PENDAHULUAN
sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua
bagian lain yang terdapatdalam perut hewan seperti hati, jantung, babat, dan limfa.
Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya
banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar
sendi sehingga menimbulkan rasasangat sakit. Jeroan memang merupakan salah satu
hidangan menggiurkan, diantaranya soto babat, sambal hati, sate jantung, dan kerupuk limfa.
Tetapi salahsatu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin maka si empunya
dirimengalami sakit pada persendian.
1.2 Rumusan Masalah
-
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definsi
Asam Urat atau Atritis Gout adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin
adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA. Termasuk kelompok purin adalah
adenosin dan guanosin. Saat DNA dihancurkan, purin pun akan dikatabolisme.
Asam urat adalah asam yang berbentuk Kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolism purin (bentuk turunan nucleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yamg
terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai
pada semau jenis makanan dari sel hidup, yakin makanan dari tanaman (sayur, buah, kacangkacangan) ataupun hewan (daging, jeroan, ikan sarden, dan lain sebagainya). Indrawan 2009
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh karena pada setiap metabolism normal
dihasilkan asam urat. Asam urat yang terdapat di dalam tubuh kita tentu saja kadarnya tidak
boleh berlebihan. Asam urat dapat berlebih disebabkan adanya pemicu, yaitu makanan dan
senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sesunguhnya tubuh menyediakan 85% senyawa
purin utuk kebutuhan setiap hari, hal ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya
sekitar 15%. Asam urat juga merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner.
Kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah koroner)
siapapun yang kadar asam uratnya tinggi harus berupaya unutk menurunkannya agar kerusakan
tidak merembet ke organ lainnya tubuh lainnya.
Dalam kaitan ini juga terdapat fungsi ginjal yang bekerja mengatur kestabilan kadar asam
urat dalam tubuh dimana sebagian sisa asam urat dibuang melalui air kencing. Apabila asam urat
berlebihan dan ginjal tidak mampu lagi mengatur kestabilannya, maka asam urat ini akan
menumpuk pada jaringan dan sendi, dan pada saat kadar asam urat tinggi maka akan timbul rasa
nyeri yang hebat terutama pada daerah persendian.
Pada umumnya para pria lebih banyak terserang asam urat dan kadar asam urat pada pria
cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Sedangkan wanita presentasinya lebih
Asam Urat (Atritis Gout) | 3
kecil, dimana peningkatannya juga cenderung berjalan sejak dimulainya masa menopuose. Ini
karena wanita mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat
urin. Sementara pada pria asam uratnya cenderung lebih tinggi dari pada wanita karena tidak
memiliki hormone estrogen tersebut. Jadi selama seorang wanita mempunyai hormone estrogen,
maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen saat
wanita menopause barulah wanita tersebut memungkinkan terkena asam urat.
Atritis gout muncul sebagai serangan keradangan sendi yang timbul berulang-ulang. Gejala
khas dari serang atritis gout adalah serangannakut yang biasanya bersifat monoartikular
(menyerang satu sendi saja) dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan
gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi secara mendadak (akut) yang mencapai
puncaknya kurang dari 24 jam. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi
pangkal ibunjari kaki. Hamper semua kasus atritis terutama pada sendi perifer dan jarang pada
sendi sentra . serangan yang terjadi mendadak. Jika serangan ini ini datang penderita akan
merasakan sangat kesakitan, walaupun tubuh hanya terkena selimut atau bahkan hembusan
angina.
2.2 Etiologi
Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada saat regenerasi
sel. Beberapa orang yang menderita gout membentuk lebih banyak asam urat dalam tubuhnya
dan tubuh tidak efektif dalam membuang asam urat melalui air seni, sehingga asam urat
menumpuk
dalam
darah.
Genetik,
digolongan sebagai kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik
asam urat yaitu hiperurisemia.
Hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena 2:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berlebihan karena
penyakit lain seperti
Substrat
awalnya
adalah
ribosa-5-fosfat,
yang
diubah
melalui
serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam
adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan
terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP)
sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme
Asam Urat (Atritis Gout) | 5
inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk
mencegah pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui zat-zat
perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin)
berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida.
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang
diresorpsi kemudian diekskresikan dinefron distal dan dikeluarkan melalui urin. Onset
serangan gout akut berhubungan dengan perubahan kadar asam urat serum, meninggi
ataupun menurun. Pada kadar urat serum yang stabil, jarang terjadi serangan. Pada
manusia, asam urat diekskresikan sebagai produk akhir metabolisme purin. Dalam tubuh
manusia terdapat hanya sedikit enzim urikase yang mengkatalisis degradasi asam urat
menjadi allantoin. Purin dalam tubuh didapat dari konsumsi diet purin dan sintesis
purin endogen. Purin yang dihasilkan ini akan menjadi bagian dari asam nukleat. Dalam
katabolisme, purin akan didegradasi menjadi asam urat dengan perantaraan enzim xantin
oksidase. Penurunan kadar urat dalam serum juga dapat mencetuskan pelepasan Kristal
MSU dari depositnya dalam tofi (crystall shedding). Pada beberapa pasien gout atau
hiperurisemia asimptomatik, Kristal MSU ditemukan pada sendi metatarso falang dan
lutut yang sebelumnya tidak pernah mendapat serangan akut. Penurunan temperature, pH,
dan kelarutan urat juga berpengaruh dalam timbulnya serangan gout akut. Menurunnya
kelarutan sodium urat pada temperature lebih rendah pada sendi perifer seperti kaki dan
tangan dapat menjelaskan mengapa kristal MSU diendapkan pada kedua tempat
tersebut. Predileksi untuk pengendapan kristal MSU pada metatarsofalangeal I (MTP I)
juga berhubungan dengan trauma ringan yang berulang-ulang pada daerah tersebut.
Kecepatan difusi molekul urat dari ruang sinovial ke dalam plasma hanya setengah dari
kecepatan difusi air. Dengan demikian, konsentrasi urat dalam cairan sendi seperti MTP I
menjadi seimbang dengan urat dalam plasma pada siang hari selanjutnya bila cairan sendi
diresorbsi waktu berbaring, akan terjadi peningkatan kadar urat lokal. Fenomena ini dapat
menerangkan terjadinya awitan gout akut pada malam hari. Inflamasi merupakan reaksi
Asam Urat (Atritis Gout) | 6
penting
pada artritis gout. Reaksi ini adalah pertahanan tubuh non-spesifik untuk
menghindari kerusakan jaringan akibat agen penyebab. Tujuan dari proses inflamasi
adalah:
- menetralisir agen penyebab
- mencegah perluasan dari agen penyebab ke jaringan yang lebih luas. Inflamasi pada
artritis gout akut adalah akibat penumpukan agen penyebab yaitu kristal MSU pada sendi.
Mekanisme ini diduga disebabkan oleh mediator kimia dan selular. Pengeluaran berbagai
mediator peradangan akibat aktivasi melalui berbagai jalur, antara lain aktivasi
komplemen dan selular.
2.5 Klasifikasi
Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder
1. Penyakit gout primer
Sebanyak 99% belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi
faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolism yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan
karena berkurangya penegluaran asam urat didalam tubu.
2. Penyakit gout sekunder
Penyakit ini disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi, yang mengkonsumsi makana dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah
salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan
termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat
meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sum-sum tulang, polisitemia),
obat-obatan (alkohol, obat-obatan kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah
obesitas, penyakit kulit, kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang
tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil
buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi
akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi. Jangka waktu antara seseorang dan
orang lainnya berbeda.
2.6 Pemeriksaan diagnostik
Manifestasi klinis yang mengarah ke diagnosis gout harus dikonfirmasi dengan aspirasi
cairan sendi atau deposit tofi. Pada serangan gout akut, ditemukan kristal MSU yang
Asam Urat (Atritis Gout) | 7
sebagian besar terletak intraseluler. Cairan terlihat berawan (cloudy) oleh karena leukosit,
dan kristal dalam jumlah besar membuat cairan terlihat seperti pasta tebal berwarna pucat
(thick pasty or chalky joint fluid). Infeksi bakteri dapat ditemukan bersamaan dengan kristal
urat. Jika ada kecurigaan ke arah artritis septik, cairan harus dikultur. Kristal MSU dapat
ditemukan pada artrosentesis sendi MTP I dan lutut yang sedang tidak dalam serangan gout
akut. Teknik ini berguna untuk menegakkan diagnosis gout interkritikal (gout between
attacks). Kadar asam urat dalam serum dapat normal atau rendah saat serangan akut. Hal ini
berhubungan dengan terapi hipourisemik atau obat-obatan lain yang menurunkan
kadar
asam urat. Tetapi, asam urat dalam serum hamper selalu meningkat dan dapat digunakan
untuk melihat kemajuan terapi hipourisemik. Kadar asam urat dalam urin 24 jam berguna
untuk menentukan risiko litiasis,
(overproduction) atau ekskresi asam urat yang kurang (underexcretion), dan menetukan
regimen terapi hipourisemik yang akan digunakan. Jika ekskresi asam urat >800 mg per 24
jam pada diet reguler, kita harus memikirkan penyebab produksi purin yang berlebih.
Urinalisis, Blood Urea nitrogen (BUN), hitung leukosit, dan profil lipid berguna dalam
menentukan kemungkinan sekuel serangan gout dan penyakit-penyakit lain yang
memerlukan terapi.
1. Gambaran Radiologis.
Gambaran radiologis yang khas pada artritis gout menahun (chronic
Tophaceus gout) adalah perubahan kistik, erosi berbatas tegas yang dideskripsikan sebagai
punched out lesions dan penggir tulang yang overhanging (Martels sign atau G sign).
Gambaran ini berhunbungan dengan kalsifikasi jaringan lunak. Tetapi, gambaran radiografis
serupa juga dapat ditemui pada osteoarthritis erosif, artripati apatit destruktif, dan rheumatoid
arthritis.
2. USG
3. Computed Tomografi
4. MRI
5. pemeriksaan sinar x dari daerah yang terkena untuk menunjukan masa tefosus destruksi
tulang dan perubahan sendi
Asam Urat (Atritis Gout) | 8
keadaan
ini
pemberian
obat
harus
dihentikan.
Gejala-gejala pada sebagian besar pasien berkurang dalam waktu 10-24 jam sesudah
pemberian obat. Kolkisin dengan dosis 0,5-2 mg per hari ternyata cukup efektif untuk
mencegah serangan gout berikutnya secara sempurna atau mendekati sempurna.
Penggunaan kolkisin setiap hari cenderung memperingan episode gout berikutnya,
kalau memang serangan gout terjadi lagi. Penggunaan kolkisin jangka panjang tak
-
tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan
kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.
Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi.
Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak. Sardin
dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi.
Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka
dilakukan pembedahan.
2.9 Komplikasi
1. Radang sendi akibat asam urat (gouty arthritis)
Komplikasi hiperurisemia yang paling dikenal adalah radang sendi (gout). Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa, sifat kimia asam urat cenderung berkumpul di cairan sendi ataupun
jaringan ikat longgar. Meskipun hiperurisemia merupakan faktor resiko timbulnya gout,
namun, hubungan secara ilmiah antara hiperurisemia dengan serangan gout akut masih belum
jelas. Atritis gout akut dapat terjadi pada keadaan konsentrasi asam urat serum yang normal.
Akan tetapi, banyak pasien dengan hiperurisemia tidak mendapat serangan atritis gout.
Gejala klinis dari Gout bermacam-macam, yaitu: hiperurisemia tak bergejala, serangan akut
gout, gejala antara(intercritical),
Keluhan utama serangan akut dari gout adalah nyeri sendi yang amat sangat yang disertai
tanda peradangan (bengkak, memerah, hangat dan nyeri tekan). Adanya peradangan
dapat
juga
disertai demam yang ringan. Serangan akut biasanya puncaknya 1-2 hari sejak
serangan pertama kali. Namun pada mereka yang tidak diobati, serangan dapat berakhir
setelah 7-10 hari. Serangan biasanya berawal dari malam hari. Awalnya terasa nyeri yang
sedang pada persendian. Selanjutnya nyerinya
makin
bertambah
dan
terasa
terus
menerus sehingga sangat mengganggu. Biasanya persendian ibu jari kaki dan bagian lain
dari ekstremitas bahwa merupakan persendian yang pertama kali terkena. Persendian ini
Asam Urat (Atritis Gout) | 10
merupakan bagian yang umumnya terkena karena temperaturnya lebih rendah dari suhu
tubuh dan kelarutan monosodium uratnya yang berkurang. Trauma pada ekstremitas bawah
juga dapat memicu serangan. Trauma pada persendian yang menerima beban berat tubuh
sebagai hasil dari aktivitas rutin menyebabkan cairan masuk ke sinovial pada siang hari. Pada
malam hari, air direabsobsi dari celah sendi dan meninggalkan sejumlah MSU. Serangan
gout akut berikutnya biasanya makin bertambah sesuai dengan waktu. Sekitar 60% pasien
mengalami serangan akut kedua dalam tahun pertama, sekitar 78% mengalami serangan
kedua dalam 2 tahun. Hanya sekitar 7% pasien yang tidak mengalami serangan akut kedua
dalam 10 tahun. Pada gout yang menahun dapat terjadi pembentuk tofi. Tofi adalah benjolan
dari kristal monosodium urat yang menumpuk di jaringan lunak tubuh. Tofi merupakan
komplikasi lambat dari hiperurisemia. Komplikasi dari tofi berupa nyeri, kerusakan dan
kelainan bentuk jaringan lunak, kerusakan sendi dan sindrom penekananan saraf.
2. Komplikasi pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan
kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer.
Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa.Sebaliknya, pada
suasana urin yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu. Gout dapat
merusak ginjal, sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal
akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat
kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat
pada duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan
jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik
3. Deformitas pada persendian yang terserang
4. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
5. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Hari, Tanggal : Selasa, 5 Januari 2016
Jam : 13.30 WIB
1. Identitas pasien
a. Nama
: Ny. W
b. Umur
: 90 th
c. Jenis Kelamin
: Perempuan
d. Pendidikan
: Tidak Sekolah
e. Agama
: Islam
f. Suku
: Jawa
g. Status Perkawinan
: Janda
2. Derajat Kesehatan
a. Keluhan sakit yang dirasakan
Ny. W mengatakan saya itu rasanya sakit seperti kesemutan, kemeng pada
bagian kaki saya, bagian pinggang juga.
1) Penyebab
Ny. W tidak pernah melakukan latihan pergerakkan untuk otot dan sendi. Ny.
W mengatakan saya itu tidak pernah berolahraga paling nyapu halaman.
2) Kualitas
Rasa sakit yang dirasakan oleh Ny. W berupa rasa nyeri berdenyut dan
kesemutan.
3) Region
Rasa nyeri mulai pinggang hingga kedua kaki.
4) Derajat
Ny. W masih dapat melakukan aktivitas dan istirahat, skala nyeri 4 (sedang).
5) Waktu
Biasanya nyeri muncul pada saat pagi hari setelah bangun tidur dan sore hari
setelah mandi. Ny. W mengatakan nyerinya itu bisa pagi habis bangun tidur
kadang-kadang sore hari habis mandi, tidak tentu.
b. Riwayat penyakit dahulu
Ny. W belum pernah menderita penyakit yang berat yang memerlukan mondok di
RS. Sakit yang biasa diderita adalah pusing, batuk dan pilek. Pertama kali yang
dilakukan adalah membeli obat di warung jika tidak sembuh baru ke
PUSKESMAS.
c. Pola kebiasaan
1) Makan dan Minum
Ny. W mengatakan, saya makan kadang-kadang 2 kali atau 3 kali sehari
tergantung nafsu makan. Makanan yang dikonsumsi bervariasi meliputi :
sumber zat tenaga (nasi), zat pembangun (sayuran dan lauk pauk, tahu,
tempe), tidak pernah minum susu dan jarang makan buah-buahan.
Ny.W tidak mau makan ikan dan daging dengan alasan tidak senang dengan
baunya dan mahal. Makanan dimasak sendiri didapur dan Ny. W masih dapat
melalukan semuanya sendiri tanpa harus dibantu.
Rata-rata Ny.W minum 3 gelas sehari. Ny. W mengatakan kalau minum
paling 3 gelas sehari dengan air putih, saya jarang minum teh.
2) Eliminasi
a) BAK sehari 3 kali dengan jumlah sedikit.warna urine kuning dan tidak
tampak adanya darah dalam urine. Ny. W mengatakan kalau buang air
kecil sehari paling 3 kali, sedangkan buang air besar sehari sekali.
b) BAB sehari sekali, konsistensinya kadang keras kadang lunak, jumlah
sedikit dan tidak ada darah atau lendir pada feses.
Kegiatan ini dapat dilakukan sendiri oleh Ny. W tanpa bantuan orang lain
di kamar mandi dan jamban (jenis leher angsa) milik sendiri terletak di
belakang rumah.
3) Toileting
a) Mandi
Ny. W menyatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore menggunakan sabun
mandi. Kegiatan ini juga dilakukan dengan mandiri.
b) Gosok gigi
Sehari 2 kali dengan pasta gigi dan dilakukan sendiri tanpa bantuan.
c) Mencuci rambut
Rutin seminggu sekali menggunakan shampo.
d) Memotong kuku
Ny. W mengatakan saya potong kuku saya seminggu dengan pisau.
Asam Urat (Atritis Gout) | 13
dengan
seluruh
anggota
keluarga
merupakan
suatu
Ny. W mengatakan saya itu istri kedua, saya itu istri muda sedangkan istri tua
sudah meninggal. Anak saya jumlahnya 5, Tentrem, Juman, Taat, Imano dan
Piyem; sedangkan anak istri tua 3, Jae, Kencur dan Sunthi. Suami Ny. W
sudah meninggal 10 tahun yang lalu, Ny. W merasa sudah tua tidak
selayaknya memikirkan kebutuhan seksual apalagi dirinya sudah menjanda.
Ny. W sudah dapat menerima kehilangan pasangannya dan menganggap sudah
cukup dan tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan seksual. Ny. W merasa
berkumpul dengan anak-anaknya sudah cukup memberikan kebahagiaan.
5) Masalah psikososial
a) Dukungan keluarga dan kelompok
Jika ada anaknya yang bertengkar Ny. W merasa sedih, tapi kemudian
dapat ditengahi keluarganya sepenuhnya mencoba memenuhi kebutuhan
hidup Ny. W dengan tujuan agar usianya panjang. Ny. W mengatakan
kalau soal uang anak saya tidak punya, tapi kalau soal yang lain mereka
ada dan selalu diberikan pada saya.
b) Hubungan dengan lingkungan
Ny. W mengatakan meskipun saya tidak ikut kegiatan di dusun tapi
semua orang sudah paham keadaan saya jadi tidak masalah. Hubungan
dengan tetangga baik dan harmonis, orang didusun mengenal Ny. W.
c) Keadaan pekerjaan, perumahan dan ekonomi
Semua anak Ny. W bekerja serabutan, tidak ada yang memiliki pekerjaan
tetap
sehingga
hasil
yang
diperoleh
kurang
untuk
memenuhi
batas paru normal, suara sonor, auskultasi tidak terdengar suara paru
tambahan.
b) Jantung : inspeksi tidak tampak adanya pembesaran atau vena, ictus cordis
pada ICS 4-5, palpasi tidak ada nyeri, perkusi jantung dalam batas normal,
suara redup, auskultasi tidak terdengar bunyi jantung tambahan.
3) Perut
Inspeksi tidak tampak adanya jaringan parut, tampak kosong, auskultasi
frekuensi peristaltik 7 kali/menit, kuat perkusi tidak terdapat pembesaran
organ, tidak terdapat cairan, palpasi teraba lunak, tidak ada massa.
