b.
29
cahaya
dapat
dimanfaatkan
hendak disinari. Camera secara normal dapat melihat seluruh area setting, untuk
memberikan fokus perhatian pada area atau objek tertentu, maka perlu memanfaatkan
cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi kamera, akan tetapi juga fokus
perhatian penonton pada suatu objek tertentu yang ingin kita tonjolkan bisa lebih
memberi perhatian khusus.
d.
Atmosfir
Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan
suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata atmosfir digunakan untuk
menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa dan setting. Tata
cahaya
Sejak
mampu
menghadirkan
ditemukannya
suasana
menirukan cahaya bulan, matahari dan cahaya pada waktu-waktu tertentu. Misalnya,
warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa
kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana
dan emosi (look and mood) yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya.
Berdasarkan pemahaman di atas, maka cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayaan dapat
dibedakan menjadi:
1.
2.
Memperoleh cahaya dasar (base light) sehingga kamera mampu melihat obyek dengan
jelas.
30
Menghasilkan contrast ratio yang tepat, perbandingan antara cahaya yang kuat dan
bayangan tidak menyolok, begitu juga warna-warna yang terang dengan warna yang
gelap.
c.
Mengatur suhu warna yang tepat, sehingga warna kulit manusia akan nampak alamiah.
b.
c.
d.
Key Light
adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber
pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill
light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di
atas subjek.
b.
Fill Light
merupakan pencahyaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilagkan bayangan
objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan dengan
subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas pencahyaan fill
light biasanya setengah dari key light.
c.
Back Light
pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar
subjek tidak menyatu dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat
di belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari
pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya. Misal
backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan
untuk orang dengan warna rambut hitam.
31
disebut
nanometer
Meter).
Gelombang
elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia berkisar diantara 40 sampai
dengan 700 nanometer.
32
Adapun satuan yang digunakan untuk mengukur suhu warna adalah Derajat Kelvin, atau
biasa disingkat dengan K. Alat yang digunakan untuk mengukurnya adalah Kelvin Meter
atau lebih umum disebut light meter.
33
halnya
yang
bisa
dilakukan
dengan
kamera
elektronik(video).
Setelah
melakukan pemilihan selector yang sesuai, kemudian dilakukan proses White Balance
dengan sumber pencahayaan yang sesuai, maka warna pada reproduksi gambarpun akan
sempurna.
Jika sumber cahaya tidak sesuai dengan jenis filmnya,maka akan terjadi reproduksi gambar
yang tidak seimbang (tidak akan seperti warna aslinya). Emulsi Film Tungsten (3200
Kelvin) digunakan dengan sumber pencahayaan Daylight (5600 Derajat Kelvin), hasil
reproduksinya akan kebiru-biruan. Sementara Emulsi Film Daylight (5600 Derajat Kelvin)
dipergunakan dengan sumber pencahayaan 3200 Derajat Kelvin (Tungsten), akan
menghasilkan gambar yang cenderung kemerah-merahan.
Demikian pula halnya yang terjadi dengan kamera video.Jika pemilihan selector suhu warna
tidak sesuai dengan suhu warna dari sumber pencahayaannya,maka reproduksi warna yang
dihasilkanpun akan tidak sesuai dengan warna asli dari subyek.
34
35
Filter 85, dipasang untuk mengoreksi suhu warna Daylight (5600 Derajat Kelvin)
yang masuk melalui lensa, dan emulsi film yang digunakan Tungsten (3200
Derajat Kelvin).
Filter 80 A, juga
pencahayaan
dipergunakan
untuk
mengoreksi
suhu
warna
sumber
Derajat Kelvin).
Upaya yang dilakukan tersebut diatas jarang sekali diterapkan pada penggunaan kamera
video standard professional dan lebih umum diterapkan pada kamera film. Walaupun
demikian, hal-hal tersebut bisa saja diterapkan pada penggunaan kamera digital seperti
halnya pada kamera Panasonic HD serta kamera seri DSLR Cinematography yang tujuan
penggunaannya memang untuk layar lebar.
Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidak sesuaian antara selector suhu
warna pada kamera video dengan sumber pencahayaan adalah dengan menggunakan
filter pada lampu . Seperti halnya penggunaan Filter CTO (Color Temperature Blue)
yang dapat mengubah suhu warna lampu tungsten (3200K) menjadi Daylight (5600K).
