keputusan,
masyarakat
bukanlah
satu-satunya
yang
harus
mengungkapkan
jika
pada
akhirnya,
orang
yang
harus
diberi judul Getting to the Point yang memuat pilihan rencana pemulihan yang
dapat dikerjakan dan diinginkan untuk area Stoddart Point. Naskah tersebut
dipresentasikan diajukan kepada asosiasi komunitas lokal untuk saran dan
persetujuan, yang nantinya akan dikembalikan lagi ke masyarakat untuk
dikomentari. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan dukungan untuk ide yang
ada dan memperoleh umpan balik. Ketika proses tersebut lengkap, dokumen akan
dibuat dan dipresentasikan kepada pihak lokal yang berwenang.
Kelompok tetap menyebutnya sebagai naskah ide-ide karena tidak ingin
dicap telah membuat suatu rencana formal. Tujuan dari naskah tersebut adalah
untuk menyusun semua kemungkinan perbedaan yang ada pada area tertentu dan
memotivasi masyarakat untuk mengutarakan apa yang mereka inginkan di area
tersebut. Diharapkan dengan adanya proses terbuka dan judul yang tidak terlalu
formal tersebut, naskah tersebut bisa menjadi cahaya baru bagi masyarakat.
Naskah tersebut juga telah melalui proses konsultasi yang melibatkan
peningkatan kepedulian pada Stoddart Point dalam festival musik; komunikasi
melalui berbagai media termasuk pamflet, surat, dan pengembangan website; serta
berdiskusi dengan masyarakat lokal yang tinggal di sekitar area.
4. Diskusi
Telah banyak literatur yang menyatakan pentingnya partisipasi masyarakat
dalam pemulihan bencana, bentuk keterlibatan dalam perencanaan peacetime,
dan tingkat pemberdayaan komunitas. Fokus pada jurnal ini adalah jenis
partisipasi yang mungkin bermanfaat sesuai literatur. Hasil dari jurnal ini adalah
masyarakat tidak ingin menjadi pihak yang membuat keputusan, namun
menginginkan partisipasi dalam bentuk pemberdayaan lain. Sama halnya dengan
anggota SPRIG yang ingin memberikan andil dalam proses perencanaan dan
hasilnya, namun tidak ingin memiliki otoritas untuk membuat keputusan.
SPRIG memahami jika mereka bukan dalam posisi pemegang kekuasaan atau
membuat keputusan, di lain sisi, mereka membutuhkan legitimasi agar dapat
berperan sebagai kontributor terpercaya dalam proses resmi. Mereka menyadari
adanya kekurangan dalam segi mandat untuk mengambil keputusan, namun