Pada Kegiatan Belajar sebelumnya kita telah mempelajari berbagai perilaku fluida
statik atau fluida yang diam, meliputi tekanan hidrostatik, hukum Pascal, hukum
Archimedes
serta fenomena kapilaritas. Anda yang memiliki hobi berkebun mungkin tidak asing
dengan
kegiatan menyiram tanaman. Mungkin Anda pernah memperhatikan bagaimana perilaku
pancaran air yang keluar dari selang. Bagaimana pula perbedaan kekuatan pancara air
ketika
lubang selang kita tutup setengahnya. Pada Kegiatan Belajar ini kita akan membahas
beberapa perilaku fluida yang sedang bergerak, atau fluida dinamik. Fluida dinamik
merupakan salah satu kajian mengenai fluida yang bergerak.
X
I
Fluida ideal
Sebelumnya kita telah membicarakan fluida yang diam atau fluida statik. Kini kita
akan melanjutkan pembahasan kita mengenai fluida, yaitu fluida yang bergerak atau
fluida
dinamik. Aliran fluida dinamik dapat kita bedakan menjadi dua jenis, yaitu aliran yang
bersifat tunak atau laminar (steady) dan aliran turbulen (turbulent). Aliran tunak
merupakan
salah satu jenis aliran dimana masing-masing partikel fluida mengalir secara teratur dan
tidak
saling memotong, atau dengan kata lain laju masing-masing partikel dalam aliran tunak
cenderung konstan. Berbeda halnya dengan aliran turbulen, dimana alirannya tidak
teratur
dengan laju partikel yang beragam. Meninjau aliran yang turbulen sangatlah sulit,
sehingga
dalam pembahasan ini hanya dibatasi pada aliran yang sifatnya tunak, atau yang akan kita
sebut fluida ideal. Sedikitnya ada empat sifat-sifat yang dimiliki fluida ideal, diantaranya:
1. Fluida bersifat non viskos. Pada fluida yang sifatnya non viskos, gesekan internal
antar partikel fluida diabaikan, sehingga kita menganggap tidak ada gaya gesekan
pada aliran yang sifatnya non viskos.
2. Aliran fluida bersifat tunak. Pada fluida yang sifatnya tunak, kecepatan masingmasing partikel fluida pada setiap titik cenderung konstan.
3. Fluida bersifat inkompresibel. Fluida yang bersifat inkompresibel dianggap memiliki
kerapatan yang cenderung konstan.
4. Aliran fluida bersifat irrotasional. Partikel fluida ideal dianggap tidak berotasi (tidak
memiliki momentum sudut). Aliran partikel fluida yang bersifat tunak biasanya
dinamakan aliran streamline.
Sebelum kita belajar tentang persamaan kontinuitas, perhatikan pertanyaan ini di rumah
punya kran air kan ? coba kamu buka kran air perlahan-lahan sambil memperhatikan
laju air yang keluar dari mulut kran. Setelah kran tidak bisa diputar lagi, sumbat sebagian
mulut kran dengan tanganmu. Sekarang bandingkan, manakah laju aliran air yang lebih
besar. Ketika sebagian mulut kran disumbat atau tidak disumbat ? Kemudian jika ada
selang air untuk menyiram bunga, coba alirkan air melalui selang tersebut. Jika sebagian
mulut selang dengan tangan atau jarimu. Semakin banyak bagian mulut selang yang
ditutup, semakin deras air menyembur keluar (laju aliran air
makin besar). Sebaliknya, jika mulut slang tidak ditutup,
aliran air menjadi seperti semula (kurang deras). Mengapa
bisa demikian ? Agar dapat lebih memahami peristiwa di
atas maka kita akan bahas pada materi Persamaan
Kontinuitas .
Gambar 2. Menyiram bunga
Debit
Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menggunakan istilah Debit. Debit itu
menyatakan volume suatu fluida yang mengalir melalui penampang tertentu dalam selang
waktu tertentu. Secara matematis, bisa dinyatakan sebagai berikut :
Untuk lebih jelasnya, kita gunakan contoh, misalnya fluida mengalir melalui sebuah pipa.
Pipa biasanya berbentuk silinder dan memiliki luas penampang tertentu. Pipa tersebut
juga mempunyai
panjang (Lihat
gambar di bawah).
Gambar 3. Pipa
Ketika fluida mengalir dalam pipa tersebut sejauh L, misalnya, maka volume fluida yang
ada dalam pipa adalah
Dimana : V = volume fluida, A = luas penampang dan L = panjang pipa
Karena selama mengalir dalam pipa sepanjang (L) , fluida menempuh selang waktu
tertentu (t) , maka kita bisa mengatakan bahwa besarnya debit fluida :
Karena
, maka
L1
Demikian juga, massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang
A2 (diameter pipa yang kecil) selama selang waktu tertentu adalah :
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka :
Catatan : massa jenis fluida dan selang waktu sama sehingga dilenyapkan.
Jadi, pada fluida tak-termampatkan, berlaku persamaan kontinuitas :
Di mana :
A1 = luas penampang 1
A2 = luas penampang 2
v1 = laju aliran fluida pada penampang 1
v2 = laju aliran fluida pada penampang 2
Persamaan diatas menunjukkan bahwa laju aliran volume atau debit selalu sama pada
setiap titik sepanjang pipa/tabung aliran. Ketika penampang pipa mengecil, maka laju
aliran fluida meningkat, sebaliknya ketika penampang pipa menjadi besar, laju aliran
fluida menjadi kecil.
Pada bagian pengantar diatas sudah dibahas tentang kran air ketika sebagian mulut kran
kita sumbat, aliran air menjadi lebih deras dibandingkan ketika sebagian mulut kran tidak
kita tutup. Hal itu disebabkan karena luas penampang kran menjadi kecil ketika sebagian
mulut kran kita tutup, sehingga laju aliran air bertambah (fluida mengalir deras).
Demikian juga pada kasus selang. Namun perlu diketahui bahwa debit atau laju aliran
volume selalu sama pada setiap tempat sepanjang aliran air, baik ketika sebagian mulut
kran kita tutup maupun tidak. Jadi yang berubah adalah laju aliran fluida tersebut.
Lalu bagaimana dengan kasus aliran sungai pada gambar disamping? Kenapa aliran air di
kedua sungai berbeda?
Gambar 5. Aliran
sungai
Untuk kasus fluida yang termampatkan, massa jenis fluida tidak selalu sama. Dengan
kata lain, massa jenis fluida berubah ketika dimampatkan. Jika pada fluida Taktermampatkan massa jenis fluida tersebut kita hilangkan dari persamaan, maka pada
kasus ini massa jenis fluida tetap disertakan. Dengan menggunakan persamaan yang telah
diturunkan sebelumnya, mari kita turunkan persamaan untuk fluida termampatkan.
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka :
Persamaan diatas adalah persamaan untuk kasus fluida termampatkan. Bedanya hanya
terletak pada massa jenis fluida. Apabila fluida termampatkan, maka massa jenisnya
berubah. Sebaliknya, apabila fluida tak termampatkan, massa jenisnya selalu sama.
Bernoulli yang terkenal ahli matematika. Hanya saja, Daniel Bernoulli memiliki minat
Gambar 6. Daniel Bernoulli
yang sangat besar mengembangkan aplikasi konsep matematika di bidang mekanika
fluida sehingga lahirlah hukum Bernoulli.
Sebagai seorang ahli di bidang matematika, pada awalnya Daniel Bernoulli kerap dipaksa
oleh sang ayah untuk mempelajari bidang lain, seperti bidang bisnis dan kedokteran,
dengan anggapan bahwa profesi seorang ahli matematika tidak terlalu mendatangkan
kemakmuran pribadi.
Akan tetapi, minat Daniel yang sangat besar terhadap bidang matematika, tidak bisa
membendungnya untuk meninggalkan bidang tersebut. Ia tetap mempelajari matematika
di sela-sela pendidikan bisnis dan kedokteran yang ditekuninya, hingga akhirnya ia
berkonsentrasi pada pembahasan aplikasi matematika dalam bidang fisika mengenai
aliran zat cair dan gas (mekanika fluida).Ia pernah menerbitkan buku berisi hasil
karyanya tersebut yang diberi judul Hydrodinamica. Daniel Benoulli adalah
matematikawan termuda dari keluarga Bernoulli. Dalam kertas kerjanya itu, Bernoulli
menunjukkan bahwa begitu kecepatan aliran fluida meningkat maka tekanannya justru
menurun.
Bagaimanakah definisi asas Bernoulli ?
Asas Bernoulli adalah tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil
daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah .
Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan
sebaliknya makin kecil kecepatan fluida dalam suatu pipa maka semakin besar
tekanannya.
Hukum Bernoulli
Bagaimanakah definisi hukum Bernoulli ?
Fluida mengalir pada pipa dari ujung
1 ke ujung 2
Kecepatan pada ujung 1 = v1 , ujung 2
= v2
Ujung 1 berada pada ketinggian h1 ,
ujung 2 = h2
Tekanan pada ujung 1 = P1 , ujung 2 =
P2.
Hukum Bernoulli untuk fluida yang
mengalir pada suatu tempat maka
jumlah usaha, energi kinetik, energi
potensial fluida persatuan volume
fluida tersebut mempunyai nilai yang
Gambar 7. Hukum Bernoulli
tetap pada setiap titik. Jadi jumlah dari tekanan, energi kinetik persatuan volume, dan
energi potensial persatuan volume mempunyai nilai yang sama pada setiap titik
sepanjang suatu garis arus.
Pada pembahasan mengenai Persamaan Kontinuitas, kita sudah belajar bahwa laju aliran
fluida juga dapat berubah-ubah tergantung luas penampang tabung alir. Berdasarkan
prinsip Bernoulli yang dijelaskan di atas, tekanan fluida juga bisa berubah-ubah
tergantung laju aliran fluida tersebut. Selain itu, dalam pembahasan mengenai Tekanan
Pada Fluida (Fluida Statis), kita juga belajar bahwa tekanan fluida juga bisa berubahubah tergantung pada ketinggian fluida tersebut. Nah, hubungan penting antara tekanan,
laju aliran dan ketinggian aliran bisa kita peroleh dalam persamaan Bernoulli. Persamaan
bernoulli ini sangat penting karena bisa digunakan untuk menganalisis penerbangan
pesawat, pembangkit listrik tenaga air, sistem perpipaan, dan lainnya.
Agar persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara umum, maka kita
anggap fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas penampang yang tidak sama dan
ketinggiannya juga berbeda (lihat gambar di bawah). Untuk menurunkan persamaan
Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi pada fluida dalam daerah tabung alir
(ingat kembali pembahasan mengenai usaha dan energi). Selanjutnya, kita akan
memperhitungkan banyaknya fluida dan usaha yang dilakukan untuk memindahkan
fluida tersebut.
Pada
penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang dilakukan pada fluida adalah :
W1 = p2 A2 L2
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang diberikan berlawanan dengan arah gerak.
Jadi fluida melakukan usaha di sebelah kanan penampang 2.
Di samping itu, gaya gravitasi juga melakukan usaha pada fluida. Pada kasus di atas,
sejumlah massa fluida dipindahkan dari penampang 1 sejauh L 1 ke penampang 2 sejauh
L2, di mana volume fluida pada penampang 1 (A1L1) = volume fluida pada penampang 2
(A2L2). Usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah :
W3 = mg (h2 h1)
W3 = mgh2 + mgh1
W3 = mgh1 mgh2
Tanda negatif disebabkan karena fluida mengalir ke atas, berlawanan dengan arah gaya
gravitasi. Dengan demikian, usaha total yang dilakukan pada fluida sesuai dengan
gambar di atas adalah :
W = W1 + W2 + W3
W = P1A1L1 P2A2L2 + mgh1 mgh2
Teorema usaha-energi menyatakan bahwa usaha total yang dilakukan pada suatu sistem
sama dengan perubahan energi kinetiknya. Dengan demikian, kita bisa menggantikan
Usaha (W) dengan perubahan energi kinetik (EK2 EK1). Persamaan di atas bisa kita
tulis lagi menjadi :
W = P1A1L1 P2A2L2 + mgh1 mgh2
EK2 - EK1 = P1A1L1 P2A2L2 + mgh1 mgh2
mv 22 mv12 = P1A1L1 P2A2L2 + mgh1 mgh2
Ingat bahwa massa fluida yang mengalir sejauh L1 pada penampang A1 = massa fluida
yang mengalir sejauh L2 (penampang A2). Sejumlah massa fluida itu, sebut saja m,
mempunyai volume sebesar A1L1 dan A2L2, di mana A1L1 = A2L2 (L2 lebih panjang dari
L1).
Ini adalah persamaan Bernoulli. Persamaan om Bernoulli ini kita turunkan berdasarkan
prinsip usaha-energi, sehingga merupakan suatu bentuk Hukum Kekekalan Energi
Keterangan :
Ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan Bernoulli di atas bisa mengacu pada dua titik di
mana saja sepanjang tabung aliran sehingga kita bisa menulis kembali persamaan di atas
menjadi :
Persamaan ini menyatakan
bahwa jumlah total
antara besaran-besaran dalam persamaan mempunyai nilai yang sama sepanjang tabung
alir.
1. Teorema Torricelli
Evangelista Torricelli
Lahir : 1608
Meninggal : 1647
Di Italia, Ia adalah murid dari Galileo. Tahun
1644, ia menerbitkan karyanya yang pertama
yaitu menentukan cycloida sama dengan 3
kali luas lingkaran yang menggelinding itu.
dengan bukti metode kecil tak berhingga,
atau sering disebut dengan infinitesimal.
Gambar 9. Evangelista Torricelli
Kebanyakan penemuan Torricelli adalah di
bidang fisika. Khususnya mengenai barometer. Torricelli juga mengemukakan
teori-teori tentang percepatan dan gravitasi, gerakan cairan dan proyektif.
Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan kecepatan zat cair yang
keluar pada dinding
tabung.
Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa laju aliran air pada lubang yang
berjarak h dari permukaan wadah sama dengan laju aliran air yang jatuh bebas
sejauh h (bandingkan Gerak jatuh Bebas).
dengan
Y = H h, v0y = 0, dan ay = g
maka Anda peroleh persamaan untuk menghitung waktu yang diperlukan air dari
titik B ke titik D sebagai berikut.
2. Efek
Venturi
Selain
teorema Torricelli,
persamaan Bernoulli juga bisa diterapkan pada kasus khusus lain yakni ketika
fluida mengalir dalam bagian pipa yang ketinggiannya hampir sama (perbedaan
ketinggian kecil). Untuk memahami penjelasan ini, amati gambar di bawah.
Pada gambar di atas tampak bahwa ketinggian pipa, baik bagian pipa yang
penampangnya besar maupun bagian pipa yang penampangnya kecil, hampir
sama sehingga diangap ketinggian alias h sama. Jika diterapkan pada kasus ini,
maka persamaan Bernoulli berubah menjadi :
Ketika fluida melewati bagian pipa yang penampangnya kecil (A 2), maka laju
fluida bertambah (ingat persamaan kontinuitas). Menurut prinsip Bernoulli, jika
kelajuan fluida bertambah, maka tekanan fluida tersebut menjadi kecil. Jadi
tekanan fluida di bagian pipa yang sempit lebih kecil tetapi laju aliran fluida
lebih besar.
Ini dikenal dengan julukan efek Venturi dan menujukkan secara kuantitatif bahwa
jika laju aliran fluida tinggi, maka tekanan fluida menjadi kecil. Demikian pula
sebaliknya, jika laju aliran fluida rendah maka tekanan fluida menjadi besar.
3. Venturimeter
Penerapan menarik dari efek venturi adalah Venturi Meter. Alat ini dipakai untuk
mengukur laju aliran fluida, misalnya menghitung laju aliran air atau minyak
yang mengalir melalui pipa. Terdapat 2 jenis venturi meter, yakni venturi meter
tanpa manometer dan venturi meter yang menggunakan manometer yang berisi
cairan lain, seperti air raksa. Prinsip kerjanya sama saja.
a. Venturimeter Tanpa Manometer
Gambar di bawah menunjukkan sebuah venturi meter yang digunakan untuk
mengukur laju aliran zat cair dalam pipa.
Jadi tekanan zat cair pada penampang besar lebih besar dari tekanan zat cair
pada penampang kecil (P1 > P2). Sebaliknya v2 > v1.
Sekarang kita
oprek
persamaan yang digunakan untuk menentukan laju aliran zat cair pada pipa
di atas. Kita gunakan persamaan efek venturi yang telah diturunkan
sebelumnya.
Ingat ya, kita hendak mencari laju aliran zat cair di penampang besar (v 1).
Kita gantikan v2 pada persamaan 1 dengan v2 pada persamaan 2.
