Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEUANGAN
DAERAH
PENDAHULUAN
Reformasi Sistem Keuangan Negara
Reformasi di dalam manajemen keuangan negara diawali dengan diberlakukannya UU No. 17/2003 t
entang Keuangan Negara, UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15/2004 te
ntang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Paket UU tersebut setidak
nya mengandung tiga kaidah manajemen keuangan negara, yaitu orientasi pada hasil, profesionalita
s, serta akuntabilitas dan transparansi.
Keuangan negara menurut UU No. 17/2003 adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat din
ilai dengan uang, serta segala sesuatu, baik berupa uang maupun barang, yang dapat dijadikan milik
negara terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Keuangan negara dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Dikelola langsung oleh pemerintah, sebagaimana tercantum dalam APBN/D
2. Dikelola secara terpisah, melibatkan BUMN/D
PENDAHULUAN
APBN dan APBD
APBN/D merupakan inti pengurusan umum dan anggaran negara/daerah. Anggaran negara/daerah
memiliki fungsi, di antaranya:
1. Pedoman bagi pemerintah dalam mengelola negara/daerah selama periode tertentu
2. Alat pengawas kebijakan yang dipilih pemerintah bagi masyarakat
3. Alat pengawas kemampuan pemerintah dalam menjalankan kebijakan bagi masyarakat
APBN/D memiliki beberapa unsur, yaitu:
4. Rencana kegiatan beserta uraiannya secara terperinci
5. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya terkait aktivit
as tersebut
6. Adanya biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan
7. Jenis kegiatan yang dituangkan dalam angka
8. Adanya periodesasi, biasanya satu tahun
PENDAHULUAN
Manajemen Keuangan Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah
Tata usaha umum
(Surat menyurat dan administrasi lainnya)
Tata Usaha
Daerah
Pendekatan
penyusunan
anggaran
Anggaran tradisional/konvensional
Ciri2: 1) cara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatan
incrementalism, 2) struktur dan susunan anggaran bersifat line
item, 3) spesifik, tahunan, dan menggunakan prinsip anggaran
bruto
Implikasi finansial
kebijakan saat ini di
tahun yang akan
datang
MTEF
Efisiensi alokasi
antarwaktu/periode
Standar Biaya
Perhitungan harga
satuan keluaran
Hubungan, UB, PBB, dan MTEF
Belanja pegawai
Belanja barang & jasa
Belanja Modal
B. Pengeluaran pembiayaan :
1.
Pembentukan dana cadangan
2.
Penyertaan modal
3.
Pembayaran utang pokok yang jatuh tempo
4.
Pemberian pinjaman daerah
5.
SiLPA tahun berjalan
Deskripsi kegiatan:
1. KUA merupakan dokumen yang memuat kebij
akan APBD dan asumsi yang mendasarinya u
ntuk periode 1 tahun
2. Rancangan KUA memuat target pencapaian
kinerja yang terukur, proyeksi pendapatan da
erah, alokasi belanja, sumber dan penggunaa
n pembiayaan, serta asumsi yang mendasari
nya
3. PPAS merupakan program prioritas dan pato
kan batas maksimal anggaran untuk SKPD u
ntuk setiap program sebagai acuan penyusun
an RKA-SKPD
4. Pemda dan DPRD membahas rancangan PP
AS secara bersama-sama
Deskripsi kegiatan:
1. Kepala SKPD menyusun RKA-SKPD berdasa
rkan pedoman penyusunan RKA-SKPD
2. RKA-SKPD disusun berdasarkan pendekatan
MTEF, UB, dan berdasarkan prestasi kerja
3. Pendekatan MTEF dilaksanakan dengan men
yusun prakiraan maju dan merupakan implika
si kebutuhan dana untuk tahun berikutnya
4. Pendekatan penganggaran terpadu dilakukan
dengan mengintegrasikan seluruh proses per
encanaan dan penganggaran
5. Pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan
memperhatikan keterkaitan antara pendanaa
n dengan output dan outcome
Deskripsi kegiatan:
1. PPKD menyusun raperda ttg APBD berikut do
kumen pendukung berdasarkan RKA-SKPD y
g telah ditelaah TAPD
2. Dokumen pendukung terdiri atas nota keuang
an dan RAPBD
Deskripsi kegiatan:
1. Kepala daerah menyampaikan raperda ttg AP
BD kepada DPRD disertai penjelasan dan do
kumen pendukungnya untuk dibahas dalam r
angka memperoleh persetujuan bersama
2. Pembahasan menitikberatkan pada kesesuai
an antara KUA serta PPAS dengan program d
an kegiatan yang diusulkan dalam raperda ttg
APBD
Deskripsi kegiatan:
1. Raperda provinsi ttg APBD yang telah disetuj
ui bersama DPRD dan rancangan pergub ttg
penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh g
ubernur, paling lambat 3 (tiga) hari kerja disa
mpaikan kepada Mendagri untuk dievaluasi
2. Raperda kabupaten/kota ttg APBD yang telah
disetujui bersama DPRD dan rancangan perb
up/perwalkot ttg penjabaran APBD sebelum d
itetapkan oleh bupati/walikota, paling lambat
3 (tiga) hari kerja disampaikan kepada gubern
ur untuk dievaluasi
Deskripsi kegiatan:
1. Raperda ttg APBD dan rancangan Perkada tt
g penjabaran APBD yang telah dievaluasi dite
tapkan oleh kepala daerah menjadi Perda ttg
APBD dan perkada ttg penjabaran APBD
2. Penetapan raperda tentang APBD dan perka
da ttg penjabaran APBD dilakukan selambat-l
ambatnya tanggal 31 Desember tahun angga
ran sebelumnya
Penerimaan
pendapatan
daerah
DOKUMEN POKOK
PENGANGGARAN
DAERAH
KUA
PPAS
RAPBD
RKA-SKPD
EVALUASI
PERDA APBD
PENJABARAN
APBD
DPA-SKPD
ANGGARAN
KAS
SPM-LS
SP2D
SPP-UP
SPP-GU
SPP-TU
SPM-UP
SPM-GU
SPM-TU
SP2D
SPD
SPJ
Penyusunan
rancangan
Pengesahan
Deskripsi kegiatan
1. Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyelenggara-ka
n penatausahaan pengeluaran yg mjd tanggung jawabnya
2. Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyampaikan LP
J pengeluaran kepada bendahara pengeluaran, paling lamba
t tanggal 5 bulan berikutnya
3. Bendahara pengeluaran pembantu dpt ditunjuk berdasarkan
pertimbangan tingkatan daerah, besar SKPD, besar jumlah
uang yg dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau r
entang kendali, dan pertimbangan objektif lainnya
4. Dalam proses penatausahaan, buku pengeluaran pembantu
mencatat transaksi-transaksi dalam buku:
a) BKU pengeluaran
b) Buku pajak PPN/PPh
c) Buku pembantu panjar.
Input
Transaksi
- Keuangan
- Kekayaan
- Kewajiban
Process
Proses Akuntansi
- Analisa Transaksi
- Jurnal / Entries
- Posting
Output
Lap. Keuangan
- LRA
- Neraca
- LAK
- CaLK
Relevan
Complete
Comparable
SISTEM AKUNTANSI
Formulasi
Prosedur
Transaksi
Bagan
Akun
Standar
Pengaturan
Kelembagaan
Hardware
Dan
Software
Personil
Terampil
5.
6.
Basis Akuntansi Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual.
Pembukuan Berpasangan Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas persamaan dasar akuntasi yaitu: Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana.
Dana Tunggal, kegiatan akuntansi yang mengacu pada undang-undang APBN sebagai landasan operasional.
Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan
di instansi dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di kantor
pusat instansi maupun di daerah.
Bagan Akun Standar SAPP menggunakan akun standar yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) SAPP mengacu pada Standar Akuntansi
Pe-merintahan dalam melakukan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkap-an terhadap transaksi keuangan entitas pemerintah pusat.
2.
SAPP
SiAP
SAU
SAI
SAKUN
SAK
SABMN
PENGANGGARAN
BAB IV Penyusunan APBD
BAB V Penetapan APBD
(Permendagri 13 tahun 2006)
PELAKSANAAN &
PENATAUSAHAAN
2.
3.
4.
Dasar Hukum
Pasal 10 ayat (1) PMDN 64/2013 Perkada yang mengatur Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dan Perkada
yang mengatur SAPD ditetapkan paling lambat tanggal 31 Mei 2014.
