Anda di halaman 1dari 4

Berikut ini faktorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi usia remaja

seperti
:
1.
Aktivitas fisik
2.
Lingkungan
3.
Pengobatan
4.
Depresi dan kondisi mental
5.
Penyakit
6.
Stres
Kecukupan gizi remaja akan terpenuhi dengan pola makan yang beragam dan
gizi seimbang. Modifikasi menu dilakukan terhadap jenis olahan pangan dengan
memperhatikan jumlah dan sesuai kebutuhan gizi pada usia tersebut dimana
sangat membutuhkan makanan yang sangat bergizi.
B.
Manfaat Gizi Seimbang Bagi Remaja
Manfaat gizi seimbang bagi remaja yaitu :
1.
Membantu konsentrasi belajar
2.
Beraktivitas
3.
Bersosialisasi
4.
Untuk kesempurnaan fisik
5.
Tercapai kematangan fungsi seksual dan
6.
Tercapainya bentuk dewasa.
Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh
kembang yang kedua kurang asupan zat gizi karena pola makan yang salah,
pengaruh dari lingkungan pergaulan (ingin langsing). Remaja putri yang kurang
gizi tidak dapat mencapai status gizi yang optimal (kurus, pendek dan
pertumbuhan tulang tidak proporsional). Kurang zat besi dan gizi lain yang
penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit-sakitan.
Remaja yang tak memperoleh cukup gizi yang biasa didapati pada buah-buahan
dan ikan lebih rentan terhadap kondisi paru-paru yang dibawah normal, sakit
asma, batuk dan sesak nafas. Remaja dengan asupan dan terutama vitamin C
paling rendah memiliki paru-paru yang lebih lemah dibandingkan dengan yang
lain. Remaja yang kurang mengkonsumsi vitamin E, yang terdapat pada minyak
nabati dan kacang, lebih mungkin untuk terserang asma. Remaja yang
mengkonsumsi kurang banyak buah dan lebih sedikit asam lemak omega-3 lebih
mungkin untuk terserang asma dan gangguan pernafasan seperti tersengalsengal.
Kekurangan gizi ditandai dengan lambatnya pertumbuhan tubuh (terutama pada
anak), daya tahan tubuh rendah, kurangnya tingkat intelegensia (kecerdasan),
dan produktivitas yang rendah.

Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan
fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk
dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi
perubahan komposisi tubuh.
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannnya
maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan
dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
- Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung
individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga
kebutuhan zat gizi akan naik pula.
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka
pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk
pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat
gizinya menjadi lebih baik. Dengan demikian, kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa
sudah agak konstan, kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan
sebagainya. Sehingga mengharuskan dia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.
Faktor Penyebab Yang Mempengaruhi Masalah gizi Pada Remaja
Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa :
Melewatkan waktu makan satu kali atau lebih setiap hari
Pemilihan makanan selingan (snack) yang kurang tepat
Kurangnya supervisi (misalnya orang tua) dalam memilih makanan diluar rumah
Takut mengalami obesitas (khususnya pada perempuan)
Perhatian terhadap makanan tertentu yang menyebabkan jerawat
Kurangnya waktu untuk mengonsumsi makanan secara teratur
Kurang didampingi ketika mengonsumsi makanan tertentu
Tidak minum susu(mungkin sebagai pemberontakan melawan orang tua)
Mulai mengonsumsi alkohol
Kurangnya kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi

Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi
agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena nutrisi dan
pertumbuhan merupakan hubungan integral. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi
pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan
pertumbuhan linear. Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya
penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, kanker dan osteoporosis.
Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak
dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh

yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun


menjadi berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih
banyak karena mengalami menstruasi setiap bulan.
Selain perubahan biologik dan fisiologik, remaja juga mengalami perubahan
psikologik dan sosial. Terdapat variasi waktu dan lamanya berlangsung masa
transisi dari anak menjadi manusia dewasa yang dipengaruhi oleh faktor sosiokultural dan ekonomi. Selain itu, remaja bukanlah kelompok yang homogen
walaupun berada dalam lingkungan sosio-kultural yang sama dengan variasi lebar
dalam hal perkembangan, maturitas dan gaya hidup. Penelitian Blum (1991) pada
remaja 15-18 tahun, didapatkan bahwa remaja lelaki lebih percaya diri, merasa
lebih bahagia dan sehat serta lebih tidak rentan dibandingkan remaja perempuan
yang cenderung merasa kurang puas akan keadaan tubuhnya, kepribadian serta
kesehatannya.
Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya
anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan
perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya
yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah.
Kebutuhan nutrisi
Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan dan
pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa tubuh serta
komposisi tubuh sebagai berikut:

Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang tinggi
agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal. Tidak terpenuhinya kebutuhan
nutrisi pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan
hambatan pertumbuhan linear.
Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya penyakit kronik yang
terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes,
kanker dan osteoporosis.
Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya
anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan
perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya
yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.

Anda mungkin juga menyukai