Jika perbedaan massa jenis fluida sangat kecil, maka kita bisa menggunakan
persamaan ini untuk menentukan perbedaan tekanan pada ketinggian yang
berbeda (kalau bingung, baca kembali pembahasan mengenai Tekanan
Dalam Fluida Fluida Statis). Dengan demikian, persamaan a bisa kita
oprek menjadi :
nya
sama
enyapkan rho dari persamaan
Persamaan ini kita gunakan untuk menentukan laju zat cair yang mengalir
dalam pipa.
b. Venturimeter Dengan Manometer
Pada prinsipnya venturimeter dengan manometer hampir sama dengan
venturimeter tanpa manometer. Hanya saja dalam venturimeter ni ada tabung
U yang berisi raksa. Perhatikan Gambar 7.25! Berdasarkan penurunan rumus
yang sama pada venturimeter tanpa anometer, diperoleh kelajuan aliran
fluida v1 adalah sebagai berikut.
Gambar 13.
Venturimeter Tanpa Manometer
4. Tabung
Pitot
Kalau
venturi meter
digunakan untuk mengukur laju aliran zat cair, maka tabung pitot digunakan
untuk mengukur laju aliran gas / udara. Perhatikan gambar di bawah ini. Lubang
pada titik 1
sejajar dengan
aliran
udara. Posisi
kedua
lubang ini dibuat
cukup jauh
dari ujung tabung
pitot,
sehingga laju dan
tekanan
udara di luar
lubang
sama seperti laju
dan
tekanan udara
yang
mengalir bebas.
Dalam hal ini, v1 = laju aliran udara yang mengalir bebas (ini yang akan kita
ukur), dan tekanan pada kaki kiri manometer (pipa bagian kiri) = tekanan udara
yang mengalir bebas (P1).
Gambar 14. Tabung Pitot
Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan aliran udara.
Karenanya, laju aliran udara yang lewat di lubang ini (bagian tengah) berkurang
dan udara berhenti ketika tiba di titik 2. Dalam hal ini, v 2 = 0. Tekanan pada kaki
kanan manometer sama dengan tekanan udara di titik 2 (P2).
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar)
sehingga bisa diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan
prinsip efek venturi. Mirip seperti si venturi meter, bedanya si tabung petot ini
dipakai untuk mengukur laju gas alias udara. Karenanya, kita tetap menggunakan
persamaan efek venturi. Sekarang kita oprek persamaannya :
Perbedaan tekanan
(P2 P1) =
tekanan hidrostatis zat cair dalam manometer (warna hitam dalam manometer
adalah zat cair, air raksa misalnya). Secara matematis bisa ditulis sebagai
berikut :
Persamaan ini digunakan untuk menghitung laju aliran gas alias udara
menggunakan tabung pitot.
5. Alat Penyemprot
Pernah pakai parfum-kah ? Prinsip kerja penyemprot parfum dkk juga
menggunakan prinsip Bernoulli. Perhatikan gambar di bawah. Ini cuma
gambaran umum saja, bagaimanapun setiap pabrik punya rancangan yang
berbeda.
Gambar 16.
Penyemprot nyamuk
Apabila pengisap
ditekan, udara keluar
dengan cepat melalui lubang sempit pada ujung pompa. Berdasarkan hukum
Bernoulli, pada tempat yang kecepatannya besar, tekanannya akan mengecil.
Akibatnya, tekanan udara pada bagian atas penampung lebih kecil daripada
tekanan udara pada permukaan cairan dalam penampung. Karena perbedaan
tekanan ini cairan akan bergerak naik dan tersembur keluar dalam bentuk kabut
bersama semburan udara pada ujung pompa.
6. Pipet
Kamu pernah minum es teh atau sirup menggunakan pipet alias penyedot-kah ?
cairan apapun yang kita minum bisa masuk ke dalam mulut bukan karena kita
nyedot. Prinsip om bernoulli berlaku juga untuk kasus ini ketika kita mengisap
alias menyedot air menggunakan pipet, sebenarnya kita membuat udara dalam
pipet bergerak lebih cepat. Dalam hal ini, udara dalam pipet yang nempel ke
mulut kita mempunyai laju lebih tinggi. Akibatnya, tekanan udara dalam bagian
pipet itu menjadi lebih kecil. Nah, udara dalam bagian pipet yang dekat dengan
minuman mempunyai laju yang lebih kecil. Karena lajunya kecil, maka
tekanannya lebih besar. Perbedaan tekanan udara ini yang membuat air atau
minuman yang kita minum mengalir masuk ke dalam mulut kita. Dalam hal ini,
cairan itu bergerak dari bagian pipet yang tekanan udara-nya tinggi menuju
bagian pipet yang tekanan udara-nya rendah.
7. Cerobong Asap
Pernah lihat cerobong asap ? yang tinggal di kota, seperti surabaya, semarang,
jakarta pasti pernah lihat cerobong asap pabrik. Mengapa asap bisa bergerak naik
melalui cerobong ?
Pertama, asap hasil pembakaran memiliki suhu tinggi alias panas. Karena suhu
tinggi, maka massa jenis udara tersebut kecil. Udara yang massa jenisnya kecil
mudah terapung alias bergerak ke atas. Alasannya bukan cuma ini. Prinsip
bernoulli juga terlibat dalam persoalan ini.
Kedua, prinsip bernoulli mengatakan bahwa jika laju aliran udara tinggi maka
tekanannya menjadi kecil, sebaliknya jika laju aliran udara rendah, maka
tekanannya besar. Ingat bahwa bagian atas cerobong berada di luar ruangan. Ada
angin yang niup di bagian atas cerobong, sehingga tekanan udara di sekitarnya
lebih kecil. Di dalam ruangan tertutup tidak ada angin yang niup, sehingga
tekanan udara lebih besar. Karenanya asap digiring ke luar lewat cerobong (udara
bergerak dari tempat yang tekanan udaranya tinggi ke tempat yang tekanan
udaranya rendah).
8. Tikus dan Prinsip Bernoulli
Perhatikan gambar di bawah. Ini gambar lubang tikus dalam tanah. Tikus juga
tahu prinsip om bernoulli. Si tikus tidak mau mati karena sesak napas, karenanya
tikus membuat 2 lubang pada ketinggian yang berbeda. Akibat perbedaan
ketinggian permukaan tanah, maka udara berdesak-desakan dengan temannya
(bagian kanan). Mirip seperti air yang mengalir dari pipa yang penampangnya
besar menuju pipa yang penampangnya kecil. Karena berdesak-desakan maka
laju udara meningkat (Tekanan udara menurun).
dari sayap burung. Bentuk sayap burung juga seperti itu (sayap burung
melengkung dan bagian depannya lebih tebal). Pernah lihat burung
belum ? Bedanya, sayap burung bisa dikepakkan, sedangkan sayap pesawat
tidak. Burung bisa terbang karena ia mengepakkan sayapnya, sehingga ada aliran
udara yang melewati kedua sisi sayap. Agar udara bisa mengalir pada kedua sisi
sayap pesawat, maka pesawat harus digerakkan maju. Manusia menggunakan
mesin untuk menggerakan pesawat (mesin baling2 atau mesin jet).
Pesawat
terbang dapat
terangkat ke
atas jika gaya
angkat lebih
besar daripada
berat pesawat.
Jadi, suatu
pesawat dapat terbang atau tidak tergantung dari berat pesawat, kelajuan pesawat,
dan ukuran sayapnya.
Makin besar kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara. Hal ini berarti
gaya angkat sayap pesawat makin besar. Demikian pula, makin besar ukuran
sayap makin besar pula gaya angkatnya. Supaya pesawat dapat terangkat, gaya
angkat harus lebih besar daripada berat pesawat (F1 F2) > m g. Jika pesawat
telah berada pada ketinggian tertentu dan pilot ingin mempertahankan
ketinggiannya (melayang di udara), maka kelajuan pesawat harus diatur
sedemikian rupa sehingga gaya angkat sama dengan berat pesawat (F1 F2) = m
g.
Ketika angin mengalir, disisi lain kapal layar bergerak dengan cepat dan
mendorong dengan kerasdengan demikian layar menerima kekuatan yang
tegak lurus terhadap arah angin di dukung oleh keel kapal yang melakukan gerak
lateral sehingga kapal hanya bisa bergerak maju yang membuat kekuatan kapal
layar lebih besar dari pada kekuatan angin.
Kapal layar dapat bergerak berlawanan dengan arah angin dengan memanfaatkan
hukum Bernoulli. Untuk dapat bergerak ke arah yang diinginkan maka kapal
layar harus mempunyai dua buah layar yang dapat diatur-atur.
Gaya Bernoulli (akibat perbedaan tekanan) mendorong kapal dengan dalam arah
tegak lurus dengan arah angin. Namun, pada saat bersamaan , air laut menarik
sirip kapal dalam arah yang hampir tegak lurus dengan sumbu kapal. Jadi, ada
dua gaya sekaligus yang bekerja pada kapal, yaitu gaya Bernoulli yang bekerja
pada layar dan gaya oleh air pada sirip kapal.
Dua gaya tersebut memiliki arah yang hampir berlawanan dengan arah angin dan
kapal layar bergerak dalam arah yang hampir berlawanan dengan arah datangnya
angin.
LATIHAN SOAL
Sebuah pipa salah satu bagiannya berdiameter 20 cm dan bagian lainnya berdiameter
1.
10 cm. Jika laju aliran air di bagian pipa berdiameter besar adalah 30 cm/s, maka laju
aliran air di bagian pipa berdiameter lebih kecil adalah
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Air mengalir dari pipa A ke
2.
pipa B dan terus ke pipa C.
perbandingan luas penampang
A,
B, dan C adalah 6:5:4, jika
cepat aliran fluida pada pipa C
sama dengan 30 m/s, maka
tentukanlah cepat aliran pada:
a. pipa A
b. pipa B
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Sebuah pipa panjang memiliki penampang berbeda pada empat bagian. Luas
3.
penampang pipa berturut-turut pada bagian 1, bagian 2, bagian 3 adalah 150 cm2,
100 cm2 dan 50 cm2. Laju aliran air pada bagian 1 adalah 8 m/s. Sedangkan pada
bagian 4 adalah 4,8 m/s. Tentukanlah :
4.
5.
6.
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
___________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Pada gambar di bawah hitunglah debit air yang
keluar dari pipa bawah penampang 2 Jika diketahui h1
= 2 m dan h2 = 0,75 m dan luas penampang pipa dua
3 cm2
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
7.
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
8.
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
9.
m/s
10.
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
Pipa venturi meter yang memiliki
luas penampang masing-masing 8
10 m dan 5 10 m digunakan
untuk mengukur kelajuan air. Jika
beda ketinggian air raksa di dalam
kedua manometer adalah 0,2 m dan g
=
10 m/s, tentukanlah kelajuan air
tersebut ( raksa = 13.600 kg/m,
air = 1000 kg/m ).
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
11.
Air mengalir dalam sebuah venturimeter. Luas penampang 1 adalah 100 cm2
dan luas penampang 2 adalah 10 cm2. Jika perbedaan tinggi raksa pada
manometer 3 cm, maka kecepatan air yang masuk (pada penampang 1) adalah
....( raksa = 13600 kg/m3, air = 1000 kg/m3, dan g = 9,8 m/s2)
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
12.
2.
3.
4.
5.
UN Fisika 2015
Balok yang tingginya 40 cm dan massa jenisnya 0,75 gram cm-3 mengapung
di atas zat cair yang massa jenisnya 1,5 gram cm-3, maka tinggi balok yang
muncul di permukaan zat cair adalah....
A. 10 cm
B. 20 cm
C. 40 cm
D. 60 cm
E. 80 cm
UN Fisika 2012 A86 No. 15
Sayap pesawat terbang dirancang agar memiliki gaya ke atas maksimal,
seperti gambar. Jika v adalah kecepatan aliran udara dan P adalah tekanan
udara, maka sesuai azas Bernoulli rancangan tersebut dibuat agar....
A. vA > vB sehingga PA > PB
B. vA > vB sehingga PA < PB
C. vA < vB sehingga PA < PB
D. vA < vB sehingga PA > PB
E. vA > vB sehingga PA = PB
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Sri. Ari Damiri.2009.Fisika Untuk SMA/MA.Jakarta:Pusat Perbukuan,
Depdiknas
Haryadi, Bambang.2009.Fisika Untuk SMA/MA.Jakarta:Pusat Perbukuan,Depdiknas
Sarwono. Sunarroso. Suyatman.2009.Fisika Mudah dan Sederhana.Jakarta:Pusat
Perbukuan, Depdiknas
Siswanto. Sukaryadi.2009.Kompetensi Fisika.Jakarta:Pusat Perbukuan, Depdiknas
www.gurumuda.com
http://amaliandini.wordpress.com/2011/03/08/penerapan-prinsip-bernoulli-pada-kapallayar/
www.fisikastudycenter.com
http://adiwarsito.wordpress.com