Anda di halaman 1dari 7

INISIAS I 5 Modul 3

Media Display
Chart, Grafi k, Poster, Bulletin Board, Realia, Model, dan
Diorama
A. CHART
Chart dapat dipresentasikan berupa gambar grafis yang menginformasikan
hubungan-hubungan, misalnya kronologis, jumlah, dan hierarki. Ada beberapa tipe atau
macam chart, diantaranya:.
1. Chart Organisasi (Organization Chart)
Chart ini menunjukkan hubungan atau rantai komando dalam suatu organisasi,
misalnya perusahaan, dan lembaga pemerintah.
2. Chart Garis Waktu (Time line chart)
Chart ini menggambarkan hubungan kronologis antarbeberapa peristiwa. Sering kali
dipergunakan untuk menunjukkan kronologis waktu suatu peristiwa bersejarah.
3. Chart Klasifikasi (Classification chart)
Chart hampir sama dengan chart organisasi, hanya saja chart ini dipergunakan
untuk klasifikasi atau kategorisasi objek, kejadian atau spesies tertentu.
4. Chart aliran (Flowchart)
Chart ini menunjukkan sebuah sekuens, sebuah prosedur atau sebuah proses.
5. Chart Tabulasi (Tabular chart)
Chart ini berisi informasi angka atau data. Chart ini juga sering dipergunakan untuk
informasi waktu, misalnya tabel waktu dari keberangkatan bis kota, pesawat, dan
kereta.
B. GRAFIK
Bahan ajar yang menyajikan bentuk visual dari sejumlah angka. Beberapa macam
grafik, di antaranya
1. Bar Graphs (Grafik Batang)
Grafik ini termasuk mudah dibaca dan dapat dipergunakan untuk anak usia sekolah
dasar. Tinggi batang menunjukkan jumlah angka yang diwakilinya. Lebar setiap
batang harus sama agar tidak menimbulkan kebingungan..
2. Pictorial Graphs (Grafik Gambar)
Grafik ini menggunakan gambar sederhana (lebih konkret dari grafik lainnya) untuk
mempresentasikan sejumlah angka grafik ini agak lebih sukar dibaca daripada
grafik batang karena kadang-kadang kita harus membuat gambar sebagian
(setengah, seperempat, sepertiga, dan lain-lain) dari benda konkret tersebut untuk
menunjukkan jumlah tertentu. Untuk mengurangi kebingungan dalam membacanya
kita harus menuliskan berapa jumlah angka yang diwakili oleh satu gambar,
setengah gambar, seperempat gambar, dan sebagainya.
3. Circle or Pie Graphs (Grafik Lingkaran atau Pastel)
Menggunakan lingkaran menjadi beberapa bagian yang masing-masing bagian
tersebut mewakili dari suatu jumlah keseluruhan.
4. Line Graphs (Grafik Garis)
Grafik garis adalah grafik yang paling presisi (tepat) dalam mewakili angka dan
dapat mewakili data yang lebih kompleks. Grafik ini berada di dalam kawasan garis
vertikal dan horizontal yang mempunyai titik-titik yang berjarak sama satu sama

