Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TUJUAN PERCOBAAN
Serapan Atom
AAS
pada
umumnya
digunakan
untuk
analisa
unsur,
spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double
beam layaknya Spektrofotometer UV-VIS. Sebelumnya dikenal fotometer
nyala yang hanya dapat menganalisis unsur yang dapat memancarkan sinar
terutama unsur golongan IA dan IIA. Umumnya lampu yang digunakan
adalah lampu katoda cekung yang mana penggunaanya hanya untuk analisis
satu unsur saja.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung
pada sifat unsurnya. Metode serapan atom hanya tergantung pada
perbandingan dan tidak bergantung pada temperatur. Setiap alat AAS terdiri
atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber radiasi, sistem pengukur
fotometerik. Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini
disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan
unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan
kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang
unsur logam yang masih berada dalam keadaan dasarnya (Ground state). Sinar yang diserap
biasanya ialah sinar ultra violet dan sinar tampak. Prinsip Spektrometri Serapan Atom (SSA)
pada dasarnya sama seperti absorpsi sinar oleh molekul atau ion senyawa dalam larutan.
Hukum absorpsi sinar (Lambert-Beer) yang berlaku pada spektrofotometer absorpsi sinar
ultra violet, sinar tampak maupun infra merah, juga berlaku pada Spektrometri Serapan Atom
(SSA). Perbedaan analisis Spektrometri Serapan Atom (SSA) dengan spektrofotometri molekul
adalah peralatan dan bentuk spectrum absorpsinya:
Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu:
Pita-pita absorpsi yang dihasilkan oleh atom-atom jauh lebih sempit dari pita-pita yang
dihasilkan oleh spektrometri molekul. Jika sumber cahaya kontinyu digunakan, maka pita radiasi
yang diberikan oleh monokromator jauh lebih lebar daripada pita absorpsi, sehingga banyak
radiasi yang tidak mempunyai kesempatan untuk diabsorpsi yang mengakibatkan sensitifitas atau
kepekaan SSA menjadi jelek.
Karena banyak radiasi dari sumber cahaya yang tidak terabsorpi oleh atom, maka sumber
cahaya kontinyu yang sangat kuat diperlukan untuk menghasilkan energi yang besar di dalam
daerah panjang gelombang yang sangat sempit atau perlu menggunakan detektor yang jauh lebih
sensitif dibandingkan detektor fotomultiplier biasa, akan tetapi di dalam prakteknya hal ini tidak
efektif sehingga tidak dilakukan.
Atom-atom
dari
sampel
akan
menyerap
sebagian
sinar
yang
dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada
panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh
atom tersebut.
gelombang yang spesifik untuk jenis unsure tertentu. Satu lampu katoda
hanya dapat mengukur satu unsure saja, contohnya lampu katoda Cu hanya
dapat mengukur unsure Cu, dan sebagainya. Perbedaan dari setiap lampu
katoda yang spesifik hanya untuk satu unsure ialah terletak pada kandungan
logam yang ada pada lampu katoda, misalnya untuk lampu katoda Mn
berwarna hitam dan untuk lampu katoda Cu berwarna merah. Namun
terdapat pula lampu katoda lampu katoda multi logam yang dapat
digunakan untuk
Optic
Optic atau lensa pada lampu katoda berfungsi untuk meneruskan
Sistem Pengatomisasian
Terdapat tiga selang pada system pengatomisasian yaitu selang
berwarna orange untuk jalur masuknya gas astilen dari tabung gas, selang
berwarna putih untuk jalur masuknya udara atau gas dari compressor,
tempat pembuangan dan pipa aspirator yaitu pipa untuk mengambil atau
menghisap sample masuk kedalam komponen AAS. Sample yang digunakan
berwujud liquid atau cairan. Glass beat berfungsi untuk mengubah liquid
menjadi spray (butiran lebih kecil) diberi pemantik dan akan timbul nyala
api. Pelarut akan menguap karena terjadi proses pembakaran dengan suhu
2300 0C. Zat yang tersisa hanyalah garam logamnya, kemudian berubah
menjadi atom (proses atomisasi). Sumber dari system pengatomisasian ada
tiga yaitu nyala (api), tanpa nyala (kawat karbon yang dipanaskan oleh aliran
listrik) dan uap.
4.
Copper
Copper juga merupakan komponen dari system pengatomisasian.
serta
mengkoreksi
cahaya
polikromatis
dengan
monokromatis.
detector.
menjadi
Monokromator
monokromatis
dan
berfungsi
megubah
memastikan
bahwa
cahaya
polikromatis
cahaya
benar-banar
Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupkan tabung gas yang
berisi asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu kira-kira 20000K
dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yag lebih panas dari gas
asetilen, dengan kisaran suhu kira-kira 30000K. Regulator pada tabung gas
asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan
dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer terletak pada bagian
kanan regulatoryang berfungsi mengatur tekanan yang berda di dalam
tabung.
Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas
tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan
diberi sedikit air. Apabila terdengar suara atau udara maka menandakan
bahwa tabug tersebut bocor dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang
dapat dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabu pada bagian atas
regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk atau
tidak. Bila ada, maka tabung gas tersebut bocor.
Sebaiknya pengecekan kebocoran jangan menggunakan minyak
karena minyak dapat menyebabka saluran gas tersumbat. Gas di dalam
tabung dapat keluar disebabkan di bagian dasar tabung pda bagian dalam
berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga
memilki tekanan.
6.
Ducting
Kompressor
Kompressor merupakan alat yang terpisah dengan main unit karena
merupakan
tombol
pengaturan
untuk
mengatur
banyak
atau
posisi ke kiri merupakan posisi tertutup. Uap air yang dikeluarkan akan
memercik kencang dan dapat mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah.
Cara Kerja
Setting Instrumen
1.
Menghidupkan computer
2.
Nemilih icon GBC versi 1.33, klik dua kali. Tunggu hingga selesai.
3.
Standard (menambah atau mengurangi row sesuai jumlah standar yang digunakan)
Quality (membiarkan seperti apa adanya)
Flame (memilih tipe nyala api pembakaran, memilih Air-Acetylen)
4.
Klik sampel
5.
6.
Persiapan Sampel
Pengukuran Sampel
: Lampu Fe
: 12 A
Panjang Gelombang
: 248,3 nm
Lebar slit
: 0,2 nm
Konsentrasi (x)
0
0,5
1
2
3,5
6
13
2,17
Absorban (y)
0,0010
0,0534
0,0925
0,1335
0,2383
0,3581
0,8768
0,1461
Sampel = 0,1213 A
Sampel Alam = 0,0026 A
b =
n xy ( x . y )
n x 2 ( x) 2
20,2128 11,3984
321 169
= 0,058
y= a + b(x)
a = y b(x)
= 0,1461 0,058(2,17)
= 0,1461 0,126
= 0,02
Persamaan Regresinya :
x.y
0
0,0267
0,0925
0,2670
0,8340
2,1486
3,3688
0,5615
X2
0
0,25
1
4
12,25
36
53,5
8,91
A1
: 0,1213
Persamaan Regresi
(y)
y = 0,02 + 0,058(x)
0,1213=0,058(x) + 0.020
-0,058x =- 0,1213 + 0,02
0.058x = 0.1213 0.02
x
= 1,7465 ppm
(Cx)
Sampel Alam
: 0,0026
Persamaan Regresi
= 0,058(x)+0.020
= 0,1034 ppm
(y)
Pembahasan
absorption
spectrophotometry
(AAS)
yang
berdasarkan
pada
= 0,058(x)
mengukur konsentrasi
KelebihanAAS:
1.Proses analisisnya cepat
2.Ketelitiannya sampai tingkat runut
3. tidak memerlukan pemisahan pendahuluan
5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil yang baik dengan data-data yang akurat
sebaiknya praktikan :
DAFTAR PUSTAKA
Mengetahui
Dosen/ass Dosen
Praktikan
NOPRIANTIKA
Cx
C sampel alam= 0,1034 ppm
C Larutan tugas = 1,7465 ppm