4) Ekstremitas
Kekuatan otot baik 5/5 5/5, ROM pada ekstremitas atas normal sedangkan
pada ekstremitas bawah berkurang. Kulit tampak kering, tipis, lemak dibawah
kulit kurang. Sensasi rasa masih baik tidak mengalami baal.
e. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan.
B. ANALISA MASALAH
No. Symtom
Problem
Etiologi
DS :
Kerusakan
bergerak
paling nyapu.
Keluarga mengatakan ibu
tidak pernah mau jalan-jalan
pagi, dingin katanya.
DO :
ketika berjalan.
Tampak
lelah,
kurang
semangat.
ROM ekstremitas
bawah
berkurang.
Tingkat fungsional mandiri
Perubahan gaya jalan :
DS :
untuk Ketidakmampuan
dalam
sampai
ke
pinggang.
Keluarga mengatakan ya
beginilah rumah kami.
DO :
Ny.
tampak
dapat
kotor
Perabotan
tidak rapi.
Ada anak
dan
peralatan
tangga
untuk
keluar rumah
3
DS :
kronis
ekonomi
sosial
yang
kurang.
DO :
Kontak
pengkajian kurang
Tampak melamun di antara
pertanyaan
Sering
mata
selama
mengalihkan
pandangan.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d keengganan untuk melakukan pergerakkan ditandai
dengan :
DS :
Ny. W mengatakan saya tidak pernah berolahraga, paling nyapu.
Keluarga mengatakan ibu tidak pernah mau jalan-jalan pagi, dingin katanya.
DO :
DO :
No.
Diagnosa
NOC
NIC
Keperawatan
1
Kerusakan
mobilitas fisik
b.d
keengganan
untuk
melakukan
pergerakkan.
Panjang
Setelah
mampu
melakukan
latihan
pergerakkan
ROM
bagi
penderita
gangguan
mobilitas
2. Nilai
keyakinan
terhadap
setiap
Ny.W
usaha
perawatan.
3. Monitor cara latihan yang
telah dilakukan Ny. W
4. Monitor tanda-tanda vital.
5. Monitor kekuatan otot dan
ROM pada Ny. W
6. Diskusikan cara-cara melatih
dengan kriteria :
1. Mampu
menyebutkan
manfaat
latihan
ROM
2. Menyatakan akan
melakukan
latihan
ROM
setiap pagi
3. Dapat
mempraktekkan
gerakan ROM
untuk
Diagnosa
Keperawatan
Resiko Jatuh
NOC
Ny. W tidak mengalami jatuh
NIC
1. Kaji pengetahuan Ny.W
Asam Urat (Atritis Gout) | 22
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Intervensi Diagnosa 3
No Diagnosa
Keperawatan
3. Harga diri rendah
kronis b.d keadaan
ekonomi sosial
yang kurang
NOC
Panjang
Ny.W dapat berhubungan
dengan orang lain secara
bertahap setelah perawatan
selama 1 minggu
Pendek
Ny.W dapat mengidentifikasi
NIC
1. Kaji pengetahuan keluarga
tentang gangguan harga
diri
2. Beri penjelasan tentang
harga diri rendah pada
keluarga dan Ny.W
3. Diskusikan kemampuan
dan aspek yamg dimiliki
Asam Urat (Atritis Gout) | 23
4.
5.
6.
7.
oleh Ny.W
Anjrkan keluarga untuk
menghindarkan memberi
penilaian negatif
Diskusikan dengan Ny.W
dan keluarga tentang
kemampuan yang masi
dimiliki oleh Ny.W yang
masih dapat digunakan
Motivasi Ny.W untuk
mengikuti kegiatan
masyarakat
Beri pujian atas hasil yang
dicapai
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis
akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering
mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini
termasuk dalam kelainan metabolik.
Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi
keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang,
diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum asam
urat normal dipertahankan antara 3,4 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 6,0 pada wanita, pada
level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.
3.2 Saran
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan
yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan
datang, diantaranya :
-
Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan rheumatoid artritis
maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien
yang mengalami rheumatoid artritis.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Asam Urat (Atritis Gout) | 25