Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wilda Isnaeni

NIM : 15/392443/PMU/08782

RESUME
Source: Simposium XII FSTPT, Universitas Petra Surabaya
KAJIAN DAMPAK INFRASTRUKTUR JALAN TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI
DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Oleh: Hengki Purwoto, SE, M.A; Dwi Ardianta Kurniawan, ST

Pendahuluan:
Sektor infrastruktur merupakan salah satu sektor vital untuk memacu pertumbuhan ekonomi
yang pada dasarnya merupakan sektor antara yang menghubungkan berbagai macam aktivitas
ekonomi. Saat ini proses pembangunan prasarana jalan di Indonesia sebagian besar masih
ditangani oleh pemerintah karena prasarana jalan pada dasarnya merupakan barang publik.
Di Indonesia, penilaian terhadap pembangunan infrastruktur jalan pasca konstruksi tidak
mendapat perhatian yang proporsional, hal ini membuat kurangnya informasi mengenai
efektifitas investasi jalan.
Dari masalah tersebut penilitian ini memiliki tujuan, yakni:
a. Untuk melakukan analisis tentang dampak informasi mengenai efektivitas jalan.
b. Untuk mendukung analisis kinerja berdasarkan Integred Road Management System
(IRMS) yang mencerminkan dampak jangka pendek dari investasi jalan.

Metode Penelitian:
- Asumsi dan batasan yang dipergunakan dalam penelitian:
a. Ruas jalan yang ditinjau adalah ruas jalan nasional dan jalan provinsi yang didapatkan
dari data IRMS Departemen Kimpraswil,
b. Jenis penanganan jalan yang ditinjau terdiri dari pembangunan, peningkatan, dan
pemeliharaan,
c. Biaya pemeliharaan ruas jalan adalah sebesar Rp. 20 juta/kilometer pada tahun 2002
dengan penurunan 10% tahun-tahun sebelumnya. Hal ini penting ditetapkan untuk

mendapatkan bilai BOK do minimum berdasarkan nilai BCR yang didapatkan dari
IRMS,
d. Investasi sektor jalan yang dilakukan pada suatu tahun akan mulai berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja pada tahun berikutnya,
e. Pengaruh investasi jalan adalah flat untuk waktu sepuluh tahun ke depan setelah investasi
dilakukan,
f. Analisis dilakukan pada tingkat regional yang mencakup 5 wilayah yaitu Sumatera, Jawa,
Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua.
- Parameter manfaat program
Manfaat langsung dari pembangunan jalan secara idel muncul apabila jaringan jalan yang
dibangun segera dapat menurunkan biaya operasional kendaraan (BOK). Kondisi ideal tersebut
tidak selalu dapat tercapai, dari tahun ke tahun adanya kecederungan kenaikan BOK. Hal ini
dikarenakan adanya kenaikan biaya-biaya (BBM, harga kendaraan, harga suku cadang),
penambahan jumlah kendaraan dan panjang perjalanan. Pleh karena itu, manfaat investasi jalan
dalam studi ini dihitung dari selisih BOK do something dan BOK do minimum.
- Skenario kebijakan dan Hasil simulasi
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model keseimbangan Umum Terapan
(KUT)/Computable General Equilibrium (CGE) yang pada prinsipnya didasarkan pada
keseimbangan antara modal dan tenaga kerja di satu sisi dan komponen pembangunan ekonomi
di sisi lain. Data atau informasi yang digunakan dalam penentuan scenario dalam model KUT
adalah:
a. Komposisi investasi di masing-masing tipe jalan dan jenis penanganan.
b. Besaran penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) yang didapatkan dari
perhitungan model IRMS pada berbagai tipe jalan dan jenis penanganan.
Analisis regresi dilakukan untuk meninjau hubungan antara jenis investasi jalan, yaitu,
konstruksi, perbaikan, dan pemeliharaan. data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi unit
pengukuran investasi jalan dan VOC sebagai indikator masukan, pertumbuhan ekonomi, rasio
keuntungan investasi, dan penyerapan tenaga kerja digunakan sebagai indikator output.
penelitian ini menggunakan data time series antara 1998-2003.

Analisis:
Hasil analisis regresi menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda untuk tiap jenis investasi
maupun untuk investasi pada daerah yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa investasi di
Jawa memberikan pengaruh yang besar pada pembangunan ekonomi, dimana investasi sebesar 1
rupiah akan menghasilkan peningkatan sebesar (0,942+0,518)= 1,460 rupiah. Di Sumatera,

investasi sebesar 1 rupiah akan menghasilkan peningkatan sebesar 0,765 rupiah, sementara di
Bali-Nusa Tenggara, menghasilkan peningkatan 0,309 rupiah. Investasi dengan nilai yang sama
di Kalimantan akan menghasilkan peningkatan sebesar 0,215 rupiah, diikuti Sulawesi sebesar
0,54, sementara di Maluku dan Papua menghasilkan peningkatan sebesar 0,179 rupiah. Secara
nasional, investasi untuk penanganan jalan sebesar 1 rupiah akan menghasilkan peningkatan
pada perekonomian sebesar 0,476 rupiah.

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil analisis, rekomendasi kebijakan penanganan pada masing-masing jalan pada
masing-masing wilayah adalah sebagai berikut:
a. Wilayah Jawad an Sumatera, prioritas penanganan yang tinggi diberikan pada
peningkatan dan pemeliharaan jalan,
b. Wilayah Kalimantan dan Maluku-Papua prioritas penanganan yang tinggi ada pada
pembangunan jalan baru,
c. Wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Sulawesi, prioritas penanganan yang tinggi ada pada
peningkatan jalan.
Penelitian ini merekomendasikan kebutuhan untuk memisahkan anggaran untuk pembangunan
dan perbaikan karena itu memberi dampak yang berbeda. Penelitian lebih lanjut harus diarahkan
pada peningkatan metode dengan meninjau indikator terkait lainnya yang tidak ada dalam
penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai