LP Askep Pada Pasien Dengan Faringitis
LP Askep Pada Pasien Dengan Faringitis
b. Bakteri
Beberapa jenis bakteri penyebab faringitis yaitu:
Streptoccocus pyogenes, merupakan penyebab terbanyak pada faringitis akut
Streptokokus grup A, merupakan penyebab terbanyak pada anak usia 5 15 tahun, namun
jarang menyebabkan faringitis pada anak usia <3 tahun.
Streptokokus grup C dan G
Neisseria gonorrheae
Corynebacterium diphtheriae
Corynebacterium ulcerans
Yersinia enterocolitica
Treponema pallidum
Vincent angina, merupakan mikroorganisme anaerobik dan dapat menyebabkan komplikasi
yang berat, seperti abses retrofaringeal dan peritonsilar.
3. PATOFISIOLOGI
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung
menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman menginfiltrasi
lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi
pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal
terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa
tapi menjadi menebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada
dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk
sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan
limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau
terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus
dan Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi
nasal.
Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan
extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat
karena fragmen M protein dari Group A streptococcus memiliki struktur yang sama dengan
sarkolema pada myocard dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan kerusakan katub
jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi glomerulus
terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi.
4. PATHWAYS:
7. PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil membengkak,
hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar
submandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Biopsi
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar faring)
dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan mikroskop
untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.
b. Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam diagnosis
etiologi penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang berharga.
c. Pemeriksaan Laboratorium
1) Sel darah putih (SDP)
Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau inflamasi.
2) Analisa Gas Darah
Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal diluar paru
seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.
1)
2)
3)
4)
5)
9. TERAPI/TINDAKAN PENANGANAN
Penatalaksanaan terhadap faringitis dapat mengurangi risiko demam reumatik,
menurunkan durasi gejala, dan mengurangi risiko penularan penyakit. Pada faringitis dengan
penyebab bakteri, dapat diberikan antibiotik, yaitu:
a. Penicillin benzathine; diberikan secara IM dalam dosis tunggal
b. Penicillin; diberikan secara oral
c. Eritromisin
d. Penicillin profilaksis, yaitu penicillin benzathine G; diindikasikan pada pasien dengan risiko
demam reumatik berulang. Sedangkan, pada penyebab virus, penatalaksanaan ditujukan
untuk mengobati gejala, kecuali pada penyebab virus influenza dan HSV. Beberapa obat yang
dapat digunakan yaitu:
Amantadine
Rimantadine
Oseltamivir
Zanamivir; dapat digunakan untuk penyebab virus influenza A dan B
Asiklovir; digunakan untuk penyebab HSV
a.
b.
c.
d.
e.
Faringitis yang disebabkan oleh virus biasanya ditangani dengan istirahat yang cukup,
karena penyakit tersebut dapat sembuh dengan sendirinya. Selain itu, dibutuhkan juga
mengkonsumsi air yang cukup dan hindari konsumsi alkohol. Gejala biasanya membaik pada
keadaan udara yang lembab. Untuk menghilangkan nyeri pada tenggorokan, dapat digunakan
obat kumur yang mengandung asetaminofen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil, Motrin). Anak
berusia di bawah 18 tahun sebaiknya tidak diberikan aspirin sebagai analgesik karena
berisiko terkena sindrom Reye.
Pemberian suplemen dapat dilakukan untuk menyembuhkan faringitis atau
mencegahnya, yaitu:
Sup hangat atau minuman hangat, dapat meringankan gejala dan mencairkan mukus,
sehingga dapat mencegah hidung tersumbat.
Probiotik (Lactobacillus), dapat digunakan untuk menghindari dan mengurangi demam.
Madu, dapat digunakan untuk mengurangi batuk.
Vitamin C, dapat digunakan untuk menghindari demam, namun penggunaan dalam dosis
tinggi perlu pengawasan dokter.
Seng, digunakan dalam fungsi optimal sistem imun tubuh, karena itu seng dapat digunakan
untuk menghindari demam, dan penggunaan dalam spray dapat digunakan untuk mengurangi
hidung tersumbat. Namun, penggunaannya perlu dalam pengawasan karena konsumsi dalam
dosis besar dan jangka waktu yang lama dapat berbahaya.
10. KOMPLIKASI
a. Otitis media akut
b. Abses peri tonsil
c. Abses para faring
d. Toksenia
e. Septikinia
f. Bronkitis
g. Nefritis akut
h. Miokarditis
i. Artritis
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Data fokus:
a. Data Subjektif
1) Anak mengeluh badannya terasa panas
2) Anak mengatakan tenggorokannya sakit
3) Anak mengeluh batuk
4) Anak mengatakan tidak bisa menelan
b. Data Objektif
1) Suhu badan tinggi ( > 37,8 derajat celcius)
2) Terdapat pembengkakan pada folikel limfoid
3) Nyeri tekan pada nodus limfe servikal
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada faring.
b. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada faring.
c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret (sputum).
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan
No
1.
Diagnosa
Keperawatan
Hipertermi
berhubungan
dengan inflamasi
pada faring
NOC / Tujuan
NIC / Intervensi
Setelah
dilakukan
tindakanperawatan, diharapakan
a. Kaji suhu badan setiap 2 jam.
suhu badan pasien normal
Termoregulasi (0800)
b. Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang ade
Kriteria hasil :
Suhu kulit normal
c. Beri kompres hangat misalnya pada ketiak
Suhu badan 35,9C-37,7C
d. Berikan obat antipiretik
8.
2.
Nyeri
akut
berhubungan
dengan inflamasi
pada faring
Setelah
dilakukan
tindakankeperawatan,
a.
diharapkan nyeri
berkurang
dengan kriteria hasil
b.
Anak melaporkan bahwa nyeri
berkurang
Anak melaporkan kebutuhan
c.
tidur dan istirahat tercukupi
Anak mampu menggunakan
d.
metode
non
farmakologi
untuk mengurangi nyeri.
Lakukanpengkajiannyeri secarakomprehens
asuk
lokasi,
karakteristik,
frekuensi,kualitas dan faktor presipitasi.
Ajarkan tentang Tekniknon
farma
(seperti napas dalam)
Berikananalgetikuntuk menguranginyeri
Tingkatkan istirahat anak
3.
Ketidakefektifan
Setelah dilakukan perawatan,a.
bersihan
jalan diharapakan bersihan jalan nafas
nafas berhubungan efektif dengan kriteria hasil:
dengan
Anak tidak batuk
penumpukan
Anak dapat bernpas dengan lega b.
sekret (sputum) RR (u = 3 tahun) = 20-30
x/menit
3.
Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari
kebutuhan
berhubungan
dengan kesulitan
menelan
a.
4.
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan
dengan kurangnya
terpajan informasi