Anda di halaman 1dari 8

1.

Prinsip cold welding ialah dua buah material yang


ujungnya

saling

menggunakan

berhadapan,

penjepit,

dijepit

berikutnya

dengan

memberikan

tekanan dikedua ujung tersebut sehingga proses


penyambungan dapat terjadi. Gaya yang cukup besar
diperlukan pada proses ini supaya terjadi kontak
antar muka yang baik.
Syarat utama agar material dapat disambung
dengan metoda ini ialah:
Minimal satu logam yang akan memiliki sifat ulet / sangat liat.
Tidak mengalami pengerasan regang yang drastis.
2. Threshold deformation adalah parameter yang sangat penting dimana fungsinya adalah
untuk menentukan kekuatan maksimum yang dapat diperoleh dari proses las dingin.
Kegunaan threshold deformation ialah untuk mendpatkan nilai batas minimum agar
material memiliki ikatan pada saat mengalami deformasi dingin.
Contoh perhitungan untuk material Aluminum dan Paduannya:
Ketebalan awal (to) = 10 mm
Ketebalan akhir (tf) = 5 mm
Maka,
Deformasi=

105
x 100
10

Deformasi=50

3. Faktor yang mempengaruhi nilai threshold deformation ialah:


a. Struktur kristal material
b. Jenis material
c. Tekanan yang diberikan pada material
d. Persiapan permukaan
Berikut merupakan hubungan antara threshold deformation dengan pressure dan
preparasi permukaan pada proses cold welding:
Pressure pada material threshold deformation dan kekuatan sambungan
Semakin bagus permukaan ketika dipreparasi maka, threshold deformation

4. Explosion Welding adalah proses solid state welding dimana sambungan dihasilkan oleh
tumbukan yang memiliki kecepatan tinggi pada benda kerja akibat ledakan.

Prinsip kerja dari explosion welding yaitu menggunakan tiga komponen: base
metal, prime metal, explosive. Detail dari prinsip kerja explosion welding adalah:
a. Ketiga komponen disusun, prime component diletakan pada lapisan tengah dan
detonator di bagian atasnya.
b. Ketika detonator diledakan maka prime component akan menumbuk base metal
sehingga deformasi plastis terjadi dan kedua pelat tersambung.

Gambar Prinsip kerja explosive welding


Contoh aplikasi di lapangan seperti pada saat cladding material.

5. Prinsip Kerja dari welding ini ialah dari vibrasi ultrasonic yang diperoleh dari
transduser yang di transmisikan ke ujung sonotrode sehingga dua logam yang ingin
disambung akan timbul panas dan ketika lapisan oksida pecah selanjutnya dengan
tekanan dari clamping akan mengakibatkan material tersambung.

Pada metode ultrasonic welding ini terdapat hubungan antara energi yang dibutuhkan
dan weldability, yang dapat dilihat dari rumus di bawah ini:

Dimana:
E = Electrical Energy, W.s (J)
K = Konstanta dari sistem pengelasan
H = Vicker Hardness Number
T = Ketebalan benda kerja yang kontak dengan sonotrode (mm)
Dari rumus tersebut dapat hubungan bahwa semakin keras suatu material maka
energi yang dibutuhkan pun akan semakin besar.
Contoh penggunaan aplikasi ultrasonic welding di lapangan ditunjukan seperti gambar
di bawah ini:

6. Prinsip kerja dari welding ini adalah:


a. Dua buah benda kerja ditekan dan diputar sehingga akibat friksi keduanya akan
timbul panas.
b. Selanjutnya dipakai untuk proses penyambungan.
Tahap-tahapnya dapat dijelaskan dari gambar
di samping:
a) Benda diputar
b) Benda yang diam ditekan ke benda
yang berputar
c) Terjadi gesekan
d) Terjadi penyambungan

Pemanasan

Keuntungan
friksi hanya

Keterbatasan
lokal, Biasanya untuk benda yang berbentuk

sehingga pelunakan tidak menyebar.


. Tanpa ada pencairan logam.

batangan bulat.
Untuk logam yang sama jenis dan

Prosesnya cepat.

bentuk geometrinya.
Preparasi
benda

menetukan hasil las.


