Dari Dokmud Blog Ileus
Dari Dokmud Blog Ileus
Di Eropa, istilah ileus diartikan sebagai suatu kelainan obstruksi mekanik dan atonia usus
yang berhubungan dengan pembedahan perut (laparatomi) atau peritonitis. Walau
bagaimanapun, pada negara-negara yang berbahasa Inggris, istilah obstruksi digunakan untuk
suatu kemacetan mekanik yang timbul akibat suatu kelainan struktural yang menyebabkan
suatu penghalang fisik untuk majunya isi usus. Istilah ileus dimaksudkan untuk suatu
paralitik atau variasi obstruksi fungsional. (1)
Mekanisme terjadinya ileus obstruksi dapat digolongkan dalam 3 kelompok utama, yaitu: (1)
intraluminal (misalnya: badan asing, bezoars, bolus makanan yang besar), (2) obstruksi akibat
lesi pada dinding usus (misalnya: tumor, penyakit Crohn), (3) ekstrinsik (misalnya: adhesi,
hernia, dan volvulus). (1)
DEFINISI
Ileus obstruktif adalah obstruksi usus akibat dari penghambatan motilitas usus yang dapat
ditimbulkan oleh banyak penyebab. (2)
KLASIFIKASI
Menurut letak sumbatannya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus.
2. Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar. (3)
INSIDENS
Secara Internasional: Kira-kira 20% pasien yang di rawat di RS dengan suatu akut
abdomen akibat obstruksi pada usus. Obstruksi usus halus adalah bertanggung jawab
untuk 80% pada kasus ini. Beberapa penyebab obstruksi usus halus (misalnya: suatu
lumbricoides, TBC) lebih banyak pada negara yang sedang berkembang. (1)
ETIOLOGI
Ileus obstruktif dapat disebabkan oleh antara lain:
1. Penyebab intraluminal (relatif jarang), antara lain:
q Benda asing yang tertelan.
Meskipun demikian, pada umumnya suatu benda asing yang telah lolos melewati lubang
pylorus (dari lambung ke usus), tidak akan mengalami kesulitan untuk mencapai usus halus,
kecuali adanya adesi setelah operasi.
q Bezoars mungkin merupakan faktor.
timbul. Pasien sering berposisi knee-chest, atau berguling-guling. Pasien dengan peritonitis
cenderung kesakitan apabila bergerak. (1,4,5)
Muntah adalah suatu tanda awal pada obstruksi letak tinggi atau proksimal. Bagaimanapun,
jika obstruksi berada di distal usus halus, muntah mungkin akan tertunda. Pada awalnya
muntah berisi semua yang berasal dari lambung, yang mana segera diikuti oleh cairan
empedu, dan akhirnya muntah akan berisi semua isi usus halus yang sudah basi. (1,4,5)
Hipovolemia dan kekurangan elektrolit dapat terjadi dengan cepat kecuali jika pasien
mendapat cairan pengganti melalui pembuluh darah (intravena). Derajat tingkat dan distribusi
distensi abdominal dapat mencerminkan tingkatan obstruksi. Pada obstruksi letak tinggi,
distensi mungkin minimal. Sebaliknya, distensi pusat abdominal cenderung merupakan tanda
untuk obstruksi letak rendah. (1,4,5)
Tidak ada tanda pasti yang membedakan suatu obstruksi dengan strangulasi dari suatu
obstruksi sederhana: bagaimanapun, beberapa keadaan klinis tertentu dan gambaran
laboratorium dapat mengarahkan kepada tanda-tanda strangulasi. (1)
Uji groin pada semua pasien dengan ileus obstruktif untuk menyingkirkan suatu hernia
inguinal atau hernia femoralis. Hernia femoralis sulit dilihat pada pasien gemuk. (1)
Pada anak-anak dengan intussuscepsi, nyeri kolik adalah temuan klasik. Sakit yang muncul
secara tiba-tiba, berlangsung beberapa menit kemudian memudar, dan normal kembali.
Muntah merupakan hal yang luar biasa. Konstipasi adalah suatu temuan khas, walaupun
terkadang ditemukan campuran darah dan lendir seperti selai merah, yang mana merupakan
pathognomonis untuk suatu intussuscepsi. (1)
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis mengenai gejala-gejala yang muncul,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. (1,3,4,5,6)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. 1. Pemeriksaan Radiologi.
Foto polos abdomen dengan posisi terlentang dan tegak (lateral dekubitus) memperlihatkan
dilatasi lengkung usus halus disertai adanya batas antara air dan udara atau gas (air-fluid
level) yang membentuk pola bagaikan tangga.
Pemeriksaan radiologi dengan Barium Enema mempunyai suatu peran terbatas pada
pasien dengan obstruksi usus halus. Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika
suatu obstruksi letak rendah yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen. Pada
anak-anak dengan intussuscepsi, pemeriksaan enema barium tidaklah haany sebagai
diagnostik tetapi juga mungkin sebagai terapi.
CTScan. Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai
adanya starngulasi. CTScan akan mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainankelainan dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum.
CTScan harus dilakukan dengan memasukkan zat kontras kedalam pembuluh darah. Pada
pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.
USG. Pemeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran dan penyebab dari obstruksi.
MRI. Walaupun pemeriksaan ini dapat digunakan. Tetapi tehnik dan kontras yang ada
sekarang ini belum secara penuh mapan. Tehnik ini digunakan untuk mengevaluasi iskemia
mesenterik kronis.
Angiografi. Angiografi mesenterik superior telah digunakan untuk mendiagnosis adanya
herniasi internal, intussuscepsi, volvulus, malrotation, dan adhesi. (1,3,4)
1. 2. Pemeriksaan Laboratorium.
Leukositosis mungkin menunjukkan adanya strangulasi, pada urinalisa mungkin
menunjukkan dehidrasi. (4)
DIAGNOSIS BANDING
Ileus obstruksi harus dibedakan dengan:
1. Carcinoid gastrointestinal.
2. Penyakit Crohn.
3. Intussuscepsi pada anak.
4. Divertikulum Meckel.
5. Ileus meconium.
6. Volvulus.
7. Infark Myocardial Akut.
8. Malignansi, Tumor Ovarium.
9. TBC Usus. (1,4,5)
PENATALAKSANAAN
Obstruksi usus halus (letak tinggi)
Selain beberapa perkecualian, obstruksi usus harus ditangani dengan operasi, karena adanya
risiko strangulasi. Selama masih ada obstruksi, strangulasi tidak dapat dicegah secara
meyakinkan.
jaringan nekrotik dan darah. Usus yang mengalami strangulasi mungkin mengalami perforasi
dan menggeluarkan materi tersebut ke dalam rongga peritoneum. Tetapi meskipun usus tidak
mengalami perforasi bakteri dapat melintasi usus yang permeabel tersebut dan masuk ke
dalam sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan shock septik. (4)
PROGNOSIS
Obstruksi usus halus yang tidak mengakibatkan strangulasi mempunyai angka kematian 5 %.
Kebanyakan pasien yang meninggal adalah pasien yang sudah lanjut usia. Obstruksi usus
halus yang mengalami strangulasi mempunyai angka kematian sekitar 8 % jika operasi
dilakukan dalam jangka waktu 36 jam sesudah timbulnya gejala-gejala, dan 25 % jika operasi
diundurkan lebih dari 36 jam. (4)
Pada obstruksi usus besar, biasanya angka kematian berkisar antara 1530 %. Perforasi
sekum merupakan penyebab utama kematian yang masih dapat dihindarkan. (4,5)
DAFTAR RUJUKAN
1. 1.
Khan AN., Howat J. Small-Bowel Obstruction. Last Updated: May 10, 2004. In:
http://www.yahoo.com/search/cache?/ileus_obstructif/Article:By:eMedicine.com.
2. Harjono RM., Oswari J., dkk. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 26. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 1996; 906.
3. Mansjoer A., Suprohaita, Wardhani WI., Setiowulan W. Ileus Obstruktif. Dalam:
Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Penerbit Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000; 318 20.
4. Schrock TR. Obstruksi Usus. Dalam Ilmu Bedah (Handbook of Surgery). Alih
Bahasa: Adji Dharma, dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1993; 239 42.
5. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hambatan Pasase Usus. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah
Edisi revisi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1997; 841 5.
6. Himawan S. Gannguan Mekanik Usus (Obstruksi). Dalam: Patologi. Penerbit Staf
Pengajar bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta: 1996; 204 6.