Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KULIAH

PENGANTAR GEOGRAFI

ANALISIS POLA DAN PROSES UNSUR ATMOSFER


(Badai Pasir)

dibuat oleh :
Nama

: Mei Wulandari

NIM

: E100150124

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015

A. Proses Terjadinya Badai Pasir


Badai pasir merupakan fenomena alam yang terjadi di tempat yang kering
atau daerah gurun pasir. Badai pasir disebabkan oleh meningkatnya kecepatan
angin yang kencang dan menerpa pasir di permukaan gurun, sehingga pasir dan
material kecil ataupun besar terangkat dan berterbangan dengan jumlah yang
banyak (Permana, 2014). Warga Timur Tengah terutama Arab menyebut badai
pasir dengan sebutan Haboob. Daerah gurun seperti negara di timur tengah, sudah
umum atau sering terjadi badai pasir. Badai ini bisa datang beberapa kali dalam
setahun, sehingga warga sekitar sudah tidak asing lagi dengan badai pasir tersebut.
Menurut Nuraini (2014), terdapat dua syarat yang mengakibatkan terjadinya
badai pasir/ debu, yaitu arus udara atau angin yang kuat/kencang dan sumber
pasir/ debu yang kering dan terbuka. Tetapi yang lebih banyak terjadi adalah badai
pasir disebabkan oleh angin kencang yang meniup tanah halus atau pasir, dan
karena banyaknya materi yang berterbangan mengakibatkan pandangan agak
terganggu/ menurun. Terdapat empat daerah rawan badai pasir dan debu di dunia,
yaitu terletak di Asia Tengah, Amerika Utara, Afrika Tengah dan Australia. Badai
pasir di daerah gurun biasa terjadi beberapa kali dalam setahun. Badai pasir terjadi
karena hawa panas diatas gurun yang menyebabkan atmosfer bawah menjadi tidak
stabil. Ketidakstabilan udara ini bercampur dengan udara di tengah troposfer
(lapisan terbawah) bergerak kebawah, dan membuat angin kencang di permukaan.
Sebelum badai pasir muncul biasanya terdapat tanda-tanda yaitu keadaan
kecepatan angin yang naik serta tekanan udara disekitarnya turun. Penyebab lain
badai pasir adalah adanya kekuatan angin besar yang melewati partikel yang
melonggar. Pertama-tama partikel tersebut bergetar, lalu terlempar atau melompat.
Ketika partikel-partikel tersebut berulang kali mencapai tanah, partikel tersebut
melepaskan partikel yang lebih kecil lagi yang kemudian bergerak mengikuti
suspensi (campuran). Penelitian terbaru menemukan bahwa partikel debu tersebut
melompat dikarenakan adanya induksi medan listrik statis oleh gesekan.
Lompatan debu-debu tersebut memperoleh muatan negatif terhadap tanah yang
mengakibatkan partikel pasir lain ikut terbawa.

Partikel yang melonggar tersebut ada dikarenakan kondisi yang kering dan
angin, antara lain arus udara yang dingin bergerak ke udara yang kering dan tidak
menghasilkan curah hujan. Gejala tersebut adalah jenis badai pasir umum di
Amerika. Sedangkan di daerah gurun, debu dan badai pasir paling sering
disebabkan oleh arus badai atau tekanan kuat yang menyebabkan peningkatan
kecepatan angin di wilayah yang luas. Badai pasir dapat mengangkat debu hingga
ketinggian 6.100 meter.
Badai pasir bisa membawa ribuan hingga jutaan ton pasir, semakin kecil
partikel pasir yang dibawa, semakin besar pula jarak yang akan ditempuh dan
partikel pasir yang terberatlah yang akan terjatuh menuju tanah lebih cepat
dibandingkan partikel pasir yang lebih ringan. Salah satu tempat yang paling
sering terjadi badai pasir adalah gurun sahara dengan badai pasirnya yang
disebut simoom. Kecepatan badai pasir dapat mencapai 150 km/jam, badai ini
dapat membawa segala macam benda serta mematikan beberapa fasilitas dan
menyebabkan kematian. Salah satunya menyebabkan jarak pandang menjadi
berkurang karena terhalang oleh debu/pasir.
Arus udara/angin yang kencang sebagai salah satu syarat penyebab
terjadinya badai pasir/debu merupakan kekuatan alam, dan manusia tidak berdaya
dihadapannya. Akan tetapi padang pasir sebagai syarat lain penyebab badai pasir
dan debu dapat ditanggulangi dalam batas-batas tertentu oleh manusia. Misalnya
memperbaiki kondisi permukaan tanah untuk mencegah penggurunan tanah,
membenahi tanah tandus, dalam rangka mengurangi frekuensi dan intensitas
terjadinya badai pasir dan debu.
Beberapa waktu yang lalu badai pasir melanda kawasan barat Timur Tengah.
Badai menghantam beberapa kawasan di Suriah sejak hari senin 7 September
2015 dan pada selasa pagi yang kemudian menyebar ke beberapa negara lain.
Seperti dilansir BBC dalam artikel news.liputan6.com, pada hari selasa 8
September 2015, sebagian Negara Lebanon, Israel, Turki, dan Siprus ikut terkena
dampak dari badai pasir ini.
Berdasarkan artikel yang dimuat oleh citrasatelit.wordpress.com sebuah
studi yang dilakukan Paul Ginoux pimpinan laboratorium Geophysical Fluid

Dynamics NOAA, ditemukan bahwasanya 75 persen emisi debu (termasuk dari


pasir) terjadi secara natural, sedangkan sisanya diakibatkan oleh aktivitas
manusia. Untuk kejadian badai pasir yang terjadi di Timur Tengah berdasarkan
studi Ginoux tersebut, khususnya yang terjadi di Suriah, sumbernya diperkirakan
berasal dari aktivitas manusia. Lahan pertanian besar di wilayah timur laut Raqqa
disinyalir sebagai sumber debu utama, disamping wilayah-wilayah yang tertutupi
garam dan mineral lainnya yang berada di wilayah perbatasan antara Irak dan
Suriah.
Aktivitas pertanian sendiri bisa dikaitkan dengan peristiwa badai pasir
tersebut karena adanya aktivitas berupa menghilangkan tumbuhan yang menutupi
tanah, menguras air-air yang ada di permukaan, serta aktivitas-aktivitas lainnya,
yang membuat angin dengan mudah membawa partikel debu yang berada di
lahan-lahan pertanian tersebut.

Gambar 1.1. Badai pasir di Timur Tengah


Sumber : news.liputan6.com

Dalam gambar tersebut, seperti dikutip dari NBC News dalam artikel
news.liputan6.com, terlihat pola dari debu dan pasir berputar-putar yang menjadi
penyebab berkurangnya visibilitas dan menyebabkan bahaya kesehatan di Suriah,
Israel, Lebanon, Suriah, Yordania, Siprus, Irak, Mesir, dan Arab Saudi.

Gambar 1.2. Citra satelit MODIS tanggal perekaman 7 September 2015


Sumber : NASA Observatory dalam citrasatelit.wordpress.com

Pada tanggal 7 September 2015, citra satelit MODIS memperlihatkan badai


pasir yang sebagian besarnya sedang berada di wilayah Suriah, dan sebagian
kecilnya berada di wilayah Mafraq Yordania, serta berada di Laut Mediterania
yang termasuk ke dalam wilayah pesisir Turki.
Sehari kemudian pada tanggal 8 September 2015, badai pasir telah
menyelimuti wilayah Palestina, Lebanon, Israel, Siprus, dan Yordania, seperti
yang terlihat pada data citra satelit MODIS di bawah ini.

Gambar 1.3. Citra satelit MODIS tanggal perekaman 8 September 2015


Sumber : NASA Observatory dalam citrasatelit.wordpress.com

Pada tanggal 9 September 2015, badai pasir mulai bergerak ke arah barat
daya dan menyebar sampai ke wilayah Timur Laut negara Mesir serta Teluk Suez.

B. Analisis Pola
Berdasarkan representasi citra satelit MODIS dapat diketahui pola geografis
dan pola ruang dari bencana badai pasir yang termasuk salah satu fenomena
atmosfer. Badai pasir yang melanda Timur Tengah memiliki pola geografis yang
bersifat horizontal dan vertikal. Badai pasir memiliki pola bersifat vertikal karena
pada proses terjadinya badai pasir, arus udara atau angin yang kuat/kencang
mampu mengangkat pasir dan debu hingga ketinggian 6.100 meter.
Selain itu juga, badai pasir memiliki pola bersifat horizontal karena terjadi
pergerakan material pasir dan debu oleh angin sehingga material tersebut mampu
berterbangan dan menyebar ke beberapa wilayah lain. Seperti contoh bencana
badai pasir di Timur Tengah, pada tanggal 7 September 2015 sebagian besar badai
pasir melanda wilayah Suriah, dan sebagian kecilnya berada di wilayah Mafraq
Yordania, serta berada di Laut Mediterania. Namun pada tanggal 8 September
2015, badai pasir telah menyelimuti wilayah Palestina, Lebanon, Israel, Siprus,
serta Yordania dan pada tanggal 9 September 2015 badai pasir telah menyebar
sampai ke wilayah Timur Laut negara Mesir serta Teluk Suez.
Badai pasir memiliki pola ruang tersebar, hal ini disebabkan karena salah
satu faktor yang berpengaruh terjadinya badai pasir yaitu adanya arus udara atau
angin yang kuat/kencang. Angin tersebut bersifat menyebarkan material pasir dan
debu, sehingga material-material tersebut dapat tersebar sampai ke wilayah
tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2015.

Citra

Satelit

Badai

Pasir

di

Timur

Tengah

https://citrasatelit.wordpress.com/2015/09/18/citra-satelit-badai-pasirdi-timur-tengah/. Diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 19:24


WIB.
Nuraini, Dini. 2014. Badai Pasir http://tamanbahasaindonesia.com/2014/04/vbehaviorurldefaultvmlo_22.html. Diakses pada tanggal 25 September
2015 pukul 19:07 WIB.
Permana, Agusapta. 2014. Pengertian Mitigasi Adaptasi Badai Pasir
http://saptapermana.com/2014/04/pengertian-mitigasi-adaptasi-badaipasir.html. Diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 19:06 WIB.
Rinaldo. 2015. Badai Pasir di Timur Tengah, Puluhan Orang Dirawat
http://news.liputan6.com/read/2312830/badai-pasir-di-timur-tengahpuluhan-orang-dirawat. Diakses pada tanggal 25 September 2015
pukul 19:02 WIB.
Sadewo.

2015.

Badai

Pasir

Mungkin

Saatnya

Perantian

Musim

http://www.kompasiana.com/sadewo/badai-pasir-mungkin-saatnyapergantian-musim_550e1b1ea33311b52dba7fc5. Diakses pada tanggal


25 September 2015 pukul 18:43 WIB.
Yulianingsih, Tanti. 2015. Dahsyatnya Badai Pasir Kuning Timur Tengah dari
Luar

Angkasa

http://news.liputan6.com/read/2313485/dahsyatnya-

badai-pasir-kuning-timur-tengah-dari-luar-angkasa.
tanggal 25 September 2015 pukul 19:09 WIB.

Diakses

pada

Anda mungkin juga menyukai