Anda di halaman 1dari 6

Pengantar Ilmu Administrasi Negara

NAMA : Iing Muslihin


NPM : G1A98038
JURUSAN : Administrasi Negara
MATA KULIAH : Pengantar Ilmu Administrasi Negara

PERKEMBANGAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Berbicara tentang perkembangan ilmu Administrasi Negara, tentu tidak


dapat dipisahkan dari perkembangan induknya yaitu Ilmu Administrasi.
Rekonstruksi sejarah administrasi mengungkapkan, bahwa administrasi dapat
dilacak kembali ratusan atau ribuan tahun yang lampau. Kode hukum publik,
bentuk organisasi birokrasi, sistem akuntansi dan anggaran, administrasi pajak,
supervisi pekerjaan-pekerjaan, issitem prestasi dalam penempatan pegawai pada
jabatan tertentu, dan lain-lain telah dilakukan pada masa lampau, yang pada
hakekatnya dianggap sebagai administrasi sebagai seni.
Administrasi sebagai seni ini dibagi dalam dua fase, yaitu fase prasejarah
dan fase sejarah hingga revolusi industri.

a. Fase Prasejarah
Perkembangan administrasi dalam fase ini dapat dilacak dari beberapa
peradaban antara lain :
1. Peradaban Mesopotamia
2. Peradaban Babilonia
3. Peradaban Mesir
4. Peradaban Cina, dan
5. Peradaban Roma
Dalam peradaban-peradaban prasejarah itu telah dikenal prinsip-prinsip
administrasi dan manajemen di bidang pemerintahan, perdagangan, komunikasi,
dan lain-lain. Juga telah dikenal sistem desentalisasi dan penggunaan staf penasehat
pada raja-raja mesir. Di Cina telah dikenal prinsip-prinsip perencanaan,
1
Pengantar Ilmu Administrasi Negara

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan. Sedangkan di Romawi juga


telah mengenal adanya departementasi dan desentralisasi dengan pembentukan
provinsi-provinsi, hal ini dilakukan untuk mempermudah jalannya pemerintahan,
karena waktu itu Romawi memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas.

b. Fase Sejarah Hingga Revolusi Industri


Perkembangan administrasi pada fase ini lebih mau dibandingkan dengan
fase pra sejarah. Hal ini tampak dalam praktek-praktek administarsi, manajemen,
dan organisasi. Gereja Roma Katolik memberi kontribusi yang berarti terhadap
teori administrasi dalam hal hirarkhi otoritas, spesialisasi aktivitas sepanjang garis
fungsional, dan konsep staf. Sturktur organisasi telah didesain dalam satu scalar,
chain of command yang tetap dari Paus melalui Bishops kepada Priets dan Laity.
Dengan kata lain, dalam gereja katolik, rantai kekuasaan mulai dari Paus kepada
Kardinal, kemudian kepada Uskup dan akhirnya kepada Pendeta-pendeta atau
Pastor-pastor di masing-masing wilayah dan negara yang mencapai 430.000 pastor,
suatu jumlah yang mengagumkan.
Di era revolusi industri mucul tiga kelompok ahli ekonomi, yaitu kaum
Kameralis, kaum Merkantilis, dan kaum Fisiokratik. Ketiga kelompok ini percaya
bahwa perekonomian suatu negara akan bisa kuat apabila kegiatan administrasi dan
manajemen dilaksanaakn dengan baik. Fase ini ditandai dengan adanya revolusi
industri dimana terjadi ledakan produksi barang karena dilakukan mekanisasi
dalam proses produksi, sehingga terjadi efisiensi tenaga kerja, waktu, dan bahan.
Dalam dunia keraja terjadi perubahan paradigma dari job centered yang
berorientasi produktivitas menjadi human centered yang berorientasi manusia atau
pendekatan manusiawi.

c. Manajemen Ilmiah
Lahirnya gerakan manajemen ilmiah merupakan fase modern dalam
perkembangan administrasi dan merupakan titik awal perkembangan administrasi
sebagai ilmu pengetahuan. Administrasi ditelaah secara ilmiah baru mulai
dilakukan pada akhir abad 19 atau awal abad 20, yang dipelopori oleh F.W. Taylor
2
Pengantar Ilmu Administrasi Negara

dan Henry Fayol. Tahapan perkembangan administrasi atau manajemen ini dapat
dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu :

1. Teori Klasik atau tahap scientific, yaitu terdiri dari :


a. Scientific Management (Manejemen ilmiah)
Teori ini tak dapat dilepaskan dari pelopornya yaitu F.W. Taylor yang
menghasilkan Shop Level Theory dan Time and Motion Study. Kunci pendekatan
scientific management taylor adalah konsep “man-as-machine” dalam rangka
meningkatkan produktivitas yang diwujudkan dalam proses kerja “lopende band”
(ban berjalan) atau conveyor belt. Jadi melalui pendekatan engineering, pekerja
dianggap merupakan penghubung dari mesin. Teori ini bertentangan dengan
hakikat manusia sebagai mahluk yang memiliki pikiran, emosi, kreativitas, aspirasi
dan harapan-harapan.

b. Administrativ Theorist (Teori Administratif)


Berbeda dengan Taylor yang memusatkan perhatiannya pada level bawah
dan menghasilkan shop level theory, maka Henry Fayol menganalisis administrasi
atau manajemen dari sudut pucuk manajemen (top management). Oleh karena
analisis dan pendekatan Fayol dititikberatkan pada perbaikan teknik kepemimpinan
dari organisasi, maka teori Fayol dikenal sebagai Top Level Theory. Ada tiga
sumbangan besar yang diberikan Fayol bagi pemikiran administrasi dan
manajemen, yaitu:
1. Aktivitas suatu organisasi
2. Fungsi atau tugas manajer (bisnis)
3. Prinsip-prinsip administrasi atau manajemen dimana manajer atau
administrator dapat mempraktekkannya pada fungsinya.

c. Bureaucratic Theory (Teori Birokrasi)


Teori ini dipelopori oleh Max Weber yang dikenal sebagai bapak sosiologi
modern. Menurut Weber, birokrasi merupakan ciri dasri pola organisasi yang
strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga secara maksimal dapat memanfaatkan
3
Pengantar Ilmu Administrasi Negara

tenaga ahli. Organisasi harus diatur secara rasional, impersonal, dan bebas dari
sikap prasangka. Dengan demikian birokras dimaksudkan sebagai satu sistem
otorita yang ditetapkan secara rasional dalam berbagai peraturan untuk
mengorganisasi secara teratur, bersifat spesialisasi, hirarkhis dan terelaborasi.
Birokrasi sebagai suatu bentuk organisasi yang amat efisien dapat digunakan lebih
efektif bagi organisasi yang kompleks sifatnya sepeerti perusahaan, pemerintahan,
dan militer.

2. Teori Neo Klasik.


Human Relation Approach (Pendekatan Hubungan-hubungan Manusia)
Teori ini lahir di Amerika sekitar tahun 1930-an dengan pelopornya Elton
Mayo. Pada dasarnya teori ini mengangap bahwa faktor manusia merupakan faktor
determinan dalam meningkatkan produiktivitas kerja. Teori ini melihat pentingnya
hubungan interpersonal di antara para anggota organisasi dan manusia dapat
produktif jika diperhatikan kebutuhan sosialnya. Bahwa kelompok kerja informal
mempengaruhi produktivitas kerja. Singaktnya, hubungan manusia memfokuskan
perhatian pada pribadi para pekerja, reaksi mereka pada situasi kerja dan orang-
orang di sekitarnya.

3. Teori Modern atau Kontemporer atau Tahap Ilmu.


a. Behavioral Approach (Pendekatan Perilaku)
Teori ini merupakan kelanjutan dari teori hubungan manusia. Dalam teori
ini individu dipandang tidak hanya sebagai kelompok kerja, tetapi juga sebagai
individu. Dalam hal ini manajemen tidak hanya memandang karyawan sebagai
kelompok kerja, melainkan juga sebagai individu yang unik, artinya setiap individu
mempunyai karakter dan sifat yang berbeda satu sama lainnya. Setiap individu
mempunyai tingkat kebutuhan terrendah hingga tertinggi (Maslaw), yaitu:
1. kebutuhan biologis atau fisiologis
2. kebutuhan rasa keamanan
3. kebutuhan sosial
4. kebutuhan harga diri
4
Pengantar Ilmu Administrasi Negara

5. kebutuhan aktualisasi diri.


Kebutuhan-kebutuhan individu itu harus dipenuhi oleh manajemen. Menurut
Barnard, orang-orang bekerja sama dlam organisasi sehingga tujuan organisasi
harus juga mewujudkan tujuan individu, harus dijaga keseimbangannya agar
organisasi dapat beroperasi secara efisien.

b. Process Approach
Pendekatan utama yang digunakan aliran proses adalah melakukan
identifikasi fungsi-fungsi manajemen (management functions) atau tugas-tugas
manajerial (managerial tasks), yaitu planning, organizing, commanding,
coordinating, dan controlling. Manajemen adalah proses, sehingga pekerjaan
manajer merupakan proses pelaksanaan fungsi-fungsi yang saling berhubungan
satu dengan yang lain, dan bukan sebagai suatu proses yang sekuensial.

c. Quantitatif Approach (Pendekatan Kuantitatif)


Pendekatan ini muncul pada era Perang Dunia II. Aliran ini melihat
manajemen sebagai sistem dari proses-proses dan model-model matematikal.
Aliran ini lebih menyoroti pengambilan keputusan, sehingga disebut juga aliran
atau pendekatan pengambilan keputusan ( decision making approach )

d. Systems Approach (Pendekatan Sistem)


Pendekatan atau teori pendekatan administrasi dan manajemen modern
sudah mengenal kelemahan-kelemahan dan berusaha untuk mengatasinya dengan
melakukan integrasi pendekatan untuk memberi pandangan pada keseluruhan
organisasi, keseluruhan perspektif ini disebut pandangan atau pendekatan sistem
terbuka. Pendekatan ini melihat organisasi sebagai sistem terbuka.

e. Contingency Approach (Pendekatan Kontingensi)


Pandangan ini beranggapan bahwa tipe yang terbaik dalam struktur organisasi,
pelaksanaan tugas-tugas manajemen dan perilaku kepemimpinan bergantung pada
situasi tertentu. Atau dengan kata lain berarti bahwa, there is no one best way of
5
Pengantar Ilmu Administrasi Negara

managing all situations. Atau managers are not free to manage in any way that
might fit their personal biases (Hellriegel & Slocum, 1978). Dengan demikian
pendekatan kontingensi mengidentifikasi variasi-variasi tiper-tipe dari hubungan if
than dan membuat rekomendasi umum, bahwa praktek-praktek administrasi,
manjemen dan organisasi, dipengaruhi oleh dan bergantung pada situasi-situasi.
Atau dengan kata lain harus ada penyatuan antara organisasi dengan
lingkungannya, sehingga manajer perlu mencari titik temunya.

SUMBER ACUAN

Atmosudirdjo, S. Prajudi. 1989. Dasar-dasar Administrasi Negara. Bandung:


Ghalia Indah
Silalahi, Ulbert. 1997. Studi Tentang Ilmu Administrasi, Konsep, Teori dan
Dimensi. Bandung : Sinar Baru

Anda mungkin juga menyukai