Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN OPERASI

PADA KLIEN M DENGAN CLOSE FRAKTUR TROCHANTER FEMUR SINISTRA


DENGAN TINDAKAN ORIF PLATING TROCHANTER SINISTRA C-ARM
DI RUANG IBS RSUD KOTA SEMARAN

Disusun Oleh :
ADHITYA ZULKARNAEN
AGUS PRATAMA Q
PARAMITA SOFIA RAHMI
SYAHABUDDIN NAUFAL
ISMAIL MARZUKI H.S

BASIC SKILL COURSE FOR THE OPERATING ROOM NURSES (BSCORN)


HINPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA
HIPKABI JAWA TENGAH
2016

PENGERTIAN
FRAKTUR

Fraktur
adalah
terputusnya kontuinitas
tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya,
fraktur terjadi jika tulang
dikenai stress yang lebih
besar dari yang dapat
diabsorbsinya (Smelter &
Bare, 2002).

ETIOLOGI FRAKTUR
a.
b.
c.
d.

e.

Ruda paksa
Trauma
Proses patologis
Misalnya: tumor, infeksi atau osteoporosis
tulang. Ini disebabkan kekuatantulang yang
berkurang dandisebut patah tulang
patologis.
Beban lama atau trauma ringan yang terus
menerus yang disebut fraktur

TANDA DAN GEJALA FRAKTUR


a.
b.
c.

d.
e.
f.
g.

Deformitas (perubahan bentuk atau struktur) yaitu akibat


adanya pergeseran fragmen tulang.
Krepitasi yaitu suara derik tulang yang dapat didengar
atau dirasakan ketika fraktur digerakkan.
Nyeri karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur
yang meningkat karena penekanan sisi-sisi fraktur dan
pergerakan fraktur.
Kurangnya sensasi karena adanya gangguan saraf yang
terjepit atau terputus oleh fragmen tulang.
Spasme otot karena kontraksi involunter disekitar fraktur.
Pergerakan abnormal karena pergeseran fragmen tulang.
Bengkak pada sekitar fraktur sebagai trauma dan
perdarahan sekitar fraktur.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian

: 05 Maret 2016

Jam

: 11.00 WIB

Ruang

: IBS

PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama Klien
Usia

:M

: 52 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Semarang

Diagnosa Medis : Close fraktur sub trochanter sinistra


No. Reg

: 351574

Tindakan

: Orif plating trochanter sinistra

Ruangan

: Prabu Kresna

DPJP

: dr. Tanto Sp.OT

Ahli Anasthesi

: dr. Doni Sp.An

Tanggal operasi : 05 Maret 2016


Jam operasi

: 11.00 WIB

RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri pada paha kiri.

P : nyeri terasa ketika digerakan.


Q: nyeri terasa cekot-cekot
R : nyeri menetap di area paha kiri, tidak menyebar ke daerah lain.
S: skala nyeri 7
T: nyeri berlangsung setiap saat

Riwayat keperawatan sekarang


Klien datang ke RSUD Kota Semarang pada tanggal 03 Maret 2016, klien menjalani rawat
inap di Prabu kresna untuk dilakukan persiapan operasi antara lain pemasangan gelang
identitas pemasangan IV line, inform concent tindakan operasi, inform concent tindakan
anestesi, puasa enam jam sebelum operasi, pencukuran area operasi dan pemeriksaan
laboratorium, rontgen. Pada tanggal 03 Maret 2016, pada pukul 11.00 WIB klien dibawa ke
ruang IBS untuk dilakukan tindakan operasi orif plating trochanter sinistra.
Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah dirawat di rumah sakit, dan belum pernah
menjalani operasi.
Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, DM, asma, maupun
penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium tanggal 5 Maret 2016


Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Eritrosit
Masa pembekuan/CT
Masa perdarahan /BT
GDS
HbsAg

Hasil
10,9
9,1
323
33,0
3,84
0 7 min / 50 sec
01 min / 50 sec
91
Negatif

Satuan
gr/dl
x 103/uL
x 103/uL
%
x 103/uL

Mg/dl

Nilai Normal
11.7-15.5
4-11
150-450
35-48
3.8-5.2
4 - 10
2-7
70-115
Negatif

Hasil Pemeriksaan Radiologi


Kesan : fraktur femur subtrochanter sinistra
Berdasarkan penilaia yang telah dilakukan dengan instrument MFS telah
didapat skor 45 dimana klien dinyatakan resiko rendah
MORSE FALL SCALE PPT.docx

SIGN IN
Indicator

Sudah Tidak

Konfirmasi kebenaran identitas, lokasi operasi, prosedurnya, dan


telah meberikan persetujuan dalam lembar informed consent

Apakah lokasi operasi sudah diberi tanda/ marking ?

Apakah mesin dan obat anestesi telah dicek dan lengkap ?

Sudahkah pulse oximetri terpasang dan berfungsi ?

Apakah pasien memiliki riwayat alergi ?

Resiko kesulitan jalan nafas atau resiko aspirasi

Resiko kehilangan darah >500 ml


sudah ada akses intravena yang adekuat dan sudah ada rencana
terapi cairan

TIME
OUT

No
.

Indikator

Ya

Menyebutkan nama dan peran masing-masing


seluruh anggota tim

Konfirmasi meliputi: -Nama pasien


-Prosedur
-Lokasi Insisi

Pemberian antibiotik profilaksis sebelum


operasi

Pencegahan Kejadian Tidak Diharapkan

Apakah kemungkinan timbul kesulitan dalam


operasi? Adakah tindakan alternatif?

Estimasi lama operasi

Adakah antisipasi kehilangan darah?

Adakah masalah spesifik pada pasien/kasus


ini?

Sudahkah cek alat steril?

Tidak

SIGN
OUT
No
.

Indikator

Ya

Tidak

Konfirmasi secara verbal dengan tim


nama prosedur tindakan

Melakukan pengecekan dan penghitungan


jumlah instrumen dan sponge setelah
operasi

Prostat telah dimasukkan ke pot


kemudian diberi nama pasien, bangsal &
no. RM

Melakukan pengecekan adanya masalah


pada peralatan selama dan setelah operasi

SERAH TERIMA PASIEN


Klien puasa sejak pukul 03.00 WIB.
Klien telah diberikan terapi premedikasi sebelumya

yaitu Ondancentron 4 ml, Methylprednisolon 125 ml.


klien terpasang infus NaCl 0,9% 500 cc di tangan kiri.
klien tidak memiliki alergi.
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit lain seperti
Asma. Diabetes, TB paru, Hipertensi.
Tidak memakai gigi palsu.
Tidak memakai perhiasan.
Terpasang kateter.

HASIL RONTGEN TANGGAL


04 MARET 2016

ASKEP PRE OPERATIF


ANALISA DATA
Analisa Data 1.docx
Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut berhubungan dengan hilangnya kontuinitas jaringan
tulang
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan 1.docx
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Keperawatan 1.docx
EVALUASI
Evaluasi 1.docx

ASKEP INTRA OPERATIF


ANALISA DATA
Analisa data 2.docx
Diagnosa Keperawatan
Hipotermi berhubungan dengan Vasodilatasi
pembuluh darah sekunder efek obat anasthesi
Resiko Combustio berhubungan dengan efek
pemakaian ESU
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan 2.docx
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Keperawatan 2.docx
EVALUASI
Evaluasi 2.docx

ASKEP POST OPERATIF


ANALISA DATA
Analisa data 3.docx
Diagnosa Keperawatan
Resiko cidera (jatuh) berhubungan dengan Kelemahan
ekstremitas bawah sekunder efek anathesi regional
(spinal)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan 3.docx
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Keperawatan 3.docx
EVALUASI
Evaluasi Keperawatan 3.docx

Bromage Score (spinal anestesi)


Kriteria Nilai
Gerakan penuh dari tungkai, 0
Tak mampu ekstensi tungkai, 1
Tak mampu fleksi lutut, 2
Tak mampu fleksi pergelangan kaki, 3
Jika Bromage Score kurang dari 2 dapat
pindah ke ruangan.

INSTRUMENT DAN
LANGKAH- LANGKAHLANGKAH OPERASI

Melakukan timbang terima pasien dengan perawat ruangan di ruang transit


IBS kemudian memindahkan pasien ke brancart dan timbang terima pasien
dengan perawat ruangan di ruang transit IBS kemudian memindahkan pasien
ke brancart

Memindahkan pasien ke meja operasi, Memasang pulse


oximeter dan spigmomanometer,

Mengatur posisi pasien untuk dilakukan spinal


anestesi, yaitu posisi fowler dengan kepala
menunduk (dagu ditempelkan ke dada)

Setelah dilakukan anastesi regional pasien diletakkan


pada posisi klien miring kanan atau sims
position full dengan tangan memeluk
guling dan taruh bantal antara kedua kaki
dan bantal dengan kaki bagian kanan

Pasang proplate ESU (Electro Surgical Unit) dibawah femur


dextra selanjutnya diberikan under pad kemudian perawat
sirkuler membersihkan area operasi (sterile washen)
menggunakan savlon, sikat, NaCl.

Perawat instrumen, asisten dan operator menggunakan


APN khusus untuk tindakan C-ARM.

Perawat asisten, instrument, dan operator mencuci tangan


procedural.

Dilakukan disinfeksi dengan larutan


alkohol 70% dan povidone iodine
10% dari bawah os xyphoid sampai
pertengahan kedua paha dan
skrotum hingga penis.

Melakukan scrubbing, gowning dan gloving

Berikan desinfeksi klem (2) kassa dan


povidone iodine 10% dalam kom pada
asisten untuk melakukan desinfeksi pada
lapangan operasi (dari atas panggul sampai
pergelangan
Dilakukankaki)
disinfeksi dengan larutan

alkohol 70% dan povidone iodine


10% dari bawah os xyphoid sampai
pertengahan kedua paha dan
skrotum hingga penis.
Dilakukan disinfeksi dengan larutan
alkohol 70% dan povidone iodine
10% dari bawah os xyphoid sampai
pertengahan kedua paha dan
skrotum hingga penis.

Lakukan draping dengan memberikan :


Duk besar (1) untuk bagian bawah kaki
Duk sedang (1) untuk bagian bawah kaki disela-sela duk steril
pertama
Duk orthopedi (1) untuk melindungi kaki bagian superior klem
dengan duk klem (1)
Duk kecil (1) untuk membungkus bagian kaki anterior lalu klem
dengan duk klem (1) kemudian difiksasi dengan roll kas (2)
Duk sedang (1) untuk bagian kaki superior sampai bagian
superior tubuh
Siapkan duk klem (2) untuk memfiksasi area operasi
Dekatkan meja mayo dan linen lalu pasang kabel couter dan
selang suction kemudian fiksasi dengan duk klem (1)
Fiksasi kabel bor dengan duk klem (1)

TIME OUT
Berikan kassa alkohol dan kassa kering
kepada operator, Berikan bistouri no.21
dengan handle scapel no.4 + pinset chirugis
dalam bengkok kepada operator, lalu
berikan darm kass (1) kepada asisten

Operator melakukan insisi dengan bistouri no.21 lapis demi


lapis sampai bagian lemak,berikan pean, handpiece couther
untuk hemostat perdarahan.
Berikan gunting kepada operator untuk memotong facia, lalu
berikan hak cakar kepada asisten untuk meperlebar lapang
pandang.
Berikan handpiece couther (cutting) kepada operator untuk
memotong ligament. Dan otot dipisahkan menggunkan tekhnik
split (usaha meminimalisasi mencederai otot) mengikuti arah
anatomis ligament
Perawat instrumen memberikan langen back (2) untuk
memperlebar lapang pandang.
Setelah tulang terlihat ganti langen back dengan hak besar
untuk meperjelas lapang pandang.
Perawat instrument memberikan raspart kepada operator untuk
membersihkan tulang dari soft tissue yang menempel ditulang.
Perawat instrument memberikan sendok curet kepada operator
lalu spuit 10cc yang berisi NaCl 0,9% untuk membersihkan
stosel, soft tissue, darah, atau jaringan maupun serpihan tulang
dari patahan tulang lalu disuction.

