Anda di halaman 1dari 6

PENCEKIKAN

Definisi
Pencekikan adalah penekanan pada leher dengan tangan atau lengan bawah, yang
menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran
nafas sehingga udara pernafasan tidak dapat lewat. Pencekikan merupakan jenis strangulasi
yang hampir selalu disebabkan oleh pembunuhan.namun dapat juga disebabkan kecelakaan
misalnya pada latihan bela diri, namun jarang sekali hal tersebut terjadi. Pencekikan tidak
mungkin digunakan untuk bunuh diri, sebab cekikan akan lepas begitu orang yang melakukan
bunuh diri itu mulai kehilangan kesadaran. Daftar pustaka (Dahlan S. Ilmu kedokteran
forensik.2007.116-7.)

Gambar manual strangulation


Sebab kematian
Penyebab kematian dari peristiwa pencekikan dengan tangan ialah:
1. Tertutupnya jalan nafas sehingga menyebabkan anoksia
2. Tertutupnya pembuluh balik sehingga menyebabkan anoksia otak.
3. Tertutupnya pembuluh nadi karotis sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah ke otak.
Mekanisme Kematian
1. Asfiksia

Asfiksia adalah kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam
pertukaran udara pernafasan yang normal.
Gejala asfiksia :
a. Fase dyspnea :
-

Frekuensi nadi meningkat

Frekuensi nafas meningkat

Suhu tubuh meningkat

Tanda sianosis

b. Fase konvulsi
c. Fase apneu :
-

Frekuensi nafas meningkat

Kesadaran menurun

Relaksasi sfingter

d. Fase akhir : Nafas berhenti.


2. Refleks vagal
Reflek vagal menyebabkan kematian segera (immediate death), hal ini dikaitkan
dengan terminologi sudden cardiac arrest. Reflek vagal dimungkinkan bila leher
terkena trauma.
Refleks vagal terjadi sebagai akibat rangsangan pada nervus vagus pada corpus
caroticus (carotid body) di percabangan arteri karotis interna dan eksterna yang akan
menimbulkan bradikardi dan hipotensi. Refleks vagal ini jarang terjadi.
Pada pemeriksaan jenazah, Jika mekanisme kematian adalah asfiksia, maka
ditemukan tanda-tanda asfiksia. Tetapi jika mekanisme kematian adalah refleks vagal,
yang menyebabkan jantung tiba-tiba berhenti berdenyut, sehingga tidak ada tekanan
intravaskular untuk dapat menimbulkan perbendungan, tidak ada perdarahan petekie, tidak
ada edema pulmoner dan pada otot-otot leher bagian dalam hampir tidak ditemukan
perdarahan. Diagnosis kematian akibar refleks vagal hanya dapat dibuat pereksklusionam.
(daftar

pustaka

Bagian

kedokteran

forensik

FKUI.

Ilmu

kedokteran

forensik.1997.h.59-60)
Cara Kematian
Terdapat 2 cara kematian pada kasus pencekikan, yaitu pembunuhan dan kecelakaan
yang biasanya mati karena vagal reflex. Selain itu, terdapat 3 cara melakukan pencekikan
(manual strangulasi), yaitu :
a. Menggunakan 1 tangan dan pelaku berdiri di depan korban.

b. Menggunakan 2 tangan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.