Pendapatan, belanja dan pembiayaan diakui dan dicatat pada saat kas diterima
/dikeluarkan;
Penyajian aset dalam neraca belum Penyajian aset dalam neraca mencerminkan
mencerminkan nilai bersih karena belum nilai
bersih
dengan
memperhitungkan
memperhitungkan penyusutan dan penyisihan penyusutan dan penyisihan piutang;
piutang;
BASIS
KAS
ANGGARAN
LRA
BASIS
AKRUAL
SILPA/SIKPA
Laporan
Perubahan SAL
KEUANGAN
LO
Surplus/
Defisit-LO
Laporan
Perubahan
Ekuitas
Neraca
Pendapatan-LRA
Belanja
Pendapatan-LO
Beban
PP 71/
2010
Permendagri
64/2013
LRA
2
LO
LPE
3
Neraca
**)
C
a
L
K
Konsolidasi
Laporan Pemda
PEMDA
PP
71/201
0
Permen
dagri
64/2013
Kebijakan
Akt &
SAPD
Pendapatan-LO
Beban
Kas & Setara Kas
Piutang
Persediaan
Inv. Jk Panjang
1
LRA
SAL
LO
LPE
C
a
L
K
**)
Neraca
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Kewajiban
Koreksi Kesalahan
Transaksi
Transitoris
***)
LAK *)
Konsolidasi
ReStatement
Laporan Keuangan
Jurnal
Buku Besar
Trial Balance
Penyesuaian
(Posting)
TB as adjusted
1
s/d
9
Jurnal Penyesuaian
10
LO
Neraca
9
12
(Posting)
11
LRA
6
7
Jurnal Penutup LO
(Posting)
14
Neraca
13
Buku Besar LO
dinolkan
RK SKPD
PPKD
Kantor Cabang
Kantor Cabang
Kantor Cabang
SKPD
SKPD
SKPD
RK PPKD
RK PPKD
RK PPKD
1.000.000.000
50.000.000
950.000.000
50.000.000
SIMUL
ASIPERSE
DIAAN
150.000.000
350.000.000
500.000.000
200.000.000
200.000.000
namun
200.000.000
Jurnal angggaran belum dimasukkan dalam LRA karena kasnya belum diterima. Akan
dimasukkan sebagai pendapatan LRA pada tahun 2013 saat pendapatan
tersebut
diterima.
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Semester I
Laporan Realisasi APBD semester I wajib disusun oleh setiap pejabat
penatausahaan keuangan daerah SKPD dan diserahkan kepada Pengguna Anggaran/Kepala SKPD paling lambat 7(tujuh) hari setelah semester pertama dari tahun anggaran berjalan tersebut berakhir. Laporan semester pertama diteruskan oleh kepala SKPD Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), berdasarkan laporan realisasi
semester pertama dari semua SKPD tersebut PPKD menyusun laporan
realisasi APBD semester pertama.
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD
Laporan Tahunan
Laporan tahunan pelaksanaan APBD merupakan gabungan dari lapor-an
realisasi semester pertama dan semester kedua pelaksanaan APBD dan
harus disusun sesuai standar akuntansi pemerintahan. Laporan
tahunan disusun oleh PPKD SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pengguna anggaran/kepala SKPD. Laporan tahunan
SKPD terdiri atas: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan
atas laporan Keuangan.
Laporan tahunan tersebut diserahkan kepada PPKD oleh kepala SKPD
yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan disampaikan kepada kepala
daerah melalui Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan ke-
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD
Laporan Kinerja
Pemerintah Daerah juga wajib menyusun laporan kinerja yang berisi
ringkasan tentang keluaran dari setiap kegiatan dan hasil yang dicapai
dari setiap program sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen
pelaksanaan APBD. Laporan kinerja disampaikan selambat-lambatnya 2
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Kepala Daerah menyusun Raperda tentan pertanggungjaaban pelaksanaan APBD dan Raperda tentang penjabaran pelaksanaan APBD terse- but.
Raperda berisi laporan keuangan daerah meliputi laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan
serta dilampiri laporan kinerja pemerintah daerah yang telah diperiksa oleh
BPK dan ikhtisar laporan keuangan dari Badan Usaha Milik
Daerah/Perusda. Laporan diserahkan oleh kepala daerah kepada DPRD
paling lambat 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir