Anda di halaman 1dari 5

C2

Benna Andriyani (12030113120104)


Bab 4
KETATNYA SISTEM PENGENDALIAN

Tingkat kepastian pegawai agar bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan organisasi
berbanding lurus dengan tingkat ketegasan atau ketatnya suatu sistem pengendalian manajemen.
Konsep dari pengendalian yang ketat dapat diaplikasikan ke pengendalian hasil. Pengendalian
hasil yang ketat mungkin melibatkan pemantauan atau mereview sesering mungkin kinerja dari
anggaran secara detail dan kinerja berdasarkan intensif. Tetapi banyak cara yang dapat
mempengaruhi ketatnya pengendalian baik dengan bentuk pengendalian yang lain maupun
dengan memperkuat kombinasi dari tipe pengendalian.
Secara konseptual, dalam implementasi yang efektif pada pengendalian ketat manajemen
diperlukan pemahaman yang baik tentang bagaimana satu atau lebih obyek pengendalian.
A. KETATNYA PENGENDALIAN HASIL
Pencapaian dari pengendalian hasil yang ketat tergantung pada karakteristik dari definisi daerah
atau area hasil yang diinginkan, pengukuran kinerja dan bagian yang disediakan.
DEFINISI DARI HASIL YANG DIINGINKAN
Dimensi dari hasil harus sejalan dengan tujuan organisasi yang sebenarnya. Artinya bahwa
kinerja target harus spesifik dengan umpan balik dalam waktu tambahan yang singkat agar
pengendalian manajemen dianggap ketat dalam sistem pengendalian hasil. Hasil yang diinginkan
harus secara efektif dikomunikasikan dan disosialisasikan kepada orang-orang yang perilakunya
dikendalikan dan jika hasil pengendalian digunakan hanya semata-mata dalam daerah kinerja
yang diberikan, pengukurannya haruslah lengkap.

Kongruen. Sistem pengendalian hasil mungkin tidak berjalan efektif oleh karena
masalah kongruensi. Hal tersebut disebabkan karena manajer tidak memahami secara

baik tujuan organisasi yang sebenarnya ataupun karena dimensi kinerja yang dipilih

untuk mengukur hasilnya tidak merefleksikan tujuan yang sebenarnya juga.


Spesifikasi. Pengendalian hasil yang ketat juga tergantung dari target kinerja yang
dideskripsikan dalam istikah yang spesifik dan dalam jangka wajtu tambah yang singkat.

Target yang spesifik tidak bersifat gambaran umum dan dikuantitatifkan.


Komunikasi. Pengendalian hasil yang ketat harus mengkomunikasikan secara efektif dan
menginternalisasi kinerja target kepada orang-orang yang diperintahkan untuk

mencapainya.
Kelengkapan. Pengendalian yang bagus dipengaruhi secara ekstensif melalui
pengendalian hasil. Kelengkapan di sini berarti bahwa daerah hasil yang diidefinisikan
dalam sistem pengendalian manajemen termasuk daerah yang inginkan organisasi untuk
berkinerja bagus dan memberikan dampak untuk pegawai yang terlibat.

PENGUKURAN KINERJA
Pengendalian hasil yang ketat juga tergantung efektvitas dari pembuatan pengukuran kinerja.
Sebuah sistem pengendalian hasil yang digunakan untuk mengaplikasi pengendalian ketat
membutuhkan semua kualitas pengukuran ini secara mantap. Jika pengukuran gagal dalam
daerah-daerah ini, maka system pengendalian tidak dapat dikarakterisasikan sebagai
pengendalian ketat karena mungkin masalah perilaku.
INSENTIF
Pengendalian hasil mungkin lebih ketat jika penghargaan dan hukum secara signifikan
melibatkan pegawai secara langsung dan secara tegas menghubungkannya dengan prestasi atau
kegagalan dari hasil yang diinginkan. Sebuah hubungan langsung berarti bahwa hasil
diterjemahkan secara otorisasi menjadi penghargaan atau hukuman tanpa pandang bulu dan tanpa
ambiguitas/ kebimbangan.
B. KETATNYA PENGENDALIAN TINDAKAN
Cara agar setip jenis pengendalian tindakan ini dapat mencapai pengendalian ketat yaitu harus
dibahas secara terpisah. Sistem pengendalian tindakan harus dianggap ketat hanya jika sangat
memungkinkan bahwa pegawai akan berjanji secara konsisten dalam semua tindakan yang kritis
bagi kesuksesan operasi.