Pegang tulang dengan bone klem dengan tekhnik (close


the bone) untuk menyatukan patahan tulang, potong
jaringan atau ligament yang melekat pada area patahan
tulang dengan menggunakan couther (cutting).
Berikan pean mengambil stosel dan serpihan tulang dari
area patahan tulang.
Pakai cobra untuk mengangkat tulang supaya area
tulang (dengan cara close the bone) dan patahan bisa
terekspose dan jepit tulang dengan bone klem tepat
diarea patahan, posisi kedua patahan berhadapan dan
menyatu.
Posisikan kaki lurus kemudian fleksi kedalam, setelah
yakin tulang pada posisi yang tepat atau posisi
anatomis klem tulang dengan bone klem dikedua
sisinya lalu tepat ditengah patahan, tahan dengan
raspart yang ditekan ke tulang lalu klem dengan bone
klem.

Pasang trochanter plate hole 5


dengan
menyelipkan
diantara
bone klem. Setelah plate tepat
diposisi patahan pindahkan bone
klem untuk klem tulang dengan
plate.
Bor tulang tepat dikedua sisi
patahan tulang. Semprot dengan
NaCl 0,9% mengunakan spuit 10
cc saat tulang sedang dibor, lalu
ukur kedalaman screw dengan
depht gauge, selanjutnya pilih
screw yang pas (untuk tulang
canceus pakai canceolus screw
untuk tulang korteks pakai cortikel
screw) kemudian pasang dengan
screw driver.

Untuk mengetahui apakah

screw tidak menembus


sendi femur, dilakukan foto
posisi
dengan
menggunakan
C-Arm
( sebelum mengaktifkan CArm perawat sirkuler dan
tim anastesi menggunakan
pelindung anti radiasi).
Setelah hasil diketahui dan
pemasangan tepat lalu
ulangi langkah pengeboran
sampai memasang plate
dengan screw driver lalu CArm sampai semua plate
tertahan screw.
Berikan H2O2 dan NaCl
untuk mencuci luka dan
plate.

Berikan selang NGT no.16, pean


untuk
dilakukan
pemasangan
drainage
dengan
metode
menembus bagian vasia kearah
luar atau kulit dengan pean lalu
jepit NGT dengan pean kemudian
tarik kedalam. Setelah berada
didalam berikan tambahan lubang
menggunakan
gunting
setelah
selesai fiksasi drainage dengan Tsilk 2.0.
Setelah drainage difiksasi lalu
lakukan vakum drainage dengan
menggunakan plabot infus yang
dipasang oleh perawat sirkuler.
Berikan
NaCl
yang
dicampur
Povidon Iodine dengan spuit 10 cc
lalu semprot dan bersihkan area
insisi.
Rawat perdarahan dengan pean,
couter, dan kassa.

Lakukan

sign out
Lakukan penghitungan kassa
dan instrument
Setelah yakin tidak terjadi
perdarahan dan yakin insisi
sudah bersih jahit vasia
dengan PGA 2.0 (1), jahit
lemak dengan PGA 2.0,
terakhir jahit subcutis dengan
polyester monofilament 4.0
(1).
Cek alat instrument dan juga
kassa apakah sudah lengkap
atau belum / sign out.

Setelah cuci bekas jahitan

dengan NaCl, keringkan


dengan kassa kering
kemudian Iodin Povidone
10%.
Tutup jahitan dengan kassa
steril lalu plester dengan
hefapik
Setelah luka ditutup
posisikan klien terlentang
lalu cek bagian yang
terpasang propalte apakah
terjadi iritasi atau tidak.
Bersihkan area operasi
dengan menggunakan
washcare dan jaga posisi
stabil.

Rapikan klien dan alat instrument sambil mengecek


ulang kelengkapan alat lalu pindahkan klien ke
recovery room.

Anda mungkin juga menyukai