c. Menggunakan 1 lengan dan pelaku berdiri di depan atau di belakang korban.
Apabila pelaku berdiri di belakang korban dan menarik korban ke arah pelaku maka ini
disebut mugging.
Gambaran Post Mortem Pencekikan
1. Pemeriksaan Luar
Daftar pustaka: Dolinak D. Forensic pathology. 2005.h.215-217.
Pada manual pencekikan adanya perdarahan sclera, selain itu petekie, perdarahan yang
luas pada sklera dapat dikaitkan dengan tekanan pada leher. Petekie selain pada konjungtiva
dan wajah dapat dilihat petekie di mukosa sinus sphenoid dikasus asfiksia yang terjadi
penekanan pada leher. Petekie juga dapat di identifikasi pada mukosa laring namun seperti
petekie pada sinus sphenoid tidak memberi diagnostik tersendiri namun membantu pada
masukan untuk kasus pencekikan.
Luka lecet yang terjadi pada leher bisa disebabkan karena adanya tangan dari penyerang
atau korban yang berusaha untuk mengambil tangan penyerang dari leher korban.
Tanda-tanda kekerasan pada leher diitemukan dengan distribusi berbeda-beda,
tergantung pada cara mencekik, luka-luka lecet pada kulit, berupa luka lecet kecil, dangkal,
berbentuk bulan sabit akibat penekanan kuku jari.
Luka-luka memar pada kulit, bekas tekanan jari, merupakan petunjuk berharga untuk
menentukan bagaimana posisi tangan pada saat mencekik. Akan menyulitkan bila terdapat
memar subkutan luas, sedangkan pada permukaan kulit hanya tampak memar berbintik.
Pada pemeriksaan jenazah ditemukan perbendungan pada muka dan kepala karena turut
tertekan pembuluh darah vena dan arteri yang superficial, sedangkan arteri vertebralis tidak
terganggu. Pemeriksaan luar dari otopsi kasus pencekikan (manual strangulasi), terdapat 3
hal penting yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Tanda asfiksia
Sianosis
Lebam merah kebiruan gelap
Lebam terbentuk lebih cepat
Distribusi lebam lebih luas
Darah sukar membeku.
b. Tanda kekerasan pada leher

Luka memar pada kulit di leher

Bekas tekanan jari

Bekas kuku

Sidik jari

Tangan yang digunakan

Arah pencekikan

c. Tanda kekerasan pada tempat lain yang dapat menunjukkan bahwa korban melakukan

perlawanan.
2. Pemeriksaan Dalam Jenazah
a. Resapan darah nampak lebih jelas dari pada strangulasi jenis lain, yaitu pada jaringan
ikat dibawah kulit, dibelakang kerongkongan, dasar lidah, dan kelenjar tyroid.
Pencekikan Terdapat
pendarahan pada lidah
akibat pencekikan
Source: Color Atlas of Forensic
Pathology

b. Fraktur, yang paling sering ditemukan pada os hyoid. Fraktur lain pada kartilago
tiroidea, kartilago krikoidea, dan trakea. Patah pada tulang laring mencakup tulang
hyoid, tyroid dan cricoid cartilago sering diidentifikasi pada kasus pencekikan. Pada
umur korban yang berusia sekitar 20 tahun tulang hyoid dan kartilago belum
mengalami kalsifikasi dan cukup fleksibel dan mungkin dapat menahan kompresi
sebelum terjadinya fraktur, dibandingkan dengan meningkatnya usia korban, mungkin
tulang hyoid dan kartilago tyroid mengalami fraktur mrningkat, karena meningkat
kalsifikasi pada tulang kartilago yang meningkatkan kerapuhan struktur. (Daftar
pustaka: Dolinak D. Forensic pathology. 2005.h.215-217.)
c. Memar atau robekan membrane hipotiroidea
d. Tanda Asfiksia :
Darah lebih gelap dan lebih encer
Busa dalam saluran pernafasan
Organ tubuh lebih berat, lebih gelap, pada pengirisan banyak keluar darah

e.

Petekie pada :
mukosa usus halus
epikardium daerah aurikuloventrikular
subpleura viseralis paru terutama pars diafragmatika dan fisura interlobaris
kulit kepala sebelah dalam terutama daerah temporal

f. Edema paru terjadi jika anoksia berlangsung lama. Bila penekanan pada leher terjadi
secara intermiten maka pada mulut dan lubang hidung akan terlihat adanya buih
halus.

Anda mungkin juga menyukai