PEMBATASAN PERILAKU
Pembatasan perilaku dapat memproduksi pengendalian ketat dalam beberapa daerah organisasi.
Pembatasan fisik dapat dalam bentuk mulai dari hal yang mudah seperti mengunci meja sampai
system keamanan software dan elektronik. Pembatasan administrasi berupa pembatasan terhadap
pengambilan keputusan oleh tingkat organisasi yang lebih tinggi.
KAJIAN PRATINDAKAN
Peninjauan ulang terhadap pendahuluan tindakan kadang-kadang menyebabkan SPM dianggap
ketat jika peninjauan ulang dilakukan secara sering, detail, dan dilaksanakan oleh orang yang
rajin dan berpengetahuan. Peninjauan ulang ini secara khusus ketat di daerah yang menyangkut
alokasi sumber daya yang besar karena banyak investasi yang tidak mudah dibatalkan dan dapat
mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan suatu perusahaan.
AKUNTABILITAS TINDAKAN
Pengendalian akuntabilitas yang ketat dipengaruhi sama halnya dengan pengendalian hasil yang
ketat. Jumlah pengendalian yang ditimbulkan dari pengendalian akuntabilitas tindakan
tergantung pada karakterisitik definisi tindakan yang diinginkan (tidak diinginkan), efektivitas
sistem pelacakan tindakan, dan penguatan yang diberikan.

Definisi tindakan. Tindakan dalam sistem pengendalian pertanggungjawaban tindakan

haruslah sebangun, spesifik, dikomunikasikan dengan baik dan lengkap.


Pelacakan tindakan. Pengendalian dalam sistem pengendalian pertanggungjawaban
tindakan dapat juga diperketat dengan meningkatkan efektivitas dari sistem pelacakan

tindakan.
Penguatan tindakan. Akhirnya, pengendalian dapat diperketat dengan menciptakan
sistem penghargaan yang secara signifikan mempengaruhi pegawai.

C. KETATNYA PENGENDALIAN PERSONEL / KULTURAL


Dalam organisasi yang bersifat sukarela, pengendalian personel biasanya menunjukkan jumlah
pengendalian yang signifikan, karena hampir semua sukarelawan berorientasi pada kepuasan dari

melakukan pekerjaaan dengan baik sehingga muncul motivasi. Pengendalian personel atau
kultural yang ketat juga ada pada perusahaan bisnis yang berorintasi pada laba.
Beberapa perusahaan menggunakan berbagai bentuk pengendalian personel atau kultural yang
jika dikombinasikan akan menghasilkan pengendalian yang ketat. Namun demikian, dalam
beberapa kasus menyatakan bahwa tingkat pengendalian pada pengendalian personel atau
kultural kurang ketat.

STUDI KASUS
BELLAGIO CASINO RESORT

Secara keseluruhan, pengendalian yang ketat telah dilaksanakan di perusahaan ini. Artinya, baik
pengendalian hasil, pegendalian tindakan, maupun pengendalian personel telah dilakukan dengan
baik dan rinci. Hal tersebut dikarenakan perusahaan ini merupakan perusahaan bisnis yang
tergolong besar, sehingga pengendaliannya juga diawasi secara langsung oleh hukum.
Permasalahan yang ditemukan:

Tanggung jawab individual pada cash stock tidak didukung dengan formulir ataupun
bukti pengambilan uang tunai. Dalam hal ini, bisa saja beberapa personel bertindak

curang terhadap rekan kerjanya untuk menutupi kesalahan pribadi.


Perusahaan tidak melakukan pelatihan secara intensif untuk membimbing bandar yang

melakukan kesalahan. Kalaupun diperbaiki oleh pengawas, prosedurnya tidak jelas.


Bonus berupa uang hanya diberikan untuk personel manajemen. Itupun tidak ada

indikator yang pasti mengenai kinerjanya.


Pengendalian kultural tidak digambarkan secara jelas.

Alternative solusi:

Semua prosedur pengendalian, baik pengendalian hasil, pengendalian tindakan,


pengendalian maupun pengendalian personel/ kultural harus didukung dengan formulir

yang jelas untuk proses dokumentasi maupun otorisasi.


Perusahaan seharusnya melakukan pelatihan baik secara formal maupun informal untuk
bandar yang tingkat kinerjanya menurun. Hal ini dimaksudkan untuk memunculkan
kembali motivasi bandar, mengingat pekerjaan ini membutuhkan keterampilan yang

cukup sulit.
Pemberian bonus berupa uang sebaiknya diberlakukan untuk semua karyawan dengan
indikator yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai