Anda di halaman 1dari 4

rumaysho.

com

http://rumaysho.com/aqidah/agar-tidak-diganggu-setan-1-11549.html

Agar Tidak Diganggu Setan (1)


Muhammad Abduh Tuasikal,
MSc

Bagaimana agar kita memiliki senjata supaya tidak diganggu setan. Coba ikuti kiat-kiat berikut.

1- Patut dipahami, setan adalah musuh manusia


Allah Taala berfirman,


Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.
(QS. Fathir: 6)
Setiap manusia ingin disesatkan oleh setan kecuali orang yang memiliki tauhid yang benar. Allah Taala
berfirman,
( 80 ) ( 79 ) ( 78 ) ( 77 )

(83 ) ( 82 ) ( 81 )
Allah berfirman: Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,
Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan. Iblis berkata: Ya Tuhanku, beri tangguhlah
aku sampai hari mereka dibangkitkan. Allah berfirman: Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi
tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat). Iblis menjawab: Demi kekuasaan
Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.
(QS. Shaad: 77-83)

2- Berpegang teguh dengan Al-Quran dan As-Sunnah


Allah Taala berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkahlangkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)
Masuklah dalam silmi artinya adalah lakukanlah ketaatan kepada Allah. Disebutkan dalam Tafsir Al-Quran
Al-Azhim karya Ibnu Katsir, sebagaimana pendapat dari Ibnu Abbas, Abu Aliyah, dan Ar-Rabi bin Anas ketika
menafsirkan ayat di atas.
Hal ini dikuatkan lagi dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,


Jika anak Adam membaca ayat sajadah, lalu dia sujud, maka setan akan menjauhinya sambil menangis. Setan
pun akan berkata-kata: Celaka aku. Anak Adam disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga.
Sedangkan aku sendiri diperintahkan untuk sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan
neraka. (HR. Muslim no. 81)

Orang yang mau sujud pada Allah berarti telah berpegang pada ajaran Islam dengan benar.

3- Berlindung dari gangguan setan dan senantiasa meminta tolong pada Allah
Allah Taala berfirman,

(200) ( 199)
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang
yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah. (QS. Al-Araf:
199-200)
Ada beberapa tempat atau waktu meminta perlindungan dari gangguan setan:

a- Ketika masuk kamar mandi


Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau mengatakan,

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni audzu bika
minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan).
(HR. Bukhari no. 142 dan Muslim no. 375)
Untuk doa Allahumma inni audzu bika minal khubutsi wal khobaits, boleh juga dibaca Allahumma inni audzu
bika minal khubtsi wal khobaits (denga ba yang disukun). Bahkan cara baca khubtsi (dengan ba disukun) itu
lebih banyak di kalangan para ulama hadits sebagaimana dikatakan oleh Al-Qadhi Iyadh rahimahullah.
Sedangkan mengenai maknanya, ada ulama yang mengatakan bahwa makna khubtsi (dengan ba disukun)
adalah gangguan setan, sedangkan khobaits adalah maksiat. (Syarh Shahih Muslim, 4: 71)
Jadi, cara baca dengan khubtsi (dengan ba disukun) dan khobaits itu lebih luas maknanya dibanding dengan
makna yang di awal tadi karena makna kedua berarti meminta perlindungan dari segala gangguan setan dan
maksiat.

b- Ketika marah
Dari Sulaiman bin Surd radhiyallahu anhu, beliau menceritakan, Suatu hari saya duduk bersama Nabi
shallallahu alaihi wa sallam. Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah wajahnya
dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
:
Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia
membaca taawudz: A-uudzu billahi minas syaithanir rajiim (aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang
terkutuk), marahnya akan hilang. (HR. Bukhari dan Muslim).

c- Ketika singgah di suatu tempat


Diriwayatkan dari Khawlah binti Hakim As-Sulamiyyah; beliau mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
.
Barang siapa yang singgah di suatu tempat kemudian dia mengucapkan, Auudzu bi kalimaatillaahit taammaati
min syarri maa kholaq (Artinya: Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan setiap

makhluk), maka tidak ada satu pun yang akan membahayakannya sampai dia pergi dari tempat tersebut. (HR.
Muslim, no. 2708)

d- Ketika membaca Al-Quran


Diperintahkan dalam ayat,

Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang
terkutuk. (QS. An-Nahl: 98)
Hendaklah memulai membaca Al-Quran dengan membaca taawudz. Bacaan taawudz menurut jumhur
(mayoritas ulama) adalah audzu billahi minasy syaithonir rajiim. Membaca taawudz ini dihukumi sunnah,
bukan wajib.

e- Melindungi anak dan keluarga


Doa yang biasa diucapkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan untuk Hasan dan
Husain, yaitu:

Audzu bi kalimaatillahit taammati min kulli syaithonin wa haammatin wa min kulli ainin laammatin (aku
berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracung dan dari
pengaruh ain yang buruk). (HR. Bukhari no. 3371). Nabi katakana bahwa dulu bapak kalian berdua yaitu Nabi
Ismail dan Ishaq meminta perlindungan pada Allah dengan doa tersebut.
Kemudian, terdapat pula doa yang dibacakan oleh malaikat Jibril alaihis salam ketika Nabi shallallahu alaihi wa
sallam mendapat gangguan setan, yaitu:


Bismillahi arqiika min kulli syai-in yudziika min syarri kulli nafsin aw aini haasidin. Allahu yasyfiika, bismillah
arqiika. (Dengan menyebut nama Allah, aku membacakan ruqyah untukmu dari segala sesuatu yang
menganggumu dari kejahatan setiap jiwa dan pengaruh ain. Semoga Allah menyembuhkanmu). (HR. Muslim
no. 2186)
Bersambung insya Allah. Wallahu waliyyut taufiq.

Referensi:
Alam Al-Jin wa Asy-Syaithon . Cetakan kelimabelas, tahun 1423 H. Syaikh Prof. Dr. Umar bin Sulaiman bin
Abdullah Al Asyqar. Penerbit Darun Nafais.

Naskah Khutbah Jumat, di Masjid Adz-Dzikra Ngampel Warak Girisekar, 22 Syawal 1436 H
Selesai selesai disusun menjelang Jumatan, 22 Syawal 1436 H di Darush Sholihin
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans) ,
Facebook Muhammad Abduh Tuasikal, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan
jawab.

Anda mungkin juga menyukai