Panduan Penguatan Pembelajaran Kota Gede 6 Maret 2014
Panduan Penguatan Pembelajaran Kota Gede 6 Maret 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
penyusunan Buku Penguatan Proses Pembelajaran untuk SMP.Panduan ini disusun
sebagai salah satu upaya untuk membantu guru memahami metode-metode dan
pendekatan pembelajaran untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 yang
mencakup pendekatan saintifik, pembelajaran berbasis projek, dan pembelajaran
berbasis masalah yang diperkaya dengan pembelajaran kooperatif dan
pembelajaran dengan pendekatan komunikatif. Pembelajaran-pembelajaran
tersebut merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan belajar
aktif memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Sebagai komponen inovasi dalam kurikulum, banyak di antara guru SMP di
Indonesia yang belum mengetahui dan mengimplementasikan metode-metode dan
pendekatan pembelajaran tersebut dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran di kelas dengan baik. Buku panduan ini disusun dengan maksud
menyajikan informasi utama mengenai metode-metode dan pendekatan tersebut
agar guru memiliki pemahaman yang memadai dan selanjutnya dapat menyajikan
pembelajaran aktif sesuai tuntutan implementasi Kurikulum 2013.
Direktorat Pembinaan SMP menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya atas peran serta berbagai pihak dalam penyelesaian buku panduan ini.
Semoga kontribusi tersebut merupakan ilmu yang bermanfaat yang tiada putus
amalnya.
Penjelasan mengenai masing-masing metode dan pendekatan dalam panduan
ini masih memiliki sejumlah keterbatasan. Sehubungan dengan hal tersebut revisi
akan dilakukan terus menerus. Masukan berbagai pihak, terutama guru, akan
menjadikan penyempurnaan buku ini dapat diupayakan dengan baik.
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Cakupan Isi
1
1
1
BAB II
BAB III
PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Contoh Skenario
36
Contoh Skenario
58
Contoh Skenario
66
Contoh Skenario
77
Contoh Skenario
88
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 diimplementasikan secara bertahap mulai tahun pelajaran
2013/2014. Untuk tingkat SMP, pada tahun pertama Kurikulum 2013
diimplementasikan pada kelas VII di 1437 sekolah yang tersebar di 295
Kabupaten/Kota di seluruh provinsi di Indonesia.
Komponen terpenting implementasi kurikulum adalah pelaksanaan proses
pembelajaran yang diselenggarakan di dalam dan/atau luar kelas untuk
membantu peserta didik mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 65
tahun 2013 tentang Standar Proses menyatakan bahwa proses pembelajaran
menggunakan pendekatan atau metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Di antara pendekatan dan
metode yang dianjurkan dalam Standar Proses tersebut adalah pendekatan
saintifik, inkuiri,pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis
projek pada semua mata pelajaran. Pendekatan/metode lainnya yang dapat
diimplementasikan antara lain pembelajaran kontekstual dan pembelajaran
kooperatif.
Walaupun banyak guru SMP di Indonesia telah mengenal metode-metode
tersebut, pengimplementasian metode-metode tersebut di kelas merupakan
hal yang belum biasa. Untuk mengimplementasikannya, guru memerlukan
panduan operasional yang memberikan gambaran utuh kegiatan-kegiatan
pembelajaran operasional apa saja yang dilaksanakan pada tahap
pendahuluan, inti, dan penutup. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
diterbitkan panduan proses pembelajaran yang secara rinci memberikan
petunjuk
operasional
bagaimana
metode-metode
tersebut
diimplementasikan pada kegiatan belajar mengajar pada tahap pendahuluan,
inti, dan penutup.
B. Tujuan Panduan
Panduan ini pada dasarnya disusun untuk guru, kepala sekolah, dan
pengawas dengan tujuan sebagai berikut.
1. Memberi gambaran umum mengenai tujuan pendidikan jenjang SMP
berdasarkan Kurikulum 2013;
2. Memberi gambaran umum mengenai cakupan isi Kurikulum 2013 untuk
jenjang SMP;
3. Memberi gambaran umum mengenai penilaian pencapaian kompetensi
sebagai hasil proses pembelajaran pada jenjang SMP berdasarkan
Kurikulum 2013; dan
4. Memberi deskripsi rinci mengenai proses pembelajaran pada jenjang SMP
berdasarkan Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik, pembelajaran
berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran
kontekstual, pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran dengan
pendekatan komunikatif.
tiap-tiap
pendekatan/metode
Pengertian
Tujuan pembelajaran
Prinsip-prinsip pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran
Contoh-contoh kegiatan pembelajaran pada tahap pendahuluan, inti, dan
penutup.
BAB II
PEMBELAJARAN DI SMP UNTUK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
A. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri
atas kegiatan mengamati (untuk mengidentifikasi masalah yang ingin
diketahui),
merumuskan
pertanyaan
(dan
merumuskan
hipotesis),
mengumpulkan
data/informasi
dengan
berbagai
teknik,
mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikanhasil yang terdiri dari kesimpulan dan mungkin juga
temuan lain yang di luar rumusan masalah untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap.Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan
kegiatan mencipta.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan
proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,
menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses itu, bantuan
guru diperlukan, tetapi bantuan itu harus semakin berkurang ketika peserta
didik semakin bertambah dewasa atau semakin tinggi kelasnya.
Pendekatan saintifik sangat relevan dengan teori belajar Bruner, Piaget, dan
Vygotsky berikut ini. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan.
Ada empat hal pokok yang berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin
& Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan
pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan
proses kognitif dalam proses penemuan, peserta didik akan memperoleh
sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan
intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknikteknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk
melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan, retensi
ingatan peserta didik akan menguat. Empat hal di atas bersesuaian dengan
proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran dengan pendekatan
saintifik.
Berdasarkan teori Piaget, belajar berkaitan dengan pembentukan dan
perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental
atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual
beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967).
Skema tidak pernah berhenti berubah. Skemata seorang anak akan
berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan
terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi.
Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang
dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus, yang dapat berupa
persepsi, konsep, hukum, prinsip, atau pengalaman baru, ke dalam skema
yang sudah ada di dalam pikirannya. Asimilasi terjadi jika ciri-ciri stimulus
tersebut cocok dengan ciri-ciri skema yang telah ada. Apabila ciri-ciri stimulus
tidak cocok dengan ciri-ciri skema yang telah ada, seseorang akan melakukan
akomodasi.
3
Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang cocok dengan ciriciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga
cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan
adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.
Apabila pada seseorang akomodasi lebih dominan dibandingkan asimilasi, ia
akan memiliki skemata yang banyak tetapi kualitasnya cenderung rendah.
Sebaliknya, apabila asimilasi lebih dominan dibandingkan akomodasi,
seseorang akan memiliki skemata yang tidak banyak, tetapi cenderung
memiliki kualitas yang tinggi. Keseimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi
dan akomodasi diperlukan untuk perkembangan intelek seseorang, menuju ke
tingkat yang lebih tinggi.
Piaget (Carin & Sund, 1975) menyatakan bahwa pembelajaran yang bermakna
tidak akan terjadi kecuali peserta didik dapat beraksi secara mental dalam
bentuk asimilasi dan akomodasi terhadap informasi atau stimulus yang ada di
sekitarnya. Bila hal ini tidak terjadi, guru dan peserta didik hanya akan terlibat
dalam belajar semu (pseudo-learning) dan informasi yang dipelajari
cenderung mudah terlupakan.
Proses kognitif yang dibutuhkan dalam rangka mengonstruk konsep, hukum,
atau prinsip dalam skema seseorang melalui tahapan mengamati,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan yang terjadi dalam
pembelajaran dengan pendekatan saintifik selalu melibatkan proses asimilasi
dan akomodasi. Oleh karena itu, teori belajar Piaget sangat relevan dengan
pendekatan saintifik.
Vygotsky (Nur dan Wikandari, 2000:4) menyatakan bahwa pembelajaran
terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang
belum dipelajari, tetapi tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan
kemampuan, atau tugas itu berada dalam zone of proximal development,
yaitu daerah yang terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini, yang
didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan
orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada teori Vygotsky
menerapkan apa yang disebut dengan scaffolding (perancahan). Perancahan
mengacu kepada bantuan yang diberikan teman sebaya atau orang dewasa
yang lebih kompeten. Artinya, sejumlah besar dukungan diberikan kepada
anak selama tahap-tahap awal pembelajaran, yang kemudian bantuan itu
semakin dikurangi untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengambil tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu
melakukannya sendiri. (Nur, 1998:32).
2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik,
b. Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik,
c. Memperoleh hasil belajar yang tinggi,
d. Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis karya ilmiah, serta
4
Benang
7
1. Mengamati
Guru meminta peserta didik untuk mengamati suatu fenomena. Sebagai
contoh, peserta didik mengamati ekstrak buah belimbing atau tomat secara
nyata atau fenomena yang ditayangkan melalui video. Peserta didik
mengamati dan menyampaikan hasil pengamatannya.
2. Menanya
Peserta didikmerumuskan pertanyaan terkait dengan suatu fenomenon yang
mereka belum ketahui. Sebagai contoh, guru memberi kesempatan kepada
peserta didik menanyakan hal yang belum diketahui dan yang ingin diketahui
lebih lanjut berdasarkan hasil pengamatannya, misalnya mengapa larutan
ekstrak buah belimbing atau tomat memiliki rasa manis dan masam.
Pada tahap ini, peserta didik juga didorong untuk mengajukan jawaban
sementara terhadap pertanyaan yang mereka rumuskan. Sebagai contoh,
peserta didik mengajukan pendapat bahwa rasa manis dan masam pada
larutan ekstrak buah belimbing atau tomat disebabkan oleh adanya zat yang
memiliki rasa manis dan zat yang memiliki rasa asam. Pendapat peserta didik
ini merupakan suatu hipotesis.
3. Mengumpulkan data atau informasi
Peserta didik mengumpulkan data melalui percobaan atau guru memberikan
data mengenai rasa dan sifat keasaman (dengan menggunakan lakmus) yang
terdapat dalam larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat. Misalnya
larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat memiliki rasa manis dan
asam; mengubah lakmus biru menjadi merah dan tidak mengubah lakmus
merah.
4. Menganalisis Data
Peserta didik menganalisis data yang dikumpulkan sendiri atau data yang
diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil analisis data peserta didik menarik
kesimpulan. Sebagai contoh, peserta didik menyimpulkan bahwa ekstrak buah
belimbing atau buah tomat memiliki rasa masam dan manis dan bersifat asam
karena mengubah lakmus biru menjadi merah dan tidak mengubah lakmus
merah.
5. Mengkomunikasikan
Pada langkah ini, peserta didik menyampaikan kesimpulannya secara lisan
dan/atau tertulis, misalnya, melalui presentasi kelompokdan tanya jawab.
Guru meminta peserta didik untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau
hukum yang telah dikonstruk oleh peserta didik. Guru memberi umpan balik,
penguatan, dan/atau pengayaan.
Kegiatan Penutup
1. Guru dapat meminta peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya
mengenai konsep, prinsip, atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku
pelajaran atau sumber informasi lain yang relevan.
2. Guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan
konsep, prinsip, atau teori yang telah dipelajari oleh peserta didik dan
kemudian meminta peserta didik untuk mengaksesnya.
B. Pembelajaran Berbasis Masalah
11
Tahap 3
Penyelidikan individual
maupun kelompok
Tahap 4
Pengembangan dan
penyajian hasil
penyelesaian masalah
Tahap 5
Analisis dan evaluasi
proses penyelesaian
masalah
Deskripsi
Guru menyajikan masalah nyata kepada
peserta didik.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
memahami masalah nyata yang telah disajikan,
yaitu mengidentifikasi apa yang mereka telah
diketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan
apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan
masalah. Peserta didik berbagi peran/tugas
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Guru membimbing peserta didik melakukan
pengumpulan data/informasi (pengetahuan,
konsep, teori) melalui berbagai macam cara
untuk menemukan berbagai alternatif
penyelesaian masalah.
Guru membimbing peserta didik untuk
menentukan penyelesaian masalah yang paling
tepat dari berbagai alternatif pemecahan
masalah yang peserta didik temukan. Peserta
didik menyusun laporan hasil penyelesaian
masalah, misalnya dalam bentuk gagasan,
model, bagan, atau power point slides.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses penyelesaian masalah yang dilakukan.
3.
6.
14
pr
a. Penentuan projek
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik projek bersama guru.
Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan projek yang
akan dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan
tidak menyimpang dari tema.
Pada bagian ini, peserta didik memilih tema/topik untuk menghasilkan
produk (laporan observasi/penyelidikan, rancangan karya seni, atau karya
keterampilan) dengan karakteristik mata pelajaran dengan menekankan
keorisinilan produk. Penentuan produk juga disesuaikan dengan kriteria
tugas, dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan
sumber/bahan/alat yang tersedia.
b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek
Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian projek dari
awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan projek ini
berisi perumusan tujuan dan hasil yang diharapkan, pemilihan aktivitas
untuk penyelesaian projek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat
mendukung penyelesaian tugas projek, dan kerja sama antaranggota
kelompok.
Pada kegiatan ini, peserta didik mengidentifikasi bagian-bagian produk yang
akan dihasilkan dan langkah-langkah serta teknik untuk menyelesaikan
bagian-bagian tersebut sampai dicapai produk akhir.
c. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek
Peserta didik dengan pendampingan guru melakukan penjadwalan semua
kegiatan yang telah dirancangnya.Berapa lama projek itu harus diselesaikan
tahap demi tahap.Peserta didik menyusun tahap-tahap pelaksanaan projek
dengan mempertimbangkan kompleksitas langkah-langkah dan teknik
penyelesaian produk serta waktu yang ditentukan guru.
d. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Langkah ini merupakan pelaksanaan rancangan projek yang telah dibuat.
Peserta didik mencari atau mengumpulkan data/material dan kemudian
mengolahnya untuk menyusun/mewujudkan bagian demi bagian sampai
dihasilkan produk akhir.
Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan projek di antaranya dengan:
a) membaca, b) membuat disain, c) meneliti, d) menginterviu, e) merekam,
f) berkarya, g) mengunjungi objek projek, dan/atau h) akses internet. Guru
bertanggung jawab membimbing dan memonitor aktivitas peserta didik
dalam melakukan tugas projek mulai proses hingga penyelesaian projek.
Pada kegiatan monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam
aktivitas peserta didik dalam menyelesaikan tugas projek.
e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek
Hasil projek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, disain,
karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lan dipresentasikan dan/atau
dipublikasikan kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat
dalam bentuk presentasi, publikasi (dapat dilakukan di majalah dinding atau
internet), dan pameran produk pembelajaran.
f. Evaluasi proses dan hasil projek
Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil tugas projek. Proses refleksi pada tugas projek
dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi,
peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama
menyelesaikan tugas projek yang berkembang dengan diskusi untuk
memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas projek. Pada tahap ini juga
dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dilakukan.
15
ha
5. Contoh-contoh Kegiatan Pembelajaran Berbasis Projek
Proses pembelajaran berbasis projek meliputi tahap-tahap pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup. Langkah-langkah PBP secara keseluruhan berada
dalam tahap kegiatan inti. Dengan demikian tahap kegiatan inti meliputi
kegiatan menemukan tema/topik projek, kegiatan merancang langkah
penyelesaian projek, menyusun jadwal projek,proses penyelesaian projek
dengan difasilitasi dan dimonitor oleh guru, penyusunan laporan dan
presentasi/publikasi hasil projek, dan evaluasi proses dan hasil kegiatan
projek.
D. Pembelajaran Kooperatif
Salah satu pembelajaran yang telah banyak dikembangkan pada saat ini adalah
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini selain untuk melatihkan kemampuan
individu, mengembangkan kompetensi antar kelompok, juga untuk melatihkan
keterampilan sosial. Guru harus menyadari bahwa untuk membangun
keterampilan sosial peserta didik tersebut dapat dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan. Pada bagian ini akan dibahas secara berurutan hal-hal yang
terkait dengan model pembelajaran kooperatif tersebut.
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Beberapa unsur penting yang menjadi prasyarat utama dalam MPK adalah: (a)
pembentukan kelompok-kelompok kecil, (b) saling ketergantungan positif, (c)
akuntabilitas individual, (d) interaksi promotif diantara sesama peserta didik, (e)
keterampilan kolaboratif, dan (f) dinamika kelompok.
Saling ketergantungan positif dicirikan oleh pencapaian satu tujuan peserta didik
yang saling berkaitan dengan peserta didik lainnya. Pencapaian tujuan dicapai
melalui upaya bersama berdasarkan prinsip saya memerlukan kamu dan kamu
memerlukan saya untuk bisa mencapai tujuan. Para peserta didik berbagi peran
dan tugas, satu sama lain saling bergantung, dan keberhasilan seseorang akan
menentukan keberhasilan peserta didik lainnya.
Interaksi promotif diantara sesama peserta didik, yaitu kegiatan kognitif dan
interpersonal peserta didik secara dinamis terjadi karena setiap peserta didik
mendorong belajar peserta didik lainnya. Kegiatan ini, seperti penjelasan
bagaimana memecahkan masalah, mendiskusikannya, dan menghubungkan
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang baru didapat. Ini terjadi
bilamana interaksi promotif sesama peserta didik terbangun dan dijadikan
komitmen untuk meraih tujuan pencapai tujuan bersama.
18
Dinamika kelompok adalah kegiatan yang dilakukan setelah tugas pokok dalam
kelompok dapat diselesaikan. Peserta didik diberi waktu dan diarahkan untuk
menganalisis seberapa baik belajar kooperatif yang dilakukan, serta seberapa
fungsi keterampilan sosisal yang telah dilaksanakan. Dinamika kelompok ini
mendiskusikan
tugas
dan
kerjasama
disertai
analisa
cara-cara
pengembangannya untuk masa depan.
Aktivitas Guru
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin
dicapai dan memotivasi peserta didik.
Guru menyampaikan informasi pada peserta didik
dengan jalan demonstrasi atau menggunakan
bahan bacaan.
Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana
cara membentuk kelompok-kelompok belajar dan
memungkinkan transisi kelompok secara efisien.
19
Langkah -4.
Membimbing kelompok
bekerja
dan belajar
Langkah -5. Evaluasi
Langkah -6.
Memberikan
penghargaan
Untuk menggunakan MPK guru perlu memilih tipe yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan materi yang akan disampaikan. Tipe dan
karakteristik MPK menurut Arends (2012) adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif
Karakteristi
k
Tujuan
kognitif
Tujuan social
Susunan Tim
Pemilihan
topik
pembelajara
n
Tugas Utama
Penilaian
STAD
pengetahuan
akade-mik faktual
kerja
kelompok
dan kerjasama
4 5 anggota tim
heterogen
guru
peserta didik
meng-gunakan
LKS dan
membantu
peserta didik lain
untuk menuntaskan pemahaman bahan ajar
tes mingguan
Tipe MPK
Jigsaw
pengetahuan
akade-mik
konseptual dan
faktual
kerja kelompok dan
kerjasama
5 6 anggota tim
heterogen sebagai
kelompok asal dan
ahli
guru
Group Investigation
pengetahuan akademik konseptual dan
kecakapan inkuiri
kerjasama dalam
kelompok kompleks
5 6 anggota tim
homogen sesuai
masalah/minatnya
guru dan atau peserta
didik
beragam, dapat
menggunakan tes
mingguan
melengkapi proyek
atau laporan, dapat
menggunakan tes
uraian
20
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari beberapa tipe pembelajaran kooperatif
yang sering digunakan.
a. Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin. STAD merupakan
tipe yang paling sederhana dan dipergunakan untuk menyampaikan
pengetahuan yang baru atau dapat juga digunakan untuk penguatan materi
yang telah disampaikan, hal ini sangat cocok dipergunakan pada saat peserta
didik akan mengadapi ulangan tengah semester atau akhir semester dimana
pengetahuan ini telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, dalam hal ini
peran guru adalah mengingatkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik dan memfasilitasi peserta didik agar bekerjasama dalam
kelompoknya untuk melakukan penguatan terhadap materi yang telah mereka
peroleh. Di sisi lain dalam tipe ini setiap kelompok memberikan peran
sumbangan nilai kemajuan belajarnya terhadap nilai kemajuan kelompok, hal ini
menggambarkan adanya peran tanggungjawab anggota kelompok terhadap
kelompoknya. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD.
1) Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada
peserta didik sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap peserta didik secara individual,
sehingga akan diperoleh skor awal.
3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5
peserta didik dengan kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan
rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, dan
suku yang berbeda tetapi tetap mementingkan kesetaraan gender.
4) Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk
mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD biasanya
digunakan untuk penguatan pemahaman materi.
5) Guru memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
6) Guru memberikan tes/kuis kepada setiap peserta didik secara individual.
7) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya
(terkini).
b. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini pertama kali dikembangkan oleh Aronson.
Tipe Jigsaw adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang memberikan
kesempatan bahwa setiap anggota kelompok memiliki peran dan tanggung
jawab yang sama. Ada dua kelompok yang dibentuk dalam tipe Jigsaw yaitu
kelompok asal dan kelompok ahli, di kelompok asal setiap kelompok mempelajari
konteks yang berbeda, dikelompok ahli setiap anggota kelompok yang berasal
dari kelompok yang berbeda saling membagi pengatahuannya. Oleh karena itu
kontek materi yang dibangun dalam tipe ini bukan materi yang bersyarat tetapi
materi dengan pengetahuan yang tanpa syarat, sebagai contoh dalam mata
21
Kel Asal
Kel Ahli
Kel Mikroskop
Kel Teleskop
Kel Ahli 1
Kel Ahli 2
Kel ...
Kel ...
22
Tipe-tipe MPK yang telah diuraikan di atas merupakan tipe-tipe yang paling
sering digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Terdapat tipe-tipe MPK
lain sepertiThink-Pair-Share (TPS), Picture and Picture, Problem Solving, Team
Games Tournament (TGT), Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC), dan Learning Cycle.