Atau sebaliknya mengubah suhu warna Daylight (5600K)
yaitu
dengan
menggunakan
Filter
CTO
menjadi
Tungsten
(3200K)
DISAIN LAMPU
Pada dasarnya, disain lampu yang saat ini banyak digunakan pada produksi baik
industri pertelevisian maupun film, terbagi dalam 3 katagori :
1.
housing ) tidak dilengkapi dengan lensa sebagai penutupnya. Dengan rancangan design
tersebut maka arah dan kualitas pencahayan yang dihasilkan sangat ditentukan oleh
Created by
M ing Muslimin
36
37
Plano Convex
Plano Convex, merupakan lensa yang terbuat dari bahan gelas. Terdiri dari dua
permukaan. Pertama berbentuk flat (plano), sedang permukaan lain berbentuk
bola yang dibelah seperti lensa cembung (convex).
b. Fresnel
Bentuk dasarnya merupakan bentuk lensa cembung (plano convex) yang kemudian
dipotong pada bagian cembungnya sehingga menjadi bentuk lekukan bersiku.
Ukuran sudut pemotongan sudah diperhitungkan sesuai dengan arah sebar serta
kwalitas pencahayaan yang akan dihasilkannya.
c.
Step Lens
Bentuk dasarnya adalah plano yang pada bagian dalamnya dipotong dengan pola
seperti tahapan tangga (step). Dengan pola desain lensa seperti ini cahaya yang
dipantulkan melalui reflektor serta sebagian cahaya dari bulb (sumber pencahyaan)
dipancarkan secara paralel.(setelah melalui melalui lensa). Kwalitas pencahayaan
akan menjadi menyebar serta lembut ketimbang menggunakan lensa fresnel.
Fluorescent Design.
Fluorescent merupakan desain yang dirancang teknologi tinggi sehingga menghasilkan
cahaya yang lembut (soft) dan bayangan yang tipis atau lembut pula. Salah satu jenis
lampu yang sering dugunakan pada produksi film adalah lampu Kinoflo yang
merupakan jenis lampu yang didesain menyerupai lampu fluorescent, namun suhu
38
Spherical Reflector
Bentuk reflektor ini banyak digunakan pada lampu2 yang tergolong Enclosed
Type Housing . Prinsip kerjanya, cahaya yang dipancarkan dari sumbernya (bulb
source) sebagian dipantulkan ke permukaan reflektor, seterusnya dipantulkan melalui
lensa (condenser lens).Sementara sebagian pancaran cahaya langsung mengarah ke
lensa.
Parabolic
Bentuk reflektor parabolic ini dijumpai pada lampu jenis lampu yang didesain khusus,
seperti halnya jenis lampu Module . Jenis lampu yang sumber cahayanya didesain
bersatu dengan reflektor berbentuk parabolis serta permukaannya tertutup lensa.
39
Gambar 11. Aplikasi bentuk reflector parabolic pada lampu jenis PAR.
Bentuk reflektor jenis inipun dimiliki oleh lampu HMI yang tergolong sebagai HMI
PAR. Namun jika pada jenis lampu Module lensa pada permukaan lampu terpasang
secara permanen, maka pada lampu HMI lensa pentutupnya dapat dibuka serta diganti
dengan jenis-jenis lensa yang dibutuhkan.
3.
40
REFLECTION FACTOR
Reflection Faktor , secara sederhana dapat diartikan indikator dari jumlah cahaya
yang terserap saat direfleksikan . Besar kecilnya jumlah cahaya yang terserap atau terbuang
saat direfleksikan,
permukaan reflektornya.
Dibawah ini ada beberapa indikasi yang memberikan keterangan tentang seberapa
besar bahan yang dipergunakan sebagai pelapis pada permukaan reflektor lampu:
MATERIAL
Alzak Alumunium
Stainless Steel
Nickel
Chrome
Porcelain - Glossy
Porcelain - Dull
Note : Alzak adalah sebuah produk dari Alumunium Company of America, Produk
alumunium yang banyak dipergunakan sebagai bahan pelapis reflektor pada peralatan lampu.
BIODATA PENULIS
Ming Muslimin, lahir di Rensing Bat, Sakra Barat, Lombok
Timur, NTB pada 02 Mei 1986, menyelesaikan studi S1 di
Program Studi Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut
Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2012.
Sejak 2005 sudah mulai aktif di dunia broadcasting dengan
menggarap iklan-iklan nasional seperti iklan sepatu loggo,
iklan pertamina, iklan bank indonesia, serta video clip
nasional seperti video clip jikustik, the potter dan lain-lain.
Pada tahun 2012 film yang disutradarainya meraih juara
umum 1 pada Festival Video edukasi.
Saat ini tergabung dalam Asosiasi Guru Broadcasting Indonesia sebagai Humas Wilayah
Indonesia Timur.
41