Dapat menyambung dua material Biaya tinggi.
yang berbeda.

kerja

sangat

Contoh penggunaan aplikasi friction welding di lapangan adalah:

7. Prinsip Kerja Roll Bonding:

Keuntungan
Keterbatasan
Untuk menyambung dua material yang Relatif jarang digunakan untuk produksi
berbeda untuk memperoleh logam
dengan aplikasi yang berbeda
Dapat diaplikasikan pada suhu ruang dan

massal
Pengembangan dari metode ini belum

suhu panas
cukup luas
Aplikasi di lapangan: Untuk U.S. quarters, untuk membuat dua lapisan luar dari 75%
Cu-25% Ni dengan bagian tengah dari Cu murni.
8. Prinsip kerja friction stir welding :
1) Pin yang berputar dengan kecepatan 3000-4000 rpm diletakkan pada material
2) Material dipanaskan karena adanya friksi

3) Material yang telah dipanaskan tersebut akan mencapai temperatur plastisasi (800F
untuk aluminum)
4) Material yang telah terplastisasi tersampir kembali ke pin
5) Material tersebut mengalami pendinginan dengan terbentuknya butir butir yang
lebih halus dibandigkan dengan material induknya.

Material logam yang umumnya diaplikasikan pada metode ini:


Magnesium
Copper
Aluminum dan aluminum paduan
Lead, dll
Keuntungan FSW:
o Energi efisiensi
o Simpel dan bersih
o Lebih kuat dan lebih bersih bila dibandingkan dengan fusion welds
o Distrosi rendah dan shrinkage
o Keuletan tinggi pada las
o Tidak ada porosity, lack of fusion, perubahan komposisi pada material
o Tidak diperlukan perlakuan sesudah proses
9. Parameter las untuk FSW:
Pemanasan material sampai suhu 800 F
Jumlah rpm minimum: 3000-4000 rpm
Skematis daerah pengelasan:

Ketika menggunbakan metode FSW didapatkan hasil pada daerah lasan berupa struktur
sambungan lebih halus dibandingkan pada base metal-nya. Hal tersebut didapatkan
karena pada struktur sambugan menghasilkan butir yang lebih halus dibanding base
metal-nya.
10. Material yang cocok antara lain AISI H13, AISI H22 dll
Material tersebut harus mempunyai melting point yang lebih tinggi dari benda
kerja. Sebaiknya material pengaduk harus memiliki melting point setidaknya 100 fahrenheit
lebih tinggi dari benda kerja atau 200 F untuk aluminium. Lebih lanjut material pengaduk
tersebut juga harus memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan benda kerja. Selain itu
material pun harus memiliki ketahanan aus yang baik, dan machinability yang baik. Jenis
perlakuan permukaan yang dapat dilakukan antara heat treatment berupa hardening,
tempering (menurunkan kekerasan menjadi 45-47 HRC)
welding Ultrasonic welding

Spot resistance

Kualitas sambungan seragam karena Terdapat asap pada proses pengelasan


transfer enerfi dan sisa panas yang
dilepaskan konstan dan terbatas pada
daerah sambungan.
Tekanan yang dibutuhkan kecil dan Panas tidak sampai ke tengah
panas sampai ke tengah

Untuk

logam

yang

mempunyai Pada logam dengan konduktifitas tinggi

konduktivitas tinggi (Cu, Al) hanya membutuhkan energi yang tinggi


memerlukan energi yang lebih rendah
Dapat
berbeda

untuk

menyambung

(dissimilar)

bahkan

logam Terdapat

bunga

api

yang

dapat

logam menyebabkan kebakaran atau ledakan

berlapis (plating/coating)
Umumnya digunakan untuk logam yang Electrical shock rentan terjadi
berukuran relatif kecilv
Mempunyai daerah lebur
Tidak terdapat daerah lebur
Apabila menggunakan densitas arus
yang

terlalu

tinggi

maka

dapat

menyebabkan logam cair terlempar dan


berdampak atas terbentuknya rongga,
retak dan menurunkan sifat mekanik
hasil lasan

Anda mungkin juga menyukai