23
5.
Pedoman
Penentuan
Pembelajaran Kooperatif
Skor
Penghargaan
Kelompok
dalam
24
1.
2.
3.
4.
5.
1)
2)
3)
4)
26
27
28
30
31
Contoh
a. Kegiatan yang menekankan kefasihan
Contoh kegiatan yang menekankan kefasihan adalah sekelompok peserta didik
dengan kemampuan berbahasa yang beragam bermain peran (role play) sesuai
dengan kartu peran. Mereka menerima peran dan menjadi pribadi tertentu yang
tersedia dalam kartu peran. Misalnya, peserta didik dapat berperan sebagai
tamu hotel dan resepsionis hotel, dan melakukan improvisasi penggunaan
bahasa dalam situasi pemesanan kamar hotel.
Contoh permainan peran yang lain adalah percakapan di restoran antara
pramusaji dengan tamu yang mendapatkan makanan yang tidak cocok dengan
yang dipesan. Pramusaji menanyakan permasalahannya dan berjanji mengganti
dengan makanan yang sesuai dengan pesanan. Secara berkelompok peserta
didik mencipta ulang percakapan di restoran tersebut dengan menggunakan
bahasa mereka sendiri, namun tetap memertahankan makna pesan yang sama.
Kemudian mereka mempraktikkan dialog tersebut di depan kelas.
b. Kegiatan yang menekankan ketepatan
Peserta didik menirukan model percakapan yang mengandung intonasi menurun
dalam kalimat tanya yang dimulai dengan kata tanya. Kelas dibagi menjadi
kelompok yang beranggota tiga orang: dua orang mempraktikkan dialog dan
satu orang berperan sebagai pemantau. Pemantau bertugas mengecek
ketepatan kedua orang yang lain dalam menggunakan pola intonasi kalimat
tanya dan membetulkannya bila diperlukan. Secara bergantian peserta didik
berganti peran. Guru berkeliling ke seluruh kelompok untuk mendengarkan dan
membetulkan kesalahan bila diperlukan.
Contoh lainnya adalah kegiatan kelompok yang beranggota tiga atau empat
orang. Setiap kelompok melengkapi perlatihan tata bahasa, misalnya present
tense dan present continuous tense yang merupakan materi yang telah
diajarkan dan dilatihkan dalam kegiatan kelas besar. Secara bersama-sama
peserta didik menentukan bentuk yang benar dan menyelesaikan latihan
tersebut. Secara bergantian setiap kelompok membaca hasil kerja mereka.
Dalam pendekatan pembelajaran komunikatif terdapat tiga gradasi latihan, yaitu
latihan mekanis (mechanical practice), latihan bermakna (meaningful practice),
danlatihan komunikatif (communicative practice).
1) Latihan mekanis
Latihan ini merupakan latihan terbimbing yang dilaksanakan oleh peserta
didik tanpa harus memahami bahasa yang digunakannya, misalnya tubian
pengulangan dan penggantian (repetition and subsitution drills) yang
dirancang untuk melatihkan penggunaan unsur tata bahasa tertentu yang
dikontrol.
2) Latihan bermakna
Latihan ini merupakan latihan semi terbimbing, yaitu bahwa kontrol bahasa
masih ada, tetapi peserta didik harus membuat pilihan yang bermakna ketika
mengerjakan latihan. Dalam melatihkan penggunaan kata depan untuk
mendeskripsikan lokasi suatu tempat, misalnya, peserta didik diberi peta
32
jalan dengan beberapa bangunan di berbagai tempat dan diberi daftar kata
seperti menyeberang dari, dekat, di seberang, dan di sebelah.
Kemudian, mereka harus menjawab pertanyaan seperti Di mana toko
buku? dan Rute mana yang paling efektif untuk menuju toko
buku?Pelatihan itu bermakna karena mereka harus memberikan respon
sesuai dengan lokasi tempat di peta.
3) Latihan komunikatif
Latihan komunikatif merupakan kegiatan pelatihan yang berfokus pada
penggunaan bahasa dalam konteks komunikasi nyata. Ada informasi nyata
(sehari-hari) dalam pelatihan ini dan bahasa yang digunakan benar-benar
tidak dapat diduga. Misalnya, peserta didik harus menggambar peta
lingkungan tempat tinggalnya dan menjawab pertanyaan tentang lokasi di
berbagai tempat, misalnya halte bus terdekat, pasar, dan rumah sakit.
Selain tiga jenis perlatihan di depan, ada tipe-tipe kegiatan lain dalam
pendekatan pembelajaran komunikatif.
Tabel 5. Tipe-Tipe Kegiatan dalam Pendekatan Komunikatif
Tipe Kegiatan
Kegiatan kesenjangan
informasi (information gap
activities)
Kegiatan jigsaw
Contoh
Teka-teki interaktif (interactive puzzles)
Kegiatan yang berciri pembagian kelompok,
pengetahuan tiap kelompok tidak lengkap,
kemudian kelompok membentuk pengetahuan
yang utuh
Puzzle, permainan, membaca peta
Survei, wawancara, investigasi kelompok,
shopping (kegiatan berkeliling untuk melihat dan
membaca karya teman
Diskusi, tanya jawab
Presentasi, bercerita, note-taking
Berbagai kegiatan yang berciri ada
merumuskan simpulan dan penalaran
proses
Drama, simulasi
3. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran bahasa berpendekatan komunikatif mempunyai
beberapa tahap yang diwujudkan dalam dua jenis kegiatan, yaitu prakomunikatif
dan komunikatif (Littlewood, 1981).
a. Prakomunikatif
Kegiatan ini berfokus pada bentuk-bentuk bahasa yang relevan (tata bahasa,
pengucapan, frasa, ungkapan, dan kosakata) dan fungsinya. Tujuan kegiatan
prakomunikatif adalah membantu peserta didik untuk memeroleh pengetahuan
33
Berdasarkan uraian di depan, Richards (2006) menyatakan bahwa kegiatankegiatan pembelajaran idealnya memenuhi karakteristik berikut:
a. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
kompetensi komunikatif dengan memanfaatkan kompetensi linguistik
(pembelajaran tata bahasa terintegrasi dalam konteks);
b. menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bernegosiasi
untuk memerjelas makna (meaning negotiation);
c. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar tata bahasa
baik secara induktif maupun deduktif;
d. memanfaatkan topik pembelajaran yang berhubungan dengan pengalaman
dan minat peserta didik;
e. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memanfaatkan segala
hal yang sudah dipelajari di kelas ke dalam kehidupannya.
Dalam perkembangannya pendekatankomunikatifdiwujudkan dalam banyak
varian; di antaranya adalah pembelajaran berbasis isi (content-based
instruction), pembelajaran berbasis tugas (task-based language instruction), dan
pendekatan berbasis teks (genre-based approach). Merujuk pada Permendikbud
Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kurikulum SMPMTs, kompetensi dasar rumpun
bahasa berorientasi pada pemahaman dan penyusunan berbagai macam teks,
baik lisan maupun tulis.Oleh karena itu, dalam panduan ini uraian pendekatan
komunikatif difokuskan pada pendekatan berbasis teks (genre-based approach).
Pembelajaran berbasis teks didasarkan pada asumsi berikut: a) belajar bahasa
merupakan kegiatan yang bersifat sosial, b) belajar lebih efektif ketika harapan
guru terhadap peserta didik disampaikan secara tersurat, dan c) proses belajar
bahasa merupakan serangkaian tahap perkembangan dari kegiatan berbantuan
mengarah pada kegiatan mandiri.
Berikut adalah tahap-tahap dalam pendekatan berbasis teks yang diadaptasi dari
model yang dikembangkan oleh Hammond, dkk (1992) dan (Feez, 1998).
a. Building Knowledge of the Field (BKoF)
Tahap ini bertujuan untuk membangun pengetahuan latar peserta didik
terhadap topik yang akan dipelajari, termasuk membangun kompetensi
gramatikal yang meliputi kaidah dalam tataran tata bunyi, tata bentuk,
kosakata, tata kalimat, dan semantik. Pada tahap ini peserta didik juga
dibekali dengan konteks sosial dari teks yang meliputi ciri-ciri konteks
budaya, tujuan komunikasi, dan konteks situasinya.
b. Modelling of Text (MoT)
Pemodelan teks merupakan pengenalan beragam teks baik lisan maupun
tulis kepada peserta didik. Pada tahap ini peserta didik mengamati pola dan
ciri kebahasaan teks atau membandingkan teks yang sedang dipelajari
dengan teks yang lain. Selain membangun kompetensi gramatikal, peserta
didik dapat mengembangkan kompetensi strategi, misalnya ketika
menghadapi kesulitan dalam menentukan makna kata, mereka dapat
memanfaatkan kamus dengan benar. Peserta didik juga dapat mempelajari
konteks sosiokultural dari teks yang sedang diamati, termasuk kaidah
wacana yang terkait di dalam teks.
c. Joint Construction of Text (JCoT)
Pada tahap ini peserta didik mulai belajar menyusun teks dengan bantuan
guru, lembar kerja, atau teman.Realisasi kegiatan berbantuan ini dapat
berupa peserta didik menyusun teks baru secara individu (dengan bantuan
35
Pendekatan Saintifik
BKoF
Mengamati
Menanya
Mencoba/Mengumpulkan Data atau Informasi
Mengasosiasi/Menganalisis Data atau
Informasi
Mengkomunikasikan
Mencipta
MoT
JCoT
ICoT
Dalam Tabel 3 terlihat bahwa pendekatan berbasis teks yang merupakan varian
dari pendekatan komunikatif memiliki unsur-unsur pengalaman belajar yang
merupakan ciri pendekatan saintifik.
38
Pada tahap BKoF, peserta didik dapat dibimbing untuk mengamati teks dan
menanya tentang hal-hal yang terkait dengan teks tersebut. Misalnya, ketika
peserta didik mendengarkan teks lisan atau membaca teks tulis, langkah
mengamati dalam pendekatan saintifik dapat direalisasikan oleh guru melalui
kegiatan membimbing peserta didik untuk mengidentifikasi makna ungkapan,
makna kata, pola kalimat, tujuan komunikatif dalam teks tersebut atau kegiatan
yang lainnya. Langkah selanjutnya, yaitu menanya, dapat berupa kegiatan yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan hal-hal lain
yang ingin mereka ketahui berdasarkan hasil pengamatan mereka tentang
makna ungkapan, makna kata, pola kalimat, tujuan komunikatif dalam teks, dan
lain-lain
Pada tahap MoT, peserta didik mengumpulkan informasi baru dan
mengasosiasikannya dengan informasi yang telah dimiliki. Dari teks yang
sudah diamati peserta didik dibimbing untuk menganalisis dan menemukan
berbagai makna, struktur, dan fitur kebahasaan teks. Setelah menemukan
berbagai informasi baru tersebut, peserta didik dibimbing untuk mengolah dan
menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Setelah itu
peserta didik diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan pengetahuan
yang mereka tersebut.
Pada tahap JCoT dan ICoT, peserta didikmenyusun (mencipta) teks baru
secara bertahap, dari tahap kegiatan yang berbantuan sampai dengan yang
mandiri. Pengetahuan yang sudah dipahami dalam langkah sebelumnya
selanjutnya dimanfaatkan untuk memulai menyusun (mencipta) teks baru. Pada
tahap kegiatan yang berbantuan peserta didik menyusun teks baru secara
individu (dengan bantuan lembar kerja), berpasangan, berkelompok, ataupun
klasikal di bawah arahan guru. Pada tahap kegiatan ini guru dapat melakukan
penilaian diagnostik untuk mengukur kesiapan peserta didik menuju kegiatan
menyusun (mencipta) teks secara mandiri atau mereka harus kembali pada
tahap-tahap sebelumnya. Yang membedakan antara tahap JCoT dan ICoT adalah
ketersediaan bantuan dalam proses menyusun teks.
39
Daftar Pustaka
Arends, R. I. 2012. Learning to Teach. New York: McGraw-Hill
Baldwin, A.L. (1967). Theories of Child Development.New York: John Wiley &
Sons.
Barrows, H.S. 1996. Problem-based learning in medicine and beyond: A brief
overview Dalam Bringing problem-based learning to higher education:
Theory and Practice (hal 3-12). San Francisco: Jossey-Bass.Carin, A.A. &
Sund, R.B. (1975). Teaching Science trough Discovery, 3rd Ed. Columbus:
Charles E. Merrill Publishing Company.
Brown, H.D. 2007. Principles of Language Teaching and Learning.Pearson
Education Inc.Carin, A.A. (1993).Teaching Science Through Discovery.( 7th.
ed. ) New York: Maxwell Macmillan International.
Celce-Murcia, M., Dornyei, Z., & Thurrell, S. 1995. A pedagogical framework for
communicative competence: A pedagogically motivated model with content
specifications. Issues in Applied Linguistics, 6, 535.
Delisle, R. (1997). How to Use Problem_Based Learning In the Classroom.
Alexandria, Virginia USA: ASCD.Feez, Susan. 1998. Text-based Syllabus
Design. Sidney: Macquarie University
Feez, S. 1998. Text-based Syllabus Design. Sidney: Macquarie University
Fogarty, R., 1997. Problem Based Learning & Other Curriculum Models for
Multiple
Intelligences
Classroom.
Glenview:
SkyLight
Proffesional
Development.
Gijselaers, W.H. 1996. Connecting problem-based practices with educational
theory. Dalam Bringing problem-based learning to higher education:
Theory and Practice (hal 13-21). San Francisco: Jossey-Bass.
Keser, H. & Karahoca, D. 2010. Designing a project manajement e-course by
using project base learning. Procedia Social and Behavioral Sciences 2
(2010) 5744-5754
Kumaravadivelu, B. (2003a). Beyond methods: Macrostrategies for language
teaching. New Haven, CT: Yale University Press.
Kumaravadivelu, B. (2003b). A postmethod perspective on English language
teaching.World Englishes, 22, 539550.
Larsen-Freeman,
D.
2000.Techniques
and
Principles
Teaching.Second Edition. Oxford: Oxford University Press.
in
Language
Nur,
41
2.
Kegiatan inti
Guru mendemonstrasikan kejadian aneh atau discrepant event seperti pada
gambar berikut.
Paku kecil
Statif
Benang
No
1
Magnet U
U
Magnet Kapsul
6. Peserta
didik
wakil
setiap
kelompok
mempresentasikan
hasil
pengamatannya.
Menganalisis data
1. Guru memimpin diskusi untuk menganalisis gambar atau pola serbuk besi
untuk memperoleh pengertian medan magnet.
2. Garis-garis pola serbuk besi mewakili wilayah yang masih dapat dipengaruhi
oleh magnet. Wilayah atau daerah yang masih dipengaruhi oleh magnet
tersebut dinamakan medan magnet. Dengan demikian peserta didik dapat
mengetahui luas medan magnet yang dihasilkan oleh magnet batang,
magnet U, maupun magnet kapsul.
3. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan, misalnya
sebagai berikut: Apakah medan magnet yang dihasilkan oleh ketiga magnet
tersebut sama luasnya?
Kesimpulan/Pengetahuan atau konsep yang ditemukan:
1.
Medan magnet adalah wilayah yang masih dapat dipengaruhi oleh gaya
magnet
2.
Di sekitar magnet terdapat medan magnet, yang dapat digambarkan
dengan garis-garis gaya magnet.
3.
Garis-garis gaya magnet dapat diketahui dari pola serbuk besi di sekitar
magnet.
4.
Luas medan magnet ditunjukkan oleh wilayah yang dibatasi oleh garisgaris gaya magnet, dalam hal ini pola serbuk besi yang terbentuk.
Mengumpulkan data dan informasi
Kegiatan 2: Menentukan kekuatan medan magnet
Langkah kegiatan
1.
Peserta didik meletakkan sebuah paku kecil di meja.
2.
Peserta didik mendekatkan kutub magnet batang pada paku tersebut
secara perlahan-lahan sampai paku mulai tertarik.
3.
Peserta didik mengukur jarak magnet ke paku, saat paku mulai tertarik
dan mencatat hasil pengukurannya.
4.
Peserta didik mengulangi langkah a dan b dengan mengubah jarak
magnet ke paku semakin dekat.
5.
Peserta didik mengamati gerakan paku.
6.
Peserta didik mengulangi langkah a sampai e, tetapi menggunakan
magnet keping dan magnet kapsul.
Menganalisis data
1. Guru memandu menganalisis data dengan cara guru mengajukan
pertanyaan:
a. Bagaimanakah gerakan paku saat jarak paku ke magnet jauh?
b. Bagaimanakah gerakan paku saat jarak paku ke magnet semakin dekat?
c. Apakah gerakan paku (lambat atau cepat) mendekati magnet dapat
digunakan sebagai tanda kekuatan magnet tersebut?
2. Melalui diskusi dan tanya jawab, guru mengarahkan jawaban peserta didik,
bahwa gerakan paku (lambat atau cepat) mendekati magnet dapat
44
digunakan sebagai tanda kekuatan magnet tersebut. Pada saat jarak paku ke
magnet cukup dekat, gerakan paku lebih cepat. Hal ini dapat diartikan
semakin dekat dengan kutub magnet, paku mengalami gaya yang lebih
besar.
Kesimpulan/Pengetahuan atau konsep yang ditemukan:
1. Pada daerah medan magnet bekerja gaya magnet.
2. Besar gaya magnet dipengaruhi oleh jarak, semakin dekat dengan kutub,
gaya magnet semakin besar.
Mengkomunikasikan
Pada langkah ini, setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan 1 dan 2
secara lisan dan/atau tertulis melalui presentasi kelompokdan/atau tanya jawab.
Guru memberi umpan balik, penguatan, dan/atau pengayaan pengetahuan.
Penutup
Pada kegiatan penutup, peserta didik dibantu guru membuat rangkuman,
misalnya:
1.
Di sekitar magnet terdapat medan magnet, yang dapat
digambarkan dengan garis-garis gaya magnet.
2.
Luas medan magnet ditunjukkan oleh wilayah yang dibatasi oleh
garis-garis gaya magnet, dalam hal ini pola serbuk besi yang terbentuk.
3.
Pada daerah medan magnet bekerja gaya magnet. Besar gaya
magnet dipengaruhi oleh jarak, semakin dekat dengan kutub, gaya magnet
semakin besar.
45
dalam
berinteraksi
dengan
47
Menanya
1.
Berdasarkan daftar cek dalam pengamatannya, peserta didik
merumuskan pertanyaan terkait hal-hal yang belum diketahui, seperti
mengapa pengaturan duduk dalam sidang BPUPKI perlu diatur, mengapa
sidang BPUPKI dilaksanakan dua kali, apa pengertian UUD atau konstitusi,
apa fungsi Undang-Undang Dasar atau konstitusi, bagaimana keanggotaan
dan tugas panitia perumus Undang-Undang Dasar, bagaimana perumusan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh BPUPKI. Guru mendorong
dan membimbing peserta didik untuk mengajukan pertanyaan berkenaan
dengan hal tersebut.
2.
Peserta didik dapat memberikan jawaban sementara berdasarkan
pengetahuan awal yang dimilikinya tentang pengertian UUD atau konstitusi,
fungsi D atau konstitusi, keanggotaan dan tugas panitia perumus UUD,
proses perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh BPUPKI.
Guru mengarahkan peserta didik untuk mencari jawaban yang lebih tepat
dari berbagai sumber.
Mengumpulkan data
1.
Peserta didik dibagi dalam kelompok setiap kelompok dengan
anggota 4-5 peserta didik untuk membaca dokumen, buku, dan mencari data
dari berbagai sumber lain serta mendiskusikan tentang pengertian UndangUndang Dasar atau konstitusi, fungsi UUD atau konstitusi, keanggotaan dan
tugas panitia perumus Undang-Undang Dasar, proses perumusan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh BPUPKI. Guru mendorong
peserta didik untuk menemukan sumber-sumber belajar yang dibutuhkan.
2.
Peserta didik mencatat hasil temuan tentang pengertian UndangUndang Dasar atau konstitusi, fungsi UUD atau konstitusi, keanggotaan dan
tugas panitia perumus UUD, proses perumusan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 oleh BPUPKI.
Mengasosiasi
1.
Mendiskusikan hubungan berbagai informasi yang diperoleh dari
sumber yang berbeda untuk menyimpulkan pengertian Undang-Undang
Dasar atau konstitusi, fungsi Undang-Undang Dasar atau konstitusi,
keanggotaan dan tugas panitia perumus Undang-Undang Dasar, sejarah
perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh BPUPKI. Guru
dapat memberikan penjelasan dan pendampingan diskusi kelompok untuk
mengklarisikasi jawaban yang ditemukan oleh peserta didik.
2.
Peserta didik menyusun tulisan singkat tentang proses perumusan
dan penetapanUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Guru mendampingi peserta didik dalam membuat tulisan singkat
tersebut.
Mengkomunikasikan
1.
Peserta didik menyusun bahan paparan tentang pengertian
Undang-Undang Dasar atau konstitusi, fungsi Undang-Undang Dasar atau
konstitusi, keanggotaan dan tugas panitia perumus Undang-Undang Dasar,
sejarah perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh BPUPKI.
Guru mengarahkan pembuatan paparan yang komunikatif.
2.
Peserta didik perwakilan kelompok mempresentasikan pengertian
Undang-Undang Dasar atau konstitusi, fungsi Undang-Undang Dasar atau
konstitusi, keanggotaan dan tugas panitia perumus Undang-Undang Dasar,
proses perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh BPUPKI.
Kelompok lain dan guru menanggapi paparan dan guru memberikan
klarifikasi jawaban dan penjelasan dalam paparan.
3.
Peserta didik memajang tulisan singkat tentang proses perumusan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di majalah
48
:Prakarya (Pengolahan)
: VII
: Pengolahan pangan buah dan sayuran menjadi minuman
50
Kegiatan Inti
Mengamati
Peserta didik dipandu oleh guru mengamati beberapa contoh minuman
kesehatan melalui media LCD/chartdan beberapa contoh minuman kesehatan
yang disediakan/disiapkan oleh guru, misalnya: jus tomat, wortel, brokoli, jambu
biji, belimbing, dsb. Hasil dari kegiatan pengamatan peserta didik misalnya: buah
tomat, wortel, brokoli dan jambu biji bisa dibuat minuman.
Menanya
Peserta didik dipandu oleh guru merumuskan pertanyaan, misalnya:
1. Jenis buah dan sayuran apa saja yang dapat diolah untuk minuman?
2. Bagaimana cara membuatnya?
Peserta didik mengemukakan hipotesis misalnya: Banyak jenis buah dan
sayuran bisa dibuat/diolah menjadi minuman dengan cara dihaluskan dengan
blender atau diparut. Untuk membuktikan hipotesis tersebut maka peserta
didik melakukan kegiatan pada tahap berikutnya.
Mengumpulkan data atau informasi
1. Peserta didik mengumpulkan data atau informasi dengan membaca buku
peserta didik, buku referensi, handout materi ajar, buku resep minuman,
browsing internet, dsb untuk mendapatkan data/informasi dalam cakupan
materi yang telah ditentukan diantaranya: pengertian, jenis, manfaat dan
kandungan gizi bahan pangan, proses pembuatan, penyajian dan kemasan
minuman kesehatan.
2. Agar data atau informasi yang dikumpulkan oleh peserta didik lebih terarah
maka hasil pengumpulan data dicatat dalam bentuk tabel.
Menganalisis data (mengasosiasi)
Dengan bimbingan guru peserta didik menganalisis data/informasi untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka simpulkan pada langkah
sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis data tersebut peserta didik membuat
kesimpulan. Sebagai contoh, Peserta didik menyimpulkan bahwa minuman
kesehatan adalah minuman yang dapat menghilangkan rasa dahaga dan
mempunyai efek menguntungkan terhadap kesehatan tubuh, baik untuk
mencegah, mengobati, maupun menjaga kesehatan secara prima jika
dikonsumsi secara rutin. Buah dan sayuran merupakan makanan yang baik
untuk kesehatan karena merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat alami
yang berguna bagi tubuh dan kesehatan. Buah dan sayuran juga mengandung
komponen bioaktif yang memberikan dampak positif pada fungsi metabolisme
manusia, yaitu: mineral, antioksidan, lipid dan probiotik.
Mengkomunikasikan
Pada langkah ini, peserta didik menyampaikan kesimpulannya secara lisan
dan/atau tertulis, misalnya, melalui presentasi di depan kelas. Guru meminta
peserta didik untuk mengungkapkan konsep yang telah dikonstruk oleh peserta
didik sebagai contoh: peserta didik mempresentasikan pengertian, jenis bahan
pangan buah dan sayuran menjadi minuman kesehatan, manfaat dan kandungan
gizi bahan pangan buah dan sayuran, proses pembuatanbahan pangan buah dan
sayuran menjadi minuman kesehatan serta penyajian dan kemasan minuman
kesehatan.
51
Penutup
1. Guru membimbing peserta didik untuk merefleksi seluruh aktivitas
pembelajaran yang dilakukan misalnya: buah dan sayuran bisa dibuat
minuman kesehatan karena merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat
alami serta mengandung komponen bioaktif yang memberikan dampak
positif pada fungsi metabolisme manusia, dsb.
2. Refleksi dapat dikaitkan pada sikap spiritual dan sosial yang dapat terbentuk
pada diri peserta didik melalui aktivitas pembelajaran, misalnya: sikap
bersyukurkepada Tuhan dengan menjaga kelestarian keberagaman
tumbuhan yang menghasilkan buah dan sayur untuk olahan minuman
kesehatan di daerah setempat serta rasa ingin tahu dan santun dalam
menggali informasi tentang produk olahan minuman kesehatan.
3. Guru memberikan pengayaan. Kegiatan pengayaan diberikan bagi peserta
didik yang telah mencapai ketuntasan belajar. Pengayaan dapat berupa
tugas rumah untuk mencari produk minuman kesehatan lainnya melalui
browsing internet, buku referensi atau melakukan wawancara terhadap
narasumber.
4. Kegiatan remidi diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Kegiatan remidi dilakukan hanya pada indikator-indikator
yang belum tuntas dan dilakukan di luar jam pelajaran. Guru dapat
memberikan tugas rumah kepada peserta didik untuk membuat rangkuman
materi pelajaran. Kegiatan remidi diakhiri dengan ulangan harian.
5. Kegiatan penutup diakhiri dengan guru memberikan informasi kepada
peserta didik tentang materi/kompetensi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
52
:Bahasa Inggris
: VII/1
:
Kompetensi Dasar
1.1Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam
semangat belajar.
2.2Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggungjawab
dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
3.7 Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks
untuk menyatakan dan menanyakan sifat orang, binatang, benda, sangat
pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya
4.8 Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan sifat
orang, binatang, dan benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
Contoh Tujuan Pembelajaran
1. mengidentifikasi tujuan komunikatif dan struktur teks secara berkelompok
berdasarkan pertanyaan pengarah dari guru;
2. mengidentifikasi kata sifat, kata kerja, frase benda, kata keterangan yang
terdapat dalam teks secara berkelompok;
3. menulis learning log yang mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan
dapat belajar bahasa Inggris;
4. bertanggung jawab atas tindakan anggotanya saat menjadi pemimpin
kelompok;
5. mengakui ketika membuat kesalahan;
6. tidak menyalahkan orang lain atas tindakannya sendiri;
7. melakukan hal-hal yang dikatakan akan dikerjakan tanpa diingatkan orang
lain;
8. menanyakan sifat dan ciri fisik benda secara tertulis dengan akurat, runtut
dan berterima dalam bentuk poster hasil kegiatan neighborhood walk;
9. menyatakan dan menanyakan sifat dan ciri fisik benda secara lisan dantertulis
dengan akurat, runtut dan berterima dalam bentuk poster hasil kegiatan
neighborhood walk.
(Catatan: tujuan tersebut diturunkan dari indikator)
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Guru memberi salam.
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
3. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran.
4. Guru memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional.
5. Guru menyampaikan kaitan antara pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari.
6. Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar
yang akan dicapai.
53
55
:IPS
: VII/1
: Konektivitas antarruang, Waktu, dan Manusia
Kompetensi Dasar
1.3 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan
lingkungannya
2.3 Menunjukkan perilaku santun, peduli, dan menghargai perbedaan pendapat
dalam interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya
3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam
lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia
(ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik)
4.3 Mengobservasi dan menyajikan bentuk-bentuk dinamika interaksi manusia
dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan
masyarakat sekitar
Contoh Tujuan Pembelajaran
1. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul akibat banjir dari
aspek alam, ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
2. Menentukan faktor-faktor penyebab banjir dari aspek alam, ekonomi, sosial,
budaya, dan politik.
3. Menjelaskan keterkaitan antara daerah hulu dan hilir.
4. Mengelompokkan data yang menjadi penyebab terjadinya banjir daerah hulu
dan hilir.
5. Menyimpulkan hubungan antara daerah hulu dan daerah hilir dalam konteks
peristiwa banjir.
6. Memaparkan hasil analisis keterkaitan antarruang, antarwaktu, dan
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
7. Menyajikan rancangan kegiatan upaya-upaya pencegah terjadinya bencana
banjir.
(Catatan: tujuan tersebut diturunkan dari indikator)
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Salam, doa, dan memeriksa kehadiran peserta didik.
2. Apersepsi tentang bencana banjir yang kerap terjadi. Di mana, kapan, dan
mengapa bisa terjadi, siapa yang sering menjadi korban, apa yang dilakukan
oleh masyarakat korban banjir ketika menghadapi bencana tersebut.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
1. Peserta didik mengamati gambar-gambar (foto-foto, slide) tentang hutan
yang gundul, hujan deras, orang membuang sampah sembarangan, sungai
meluap, banjir besar. slide, atau video klip seputar bencana banjir di suatu
tempat. Disarankan fenomena-fenomena tersebut yang terjadi di lingkungan
terdekat. Hasil dari kegiatan ini adalah sejumlah (inventarisasi)
pertanyaan/masalah. Misalnya, mengapa hutan digunduli, untuk apa kayu56
2.
3.
4.
5.
6.
kayu yang ditebangi, siapa yang melakukan, siapa yang dbiasa membuang
sampah sembarangan, mengapa sungai meluap, mengapa terjadi banjir,
apakah ada hubungan antar semuanya itu? Pertanyaan atau permasalahan
pokok apa yang bisa dimunculkan dari fenomena tersebut? Guru dapat
menginisiasi pertanyaan pertanyaan kunci ketika peserta didik belum
memunculkannya.
(2) Peserta didikmenanyakan. Berdasarkan sejumlah pertanyaan yang
teridentifikasi, peserta didik menentukan atau memilih beberapa pertanyaan
sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban
sementara. Peserta didik diminta untuk berdiskusi menyusun hipotesis.
Contoh hipotesis adalah sebagai berikut.
a. Banjir disebabkan oleh perilaku buang sampah sembarangan atau
penggundulan hutan
b. Banjir (akibat) dan penggundulan hutan (sebab) bisaterjadi di
tempat yang sama atau Terjadi di tempat berbeda
Mencoba atau Mengumpulkan Data (informasi): Peserta didik
menyaksikan video klip tentang banjir yang terjadi di lingkungan peserta
didik. Peserta didik diminta untuk mencatat berbagai fakta yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis. Misalnya apakah
masyarakat membuang sampah sembarangan, bagaimana tentang
penggundulan hutan, dimana terjadinya, di mana terjadi banjir, dan
sebagainya.
Menalar/menganalisis datasampai membuat kesimpulan: Peserta didik
diajak untuk membaca buku peserta didik halaman 2-6 tentang konsep
ruang, waktu, konektivitas, dan interaksi sosial. Konsep-konsep ini (yang
berisi konsep atau teori ) dan menghubungkannya dengan informasi atau
data awal (langkah 1), pertanyaan dan hipotesis (langkah 2) serta data yang
terkumpul (langkah 3). Untuk itu peserta didikdiberi pertanyaan diskusi
(kelompok) tentang sebuah peristiwa atau gejala banjir dalam video klip,
yakni (i) apakah sebab-sebab dan akibat peristiwa banjir berada di ruang
yang berbeda, atau di ruang yang sama, atau bisa kedua-duanya disertai
contoh konkrit (konektivitas antarruang, waktu, dan manusia). (ii)
Pertanyaan yang menyangkut aspek afektif yakni perasaan, sikap, dan
niat apa yang muncul pada diri peserta didik ketika melihat atau mengalami
bencana (pertanyan ini tidak didiskusikan melainkan di-sharing-kan). (iii)
Kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan diskusi.
Mengkomunikasikan: Peserta didik mempresentasikan hasil analisis
datanya di kelas. Di saming itu peserta didik juga bisa diminta untuk
mengunggahnya (upload) di blog masing-masing. Untuk kepentingan ini
setiap peserta didik bisa diwajibkan memiliki blog sendiri.
Mencipta: Peserta didik menyusun rencana kegiatan yang dapat dilakukan
oleh warga masyarakat sekitar berupa Menjaga kebersihan dan kesehatan
Lingkungan untuk mencegah banjir.
Penutup
1. Kesimpulan. Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan hasil
pembelajaran
2. Evaluasi : Tuliskan contoh bentuk konektivitas antarruang dan waktu yang
ada di lingkungan sekitarmu.
3. Refleksi : Peserta didik diminta menjawab pertanyaan reflektif misalnya,
apakah pembelajaran hari ini menyenangkan? Pengetahuan berharga/baru
apa yang kamu peroleh pada pembelajaran kita hari ini? Bagaimana
sebaiknya sikap kita kalau memperoleh sesuatu yang berharga/baru. Jawaban
harap ditulis di buku catatan peserta didik.
57
:Bahasa Indonesia
: VII/2
: Teks Hasil Observasi
Catatan
Contoh ini merupakan penggal pertemuan pertama dari skenario pembelajaran
membedakan teks LHO (KD 3.2) yang diintegrasikan dengan menyusun teks
LHO (KD 4.2) yang dirancang 3 JP. Karena hanya 1 pertemuan, contoh ini
memumpunkan pada membedakan teks LHO)
Kompetensi Dasar
1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah
keberagaman bahasa dan budaya
2.1 Memiliki perilaku jujur, tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi
secara pribadi hal-hal atau kejadian berdasarkan hasil observasi
3.2 Membedakan teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan
4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,
dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan maupun tulisan
Contoh Tujuan Pembelajaran
1. Diberi kesempatan mengamati dua buah teks LHO,
peserta didik dapat membedakan judul kedua teks
tersebut dalam waktu yang ditentukan.
2. Diberi kesempatan mencermati dua buah teks LHO,
peserta didik dapat membedakan isi kedua teks tersebut
.
3. Diberi kesempatan mencermati dua buah teks LHO,
peserta didik dapat membedakan struktur kedua teks
tersebut.
4. Diberi kesempatan membaca dua buah teks LHO,
peserta didik dapat membedakan ciri bahasa kedua teks
tersebut.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1.
Guru mengingatkan materi struktur, isi, dan ciri bahasa teks
laporan hasil observasi (LHO) yang sudah dipelajari peserta didik
sebelumnya. Kemudian, guru menjelaskan sasaran pembelajaran teks
laporan hasil observasi (LHO) berikutnya, yaitu membedakan dan menyusun
teks LHO. Penjelasan tentang sasaran pembelelajaraan tersebut dapat dibaca
oleh guru pada buku guru (BG) halaman 4, tabel 1.1.
58
:Agama Islam
: VII/1
:
Kompetensi Dasar
2.2 Menghargai perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai
implementasi dari Q.S. Al-Baqarah (2): 83 dan hadis terkait,
2.3. Menghargai perilaku empati terhadap sesama sebagai implementasi dari
Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait,
3.4. Memahami makna empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. An-Nisa
(4): 8 dan hadis terkait, dan
4.4. Mencontohkan perilaku empati terhadap sesama sesuai kandungan Q.S. AnNisa (4): 8 dan hadis terkait.
Contoh Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian perilaku hormat kepada kedua
orang tua dan guru,
2. Peserta didik dapat menunjukkan dalil naqli yang berkaitan dengan perilaku
hormat kepada kedua orang tua,
3. Peserta didik dapat menjelaskan cara menghormati kedua orang tua,
4. Peserta didik dapat menjelaskan cara menghormati guru.
Pertemuan 2
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian perilaku empati terhadap
sesama,
2. Peserta didik dapat menjelaskan makna empati terhadap sesama
sebagaimana terkandung dalam Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait,
3. Peserta didik dapat menjelaskan bentuk-bentuk perilaku empati terhadap
sesama,
4. Peserta didik dapat menyebutkan contoh perilaku empati terhadap sesama,
5. Peserta didik dapat menampilkan perilaku empati terhadap sesama
sebagaimanaterkandung dalam Q.S. An-Nisa (4): 8 dan hadis terkait.
(Catatan: tujuan tersebut diturunkan dari indikator)
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Pendahuluan
61
63
4.
Mengkomunikasikan
a. Peserta didik menyampaikan hasil-hasil kesimpulannya secara lisan
kepada peserta didik yang lain baik dalam kelompok maupun kelas, dan di
hadapan guru untuk mendapatkan tanggapan dari peserta didik yang
lain.
b. Peserta didik menyampaikan kesimpulan secara tertulis kepada peserta
didik yang lain, baik secara individu maupun kelompok, dan juga kepada
guru.
c. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati kesimpulan-kesimpulan
terkait dengan berabagai permasalahan yang dikaji.
Penutup
1. Guru melakukan penilaian singkat terkait dengan pencapaian kompetensi
dan tujuan pembelajaran.
2. Guru bersama-sama para peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan pengayaan
di rumah, misalnya dengan membaca ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis
yang terkait dengan sikap dan perilaku hormat kepada kedua orang tua dan
guru.
4. Guru bersama-sama para peserta didik menutup pembelajaran dengan
berdoa.
64
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima,menenggapi dan menghargai keragaman dan keunikkan karya
seni 1rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.
2.3.Menunjukkan sikap percaya diri ,motivasi internal, kepedulian terhadap
lingkungan dalam berkarya seni.
3.2.Memahami konsep dan prosedur menggambar gubahan flora dan fauna serta
geometrik menjadi ragam hias.
4.2 Menggambar gubahan flora dan fauna serta geometrik menjadi ragam hias
Contoh Tujuan Pembelajaran
1.
Peserta didik dapat menggambar gubahan flora dan fauna
serta geometrik menjadi ragam hias
2.
Menggambar gubahan flora dan fauna serta geometrik
menjadi ragam hias
(Catatan: tujuan tersebut diturunkan dari indikator)
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1.
Guru mengucapkan salam dilanjudkan dengan doa.
2.
Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep dan prosedur yang
telah dipelajari oleh peserta didik tentang gambar ragam hias motif flora,
fauna dan geometrik.
3.
Peserta didik mengamati contoh gambar motif ragam hias flora,fauna
daerah setempat yang ditunjukkan oleh guru.
4.
Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang contoh gambar motif
ragam hias yang ditunjukan (disain,motif dan cara menggayakan).
5.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1. Mengamati
a. Peserta didik mengamati tayangan gambar tentang contoh ragam hias
motif flora,fauna dan geometrik daerah setempat .
b. Sambil mengamati tayangan peserta didik membuat catatan tentang
bentuk, teknik dan klasifikasi dari tayangan contoh motif-motif ragam hias
flora, fauna, dan geometrik daerah setempat.
2. Menanya
a. Guru memotivasi Peserta didik untuk merumuskan pertanyaan berkenaan
dengan, bentuk, teknik, dan klasifikasi motif ragam hias flora, fauna, dan
geometrik berdasarkan hasil pengamatan. Contoh Mengapa motif ragam
hias fauna dibuat tidak sesuai kenyataan/riil?, Bagaimana cara atau
langkah menyederhanakan bentuk atau menggayakan motif flora, fauna
sehingga menjadi indah atau menarik?
b. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang permasalahan
berkaitan dengan tayangan contoh ragam hias yang masih ragu/mantap.
c. Pada tahap ini peserta didik juga didorong untuk merumuskan jawaban
sementara terhadap pertanyaan yang mereka rumuskan. Sebagai contoh
motif-motif ragam hias baik flora, fauna, dan figuratif sudah mengalami
proses penggayaan/stilasi/stilir.
65
66
: IPA
: VII/2
: Perubahan Lingkungan dan Pencemaran
Kompetensi Dasar
1.1Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik
dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2.1Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, tanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif,
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari.
3.9 Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup
4.12 Menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan
lingkungan sekitarnya
Contoh Tujuan Pembelajaran
1. Diberikan masalah pencemaran air, peserta didik dapat menyelesaikan
masalah dengan cara membuat desain alat penjernih air
2. Peserta didik dapat mendeskripsikan cirri-ciri air yang tercermar
3. Setelah melakukan kegiatan penyelesaian masalah, peserta didik dapat
mempresentasikan cara membuat alat penjernih air sederhana
(Catatan: tujuan tersebut diturunkan dari indikator)
Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan
menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik selama kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Tahap 1. Orientasi terhadap Masalah
1. Guru menyajikan masalah nyata dengan menunjukkan berita di surat kabar
mengenai air sungai yang sangat keruh. Warga tidak memiliki pilihan lain
selain menggunakan air tersebut untuk keperluan sehari-hari. Guru
menunjukkan contoh air tersebut. Peserta didik mengamati contoh air
tersebut. Guru bertanya, Bagaimanakah menyelesaikan masalah tersebut?
2. Guru meminta peserta didik untuk membaca sumber belajar relevan yang
telah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya terkait dengan penjernihan air
Tahap 2. Organisasi Belajar
1. Guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dalam kelompok.
Peserta didik mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang perlu diketahui,
dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Selanjutnya
peserta didik berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2. Guru dapat merumuskan pertanyaan, seperti Alat dan bahan apakah yang
diperlukan untuk menjernihkan air? Bagaimanakah susunan bahan yang
dapat menghasilkan air yang paling jernih dalam waktu yang paling cepat?
3. Guru membimbing peserta didik melakukan percobaan atau mengumpulkan
data/informasi untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah.
67
68
: Matematika
: VIII/1
: Teorema Pythagoras
69
c
c
70
Bahasa Inggris
:
:
VIII
Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan
dan menanyakan tingkah laku/tindakan/fungsi dari
orang, binatang, dan benda
Kompetensi Dasar
1.1Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat
belajar
2.3 Menunjukkan perilaku tanggungjawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai
dalam melaksanakan komunikasi fungsional
3.8Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada teks
untuk menyatakan dan menanyakan tingkah laku/tindakan/fungsi orang,
binatang, benda, sesuai dengan konteks.
4.9Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tingkah
laku/tindakan/fungsi dari orang, binatang, dan benda, dengan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Contoh Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran baik secara individual, berpasangan,
maupun berkelompok peserta didik dapat:
1. mengidentifikasi data tentang masalah yang terkait dengan orang.
2. melakukan penyelidikan untuk mencari penyebab masalah yang terkait
dengan orang dengan menggunakan ungkapan kebahasaan yang sesuai.
3. melaporkan hasil penyelidikan secara lisan dengan menggunakan ungkapan
kebahasaan yang sesuai.
4. membuat usulan penyelesaian terhadap masalah yang terkait dengan orang
secara lisan
5. menyatakan dan menanyakan tingkah laku/tindakan orang secara lisan
dengan lancar, tepat, dan berterima.
6. menunjukkan perilaku kesungguhan belajar bahasa Inggris tentang
menyatakan dan meminta pendapat.
7. menunjukkan perilaku santun, percaya diri, dan kerjasama dalam
berkomunikasi tentang menyatakan dan menanyakan tingkah laku/tindakan
orang secara lisan.
(Catatan: Contoh-contoh tujuan pembelajaran di atas diturunkan dari indikator.)
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Guru dan peserta didik berdiskusi tentang kondisi kesehatan peserta didik di
kelas akhir-akhir ini yang tidak begitu baik.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi.
Kegiatan Inti
Tahap 1Orientasi terhadap Masalah
71
Kegiatan Inti
Tahap 1 Orientasi terhadap Masalah
Guru memberikan masalah nyata kepada peserta didik sebagai berikut.
Seorang Ibu yang tinggal diperkotaan ingin sekali menanam berbagai
sayuran yang dibutuhkan sehari-hari. Namun, Ibu tersebut tidak memiliki
lahan yang luas untuk menanam. Ia juga belum mengetahui jenis sayuran
yang sesuai ditanam di lahan terbatas. Bagaimana menyelesaikan masalah
tersebut?
Tahap 2 Organisasi Belajar
1. Guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar dalam bentuk diskusi
kelompok
2. Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah, yaitu
mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang perlu diketahui, dan apa yang
perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Peserta didik berbagi
peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
3. Guru meminta peserta didik mengajukan dugaan mengenai solusi atau
strategi terbaik untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, peserta didik
menduga mengenai budi daya sayuran dapat dilakukan dengan
memanfaatkan wadah bekas sebagai tempat tanam dan disusun seperti
anak tangga (vertikular) untuk mengatasi lahan yang terbatas. Untuk
menguatkan dugaan tersebut, peserta didik dapat membaca berbagai
sumber belajar yang sesuai.
Tahap 3Penyelidikan Kelompok
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik melakukan eksplorasi sumber-sumber
belajar yang mendukung untuk menemukan strategi terbaik untuk menanam
sayuran di lahan terbatas dengan biaya yang minimal
2. Peserta didik dalam kelompok menyimpulkanhasil diskusi kelompok
Tahap 4 Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Pemecahan Masalah
1. Peserta didik dalam kelompok mengembangkan laporan hasil diskusi
kelompok. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok lain
menanggapi hasil presentasi dan guru memberikan umpan balik.
2. Guru membimbing diskusi kelas untuk mengklarifikasi dan memperkuat
pemahaman peserta didik terkait hasil diskusi kelompok.
Tahap 5Analisis dan Evaluasi Proses Penyelesaian Masalah
1. Guru bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses
penyelesaian masalah yang dipresentasikan setiap kelompok maupun
terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
2. Guru memberikan penguatan terkait penguasaan pengetahuan atau konsep
tertentu, misalnya cara budidaya tanaman sayuran secara vertikular.
Penutup
Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan hasil diskusi. Guru dapat
melakukan kegiatan pengayaan bagi peserta didik dengan melakukan praktik
menanam sayuran untuk lahan terbatas dengan biaya minimal.
74
3.14
Berikut ini adalah contoh skema peletakan pot, selang, tandon air dan
wadah tempat menampung kelebihan air yang diletakkan di bawah pot.
e. Peserta didik (dalam satu kelompok) mengukur dan mencatat volume air
yang dibutuhkan, mulai dari awal penanaman hingga tanaman berbuah
(atau sampai akhir pelaksanaan projek). Data hasil pengukuran dicatat
dalam tabel.
5. Menyusun laporan dan mempersiapkan presentasi hasil projek
a. Peserta didik (dalam satu kelompok) mengolah data yang sudah tercatat
dalam tabel, dan menyajikannya dalam bentuk grafik. (Guru sebagai
fasilitator diharapkan mengambil peran yang besar dalam tahap ini.)
b. Berdasarkan data dan grafik yang telah dibuat, peserta didik (bersamasama dengan anggota dalam satu kelompok) menarik kesimpulan: 1)
apakah air yang diberikan pada tanaman sudah pas atau belum, 2) ciri
morfologi apa yang paling tepat digunakan sebagai indikator ketepatan
suplai air, 3) berapa total volume air yang sebenarnya dibutuhkan setiap
tanaman dari awal penanaman sampai tanaman berbuah.
6. Evaluasi proses dan hasil projek
a. Setiap kelompok (diwakili oleh salah satu anggota kelompok)
mempresentasikan hasil projek yang telah mereka peroleh. Peserta didik
lain dan guru memberikan tanggapan. (Guru sebaiknya mendorong tiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil yang mereka peroleh dalam
bentuk grafik; hal ini akan meningkatkan kemampuan berpikir analitis
peserta didik.) Apakah total volume air yang dibutuhkan setiap tanaman
sebenarnya tidak terlalu banyak?
b. Guru memberikan kesimpulan umum terhadap hasil projek dari semua
kelompok. Lebih jauh lagi, guru membahas kemungkinan penerapan hasil
projek pada skala yang lebih luas. Jika memungkinkan (misalnya, sekolah
mempunyai lahan untuk bercocok tanam) hasil projek diterapkan. Pada
tahap ini, diharapkan akan muncul pertanyaan dari peserta didik,
misalnya: Apakah kita tetap akan menggunakan pot untuk menanam?
Jika penggunaan pot dinilai tidak ekonomis, bagaimana mengupayakan
media tanam agar tetap hemat air?
c. Upaya guru untuk menerapkan hasil projek sangat penting dan sangat
berharga untuk menumbuhkembangkan sikap ilmiah pada diri peserta
didik, karena upaya penerapan ini adalah bentuk penghargaan tertinggi
terhadap hasil karya peserta didik. Keberanian guru mengambil sikap
seperti ini adalah contoh langsung sikap ilmiah yang sangat baik bagi
peserta didik. Guru, pada posisi yang lebih tinggi dari peserta didik,
dengan ikhlas menempatkan dirinya di bawah peserta didik karena sadar
bahwa yang paling tahu tentang hasil penelitian adalah yang melakukan
penelitian.
Penutup
Guru melakukan refleksi terhadap hasil pembelajaran yang diperoleh dan
menyampaikan materi yang akan dipelajari pada tatap muka berikutnya
79
81
82
Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati perilaku beriman dan bertaqwa kepada TuhanYME dan berakhlak
mulia dalam kehidupan di lingkungan pergaulan antarbangsa
2.4 Menghargai sikap toleransi dan harmoni keberagaman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia
3.4 Memahami perbedaan baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku, dan
bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
4.4 Menyaji sikap, tutur kata, dan perilaku yang baik, sesuai dengan nilai dan
moral Pancasila dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat, bangsa
dan negara
4.8 Menyaji bentuk-bentuk partisipasi dan tanggung jawab kewarganegaran
yang mencerminkan komitmen terhadap keutuhan nasional
Contoh Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mempraktikkan sikap toleransi dan harmoni keberagaman
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia
melalui projek aksi sosial kemanusiaan.
2. Peserta didik membedakan baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku,
dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila melalui projek aksi sosial
kemanusiaan.
3. Peserta didik melaksanakan aksi sosial kemanusiaan sebagai pelaksanaan
nilai-nilai Pancasila pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung
sebagai bentuk partisipasi dan tanggung jawab kewarganegaraan.
83
Kegiatan Inti
1.
Menentukan projek
a. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang contoh masalah
berikut: Persoalan sosial kemanusiaan di Indonesia masih menjadi
persoalan yang sangat serius. Beberapa kasus sosial kemanusiaan
seperti anak jalanan, kehidupan anak di panti asuhan, panti jompo,
layanan kesehatan untuk masyarakat yang kurang mampu perlu
mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Pada sisi lain, perhatian
pemerintah ataupun masyarakat memiliki keterbatasan.
b. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat projek aksi sosial kemanusiaan, dengan
mementukan aksi sosial apa yang akan dikerjakan?
c. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok (tergantung jumlah
peserta didik dalam satu kelas); satu kelompok terdiri dari 4-5peserta
didik.
d. Peserta didik bersama dengan kelompoknya menentukan aksi sosial
kemausiaan apa yang akan dilakukan (Dapat dipilih yang paling mungkin
dilakukan dilihat dari lokasi seperti anak jalanan, kehidupan anak di panti
asuhan, panti jompo, layanan kesehatan untuk masyarakat yang kurang
mampu).
2.
Merancang langkah-langkah penyelesaian projek
a. Peserta didik bersama dengan kelompoknya mendiskusikan rancangan
pendataan dari sasaran yang akan menjadi tujuan aksi sosial
kemanusiaan (Lokasi, sasaran, kegiatan yang dilakukan kelompok
sasaran dalam sehari-hari, aksi sosial kemanusiaan yang dapat dilakukan
untuk membantu kelompok sasaran). Peserta didik merancangtujuan aksi
sosial kemanusiaan yang akan dilaksanakan.
b. Peserta didik bersama dengan kelompoknya merancang persiapan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan aksi sosial kemanusiaan, seperti
kebutuhan alat, bahan, dan perlengkapan lainnya.
c. Peserta didik bersama dengan kelompoknya merancang hal-hal yang
harus dilakukan pada saat pelaksanaan aksi sosial kemanusiaan
84
85
:IPA
: VII/
: Suhu, Pemuaian, dan Kalor
86
3.7
:Prakarya (Kerajinan)
: VII/
: Kerajinan dari Bahan Alam
3.1 Memahami desain pembuatan dan pengemasan karya kerajinan bahan alam
berdasarkan konsep dan prosedur berkarya sesuai wilayah setempat.
Contoh Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan pengertian kerajinan dari bahan alam (tanah liat, serat
alam,kayu, bambu, rotan, kulit, batu, dll)
2. Mengidentifikasi jenis karya kerajinan dari bahan alam dan fungsinya
3. Mendeskripsikan motif ragam hias pada kerajinan dari bahan alam
4. Mengidentifikasi bahan, alat dan teknik dalam pembuatan pembuatan karya
kerajinan dari bahan alam
5. Mendeskripsikan prosedur pembuatan karya kerajinan dari bahan alam
6. Mengidentifikasi bahan dan alat untuk pembuatan kemasan karya kerajinan
dari bahan alam
(Catatan: tujuan tersebut diturunkan dari indikator)
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Berdoa
2. Mengecek kehadiran peserta didik
3. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe STAD
4. Peserta didik secara individual mengerjakan tes/ kuis pilihan ganda untuk
mendapatkan skor awal (nilai pre test)
5. Apersepsi:
Guru bertanya kepada peserta didik tentang karya kerajianan yang ada di
rumah mereka, misalnya: Anak-anak, coba ingat benda/ karya kerajinan yang
ada di rumahmu! Jenis karya kerajinan apakah yang kamu miliki? Dibuat dari
bahan apakah karya tersebut?, dsb.
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
7. Guru menjelaskan cakupan materi pembelajaran tentang kerajinan dari bahan
alam (tanah liat, serat alam,kayu, bambu, rotan, kulit, batu, dll)
Kegiatan Inti
1. Peserta didik memperhatikan contoh-contoh karya kerajinan dari bahan alam
(tanah liat, serat alam,kayu, bambu, rotan, kulit, batu, dll) melalui media LCD,
gambar-gambar ataupun produk kerajinan sebenarya yang ditunjukkan oleh
guru.
2. Peserta didik membaca bahan ajar (buku-buku, handout, browsing
internet,dsb.) tentang materi ajar: pengertian, jenis, motif ragam hias karya
kerajinan yang memiliki fungsi pakai, bahan, alat,
teknik, prosedur
pembuatan dan pengemasan kerajinan dari bahan alam (tanah liat, serat
alam,kayu, bambu, rotan, kulit, batu, dll)
3. Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
dengan kemampuan yang berbeda beda (tinggi, sedang, dan rendah)
berdasarkan tes formatif sebelumnya.
4. Peserta didik dalam kelompok berdiskusi mengerjakan tugas/ lembar kerja dari
guru untuk mengeksplorasi pengetahuan tentang materi ajar essensial Karya
kerajinan dari bahan alam (tanah liat, serat alam,kayu, bambu, rotan, kulit,
batu, dll), kemudian menyimpulkan konsep-konsep atau pengetahuan yang
telah diperoleh. Guru berkeliling ke setiap kelompok membimbing,
mengarahkan dan memfasilitasi peserta didik dalam membuat rangkuman/
simpulan.
89
Skor Perkembangan
Individu
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
Peserta
didik
Adi
Ratna
Susi
Budi
Tanggal:
Kuis: Ditambah dengan pengelompokan kembali
Skor post
Skor pre tes
tes
Poin Kemajuan
(skor awal)
(
skor
kedua)
90
100
30
85
74
10
80
67
0
70
91
30
Devi
90
Raynaldo
85
Desi
80
Fandi
65
Skor Kelompok (Skor rata-rata)
17,5
100
72
91
70
30
0
30
20
20
Dst.
Pada contoh di atas Kelompok A memperoleh nilai kemajuan kelompok (skor
kelompok) 17,5 dan 20 untuk kelompok B, kelompok C dst dihitung dengan
langkah yang sama. Berdasarkan perolehan nilai kemajuan kelompok, guru
memberikan penghargaan kepada semua kelompok. Penghargaan/ reward dapat
berupa predikat kelompok (misalnya: super, hebat dan baik), memberikan
sertifikat/bintang, atau nilai tambahan, dan sebagainya.
1. Guru dan peserta didik melakukan refleksi, memberikan penekanan pada
konsep-konsep esensial dari materi yang telah dipelajari, serta penerapan
dan pengayaan.
90
2. Guru memberikan informasi tugas, dan materi yang akan disampaikan pada
minggu berikutnya.
91
:Penjasorkes
: VIII/1
: Permainan Bola Voli (Pasing Atas dan Pasing Bawah)
Kompetensi Dasar
1.1 a. Pembiasaan perilaku berdoa sebelum dan sesudah pelajaran.
b. Selalu berusaha secara maksimal dan tawakal dengan hasil akhir
2.1 Berperilaku sportif dalam bermain
3.1 Memahami konsep variasi dan kombinasi permainan bola besar.
4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi keterampilan berbagai permainan bola
besar dengan koordinasi yang baik
Contoh Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan cara melakukan variasi pasing bawah
dengan benar
2. Peserta didik dapat menjelaskan cara melakukan variasi dan kombinasi
pasing.
3. Peserta didik dapat melakukan variasi pasing atas dengan benar
4. Peserta didik dapat melakukan variasi pasing bawah dengan benar
5. Peserta didik dapat melakukan variasi dan kombinasi pasing
(Catatan: tujuan tersebut diturunkan dari indikator)
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Peserta didik dibariskan 2-4 bersaf, peserta didik yg tinggi disebelah kanan
2. Presensi kehadiran peserta didik dan menanyakan kesehatan secara umum
3. Peserta didik berdoa sesuai dengan kepercayaan dan agama masing-masing
4. Menugaskan
peserta
didik
untuk
melakukan
penguluran
(Stretching).Diupayakan gerakan pemanasan mengarah pada materi
pembelajaran.
5. Apersepsi
Guru membuka pelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang
terkait dengan materi yang akan dipelajari guna mengetahui seberapa jauh
kompetensi awal peserta didik pada materi tersebut dengan cara memberikan
tes awal (pre tes) secara individual (tes berupa tes keterampilan dan
pengetahuan) serta menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi
yang akan dipelajari dalam hal ini materi permainan bolavoli (pasing atas dan
pasing bawah) (tahap 1)
Kegiatan Inti
Tahap 1
Untuk mengingatkan kembali memori peserta didik tentang pasing atas dan
bawah guru menyampaikan ulang materi pasing yang ditekankan pada variasi
dan kombinasi pasing. Dengan cara mendemonstrasikan teknik pasing atas dan
bawah. Peserta didik dengan bimbingan guru mengamati untuk mendapatkan
gambaran permasalahan yang dapat dipecahkan.
Tahap 2
Guru membentuk kelompok-kelompok pembelajaran dengan kemampuan yang
berbeda. Dengan menentukan katagori di masing-masing kelompoknya.
Tahap 3
92
93
:Seni Rupa
: VII/1
: Menggambar Flora dan Fauna
Kompetensi Dasar
1. Menerima, menanggapi, dan menghargai keragaman dan keunikan karya
1
seni rupa sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
2. Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian
1
2. Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, dan santun terhadap karya
2
seni rupa dan pembuatnya
3. Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap
2
lingkungan dalam berkarya seni
3, Memahami konsep dan prosedur menggambar flora, fauna, dan benda alam
3
4. Menggambar flora, fauna, dan benda alam
1
Contoh Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian proses belajar, peserta didik diharapkan dapat:
1. mendeskripsikan pengertian dan kriteria menggambar flora dengan benar,
2. mendeskripsikan prosedur dan teknik menggambar flora dengan benar, dan
3. mengkomunikasikan pemahaman tentang prosedur dan teknik menggambar
flora secara lisan dan/atau tertulis, dan
4. menggambar flora dengan teknik warna (pensil warna)
(Catatan: tujuan tersebut diturunkan dari indikator)
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
Pada awal pembelajaran guru menayangkan empat contoh gambar flora (dengan
objek bunga, buah, sayur, dan tanaman hias) untuk diamati peserta didik.
Melalui tanya jawab dengan guru, peserta didik diarahkan untuk menemukan
permasalahan tentang menggambar flora, yaitu pengertian, kriteria, dan
prosedur serta teknik menggambar flora. Guru kemudian memberikan tes awal
untuk dijawab peserta didik secara individual. Selanjutnya, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1.
Untuk melaksanakan pembelajaran model jigsaw, guru membagi peserta
didik menjadi lima kelompok sesuai dengan jenis objek menggambar: (1)
bunga, (2) buah, (3) sayuran, dan (4) tanaman hias, masing-masing dengan
empat orang anggota, sebagai kelompok asal. Kepada masing-masing
anggota kelompok asal ini diberikan bagian materi untuk dipelajari: (1)
pengertian menggambar flora, (2) kriteria karya gambar flora, (3) prosedur
menggambar flora teknik hitam putih (pensil), dan (4) prosedur menggambar
flora dengan teknik warna (pensil warna). Materi tersebut merupakan uraian
tentang proses menggambar objek tertentu yang diambil dari Buku Peserta
didik dan sumber-sumber lainnya.
94
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penutup
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat simpulan dan merangkum
hasil kegiatan pembelajaran tentang menggambar flora.
2. Dengan bimbingan guru, peserta didik melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran model jigsaw. Refleksi dapat dikaitkan difokuskan pada perilaku
ilmiah yang dapat terbentuk pada diri peserta didik melalui aktivitas
pembelajaran tersebut, misalnya sikap ingin tahu, jujur, kritis, objektif, teliti,
dan kreatif. Selain itu, refleksi dapat dikaitkan difokuskan pada sikap sosial,
misalnya tanggung jawab, disiplin, dan kerjasama. Refleksi lebih lanjut juga
dapat mendorong peserta didik untuk mengagumi keindahan sebagai karunia
Tuhan yang Mahakuasa.
Kriteria Penilaian
No
1
2
3
4
95
:Bahasa Inggris
: VIII
: Meminta dan Mengungkapkan Pendapat
Kompetensi Dasar
1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar komunikasi Internasional yang diwujudkan dalam semangat
belajar
2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi
interpersonal dengan guru dan teman.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai,
dalam melaksanakan komunikasi fungsional.
3.1 Menerapkan struktur teks dan Wnsure kebahasaan untuk melaksanakan
fungsi Wnsure dari ungkapan meminta dan mengungkapkan pendapat, serta
responnya, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.1 Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan merespon
ungkapan meminta dan mengungkapkan pendapat dengan memperhatikan
fungsi Wnsure, struktur teks, dan Wnsure kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks
Contoh Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1. Menunjukkan perilaku kesungguhan belajar bahasa Inggris tentang
menyatakan dan meminta pendapat.
2. Menunjukkan perilaku santun, percaya diri, dan kerjasama dalam
berkomunikasi tentang menyatakan dan meminta pendapat.
3. Menyatakan pendapat dengan lancar, tepat, dan sesuai dengan konteks.
4. Meminta pendapat dengan lancar, tepat, dan sesuai dengan konteks.
(Catatan: tujuan tersebut diturunkan dari indikator)
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang fakta adanya orang yang
berhasil dan yang kurang berhasil dalam belajar bahasa Inggris.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang terdiri atas 4 anggota.
Write
96
97
:Bahasa Inggris
: VIII
: Teks Fungsional Tulis Pengumuman
Kompetensi Dasar
1.1
Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam
semangat belajar
2.3 Menunjukkan perilaku tanggungjawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai
dalam melaksanakan komunikasi fungsional
3.13 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk melaksanakan
fungsi sosial dari teks pesan singkat dan pengumuman/pemberitahuan
(notice), sesuai dengan konteks penggunaannya
4.17 Menyusun teks tulis pesan singkat dan pengumuman/pemberitahuan
(notice), sangat pendek dan sederhana, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
Contoh Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran baik secara sendiri-sendiri, berpasangan,
maupun berkelompok peserta didik dapat:
1. mengidentifikasi ciri-ciri kebahasaan teks tulis pengumuman
2. menentukan tujuan komunikatif teks tulis pengumuman
3. melengkapi teks tulis pengumuman yang belum lengkap dengan kata-kata
yang tepat.
4. mengedit teks tulis pengumuman yang memiliki kesalahan-kesalahan ejaan
dan tanda baca
5. menulis teks tulis pengumuman berdasarkan konteks yang diberikan
(Catatan: Contoh-contoh tujuan pembelajaran di atas diturunkan dari indikator.)
Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan
1. Guru dan peserta didik bercurah pendapat tentang hal-hal yang berkaitan
dengan teks pengumuman
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi.
Kegiatan Inti
1.
Building Knowledge of Field
a. Peserta didik mengamati contoh teks pengumuman yang ditunjukkan
oleh guru.
b. Peserta didik menanyakan tentang ciri-ciri kebahasaan teks yang
meliputi makna kata baru dan pola kalimat, serta fungsi sosial teks di
bawah arahan guru.
2.
Modelling of Text
a. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi dalam teks
pengumuman di bawah bimbingan guru melalui kegiatan tanya jawab.
98
99
100