BAB I
PENDAHULUAN
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat dalam rangka membangun
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan objek penelitian. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah khazanah penelitian kebudayaan di Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Diponegoro.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menambah referensi dan wawasan
kepada pembaca.
C. Landasan Teori
1) Teori Filologi
Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah
lama (Djamaris, 2002: 3).
2) Konservasi Naskah
The
American
Heritage
Dictionary,
mendefinisikan
Conservation
Preservation
didefinisikan
dengan
melindungi
dari
kerusakan, resiko dan bahaya lainnya, menjaga agar tetap utuh dan
menyiapkan sesuatu untuk melindungi dari kehancuran. Websters
Third New International Dictionary, mendefinisikan kata konservasi
sebagai kegiatan yang direncanakan untuk melestarikan, menjaga dan
melindungi (Purwono, 2010: 48-49).
D. Metode Penelitian
1) Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode
penelitian.
Metode
penelitian
deskriptif
bertujuan
untuk
BAB II
PEMBAHASAN
yang senada pada makalahnya pada Consal XV di Bali. Dari kedua penulis itu kita
dapat memperoleh gambaran bahwa dalam satu dasawarsa terakhir, digitalisasi
naskah cukup giat dilaksanakan di Indonesia.
Dinamika perkembangan ilmu pernaskahan di Indonesia dewasa ini juga
menunjukkan gejala yang cukup menggembirakan. Gejala ini sebetulnya sudah
disinyalir sebelumnya oleh van der Putten (2007). Perguruan-perguruan tinggi
Eropa yang dulunya mengembangkan bidang filologi dan menghasilkan sarjanasarjana, saat ini semakin sepi peminat, bahkan beberapa jurusan terkait ada yang
gulung tikar. Sebaliknya, dalam satu dekade terakhir, geliat atas bidang ilmu ini
ditunjukkan oleh masyarakat dari Asia Tenggara (van der Putten, 2007).
Mahasiswa peminat sastra daerah di perguruan tinggi semakin meningkat,
perguruan tinggi kian gencar melakukan kegiatan seminar dan penelitian tentang
naskah,organisasi profesi dalam bidang pernaskahan semisal Manassa semakin
aktif berbagai kegiatan preservasi, advokasi dan penelitian. 2 Departemen Agama
melalui Pusat Lektur Keagamaan dan Badan Penelitian dan Pengembangan
semakin aktif mengkaji naskahnaskah keagamaan.3 Lembaga penyimpan dan
2 Setiap dua tahun Manassa menyelenggarakan Simposium
Internasional Pernaskahan Nusantara (SIPN) dan tahun 2012 lalu
Simposium ke-12 diselenggarakan di Yogyakarta. telah menerbitkan
Jurnal Manuskripta.
3 Beberapa tahun belakangan ini Departemen Agama giat melakukan
inventarisasi, digitalisasi, dan kajian terhadap naskah-naskah klasik
keagamaan. Melalui kerjasama dengan Manassa dan PPIM UIN, telah
diluncurkan website Thesaurus Indonesian Islamic Manuscripts (T2IM),
yang mengandung data penelitian naskah keagamaan. Hasil kegiatan
tersebut dapat dilihat di http://tiim.ppim.or.id/.
10
11
12
Pelestarian
teknologi
merupakan
tindakan
pemeliharaan
terhadap
13
lukisan dan sebagainya. Proses digitalisasi untuk naskah kuno atau buku yang
sudah sangat tua dapat dilakukan dengan kamera khusus beresolusi tinggi yang
mampu memotret setiap detail dari naskah tersebut. Untuk naskah yang sudah
sangat rapuh dibutuhkan proses laminating dengan plastik khusus sebelum
dokumen tersebut di scan atau difoto.
Saleh (2010, 13) berpendapat bahwa proses pembuatan dokumen digital
secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Seleksi dan pengumpulan bahan yang akan dibuat koleksi digital,
bahanbahan yang akan dikonversi dari tercetak menjadi digital perlu
diseleksi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan
digitalisasi koleksi perpustakaan.
2. Pembongkaran jilid koleksi agar bisa dibaca alat pemindaian (scanner),
proses ini perlu dilakukan untuk memudahkan operator pemindai
melakukan proses pemindaian lembar demi lembar dari bahan
tersebut.
3. Pembacaan halaman demi halaman dokumen menggunakan alat
pemindai yang kemudian disimpan dalam format file PDF. Hasil
proses ini adalah dokumen dalam bentuk elektronik atau file
komputer.
4. Pengeditan, hasil pemindaian tadi masih perlu diedit, terutama jika
ukuran kertas yang ditentukan pada saat scanning tidak tepat. Oleh
karena itu perlu dilakukan editing seperti pemotongan pinggiran
halaman, pembalikan halaman dan lain-lain. Selain itu juga perlu
dilakukan penggabungan halaman jika pemindaian dilakukan secara
sepotong-sepotong.
5. Pembuatan serta pengelolaan metadata (basis data) agar dokumen
tersebut dapat diakses dengan cepat. Pembuatan basis data ini dapat
menggunakan perangkat lunak apa saja yang dapat dikenal dan biasa
digunakan oleh manajer sistem.
6. Melengkapi basis data dokumen dengan abstrak jika diperlukan.
Terutama untuk dokumen-dokumen yang berisi informasi ilmiah serta
monograf lainnya. Sedangkan untuk dokumen yang berisi informasi
singkat dan semacamnya, cukup ditambahkan keterangan atau anotasi.
14
2) Prosedur Digitalisasi
15
16
17
Dedongengan Jilid
II
Naskah Ramuan
Batak
Paririmbon
Kahuripan
BAB III
(tulisan tangan)
(tulisan tangan)
PENUTUP
A. Simpulan
Digitalisasi naskah Nusantara dan publikasi online dengan status hak akses yang
jelas merupakan bagian kecil dari upaya membangun sistem pelestarian dan
pendayagunaan naskah Nusantara yang lebih luas.
Usaha digitalisasi naskah terpadu kiranya sangat relevan diterapkan di
sebuah negara kepulauan seperti Indonesia. Usaha awal tentu akan menghabiskan
banyak tenaga dan biaya, tetapi hal ini dapat menghemat anggaran di masa depan
(Gunawan, 2013: 13).
B. Saran
18
Sistem ini (digitalisasi) harus terintegrasi dengan sistem penunjang lain yang
jangkauannya luas, bukan hanya di Indonesia, tetapi seluruh perpustakaan dan
museum di seluruh dunia yang diketahui menyimpan karya leluhur bangsa kita
ini. Sudah saatnya kita membuat standardisasi metadata naskah, membangun
Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara (Kinara),6 membangun pangkalan data
penelitian naskah-naskah Nusantara, yang semuanya saling terhubung (Gunawan,
2013:13).
DAFTAR PUSTAKA
Daryono. 2011. Preservasi Perpustakaan Digital (Kelebihan Dan Kekurangan
Cara
Preseravasi
Digital).
http://daryono.staff.uns.ac.id/2011/12/08/preservasi-perpustakaan-digital6 lihat makalah Dina Isyanti Membangun Katalog Induk Naskah
Nusantara berbasis IndoMARC dalam konferensi ini.
19
Indonesia:
Teori
dan
Metode.
Jakarta:
20
Sari, Evi Novita. 2015. Transformasi Digital Sebagai Proses Pelestarian Naskah
Kuno Minangkabau di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi
Sumatera Barat. Jurnal Universitas Sumatera Utara Institutional
Repository.http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/51190 (diakses 1
Januari 2016)
Stielow, Frederick. 2004. A How to Do It Manual for Archivist and Librarian:
Building Digital Archives, Description and Display. New York: NealSchuman Publisher.
Van der Putten. 2007. Beberapa renungan terhadap sastra lama Nusantara.
http://horisononline.or.id/id/esai/239-beberaparenungan-terhadap-sastralama-nusantara (diakses 25 Oktober 2015).