LAPORAN PROYEK
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Genetika I
yang Dibina oleh Prof. Dr. A. D. Corebima, M. Pd.
Oleh:
Kelompok 14
Offering A/ 2014
Eka Imbia Agus Diartika
140341601668
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan proyek mata
kuliah Genetika I dengan judul Pengaruh Konsentrasi Rotenon
dari Ekstrak Biji Bengkuang (Pachyrizus erosus) dan Waktu
Pemotongan Akar terhadap Jumlah Sel Akar Bawang Lanang
(Allium sativum) yang Mengalami Mitosis tepat waktu.
Terselesaikannya laporan proyek ini tentu tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. A. D. Corebima, M. Pd. selaku dosen yang telah
bersedia
memberikan
bimbingan
dan
pengarahan
demi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
KATA PENGANTAR............................................................................
ii
DAFTAR ISI.......................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
1.2
1
Rumusan
1.3
2
Tujuan
1.4
3
Asumsi
1.5
4
Ruang
1.6
5
Definisi
Belakang
Masalah
Penelitian
Penelitian
Lingkup
Penelitian
Istilah
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Tahap-tahap
Pembelahan
2.2
Bawang
2.3
2.4
7
Mitosis pada Bawang
Bengkuang
2.5
9
Rotenon
Mitosis
Lanang
10
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka
3.2
17
Hipotesis
Konseptual
Penelitian
18
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1............................................................................................
Rancangan
dan
Jenis
Penelitian
.............................................................................................
20
4.2............................................................................................
Waktu
dan
Tempat
Pelaksanaan
.............................................................................................
20
4.3............................................................................................
Variabel
Penelitian
.............................................................................................
4.4............................................................................................
Alat
dan
Bahan
.............................................................................................
21
4.5............................................................................................
Prosedur
Kerja
.............................................................................................
4.6............................................................................................
Teknik
Pengumpulan
Data
.............................................................................................
23
4.7............................................................................................
Teknik
Analisis
Data
.............................................................................................
23
BAB V DATA DAN ANALISIS DATA.....................................................
5.1............................................................................................
Data
Hasil
Penelitian
.............................................................................................
5.2............................................................................................
Analisis
Data
.............................................................................................
30
BAB VI PEMBAHASAN
BAB VII PENUTUP
7.1
Simpulan
7.2
Saran
DAFTAR RUJUKAN............................................................................
40
LAMPIRAN........................................................................................
41
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bawang Merah (Allium cepa)
..
Gambar 2.2 Bengkuang (Pachyrizus erosus)
..
Gambar 2.3 Biji Bengkuang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh
berkembang.
Proses
mitosis
terjadi
bersama
dengan
(Crowder,
1986).
Mitosis
berfungsi
dalam
agen
yang
mitosis,
mempengaruhi
dinamika
mikrotubulus
dari
sel
dan
putih
sebenarnya
lanang
merupakan
(Allium
sativum).
varietas
dari
Bawang
bawang
putih
lanang
yang
satu
umbi
tersebut.
Selain
itu,
bawang
ini
mudah
(Stack, 1979 & Fukui, 1996). Selain itu, tanaman tersebut mudah
didapat dan murah (Abidin, 2014).
Penjelasan mengenai berbagai permasalahan yang telah
dikemukakan di atas akan dijelaskan dengan suatu proses
penelitian. Oleh karena itu dalam penyusunan laporan proyek ini,
peneliti mengambil judul Pengaruh Konsentrasi Rotenon dari
Ekstrak
Biji
Bengkuang
(Pachyrizus
erosus)
dan
Waktu
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah
sel
akar
bawang
lanang
(Allium
sativum)
yang
mengalami mitosis?
3. Apakah ada pengaruh interaksi konsentrasi rotenon dari
ekstrak
biji
bengkuang
(Pachyrizus
erosus)
dan
waktu
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
sel
akar
bawang
mengalami mitosis
3. Mengetahui pengaruh
ekstrak
biji
lanang
interaksi
bengkuang
(Allium
sativum)
konsentrasi
(Pachyrizus
erosus)
yang
rotenon
dan
dari
waktu
Asumsi Penelitian
Adapun asumsi penelitian ini adalah sebagai berikut.
mudah
ditumbuhkan
dalam
waktu
relatif
singkat.
mengalami
ini
menggunakan
konsentrasi
perasan
biji
1.6
Definisi Istilah
1. Pembelahan mitosis merupakan pembelahan inti yang
berhubungan dengan pembelahan sel somatik, yang terdiri
dari fase profase, metafase, anafase, dan telofase.
2. Bawang lanang merupakan varietas dari bawang putih
yang
terbentuk
tidak
sengaja
karena
lingkungan
dari
hasil
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelahan Mitosis
Kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan ke pembelahan
berikutnya disebut daur hidup (siklus sel), yang mencakup dua
fase, yaitu interfase dan pembelahan sel (M). Interfase mencakup
tiga tahapan, yaitu G1, S, dan G2. Pembelahan sel meliputi dua
tahapan,
yaitu
kariokinesis
atau
mitosis
dan
sitokinesis
(Issoegianti, 1993).
Selama
periode
interfase,
kromosom
tidak
tampak
merupakan
periode
setelah
mitosis,
gen
aktif
terjadi aktivitas
gen untuk
antara
lain
yaitu
mengganti
sel-sel
yang
rusak
terjadi
selama
perubahan-perubahan
mitosis,
mengakibatkan
morfologis
pada
sel,
terjadinya
misalnya
Welsh
(1991),
mitosis
dibagi
dalam
empat
bergerak
menuju
bidang
ekuatorial,
kromosom
: Spermatophyte
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
Monocotyledonae
Ordo
: Liliales
Famili
Liliaceae
Genus
Allium
Spesies
: Allium sativum L.
Batang
yang
permukaan
batang
semu
tanah
adalah
tampak
di
atas
10
air
dalam
tanah.
Akibatnya,
dalam
proses
yang
terbentuk
tidak
sengaja
karena
lingkungan
11
biasanya
membungkus
siung-siung
hanya
mampu
pada
jam
12.00
WIB
dengan
nilai
11,326%,
dan
: Rosales
Familia
: Leguminosae
Genus
: Pachyrizus
12
Spesies
: Pachyrizus erosus
lebar
1-2
cm,
bentuk
lancet,
pipih,
hijau.
Tanaman
diekstrak
dengan
mengggunakan
hexane,
paquirrizine,
isovlafon
dehidroroneotenone.
13
Rotenon
14
larut dalam eter dan aseton, sedikit larut dalam etanol (Barrera
et a.l, 2004).
Rotenon tidak berwarna dan tidak berbau, memiliki rumus
empiris C23H22O6, dan bobot molekul 394,41. Memiliki titik didih
210-2200 C dan titik lelehnya 165-166 C. Rotenon umumnya
tidak stabil dan mudah terurai dengan cepat, bergantung pada
berbagai faktor termasuk cahaya, suhu, dosis, dan keberadaan
limbah organik. Rotenon biasanya digunakan untuk bahan
insektisida dan pestisida. Senyawa ini terkandung dalam akar
dan batang ataupun biji dari beberapa tanaman termasuk
bengkuang. Rotenon dapat larut dalam alkohol, aseton, karbon
tetraklorida, kloroform, eter, dan etanol. Kelarutan dalam air
adalah 0.2 mg/L pada suhu 200 C.
Sandhu dan Waters (1980) dalam kajian tentang beberapa
pestisida kimia melaporkan bahwa rotenone adalah meupakan
racun
yang
Rotenon
menghambat
dapat
pembentukan
menyebabkan
benang
terganggunya
spindel.
fase
mitosis,
Pada
otot
yang
teracuni
rotenon
menunjukkan
Koenzim
elektron
dan
pada
NAD+
berperan
reaksi
penting
fosforilasi
dalam
oksidatif.
15
Pada mekanisme
16
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
1.1
Kerangka Konseptual
Bawang lanang Allium sativum)
mudah ditumbuhkan
17
suatu
organisme
dapat
berlangsung
dengan
baik
diamati
bidang
pandang.
Adapun
kerangka
otenRMSisdaphmblr(zk)u/jBwgyf,21.043WI
18
1.1
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut.
a. Ada pengaruh konsentrasi rotenon dari ekstrak biji bengkuang
(Pachyrizus erosus) terhadap jumlah sel akar bawang lanang
(Allium sativum) yang mengalami mitosis.
19
20
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan
menggunakan desain penelitian true experimental design.
Rancangan penelitian eksperimen ini digunakan untuk
mengungkapkan hubungan pengaruh dengan melibatkan
kelompok kontrol disamping kelompok eksperimental.
Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kuantitatif yaitu
menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data
numerik (angka) menggunakan metode statistik melalui
pengujian hipotesa.
4.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari-Maret 2016
b. Tempat Pelaksanaan
1) Penanaman bawang, pemotongan akar, pemberian perlakuan
konsentrasi rotenon ekstrak biji bengkuang, dan pemindahan
akar ke FAA dilaksanakan di Jalan Mayjend Panjaitang Gang 15
Nomor 72B Malang.
2) Pengamatan fase mitosis
akar
bawang
dilaksanakan
di
21
22
23
MMMeeennnygimihaabplakusgknsbneirjbbiujkeinjgbkeunagkudaengsaebcanryk10
MMMeeelnmayrbauurtiaktgenklsseurrbataunkbbijiijjebneengngkgkukuauaa ddedneengngagaakkoenrsteastraiin0g%(l,a2r5utns0ar%ignyagdiperolhmerupaknlrutansokatulrtanekstra bij
nPPdgireemmlgbb.uuaattnn.llrruuttaannddeeggaannkkoosseennttrraaii5205%%ddiillaakkuu nnddeeggaannccrr mmeennggaammbbiill5205mm llaarruuttnnisodkukdananideieccrkraknandedegagnanquqaudaedseshihnigngaammenecnacpapii
Pabqeenmgbdkuuasatn)l.rutankosentrai75%dilaku ndegancr mengambil75m larutniduk andiecrkandegan quadeshingamencapi
dvvaoonlluu7mm5ee%1100 mmll..
v o lu m e 1 0
3. Perlakuan
24
MUM neetmru knodtpaenmrgl aakku rrnb,amwern g dpmad kbaort l wv ianlgy apn gd ab eroist lavriu tlayn F Ag b e(rkiso netrkosl takn pbaij ebrlnagk u an )g d en g an k o n se trasi 25 % , 5 0 % ,
bsdealw m7n5ag%2 4sejalm a 2 4 jam
MMeernggnadmambbiillppoottnnggaayuujjntnegglaiakhkrrppbdwiahadnlkrguoythnjH7t0Cge%llaak1hsNrdidreelnnam2am7cdlahnyarudtengansiletbrka t.
Mengtamsdiefnga- cseokitarsmnd,ibeawuthmpikreos tpcehy adperubtsa,mn4l0wX1k apnd gehmitbunkarspintgu-m.asingf epad 3biangp dangy ber da eng 3kaliu nga.
FmAenit
4. Pengambilan Data
25
JK(A) =
( y 1)
- FK
r bc
2
JK(B) =
( y 1)
- FK
r ac
2
JK(C) =
( y 1)
FK
r bc
JK(AB) =
( j k )
rc
FK - JK(A) JK (B)
JK(AC) =
( )
FK - JK(A) JK (C)
rb
2
JK(BC) =
( )
ra
FK - JK(B) JK (C)
galat
26
KT galat
r
27
BAB V
DATA DAN ANALISIS DATA
5.1 Data
Tabel 5.1 Rata-rata Jumlah Sel Tiap Fase Mitosis pada Seluruh
Perlakuan
Waktu
21.00
Konsentra
si
0
25
50
Fase
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
Ulanga
n
1
Bidang pandang
1
2
10
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
3
11
78
34
26
0
0
0
26
0
0
0
13
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
44
15
0
0
0
50
0
rata3
14
0
rata
7,50
0,00
0,00
0,00
4,67
0,00
0,00
0,00
26,00
0,00
0,00
0,00
3,33
0,00
0,00
0,00
4,67
0,00
0,00
0,00
1,67
0,00
0,00
0,00
38,33
0,00
0,00
0,00
25,00
0,00
0,00
0,00
25,67
0,00
28
75
24.00
25
50
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
0
0
1
0
0
2
1
0
1
2
31
0
0
0
3
0
0
0
6
0
0
0
9
0
0
0
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
12
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
14
0
0
1
0
0
0
0
0
0
46
26
0
0
1
0
0
0
0
0
0
21
34
0
0
0
0
0
0
0
0
0
34
13
21
0
0
0
0
0
1
0
0
0
12
0
0
0
0
0
0
1
0
1
16
20
0
0
1
0
0
0
0
0
0
64
17
27
0
0
90
0
0
0
28
0
43
0
0,00
0,00
32,33
0,33
0,00
0,67
7,67
0,00
0,00
0,00
16,67
0,00
0,00
0,00
22,00
0,33
0,00
0,67
12,67
0,00
0,00
0,33
33,67
0,00
0,00
0,33
6,33
0,00
0,00
0,00
16,00
0,00
0,00
0,00
10,67
0,00
0,00
0,00
43,00
0,00
0,00
0,67
27,67
0,00
29
75
03.00
25
50
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
0
1
3
0
1
9
0
0
0
1
3
0
0
0
8
0
0
0
9
0
0
0
8
0
0
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
11
16
0
0
0
0
0
0
0
0
0
18
17
24
1
0
0
0
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
31
26
1
0
2
0
0
0
0
0
0
13
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
44
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
41
0
0
45
0
0
0
8
0
6
0
0,00
0,67
6,00
0,00
0,00
0,00
7,67
0,00
0,00
0,00
31,67
0,00
0,00
0,00
8,33
0,33
0,00
0,67
17,67
0,00
0,00
0,00
13,67
0,33
0,00
0,00
11,00
0,00
0,00
0,00
22,67
0,00
0,00
0,00
16,33
0,00
0,00
0,00
18,67
0,00
0,00
0,00
7,67
0,00
30
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
P
M
A
T
75
0
0
2
0
0
1
0
0
0
3
6
0
0
0
27
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
4
0
0
0
2
0
0
0
90
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
0
0
0
11
0
0
0
4
0
0
0
0,00
0,00
4,00
0,00
0,00
0,00
11,67
0,00
0,00
0,00
34,33
0,00
0,00
0,00
8,33
0,00
0,00
0,00
5,67
0,00
0,00
0,00
Ulanga
si
0
25
Fase
P
100,0
M
0,00
A
0,00
T
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
31
50
75
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
1
2
0
97,00
100,0
1,00
0,00
0,00
0,00
2,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
Pukul 12.00
Konsentra
Ulanga
si
0
Fase
1
2
3
1
P
95,65
97,44
99,02
100,0
M
1,45
0,00
0,00
0,00
A
0,00
0,00
0,00
0,00
T
2,90
2,56
0,98
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
50
1
2
3
0
98,47
97,65
100,0
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1,53
2,35
0,00
75
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
25
Konsentra
si
0
0
3
89,29
3,57
0,00
Pukul 03.00
Ulanga
Fase
7,14
n
1
P
100,0
M
0,00
A
0,00
T
0,00
2
3
0
97,62
100,0
2,38
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
32
25
50
75
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
0
100,0
0,00
0,00
0,00
Tabel Transformasi
Konsentra
Fase
Ulanga
si
21.00
Jumlah
25
P
M
A
T
P
M
A
T
Jumla
Jumlah
n
1
90,00
0,00
0
0
90,00
90,00
0
0
0
90,00
2
90,00
0
0
0
90,00
90,00
0
0
0
90,00
3
90,00
0
0
0
90,00
90,00
0
0
0
90,00
270,00
0,00
0,00
0,00
270,00
270,00
0,00
0,00
0,00
270,00
90,00
0
0
0
90,00
90,00
0
0
0
90,00
90,00
0
0
0
90,00
270,00
0
0
0
270,00
h
50
P
M
A
T
Jumla
h
33
75
24.00
P
M
A
T
Jumla
h
P
M
A
T
Jumlah
25
P
M
A
T
Jumla
80,03
5,74
0
8,13
93,90
90,00
0
0
0
90,00
90,00
0
0
0
90,00
260,03
6
0
8
273,90
77,96
6,91
0
9,80
94,68
90,00
0
0
0
90,00
80,79
0
0
9,21
90,00
90,00
0
0
0
90,00
84,32
0
0
5,68
90,00
90,00
0
0
0
90,00
243,07
6,91
0,00
24,70
274,68
270,00
0,00
0,00
0,00
270,00
82,90
0
0
7,10
90,00
81,18
0
0
8,82
90,00
90,00
0
0
0
90,00
254,08
0
0
16
270,00
90,00
0,00
0
0,00
90,00
90,00
0
0
0
90,00
70,89
10,90
0
15,51
97,30
251
11
0
16
277,30
90,00
0,00
0
0,00
90,00
90,00
0
0
0
90,00
81,12
8,88
0
0,00
90,00
90,00
0
0
0
90,00
90,00
0
0
0,00
90,00
90,00
0
0
0
90,00
261,12
8,88
0,00
0,00
270,00
270,00
0,00
0,00
0,00
270,00
90,00
0
0
90,00
0
0
90,00
0
0
270,00
0
0
h
50
P
M
A
T
Jumla
h
75
21.00
P
M
A
T
Jumla
h
P
M
A
T
Jumlah
25
P
M
A
T
Jumla
h
50
P
M
A
34
T
Jumla
0,00
90,00
0,00
90,00
0
90,00
0
270,00
h
75
P
M
A
T
Jumla
90,00
0,00
0
0,00
90,00
90,00
0
0
0
90,00
90,00
0,00
0
0,00
90,00
270
0
0
0
270,00
1088,5
1080,0
1087,3
3255,8
h
total
Y2
rab
(3255,88)
3x 3 x 4
FK
JKT
JKK
(1088,58)2+ +(1087,30)2
FK =
=
3x4
JKP
= 294465,06
3,56931207026
(270) + +(27 0)
FK=
3
23,130266191
Total
03.00
270,00
270,00
270,00
270,00
1080,00
814,68
810,00
810,00
821,20
3255,88
35
(1083,90) + +(1080,0)
FK = 6,227219818
=
3x4
JK (W)
JK (K)
(814,68) + +( 821,20)
FK = 9,36128828
=
3x 3
JK (JWK)
Ftabe
JK
KT
Fhit
l
5%
1%
1,7846
Ulangan
2
1
3,57
56
2,1027
Perlakuan
23,130266191
51
3,1136 1,2081
6,23
1
55
3,1204 1,2108
3,44
5,72
Konsentrasi
9,36
29
01
1,2569 0,4877
3,05
4,82
Interaksi
6
2
7,54
6
2,5771
2,66
3,99
Galat
2
3
56,70
Total
83,40
36
37
BAB VI
PEMBAHASAN
Mitosis merupakan pembelahan inti yang berhubungan
dengan pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa
tahap didalamnya, yaitu: profase, metafase, anafase, dan
telofase (Satrosumarjo, 2006). Berdasarkan pengertian mitosis,
proses pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah sel
ujung
akar
mengalami
bawang
setiap
putih
fase
lanang
(Allium
pembelahan
sativum)
mitosis,
yang
kemudian
mengamati
tahap-tahap
pembelahan
mitosis
variabel
dikarenakan
pada
bebas.
ujung
Menurut
akar
Margono
bawang
(1973)
banyak
hal
sel
ini
yang
perendaman
potongan
ke
dalam
larutan
FAA.
38
dan
membersihkan
sisa
larutan
FAA
yang
Tahap
terakhir
adalah
pemanasan,
pemanasan
mempengaruhi
dinamika
mikrotubulus
dari
sel
dan
39
40
41
42
43
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. F hitung waktu (1,208155) < Ftabel 0,05 (3,44), maka
tidak ada pengaruh waktu pemotongan tudung akar
terhadap jumlah sel yang mengalami mitosis pada akar
bawang putih lanang (Allium sativum).
2. Fhitung Konsentrasi (1,210801) < Ftabel 0,05 (3,05), maka
tidak ada pengaruh konsentrasi ekstrak biji bengkoang
terhadap jumlah sel yang mengalami mitosis pada akar
bawang putih lanang (Allium sativum).
3. Fhitung Interaksi Waktu dan Konsentrasi (0,48773) <
Ftabel 0,05 (2,66), maka tidak ada pengaruh interaksi
antara waktu pemotongan tudung akar bawang dengan
konsentrasi ekstrak biji bengkoang terhadap jumlah sel
yang mengalami mitosis pada akar bawang merah dan
bawang putih.
1.2 Saran
Dalam proses pemotongan akar bawang diharapkan
dilakukan dengan tepat waktu sehingga mendapatkan data yang
memiliki tingkat akurasi jumlah sel yang mengalami mitosis lebih
tinggi. Untuk pengambilan data diharapkan dilakukan dengan
lebih cermat dalam menentukan fase-fase yang ada sehingga
44
LAMPIRAN
N
Gambar
Keterangan
o
1.
1. Benang kromatin
2. Dinding sel
rotenon)
1
2
2.
M= 400x
Metafase (00.00 WIB, 0%
rotenon)
1. Kromosom
2. Dinding sel
2
M= 400x
3
1. Benang spindel
45
2. Kromosom
3. Dinding sel
3
4
M= 400x
Telofase (21.00 WIB, 75%
rotenon)
1. Benang kromatin
2. Dinding sel
2
M= 400x
Keterangan: Gambar dicrop dan dizoom supaya terlihat lebih
jelas.