Anda di halaman 1dari 3

3.

Peran dan Mandat Komunitas dalam fase pemulihan bencana di Diamond


Harbour
Anggota SPRIG menyadari jika mereka belum memiliki kemampuan
ataupun mandat untuk mengembangkan, membuat serta merancang suatu rencana
komprehensif New Zealands peacetime dan kerangka regulasi yang bisa
dituangkan dalam dokumen hukum resmi. Peranan SPRIG dalam komunitas dan
proses perencanaan lebih sebagai fasilitator ide dan memberikan dorongan
motivasi yang mampu membuat masyarakat berpartisipasi dalam rencana
pemulihan bencana yang ada.
SPRIG menggaris bawahi jika masyarakat tidak seharusnya membuat
seluruh

keputusan,

masyarakat

bukanlah

satu-satunya

yang

harus

mengimplementasikan ataupun memonitor rencana yang dihasilkan. Salah satu


anggota

mengungkapkan

jika

pada

akhirnya,

orang

yang

harus

mengimplementasikan rencana yang ada adalah pemerintah. Pemerintah memiliki


seluruh infrastruktur dan pelayanan, serta kumpulan orang yang membuat rencana
tersebut. Tapi pemerintah memerintah kumpulan orang tersebut atas nama
komunitas. Pemerintah juga mewakili sudut pandang kelompok sebagai pelaku
bisnis. Melihat dari banyak sudut pandang tersebut, sehingga pendekatan yang
diambil sebenarnya sudah sesuai dengan sistem pemerintahan, yaitu perencanaan
komunitas, sehingga masyarakat dapat mengimplementasikan rencana yang ada.
Sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan yang ada, SPRIG mengadopsi
peran sebagai fasilitator dan memilih untuk membuat suatu ideas paper dengan
menggali kontribusi dari masyarakat Diamond Harbour. Langkah pertama yang
dilakukan melibatkan perwakilan dari dewan masyarakat lokal untuk mengadakan
suatu pertemuan membahas Godley House. Pada pertemuan tersebut masyarakat
sangat antusias dan tertarik untuk membuat suatu kelompok yang akan mengatur
pemulihan area Stoddart Point. Sejak saat itu, SPRIG melakukan pertemuan
mandiri secara rutin dan mengenalkan program yang ada melalui koran lokal.
Ide dan saran yang didapat dalam pertemuan tersebut memutuskan fungsi
Godley House untuk kedepannya dan konsep lain untuk pengembangan kembali
area Stoddart Point. SPRIG mengembangankan ideas paper yang kemudian

diberi judul Getting to the Point yang memuat pilihan rencana pemulihan yang
dapat dikerjakan dan diinginkan untuk area Stoddart Point. Naskah tersebut
dipresentasikan diajukan kepada asosiasi komunitas lokal untuk saran dan
persetujuan, yang nantinya akan dikembalikan lagi ke masyarakat untuk
dikomentari. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan dukungan untuk ide yang
ada dan memperoleh umpan balik. Ketika proses tersebut lengkap, dokumen akan
dibuat dan dipresentasikan kepada pihak lokal yang berwenang.
Kelompok tetap menyebutnya sebagai naskah ide-ide karena tidak ingin
dicap telah membuat suatu rencana formal. Tujuan dari naskah tersebut adalah
untuk menyusun semua kemungkinan perbedaan yang ada pada area tertentu dan
memotivasi masyarakat untuk mengutarakan apa yang mereka inginkan di area
tersebut. Diharapkan dengan adanya proses terbuka dan judul yang tidak terlalu
formal tersebut, naskah tersebut bisa menjadi cahaya baru bagi masyarakat.
Naskah tersebut juga telah melalui proses konsultasi yang melibatkan
peningkatan kepedulian pada Stoddart Point dalam festival musik; komunikasi
melalui berbagai media termasuk pamflet, surat, dan pengembangan website; serta
berdiskusi dengan masyarakat lokal yang tinggal di sekitar area.
4. Diskusi
Telah banyak literatur yang menyatakan pentingnya partisipasi masyarakat
dalam pemulihan bencana, bentuk keterlibatan dalam perencanaan peacetime,
dan tingkat pemberdayaan komunitas. Fokus pada jurnal ini adalah jenis
partisipasi yang mungkin bermanfaat sesuai literatur. Hasil dari jurnal ini adalah
masyarakat tidak ingin menjadi pihak yang membuat keputusan, namun
menginginkan partisipasi dalam bentuk pemberdayaan lain. Sama halnya dengan
anggota SPRIG yang ingin memberikan andil dalam proses perencanaan dan
hasilnya, namun tidak ingin memiliki otoritas untuk membuat keputusan.
SPRIG memahami jika mereka bukan dalam posisi pemegang kekuasaan atau
membuat keputusan, di lain sisi, mereka membutuhkan legitimasi agar dapat
berperan sebagai kontributor terpercaya dalam proses resmi. Mereka menyadari
adanya kekurangan dalam segi mandat untuk mengambil keputusan, namun

mereka masih bisa berperan dalam membangun kepedulian, menyatukan


masyarakat dan menyelesaikan konflik awal, mengumpulkan informasi tentang
area, ataupun menjadi komunitas dengan kapabilitas dan kemampuan yang bisa
berpengaruh dalam proses formal.
SPRIG memahami pentingnya andil masyarakat dan kepemilikan mereka
akan pengetahuan lokal serta kemampuan untuk mengidentifikasi kekurangan
dalam rencana yang dibuat pihak pemulihan bencana. Mereka percaya jika
masyarakat adalah stakeholder paling penting karena masyarakat nantinya yang
akan hidup dengan konsekuensi yang ditimbulkan dari rencana yang ada.
Perlunya melibatkan kelompok masyarakat adalah agar mereka mau merawat,
menghindari rencana yang kontroversial, tidak adekuat, ataupun melupakan
keunikan daerah.
Demi menghindari adanya pertentangan antara kelompok masyarakat
dengan pihak pemulihan bencana, sebelum dilaksanakan konsultasi atau
perjanjian dibuat, disarankan untuk mendiskusikan mengenai proses memuaskan
yang dibutuhkan dan hubungan antara kedua belah pihak akan seperti apa. SPRIG
percaya dengan adanya hubungan baik antara komunitas dan pihak pemulihan
nantinya akan mempermudah dalam pertukaran informasi kedua belah pihak. Hal
inilah yang menimbulkan suatu dilema untuk pihak pemulihan dan/atau
pemerintahan lokal tentang bagaimana cara mengumpulkan ide-ide dari
masyarakat. Sehingga dengan adanya suatu kelompok yang mengorganisasikan
ide-ide dari masyarakat akan sangat bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai