LATAR BELAKANG
Bidang kelautan yang mempelajari segala hal mengenai proses yang terjadi
didalam lautan.Baik pergerakan komponen fisis maupun kimia.Dalam hal ini kita
kan lebih banyak membahas proses kimia yang terjadi dilautan.Khususnya kita akan
membahas mengenai Geokimia.Geokimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang
ada saat ini.Geokimia berasal dari dua buah disiplin ilmu yaitu ilmu geologi dan
kimia.Hal ini bukan merupakan penggabungan ilmu,namun merupakan disiplin ilmu
yang hanya membantu menjelaskan fenomena fenomena geologi yang terjadi dan
ditinjau dari sisi kimianya.Sebelum masuk lebih dalam mempelajari Geokimia kita
harus
memahami
ilmu
geologi
terlebih
dahulu.Hal
ini
dimaksudkan
untuk
lautan
sendiri
banyak
hal
yang
berkaitan
dengan
proses
dan
munculnya
Geokimia
sebagai
cabang
ilmu
geologi
baru
menarik perhatian para ahli sedimentologi adalah awal mulanya sebagian besar
penelitian
mengenai
geokimua
mengarah
pada
penelitian
kuantitatif
untuk
Unsur-unsur
radioaktif,
khususnya
14
dan
40
K,
memungkinkan
14
Metoda
40
lempung, dan silvit yang ditemukan dalam endapan tua. Analisis isotop dapat
digunakan untuk menentukan temperatur purba. Metoda Ureyberdasar-kan
nisbah
16
menaksir temperatur pembentukan cangkang fosil yang ada dalam endapan bahari.
Meskipun jam dan termometer tersebut masih memperlihatkan kekeliruan,
namun harus diakui bahwa keduanya telah memberikan kontribusi yang berarti
terhadap pemelajaran sedimen.
Berbagai kajian teoritis dan eksperimental tentang stabilitas mineral pada berbagai
kondisi oksidasi-reduksi (Eh) dan pH dilakukan oleh Garrels dan beberapa ahli lain
(lihat Garrels & Christ, 1965). Penelitian aspek-aspek geokimia sedimen banyak
menambah pengertian kita tentang endapan sedimen. Buku-buku yang membahas
tentang
topik-topik
geokimia
sedimen
antara
lain
adalah Geochemistry
of
mengukur
kelimpahannya
melalui Eksplorasi
Geokimia khusus
mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsurunsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan
mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia
adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan,
tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan anomali
geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap
lingkungannya (background geokimia).
Eksplorasi
ini
dilakukan
didaerah/batuan/lapisan
dengan
mana
yang
maksud
memiliki
kita
dapat
kandungan
menganalisis
kandungan
kondisi
yang tidak
tetap,
melainkan selalu bermigrasi yang merupakan akbat dari aktivitas lempeng bumi
yang berada diatas magma.Kondisi yang tidak stabil ini menyebabkan pergerakan
pergerakan lempeng bumi yang nantinya akan mempengaruhi kondisi unusr unsur
yang berada didalam lempeng bumi.Sehingga eksplorasi geokimia perlu dilakukan
untuk menghindari kesalahan lokasi eksplorasi.
2.2.1 Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia
Segala
hal
yang
pastinya
memiliki
prinsip
prinsip
yang
memberikan
Tahap
Metode
Jenis Mineral
Pendahuluan
Citra Landsat
Semua
Sintesis
Regional
Semua
Survey
Semua
AeromagnetikLog
am Dasar
Pemetaan Geologi
Semua
Pengukuran
Penampang
Stratigrafi
Contoh: Batubara
Sampling
Stream
Sediment Logam Dasar
Sampling
Pendulangan
Mineral Berat
Prospeksi Umum
Pemetaan Geologi
Semua
Sampling
Stream Sediment
Logam Dasar
Gaya Berat
Non metalik
SeismikSingenetik
Magnetik Logam
Rock Sampling
Semua
Pemetaan Geologi
Semua
Prospeksi Detail
Soil
Sampling Logam Dasar
(Geokimia)
Rock
Sampling
Semua
(Geokimia)
Metode Analitis Dalam eksplorasi geokimia tidak perlu mengutamakan akurasi yang
tinggi, yang terpenting cepat, tidak mahal dan sederhana. Metode yang banyak
digunakan dalam prospeksi geokimia adalah kromatografi, kolorimetri, spektroskopi
emisi, XRF, dan AAS. Metode lain yang juga digunakan dalam kasus khusus adalah
aktivasi
neutron,
radiometri
dan
potensiometri.
AAS
(atomic
absorpsion
spectrometry) merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam analisis unsur
tunggal standar.
geokimia
sekunder
adalah
lingkungan
pelapukan,
erosi,
dan
sedimentasi, yang dicirikan oleh temperatur rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida
bebas, dan melimpahnya O2, H2O dan CO2. Pola geokimia primer menjadi dasar
dari survey batuan sedangkan pola geokimia sekunder merupakan target bagi
survey sedimen.
2.5 Mobilitas Unsur
Mobilitas unsur yang dimaksud disini adalah kemudahan unsur bergerak dalam
lingkungan geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam proses dispersi dapat
terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut mudah bergerak atau mobilitasnya
besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon. Rn dipakai sebagai petunjuk
dalam prospeksi endapan Uranium. Mobilias unsur akan berbeda dalam lingkungan
yang berbeda, contohnya : F bersifat sangat mobil dalam proses pembekuan
magma (pembentukan batuan beku), jebakan pneumatolitik dan hidrotermal,
namun akan sangat tidak mobil (stabil sekali) dalam proses metamorfose dan
pembentukan tanah. Bila F masuk ke air akan menjadi sangat mobil kembali.Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya mobilitas unsur ini juga dipengaruhi pergerkan
lempeng akibat magma.Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu endapan
bisa memiliki mobilitas yang sangat berbeda, sehingga mungkin tidak memberikan
anomali yang sama secara spasial.
2.6 Anomali Geokimia
Anomali geokimia dapat kita cari dengan terlebih dahulu mencari nilai background
dimana nilai background berhubungan dengan endapan bijih.Dalam menentukan
anomali geokimia diperlukan adanya nilai ambang/nilai batas yang digunakan untuk
menentukan anomali.Nilai batas tersebut disebut threshold yaitu nilai rata-rata plus
dua standar deviasi dalam suatu populasi normal. Semua nilai di atas nilai threshold
didefinisikan sebagai anomali.
2.7 Aplikasi
Aplikasi atau contoh nyata yang dapat dilihat dari geokimia salah satunya adalah
metode yang digunakan oleh sedimentologist dalam mengumpulkan data dan bukti
pada sifat dan kondisi depositional batuan sedimen, yaitu analisis kimia dari batu,
melingkupi geokimia isotop, termasuk penggunaan penanggalan radiometrik, untuk
menentukan usia batu, dan kemiripan dengan daerah sumber. Metode ini pertama
kali dipakai pada tahun 1970an dimana penelitian sedimentologi mulai beralih dari
makroskopis dan fisik ke arah mikroskopis dan kimia. Dengan perkembangan teknik
analisa dan penggunaan katadoluminisen dan mikroskop elektron memungkinkan
para ahli sedimentologi mengetahui lebih baik tentang geokimia. Perkembangan
yang pesat ini memacu kita untuk mengetahui hubungan antara diagenesa, poripori dan pengaruhnya terhadap evolusi porositas dengan kelulusan batu pasir dan
batugamping.
Saat
ini
berkembang
perbedaan
antara
makrosedimentologi
dan