lainnya. Setiap titik mempunyai nilai masing-masing dan garis atau kurva digambar
untuk menghubungkan poin-poin tersebut.
C. POSTER
Poster bersifat persuasif, yaitu bermaksud menarik perhatian dengan menyatukan
gambar, warna, tulisan, dan kata-kata. Agar efektif maka poster hendaknya berwarna
dan dinamis. Sebuah poster harus dapat menarik perhatian dan berkomunikasi secara
cepat dengan yang melihatnya.
Poster merupakan salah satu media publikasi yang terdiri atas tulisan, gambar ataupun
kombinasi antar keduanya dengan tujuan memberikan informasi kepada khalayak
ramai. Poster biasanya dipasang ditempat-tempat umum yang dinilai strategis seperti
sekolah, kantor, pasar, mall dan tempat-tempat keramaian lainnya. Informasi yang ada
pada poster umumnya bersifat mengajak masyarakat.
Macam-macam poster berdasarkan isinya :
1.
Poster Niaga, poster ini umumnya menawarkan produk suatu perusahaan.
2.
Poster Kegiatan, poster ini menginformasi kegiatan kepada khalayak ramai.
3.
Poster Pendidikan, poster ini ditujukan untuk hal-hal bertemakan pendidikan.
4.
Poster Layanan Masyarakat, poster mengenai layanan umum pemerintah.
D. BULLETIN BOARD
Bulletin board adalah media display yang sifatnya umum. Bulletin board dapat berisi
berita, pengetahuan, pesan singkat dan sebagainya. Jadi fungsinya hampir sama
dengan majalah dinding, hanya saja bulletin board banyak dipergunakan untuk
pengetahuan yang sederhana
E. REALIA
Bahan ajar berbentuk tiga dimensi berupa benda nyata (real things) yang
dipamerkan disebut dengan istilah realia. Pada dasarnya realia tidak hanya berbentuk
bahan atau hewan yang telah diawetkan, tetapi dapat juga berupa benda hidup.
F. MODEL
Sebuah model dapat berbentuk sangat terperinci (detail) atau merupakan bentuk
yang lebih sederhana (simplifikasi) dari benda atau objek yang diwakilinya. Sebagai
contoh model anatomi jantung manusia dapat memberikan pengalaman belajar konkret
tentang bagian dan struktur jantung manusia.
G. DIORAMA
Diorama adalah sebuah pameran statis atau diam yang didesain untuk
menyampaikan informasi tentang kejadian nyata atau peristiwa yang terjadi di masa
lalu, sekarang atau masa yang akan datang. Diorama biasanya berbentuk patung tiga
dimensi dengan skala ukuran tertentu.
Merancang Gambar untuk Bahan Ajar Display

Pengertian
Bahan ajar display adalah bahan ajar yang berisi materi tulisan atau gambar yang dapat
ditampilkan di
dalam kelas tanpa menggunakan alat proyeksi.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang bahan ajar display, yaitu:

1. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Siswa
biasanya memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan karakteristik siswa dapat
mencakup perbedaan status sosial, budaya dan bahkan ekonomi. Selain ketiga
perbedaan tersebut, sering pula kita jumpai perbedaan dalam hal kemampuan
intelektual. Faktor karakteristik siswa, sebagai orang yang menjadi sasaran
penyampaian informasi dan pengetahuan, merupakan faktor penting yang dapat
menentukan bentuk bahan ajar yang kita rancang.
Siswa dengan kemampuan tinggi akan dapat dengan mudah menyerap informasi
dan pengetahuan yang terdapat dalam suatu bahan ajar. Sebaliknya siswa dengan
kemampuan intelektual yang rendah akan mengalami hambatan dalam memahami isi
bahan ajar yang sama.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 ranah (domain), yaitu:
A. Ranah kognitif lebih menekankan pada pencapaian kemampuan intelektual.
Tujuan yang bersifat kognitif dimulai dari kemampuan mengingat, memahami,
menerapkan, melakukan analisis, sintesis, dan mengevaluasi informasi dan
pengetahuan yang dipelajari melalui bahan ajar display. Misalnya, setelah
mempelajari informasi yang terdapat dalam suatu bahan ajar siswa akan mampu
menjelaskan proses fotosintesis yang berlangsung dalam tanaman. Contoh lain
dari ranah kognitif, yaitu siswa mampu menyebutkan organ-organ pernapasan
pada tubuh manusia.
B. Ranah afektif lebih menekankan pada sikap yang diharapkan timbul akibat dari
mempelajari informasi dan pengetahuan yang terdapat pada bahan ajar display.
Misalnya, setelah mempelajari dampak dan bahaya penggunaan narkotika, yang
diperlihatkan melalui bahan ajar berbentuk poster, siswa akan menolak jika
ditawarkan untuk mencoba obat-obatan berbahaya tersebut. Banyak tujuan
afektif yang dapat dicapai dengan memanfaatkan bahan ajar display, coba
berikan contoh yang lain!
C. Ranah psikomotor adalah ranah yang menekankan pada kemampuan untuk
melakukan gerakan tertentu yang diperoleh melalui hasil belajar. Sebuah serial
gambar tentang gerakan tertentu dalam olahraga, misalnya atletik akan
membantu siswa menirukan dan menguasai gerakan tersebut. Contoh lain, serial
gambar tentang cara memukul backhand dalam olahraga tenis merupakan
contoh gambar yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam ranah
psikomotor.
3. Ketersediaan Bahan dan Informasi
Ketersediaan bahan dan informasi untuk membuat bahan ajar display sangat
menentukan kualitas bahan ajar display yang akan kita buat. Pilihlah informasi yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran, namun mudah diperoleh baik bahan maupun
sumber informasinya. Bahan yang dapat dipamerkan sebagai bahan ajar display dapat
bersifat dua dan tiga dimensi.
4. Keterlibatan Siswa
Penggunaan bahan ajar dalam aktivitas pembelajaran akan memberikan kontribusi
positif apabila siswa terlibat dalam kegiatan perancangan dan pembuatannya.
Libatkanlah siswa dalam merancang dan membuat bahan ajar display. Pada umumnya
siswa yang terlibat dalam kegiatan perancangan dan produksi bahan ajar akan memiliki
pemahaman yang lebih baik terhadap isi (content) bahan ajar tersebut.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan faktor penting yang digunakan untuk menentukan efektivitas
bahan ajar yang kita rancang dan produksi. Evaluasi dapat dilakukan dengan
menggunakan input dan respons yang berasal dari siswa. Tanyakan kepada siswa, yang
dalam hal ini berperan sebagai target audience atau sasaran, misalnya:
a. keterbacaan huruf dan teks;
b. kesesuaian gambar atau visual yang digunakan;
c. keserasian warna yang digunakan;
d. keseimbangan tata letak/layout.
B. PEMILIHAN BAHAN DAN PRODUKSI BAHAN AJAR DISPLAY
Langkah yang dapat Anda lakukan untuk menciptakan bahan ajar display dua dimensi,
yaitu:
1. Mengumpulkan Bahan/Informasi
Bahan atau informasi yang akan digunakan sebagai bahan ajar display dua dimensi
dapat diperoleh dari berbagai sumber. Misalnya, koran, majalah, buku teks, leaflet,
brosur, dan lain-lain. Pilihlah bahan dan informasi yang relevan dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.
2. Perencanaan Visual
Perencanaan visual menyangkut apa yang akan terlihat oleh siswa di depan kelas
pada saat presentasi. Hal ini menyangkut tiga bagian perencanaan, yaitu elemen, pola,
dan pengaturan.
a. Elemen
Terdapat 2 elemen dalam suatu media, yaitu:
1. Elemen visual
ada tiga kategori bentuk visual, yaitu realistik, analogik, dan organisasional.
Visual yang realistik menunjukkan objek yang sebenarnya. Contohnya, adalah
photo dari suatu benda dengan warna aslinya.
Visual yang analogik menunjukkan sesuatu yang lain yang mempunyai
kesamaan dengan benda yang dianalogikan. Misalnya, dalam mengajarkan
arus listrik, kita dapat melakukannya dengan menunjukkan aliran air pada
pipa plastik yang transparan.
Visual yang organisasional meliputi flowchart, grafik, peta, dan skema. Visual
ini menunjukkan hubungan beberapa hal yang divisualkan dalam media
tersebut. Misalnya, bagan organisasi, dan alur kerja.
2) Elemen verbal
Kebanyakan media display memasukkan informasi verbal sebagai pelengkap
visualnya. Untuk itu kita perlu memperhatikan
a) Bentuk huruf
Bentuk huruf harus konsisten dan harmonis dengan elemen visual. Untuk itu
huruf yang sederhana atau tidak dekoratif sangat disarankan karena mudah
dibaca. Banyak orang yang menyukai tipe sans serif, seperti jenis Helvetica atau
Palatino karena kesederhanaannya.
b) Jumlah bentuk huruf
Disarankan untuk menggunakan tidak lebih dari dua macam bentuk huruf dan
harus diusahakan keharmonisan kedua bentuk huruf tersebut. Paling banyak
hanya 4 macam bentuk huruf yang digunakan. Kita dapat menggunakan garis
bawah atau cetak tebal untuk variasi ketimbang menambah bentuk huruf.
c) Huruf besar

d)
e)

f)

g)

