pekerjaan mengacu pada rekrutmen-luar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: kebutuhan eksternal, yaitu menentukan
kebutuhan-kebutuhan yang mendasari pertimbangan memasukkan orang luar ke
dalam organisasi. Analisis pasar tenaga kerja, berhubungan dengan ketepatan
keakhlian dan pengetahuan pekerja yang dibutuhkan. Sikap-sikap dalam
komunitas, mengenali karakteistik pegawai dari suatu lingkungan tertentu yang
dapat mendukung atau menghambat proses pemenuhan kebutuhan.
Para psikolog industri dan organisasi dapat membantu sebuah perusahaan
dalam memilih strategi rekrutmen berdasarkan pengetahuan terhadap situasi
tertentu, tetapi penerapan yang lebih umum dari ketrampilan mereka terletak
dalam cara meningkatkan efektivitas proses rekrutmen-internal maupun
rekrutmen-eksternal. Peranan analisis jabatan sangat penting dalam rekrutmen
eksternal, karena menyangkut jumlah pengeluaran yang harus dilakukan untuk
memperoleh hasil rekrutmen yang terbaik bagi perusahaan.
Sumber-sumber dari eksternal misalnya:
Jangkauan sasaran sangat luas yang mencakup segmen pasar yang sangat
beragam,
seperti
pelamar
dari
kalangan
perguruan
tinggi,
Depnaker
Perusahaan
dapat
memanfaatkan
calon
pegawai
yang
mendapat
rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja. Dalam hal ini merupakan kewajiban
Agen Swasta
Berbeda dengan penyalur tenaga kerja yang umum, pelamar kerja tidak
dikenakan biaya sejak skrining awal sampai diterima oleh perusahaan/agen swasta
atau institusi lainnya. Bahkan dalam kasus tertentu perusahaan yang menyediakan
lowongan kerja memberi fee kepada agen pencari kerja swasta tersebut. Tentunya
disini pencari kerja mempunyai hak untuk menyatakan keberatan atas pembayaran
yang dikenakan kepadanya. Pada situasi seperti ini, pencari kerja mencari
alternatif lain yang bayarannya lebih murah.
Seperti layaknya perusahaan, agen swasta secara aktif mencari dan bahkan
memperoleh informasi tentang lowongan kerja dari perusahaan tertentu. Dapat
juga dengan menggunakan iklan informasi yang relevan yang dicari/diterima
berupa jenis pekerjaan, uraian pekerjaan, persyaratan pendidikan, keahlian dan
pelatihan yang diisyaratkan, pengalaman kerja sejenis, dan besaran gaji yang
disediakan.
sebagai sumber penarikan pegawai. Melalui lamaran kerja yang sudah masuk,
perusahaan dapat langsung menyeleksi lamaran yang memenuhi kebutuhan untuk
mengisi formasi yang ada di perusahaan.
2.1.5 Prinsip-prinsip Rekruitmen
a. Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan
Untuk mendapatkan mutu yang sesuai. Untuk itu sebelumnya perlu dibuat:
analisis pekerjaan, deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan.
b. Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang tersedia
Untuk mendapatkan hal tersebut perlu dilakukan: peramalan kebutuhan
tenaga kerja dan analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja (work force
c.
d.
e.
f.
analysis).
Biaya yang diperlukan diminimalkan
Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan
Fleksibilitas
Pertimbangan-pertimbanga hukum.
jabatan
dan
berapa
jumlah
tenaga
yang
diperlukan.
10
11
Pada saat sudah menjadi pegawai maka yang bersangkutan masih perlu
dibantu agar ia dapat bekerja secara optimal dan bertahan untuk waktu yang lama.
Pegawai yang bersangkutan harus dimonitor dan dinilai kinerjanya secara teratur,
serta diberikan pelatihan dan pengembangan. Pada tahap ini petugas rekruitmen
perlu mengkaji ulang cara-cara yang dipakai dalam merekrut dan menyeleksi
pegawai, hal ini sangat penting demi mencegah masalah-masalah yang mungkin
timbul setelah pegawai diterima bekerja.
