TINJAUAN PUSTAKA
Air limbah mungkin mengandung lebih dari satu macam polutan. Sebagai
contoh, sampah organik yang berasal dari dapur akibat adanya aktivitas manusia
adalah suatu bahan buangan yang mengandung mikroorganisme. Untuk mengetahui
apakah air limbah tersebut terpolusi atau tidak dilakukan pengujian untuk menentukan
parameter-parameter
air
limbah
sehingga
dapat
diketahui
apakah
terjadi
penyimpangan dari batas-batas polusi air limbah itu. Parameter yang umum diuji
adalah :
1. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas
2. Suhu
3. Waktu (Lamanya air limbah terkena cahaya matahari)
4. Warna, bau dan rasa
5. TDS
6. Nilai BOD/COD
7. Kesadahan
8. Kandungan mikroorganisme patogen
9. Kandungan logam berat
10. Kandungan bahan radioaktif
Namun, dalam hal ini akan dibahas pengaruh dari parameter yang termasuk
sebagai parameter fisika diantaranya yaitu Waktu (Lamanya air limbah terkena cahaya
matahari), Suhu, TDS (Total Dissolved Solid), dan Kesadahan terhadap Jumlah koloni
Mikroorganisme pathogen seperti E.Coli didalam air limbah tersebut. Kesadahan
sendiri sebenarnya termasuk kedalam parameter kimia, namun kesadahan mempunyai
hubungan erat dengan warna, bau dan rasa sehingga kesadahan dianggap juga
termasuk parameter fisika.
Bagian ultraviolet pada spectrum meliputi semua radiasi dari 15 sampai 390 nm.
Panjang gelombang sekitar 265 nm memiliki efisiensi bakterisidal tertinggi. Meskipun
energi pancaran sinar matahari sebagian terdiri dari cahaya ultraviolet, sebagian besar
panjang gelombang sinar ultraviolet yang pendek itu tersaring oleh atmosfer bumi.
Dengan demikian, maka radiasi ultraviolet pada permukaan bumi menjadi terbatas
kisarannya antara sekitar 280 sampai 390 nm (Michael J, Pelczar Jr, 1988).
Dari sini dapat disimpulkan bahwa sinar matahari pada keadaan tertentu
memiliki kapasitas mikrobisidal, namun terbatas. Suatu perttimbangan praktis yang
penting untuk diketahui dalam penggunaan sinar ultraviolet untuk membasmi
mikroorganisme ialah bahwa sinar tersebut memiliki daya tembus yang kecil. Jadi
hanya mikroorganisme yang berada dekat dengan permukaan yang secara langsung
terkena cahaya matahari yang rentan terhadap pembasmian. Cahaya matahari diserap
oleh banyak bahan sellular, yang paling nyata ialah oleh asam-asam nukleat, disitulah
cahaya matahari menimbulkan paling banyak kerusakan.
2.1.2 Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan
pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara
yang berlawanan. Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan
pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme
akan menurun dan pertumbuhan diperlambat. Apabila suhu naik atau turun secara
drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan
rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan
mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu : Suhu minimum yaitu suhu yang
apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti. Suhu optimum yaitu suhu
dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum (disebut juga suhu
inkubasi). Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka
pertumbuhan tidak terjadi.
(thermal death time)-nya. Daya tahan terhadap suhu itu tidak sama bagi tiap-tiap
spesies. Ada spesies yang mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di
dalam cairan medium pada suhu 60C, sebaliknya, bakteri yang membentuk spora
seperti genus Bacillus dan Clostridium itu tetap hidup setelah di panasi dengan uap
100C atau lebih selama kira-kira setengah jam (Lucia W, Muslimin, 1996)
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:
Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0 30 C,
dengan suhu optimum 15 C.
Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara
40 75 C, dengan suhu optimum 50 - 65 C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam
sumber air panas bersuhu 93 500 C. Studi mengenai kinetika denaturasi panas
pada enzim dan struktur sel yang berprotein (misalnya flagelum, ribosom)
menunjukkan bahwa banyak protein khusus pada bakteri termofil lebih tahan panas
daripada protein homolognya dari bakteri mesofil. Mungkin pula untuk mengirangirakan ketahanan panas menyeluruh protein sel yang dapat larut, dengan mengukur
kecepatan protein di dalam ekstrak bakteri menjadi tidak larut karena denaturasi panas
pada beberapa suhu yang berbeda. Dengan jelas menunjukkan bahwa pada hakekatnya
semua protein bakteri termofilik setelah perlakuan panas tetap pada tingkat asalnya
yang sebenarnya menghilangkan semua protein mesofil yang sekelompok. Karena itu
adaptasi mikroorganisme termofilik terhadap suhu di sekitarnya hanya dapat dicapai
dengan perubahan mutasional yang mempengaruhi struktur utama kebanyakan (jika
tidak semua) protein sel tersebut.
spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora.
Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora. Endospora dibentuk oleh
penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali mengandung air. Oleh karena itu
endospora lebih tahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan
dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan lingkungan membaik kembali,
endospora dapat tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak endospora di tengahtengah sel bakteri atau pada salah satu ujungnya.
2.1.3 TDS (Total Dissolved Solid)
Air limbah terdiri kira-kira 99,9 % air. Jumlah padatan yang tersuspensikan
didalamnya sangatlah kecil sehingga dinyatakan dalam satuan ppm (part permillion
atau per sejuta), Jumlah tersebut nampaknya kecil, namun besarnya volume air limbah
yang dihasilkan rumah tangga menghasilkan berton-ton bahan padatan (Michael J,
Pelczar Jr, 1988).
Air limbah selalu mengandung sejumlah padatan (TDS) yang dapat dibedakan
atas empat kelompok berdasarkan besar partikelnya dan sifat-sifat lainnya, terutama
kelarutannya, yaitu:
1. Padatan terendap (sedimen)
2. Padatan tersuspensi dan koloid
3. Padatan terlarut
4. Minyak dan lemak
2.1.4 Kesadahan
Penyebab kesadahan adalah karena air mengandung kalsium, magnesium,
mangan, strontium dan barium. Garam-garam ini terdapat dalam bentuk karbonat,
sulfat, chlorida, nitrat, fospat, dan lain-lain. Air yang mempunyai kesadahan tinggi
membuat air sukar berbuih dan sulit dipergunakan untuk pencucian. Gas yang larut
dalam air seperti CO2, oksigen, nitrogen, hidrogen dan methane, sering dijumpai
menyebabkan bersifat asam, berbau dan korosif. Sulfida menyebabkan air berwarna
hitam dan berbau. Padatan tidak larut adalah senyawa kimia yang terdapat dalam air
baik dalam keadaan melayang, terapung maupun mengendap. Senyawa-senyawa ini
dijumpai dalam bentuk organik maupun anorganik. Padatan tidak larut menyebabkan
air berwarna keruh. Sebagaimana padatan dan gas yang larut, mikroorganisme juga
banyak dijumpai dalam air.
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan adalah air
sadah atau bukan dengan menggunakan sabun. Ketika air yang anda gunakan adalah
air sadah, maka sabun akan sukar berbiuh, kalaupun berbuih, berbuihnya sedikit.
Kemudian untuk mengetahui jenis kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika
ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda
gunakan adalah air sadah tetap (Mulyanto HR, 2007).
Secara matematis kesadahan total dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
:
KT=
Dimana:
p
: Bakteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma Proteobacteria
Order
: Enterobacteriales
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escheriachia
Spesies
: E. coli
E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu
sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada
strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit
diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremik. Untuk mengetahui jumlah
koloni Bakteri E.Coli yang terkandung didalam air yang terkontaminasi dapat
digunakan rumus :
1
...(2.2)
FaktorPengenceran
t
....(2.3)
3,3 log(b / B)
Dimana,
G = Waktu generasi
t = Selang waktu antara pengukuran jumlah sel pada populasi awal dan akhir
b = Populasi awal
B = Populasi setelah waktu t
a. Sumber Langsung
Sumber-sumber
langsung
adalah effluent
yang
berasal
dari
sumber
pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah domestik
berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian,serta sampah. Pencemaran terjadi
karena buangan ini langsung di buang ke dalam badan air (system) seperti sungai ,
kanal, parit atau selokan.
b. Sumber Tidak Langsung
Sumber-sumber tidak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air
tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri
maupun dari limbah domestik.
2.3.1 Karakteristik Limbah Cair
Karakteristik limbah cair dinyatakan dalam bentuk kualitas limbah cair dan
jumlah aliran limbah cair yang dihasilkan. Kualitas limbah cair diukur terhadap kadar
fisik, kimiawi dan biologis. Parameter yg diukur antara lain sebagai berikut:
1. Parameter fisik berupa padatan (partikel padat) yg ada dalam air (padatan total,
padatan tersuspensi dan padatan terlarut) , warna, bau dan temperatur
2. Parameter kimia selain berupa kadar BOD5, COD, dan TOC yang
menggambarkan kadar bahan organik dalam limbah, juga senyawa yg terkait
dengan amonia bebas, nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan fosfor
anorganik, sulfat, klorida, belerang, logam berat (Fe, Al, Mn dan Pb), dan gas
(H2O, CO2, O2, dan CH4).
3. Parameter biologis juga merupakan hal penting karena ada beribu-ribu bakteri
per millimeter dalam air limbah yg belum diolah. Jenis bakteri yg diukur
adalah bakteri golongan Coli.
alkalinitas seperti karbonat, bikarbonat, dan hidroksida. Disamping itu, terdapat pula
unsur kimia anorganik ditemukan dalam air yang mempengaruhi kualitas air.
Pengamatan unsur fisika, kimia dan biologi terhadap air sangat penting untuk
menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat didalamnya. Kondisi alkalinitas
ini menghasilkan dua macam sifat air yaitu sifat basa dan asam. Air cenderung
menjadi asam bila pH lebih kecil dari 7 sedangkan pH lebih besar 7 menunjukkan air
cenderung bersifat basa.
Dalam pengolahan air bahan alkalinitas akan bereaksi dengan koagulan yang
memungkinkan lumpur cepat mengendap. Selain itu, ada sifat air yang lain, yaitu
kesadahan. Penyebab kesadahan adalah karena air mengandung magnesium, kalium,
stronsium, dan barium. Garam-garam ini terdapat dalam bentuk karbonat, sulfat, dan
lain-lain. Air yang mempunyai kesadahan tinggi membuat air sukar berbuih dan sulit
dipergunakan untuk pencucian (Robert J, Kodoatie, 1996).
2.5 Gambaran Umum Kabupaten Aceh Tamiang
2.5.1 Geografi
Secara garis besar Aceh tamiang adalah daerah dataran rendah dan perbukitan,
yang sangat cocok untuk daerah perkebunan dan persawahan. Hal ini sesuai dengan
jenis pekerjaan mayoritas penduduk Aceh Tamiang sebagai petani.
Kabupaten Aceh Tamiang terletak dipesisir pantai timur kepulauan Sumatera
yang membentang dari Utara ke selatan dengan panjang garis pantai 64,66, secara
geografis terbentang pada
posisi
Sebelah Utara berbatasan dengan Langsa Timur Kota Langsa dan Selat
Malaka.