Gunakan huruf kecil untuk menuliskan kalimat. Gunakan huruf besar jika
diperlukan sesuai kaidah bahasa. Judul dapat dituliskan dengan huruf besar
semua, tetapi judul yang berbentuk kalimat harus mengikuti aturan bahasa.
Warna huruf
Warna huruf harus kontras dengan latar belakangnya. Warna huruf yang kurang
kontras akan menyebabkan sulit dibaca.
Ukuran huruf
Media display, seperti bulletin board dan poster sering didesain untuk orang
yang melihat dari jarak satu atau 2 meter lebih. Dalam hal ini ukuran huruf perlu
dipikirkan untuk kemudahan membacanya. Misalnya, untuk ukuran pembaca
paling belakang yang berdiri kurang lebih 10 meter, tinggi huruf minimal 1 inci.
Jarak antarhuruf
Jarak antarhuruf dari masing-masing huruf harus diputuskan berdasarkan
pengalaman dan bukan secara mekanis. Ini karena beberapa huruf (misalnya
huruf besar A, I, K dan W) mempunyai bentuk yang tidak beraturan jika
dibandingkan dengan huruf lainnya (misalnya huruf besar H, M, N dan S).
Gabungan huruf-huruf tersebut harus memperhatikan keharmonisan penglihatan
kita dan bukan pada ukuran jarak bentuk luar huruf.
Spasi (jarak antarbaris)
Jarak antarbaris juga penting diperhatikan untuk kemudahan membaca. Jika
jarak antarbaris terlalu dekat, akan cenderung menjadi buram pada jarak
tertentu. Jika terlalu renggang akan mengesankan tidak berhubungan satu sama
lain.

b. Elemen-elemen yang menambah daya tarik


1) Kejutan
Pikirkan hal-hal yang tidak biasa dalam suatu display. Misalnya kombinasi yang tidak
biasa dari bentuk huruf dan gambar. Warna yang mencolok atau tidak umum dari
suatu suasana dan sebagainya.
2) Tekstur
Kebanyakan media display merupakan gambar dua dimensi. Kita dapat memberikan
objek 4 dimensi sebagai variasi, misalnya dengan menempelkan benda-benda yang
sebenarnya pada display atau, misalnya kita menempelkan kapas sebagai bentuk
awan putih pada gambar pemandangan.
3) Interaksi
Salah satu cara membuat media menjadi menarik adalah dengan menyediakan
kesempatan berinteraksi bagi siswa dan guru. Misalnya, siswa diminta menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang gambar apa yang kurang dari suatu display. Display
yang gambarnya bisa dipindah-pindah, seperti pada magnetic board atau flannel
board sangat memungkinkan guru mengundang partisipasi siswa.
2. Pola
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan penampilan display adalah
a. Kelurusan
Ketika elemen-elemen utama dalam display diletakkan maka akan tampak dengan
jelas hubungan masing-masing visual. Audience akan terganggu perhatiannya jika kita
tidak meluruskan elemen-elemen tersebut baik secara vertikal maupun horizontal. Kita
dapat juga membuat garis bingkai untuk mengesankan kelurusan.
b. Bentuk
Cara lain untuk mengatur elemen-elemen visual dan verbal adalah dengan
meletakkannya dalam bentuk yang sudah dikenal oleh audience. Figur geometris

sederhana, seperti segitiga atau lingkaran merupakan bingkai yang sangat akrab
dengan audience.
c. Keseimbangan
Keseimbangan akan dirasakan secara psikologis oleh audience jika "berat" dari
elemen-elemen dalam display secara rata terbagi. Jika desain menghendaki pembagian
dua wilayah pada display maka perlu digunakan model simetris atau keseimbangan
formal. Untuk penyebaran elemen dalam suatu wilayah kita dapat menggunakan model
asimetris atau keseimbangan informal.
d. Gaya
Audience dan setting yang berbeda menghendaki gaya desain yang berbeda.
Jangan menggunakan gaya yang sama untuk tingkat usia yang berbeda atau suasana
yang berbeda (formal atau informal).
e. Warna
Pemilihan warna perlu memperhatikan kekontrasan dan keharmonisan. Tujuan
memperhatikan kekontrasan adalah agar mudah dibaca oleh audience. Jangan sampai
huruf sulit dibaca karena warna huruf tidak kontras dengan warna dasar. Apabila warna
dasar gelap atau mendekati hitam, sebaiknya kita menggunakan warna huruf yang
agak terang atau mendekati putih. Warna biru tua dan merah merupakan warna yang
kontras, akan tetapi keduanya adalah warna gelap sehingga huruf tidak mudah dibaca.
Sedangkan tujuan memperhatikan keharmonisan adalah agar audience tertarik dengan
display yang kita buat dan mata mereka tidak lelah melihatnya.
3. Menentukan Tata Letak
Setelah Anda berhasil mengumpulkan informasi dan pengetahuan yang akan didisplay maka langkah selanjutnya adalah menentukan tata letak. Tata letak yang
dimaksud di sini adalah cara yang dilakukan dalam menempatkan informasi dan
pengetahuan ke dalam suatu bidang untuk dipamerkan. Dalam merancang tata letak,
ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a. Prinsip kesederhanaan (simplicity)
Buatlah tata letak yang sederhana agar informasi pengetahuan yang terdapat
dalam bahan ajar display dapat dengan mudah dipelajari. Hindari keinginan untuk
memasukkan terlalu banyak informasi dalam suatu bidang display. Tata letak yang
rumit dan padat akan memberi kesan sulit untuk mempelajari informasi dan
pengetahuan yang terdapat dalam bahan ajar display.
b. Prinsip kesatuan (unity)
Prinsip ini mempunyai arti adanya hubungan antara unsur-unsur gambar (visual)
yang digunakan dalam bahan ajar display. Hubungan antara komponen yang
digunakan dalam bahan ajar dilakukan dengan simbol, seperti tanda panah, garis, dan
lain-lain.
c. Prinsip penekanan (emphasis)
Dari seluruh komponen informasi dan pengetahuan yang dikomunikasikan melalui
bahan ajar display ada satu atau beberapa komponen yang lebih penting atau perlu
ditonjolkan.
Prinsip penekanan (emphasis) mempunyai makna bahwa komponen
informasi yang lebih penting harus ditampilkan dalam bentuk dan tampilan yang
berbeda. Dengan cara ini, komponen informasi yang lebih penting akan lebih menarik
perhatian orang yang melihatnya (audience).

d. Prinsip pemanfaatan warna (color)


Penggunaan prinsip warna dalam bahan ajar yang dipamerkan (display)
dimaksudkan untuk menciptakan kesan tertentu dan memperkuat aplikasi prinsip yang
telah dijelaskan sebelumnya.
4. Men-Display Bahan Informasi
Display bahan informasi dan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebaiknya sesuai
dengan layout (tata letak) yang telah dirancang sebelumnya. Gunakan papan tulis,
white board atau cloth board untuk menaruh/menempelkan informasi atau
pengetahuan yang akan dikomunikasikan. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam mendisplay bahan.
a. Gunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca.
b. Gunakan gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
c. Jangan terlalu banyak menggunakan warna tanpa tujuan yang jelas. Warna biasanya
digunakan untuk memperjelas arti dari konsep atau pengetahuan yang
dikomunikasikan.
d. Warna biasanya digunakan untuk menarik perhatian orang terhadap informasi dan
ilmu pengetahuan yang di-display.
e. Walaupun gambar atau visual mempunyai sifat dua dimensi, Anda dapat
menciptakan kesan 3 dimensi dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut
shading atau membuat bayangan, dan sebagainya.
f. Gunakan tanda panah atau tanda lainnya untuk menunjukkan arah atau
menunjukkan berlangsungnya proses atau prosedur.
LATIHAN
Secara singkat telah diketahui bahwa bahan ajar dalam pembelajaran dibagi dalam 2
katagori besar yaitu bahan ajar cetak dan bahan non cetak. Untuk mengukur
pemahaman Anda tentang Peran dan Jenis Bahan Ajar dalam Pembelajaran, buatlah
suatu jenis bahan ajar yang digunakan untuk satu kali pertemuan. Anda dapat memilih
bahan ajar yang mudah Anda buat, misal Anda dapat membuat rencana pembelajaran
dengan menggunakan poster

Anda mungkin juga menyukai