2.1.7 Kendala-kendala dalam rekruitmen:
a. Faktor organisasional, antara lain kebijaksanaan mengutamakan promosi dan tour
of duty dari dalam organisasi itu sendiri, sehingga tidak perlu mencari tenaga kerja
baru dari luar organisasi.
b. Kebiasaan mencari tenaga kerja
c. Kondisi lingkungan eksternal, antara lain tingkat pengangguran, persaingan
organisasi, langka tidaknya keahlian pegawai yang dicari, peraturan-peraturan
perundangan di bidang ketenagakerjaan, norma-norma etika, tuntunan tugas yang
kelak akan dikerjakan para pekerja baru.
beberapa
hal,
antara
lain:
12
13
14
yang paling cocok atau yang paling memenuhi syarat untuk jabatan dan ditetapkan
sebagai karyawan dalam suatu perusahaan.
Tugas seleksi ialah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih
seseorang atau sejumlah orang (sesuai dengan jumlah yang diperlukan) yang
paling memenuhi persyaratan pekerjaan yang ditetapkan semula. Seleksi
karyawan merupakan sarana bagi perusahaan untuk memperoleh tenaga kerja
yang berkompetensi tinggi, berkualitas, dan berkomitmen tinggi kepada
perusahaan.
Proses seleksi adalah pusat keberhasilan manajemen sumber daya manusia
dan perusahaan, karena kegagalan dalam proses seleksi berarti kegagalan suatu
organisasi untuk mencapai tujuannya. Proses seleksi adalah langkah-langkah yang
harus dilalui oleh para pelamar sampai akhirnya memperleh keputusan ia diterima
atau ditolak sebagai karyawan baru. Proses seleksi tersebut biasanya meliputi:
evaluasi persyaratan, testing, wawancara, dan ujian fisik.
Di dalam proses seleksi dikenal dua sistem atau filosofi yakni sistem gugur
(succesive hurdles) dan sistem kompensasi (compensatory approach). Pada sistem
yang pertama seorang peserta mengikuti tahap seleksi satu demi satu secara
berjenjang. Jika tidak lulus pada satu tahap maka satu peserta dinyatakan gugur
dan tidak dapat mengikuti tahap seleksi berikutnya. Pada sistem kompensasi
peserta mengikuti seluruh tahap seleksi atau seluruh tes yang diberikan. Kelulusan
peserta ditentukan dengan mengevaluasi nilai atau hasil dari seluruh tahap atau tes
itu. Nilai tinggi pada satu tahap atau tes dapat mengkompensasi nilai rendah pada
tahap atau tes yang lain.
2.2.1 Jenis-jenis Seleksi
a. Seleksi Administrasi, yaitu seleksi berupa surat-surat yang dimiliki pelamar,
sesuai persyaratan atau tidak. Surat-surat yang dimaksud contohnya ijazah,
daftar riwayat hidup, domisili/keberadaan status yang bersangkutan, surat
lamaran, sertifikat, keahlian, pas foto, pengalaman kerja, copy identitas diri,
surat keterangan sehat, akte kelahiran, dan lain-lain.
b. Seleksi Secara Tertulis, meliputi tes kecerdasan, tes kepribadian, tes bakat,
tes minat, tes prestasi
c. Seleksi tidak tertulis, meliputi wawancara, praktek, kesehatan/medis.
15
Mengakhiri wawancara
Penilaian : menggambarkan komentar pewawancara tentang penampilan
pelamar, minat yang terungkap, latar belakang, harapan, perkiraan
d.
e.
f.
g.
h.
16
17
d. Adanya rasa bangga dalam diri setiap individu yang berhasil melalui seleksi yang
rumit ini dengan baik, karena mereka memiliki faktor-faktor yang sangat
diperlukan oleh perusahaan di dalam dirinya. Hal ini mengakibatkan karyawan
tersebut akan senantiasa meningkatkan profesionalismenya dalam menjalankan
pekerjaan.
Seleksi dengan metode Person-Organization Fit memiliki langkah-langkah
yang sedikit berbeda dengan metode seleksi tradisional. Perusahaan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan, apabila langkah-langkah tersebut dapat
dilaksanakan secara keseluruhan. Adapun langkah-langkah seleksi dengan metode
Person-Organization Fit tersebut adalah:
a. Memperhitungkan Lingkungan Kerja Secara Keseluruhan.
Langkah pertama dalam seleksi dengan metode Person-Organization Fit
adalah memperhitungkan lingkungan kerja secara keseluruhan, dimana pada
bagian ini manajer atau perusahaan perlu melakukan :
karyawan yang akan dipekerjakan dalam perusahaannya. Oleh karena itu, terdapat
beberapa faktor yang perlu diperhitungkan, yaitu:
18
Sifat-sifat personal: Sifat-sifat atau karakter dari seorang calon pelamar kerja
seperti kejujuran, keterbukaan, komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan dan
perusahaan, serta tingginya stabilitas emosi, juga turut diperhitungkan oleh
perusahaan, sehingga calon karyawan dapat menjadi seseorang pegawai yang
efektif.
c. Membuat Jalur Penerimaan yang Memungkinkan Perusahaan dan Individu
Saling Menilai Kecocokan Masing-Masing.
Perusahaan mengambil berbagai langkah nyata untuk mencapai kecocokan
19
Tes kepribadian: Tes yang mengukur mental calon karyawan yang meliputi
sifat-sifat atau karakter, tingkat emosi, serta berbagai unsur kepribadian lain
yang diperlukan oleh perusahaan.
Pengembangan orientasi perseorangan melalui desain organisasi: Aktivitasaktivitas kelompok seperti pengambilan keputusan, dan upaya penyelesaian
20
21
b. Keterampilan
Kecakapan, kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai
bidang tertentu, untuk melakukan suatu pekerjaan yang harus di peroleh dalam
praktek. Keterampilan kerja ini dapat di kelompokan menjadi 3 kategori yaitu:
Keterampilan mental, seperti menganalisis data, membuat keputusan dll.
Keterampilan fisik, seperti membetulkan listrik, mekanik, dll.
Keterampilan social, seperti mempengaruhi orang lain, menawarkan barang
atau jasa dll.
c. Kualifikasi
Keahlian yang diperlukan untuk menduduki suatu jabatan tertentu.
Persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan
satu jabatan dengan baik dan kompeten.
d. Pendidikan
Prestasi akademis yang perlu dipertimbangkan tidak terbatas pada jenjang
terakhir pendidikan tetapi termasuk jenjang pendidikan yang pernah dialaminya.
Tenaga kerja yang memiliki prestasi akademis tinggi harus ditempatkan pada
tugas dan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Latar belakang
pendidikan pun harus menjadi pertimbangan dalam menempatkan karyawan.
e. Usia
Faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu dipertimbangkan dalam
penempatan tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia perlu
dilakukan untuk menghindari rendahnya produktivitas yang dihasilkan oleh
karyawan yang bersangkutan.
f. Pengalaman Kerja
Pengalaman
bekerja
pada
pekerjaan
sejenis
perlu
mendapatkan
c. Demosi
Demosi terjadi jika seorang karyawan dipindahkan dari suatu jabatan ke
jabatan lain yang pembayaran, tanggung jawab, tingkat jabatannya lebih rendah.
Demosi umumnya mempunayi efek positif yang sangat kecil bagi individu
ataupun bagi perusahaan. Umumnya demosi banyak berkaitan dengan masalah
disiplin kerja.
Seorang karyawan di demosi, karena kinerjanya sangat rendah atau tingkat
absensinya terlalu banyak. Satu akibat dari demosi adalah demotivated. Kadang
kala demosi digunakan sebagai suatu cara halus untuk memecat pegawai, dengan
harapan pegawai tersebut mau mengundurkan diri.
d. Job-Posting Programs
Job-posting programs memberikan informasi kepada pegawai tentang
pembukaan lowongan kerja dan persyaratannya. Pengumuman tentang lowongan
kerja tersebut mengundang para pegawai yang memenuhi syarat untuk melamar.
Biasanya di umumkan melalui bulletin atau surat kabar perusahaan baik surat
kabar biasa maupun elektronik. Kualifikasi dan ketentuan lain biasanya di ambil
dari informasi analisis pekerjaan, melalui pencalonan diri ataupun dengan
rekomendasi supervisor, karyawan yang tertarik dapat mengajukan permohonan
kepada departemen SDM.
Tujuan program job posting ini adalah untuk memberikan dorongan bagi
karyawan yang mencari promosi dan transfer serta membantu departemen SDM
dalam
mengisi
jabatan
internal.
Dengan
demikian
job
posting
dapat
24
b.
c.
a.
b.
25
b. Prinsip demokrasi
Prinsip ini menunjukan adanya saling menghormati, saling menghargai, dan
saling mengisi dalam melakasanakan pekerjaan.
c. Prinsip the right man on the right place
Prinsip ini penting di laksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang
dalam setiap organisasi yang berarti bahwa penempatan setiap orang dalam
organisasi yang berarti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu
didasarkan pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang di
miliki oleh orang yang bersangkutan.
d. Prinsip equal pay for equal work
Pemberian balas jasa terhadap karyawan baru didasarkan atas hasil prestasi
kerja yang di dapat oleh pegawai yang bersangkutan.
e. Prinsip kesatuan arah.
Prinsip ini di terapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan yang
bekerja agar dapat melaksanakan tugas-tugas, di butuhkan kesatuan arah, kesatuan
pelaksanaan tugas sejalan dengan program dan rencana yang di gariskan.
f. Prinsip kesatuan tujuan.
Prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah artinya arah yang
dilaksanakan karyawan harus di fokuskan pada tujuan yang di capai.
g. Prisip kesatuan komando.
Karyawan yang bekerja selalu di pengaruhi adanya komando yang di
berikan sehingga setiap karyawan hanya mempunyai satu orang atasan.
h. Prinsip efisiensi dan produktifitas kerja.
Prinsip ini merupakan kunci ke arah tujuan perusahaan karena efisiensi dan
produktifitas kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
26
Efektivitas
penempatan
harus
mampu
meminimalisir
kemungkinan
seleksi.
Ketika
penempatan
ditetapkan,
karyawan
baru
harus
27
d. Henry Simamora
Rekrutmen (Recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat
pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang
28
29
30
oleh
kondisi
lingkungan,
karakteristik
pekerjaan
dan
Berikut ini adalah beberapa solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan
problem yang dihadapi ULI :
a. Membangun komitmen karyawan.
b. Menyempurnakan proses rekruitment.
c. Membuat perencanaan dan peramalan pekerjaan dengan lebih baik.
d. Mendesain ulang pekerjaan.
31
32
33
karyawan
internal,
mempunyai
ada
informasi
kemungkinan
lebih
mengenai
ketidakpuasan
keadilan
terhadap
gaji
34
tidak secara rutin mendapat tawaran kerja yang tidak diminta dari perusahaan lain.
Dengan demikian keinginan untuk keluar mungkin berakar dalam ketidakpuasan
kerja daripada ketersediaan pekerjaan yang lebih menguntungkan di tempat
lainnya.
Terdapat dua pertimbangan kunci dalam sistem kompenasi yang efektif.
Pertama, sistem kompensasi harus tanggap terhadap situasi. Sistem harus sesuai
dengan lingkungan dan mempertimbangkan tujuan-tujuan sumber daya dan
struktur organisasi. Kedua, sistem kompensasi harus memotivasi karyawan.
Sistem sebaiknya memuaskan kebutuhan mereka, memastikan perlakuan adil
terhadap karyawan, dan memberikan imbalan terhadap kinerja.
f. Menyempurnakan sistem informasi SDM
Landasan keputusan-keputusan SDM yang sehat adalah informasi SDM
yang baik. Informasi SDM patut disediakan bagi manajer SDM dan manajermanajer lini dalam cara sedemikian rupa sehingga memfasilitasi pengambilan
keputusan. Konsep ini disebut sistem dukungan keputusan (Decision Support
System).
Sistem dukungan keputusan menempatkan informasi untuk pengambilan
keputusan secara harfiah di ujung jari pengambil keputusan. Dengan
menggunakan komputer pribadi manajer SDM dan manajer lini dapat mengakses
semua informasi yang dibutuhkan untuk keputusan-keputusan perekrutan,
promosi, penggajian dan pengembangan. Sistem Informasi SDM harus dirancang
untuk menyediakan informasi yang tepat waktu, akurat, ringkas, relevan dan
lengkap.
2.5.2 PT Astra Internasional Tbk.
Astra 1st (dibaca: Astra First) adalah program pemberian bantuan
pendidikan dan pengembangan diri yang meliputi soft and technical competencies
selama satu tahun dari PT Astra International Tbk, yang sudah dijalankan sejak
2011. Tujuannya, agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan hard-skill dan
35
Astra.
Pengenalan bisnis dan nilai-nilai Astra.
Peningkatan kepemimpinan berbasis servant leadership.
36
Seleksi administrasi
General Aptitude Test (GAT)
Tes akademis dan Bahasa inggris
Tes psikologi dan Diskusi kelompok
Wawancara
Tes kesehatan
Pelamar / peserta seleksi penerimaan yang lulus / memenuhi syarat dalam proses
seleksi, akan di panggil untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan
prajabatan (Diklat Prajab). Selama mengikuti Diklat Prajab status peserta adalah
siswa Diklat Prajab dan Diklat Prajab dilaksanakan selama + 12 bulan meliputi :
37
1.
2.
3.
4.
Pembinaan kedisiplinan
Pengenalan perusahan
Pembidangan
On The Job Training (OJT)
Bagi siswa yang lulus Diklat Prajab akan diangkat sebagai pegawai PT. PLN
(Persero) dan ditempatkan pada posisi jabatan diseluruh unit dan wilayah kerja
PT. PLN (Persero) di luar Jawa dan Bali.
38
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Rekruitmen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah
perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan
sampai mendapatkan calon karyawan yang diinginkan sesuai dengan jabatan atau
lowongan yang ada. seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang
dilakukan setelah proses rekruitmen selesai dilaksanakan, yang berarti telah
terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk kemudian diidentifikasi
dan dipilih mana yang paling cocok atau yang paling memenuhi syarat untuk
jabatan dan ditetapkan sebagai karyawan dalam suatu perusahaan. Penempatan
merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat.
Setiap organisasi dalam mencari dan memilih calon-calon karyawan,
tentunya akan berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan yang terbaik dan
yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi. Untuk mendapatkan calon-calon
karyawan yang berkualitas tentunya organisasi harus melakukan proses
rekruitmen dan seleksi yang baik.
Organisasi melakukan rekruitmen dan seleksi untuk mencari dan memilih
calon karyawan yang akan diterima atau ditolak oleh organisasi. Dengan proses
seleksi tersebut diharapkan organisasi akan mendapat calon-calon karyawan yang
benar-benar sesuai dengan jabatan yang dibutuhkan oleh organisasi. Dalam hal ini
karyawan yang terpilih akan merasa puas apabila mereka ditempatkan pada
jabatan yang sesuai denan kemampuan mereka masingmasing.
Penempatan karyawan yang sesuai pada posisi yang tepat bukan saja
menjadi keinginan organisasi tetapi juga menjadi keinginan karyawan. Dengan
demikian karyawan yang bersangkutan dapat mengetahui ruang lingkup pekerjaan
yang dibebankan kepadanya, sehingga karyawan akan merasa termotivasi dan
39
DAFTAR PUSTAKA
-. Seleksi. http://kbbi.web.id. Diakses 3 April 2014.
-. 2011. Pengertian Rekrutmen dan Seleksi. http://stiebanten.blogspot.com.
Diakses 3 April 2014.
40
41