Anda di halaman 1dari 12

1.

Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan, edisi ke-3, Wiknjosastro H, Saifuddin A,


Rachimhadhi T, penyunting, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2005.
2. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Gilstrap L, Wenstrom K, dalam
William Obstetrics, edisi ke-24, New York: McGraw-Hill, 2014.
3. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kandungan. Editor : Hanifa Wiknjosastro, dkk.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007.
4. Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy.
http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted
%20ovum.pdf
Nama

: Ny. E S

No. RM

: 8282xx

Usia

: 30 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Masmahardadi Komp. Dwikora B12

Pekerjaan

: Perawat

Status

: Menikah

Agama

: Kristen Protestan

Datang ke Rumah Sakit pada tanggal : 31 Maret 2016, pukul 21:40.


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 April 2016 di Lantai
1 Obstetri, RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
I.2. Subyektif
Keluhan Utama :
Keluar darah dari kemaluan sejak sore kemarin
Keluhan Tambahan : Riwayat Penyakit Sekarang :

Keluar darah secara tiba-tiba sejak sore kemarin, diawali dengan flek-flek
berwarna merah kecoklatan yang menurut pasien mirip seperti hati ayam;
konsistensi padat dan menggumpal. Pasien merasa tidak nyaman dan segera
pulang karena saat keluhan terjadi pasien sedang di luar rumah. Hari itu pasien
sudah mengganti pembalut sebanyak 2x pada sore hari. Pasien belum minum obat
apapun saat itu. Selain itu, pasien juga merasakan perut bagian bawahnya nyeri
dan terasa agak keras.
Riwayat haid:
Menarche usia 13 tahun. Siklus haid teratur 28 hari. Lamanya haid 6 hari.
Pasien mengatakan ganti pembalut 3-4 kali/hari. Pasien mengaku merasa nyeri
saat haid.
Riwayat Obstetri : Riwayat Ginekologi : PCO
Riwayat KB : Jenis KB Suntik, lama pemakaian 2 tahun 3 bulan. Terdapat
keluhan haid terus menerus dan terdapat hipertensi selama menggunakan KB
suntik.
Riwayat Alergi : Riwayat Penyakit Dahulu :
HT (+), DM (-), Riwayat penyakit lain (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada yang mengalami keluhan serupa


Penyakit Jantung (+), HT (-), DM (-), Riwayat penyakit lain (-)

Riwayat Pemakaian Obat : Pasien belum mengkonsumsi obat-obatan apapun


sebelum masuk Rumah Sakit.

Riwayat Kebiasaan :
Merokok

:-

Minum alkohol

:-

Olahraga

: Jarang

Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien merupakan seorang Perawat RSPAD. Pasien


mempunyai kebiasaan makan-makanan berlemak, manis dan gurih. Pasien
menggunakan asuransi kesehatan BPJS tenaga kerja.
1.3.

Obyektif

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 01 April 2016 di Lt. 1 Obstetri


Keadaan Umum

: Baik, kesan Overweigth

Kesadaran/GCS

: Compos Mentis / GCS 15

Tanda Vital :

Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Respirasi

: 160/80 mmHg
: 80 x/menit
: 36,5 0C
: 22 x/menit

Status Generalis
Kepala :

Bentuk : Normocephal
Mata : CA -/- , SI -/Mulut : normal
Leher : tidak ada pembesaran KGB

Thorax :

Bentuk : Normothorax
Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris kanan-kiri
Palpasi : Vocal fremitus (+/+)
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara vesikular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal, tidak ada kesan kardiomegali
Batas bawah kanan jantung di linea parasternal kanan ICS IV,
Batas atas kanan di linea parasternal kanan ICS II, Batas atas kiri

jantung di linea parasternal kiri ICS II, batas bawah kiri jantung di
linea midclavicularis kiri ICS V
Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), galoop (-)
Abdomen :
Inspeksi

: Datar

Auskultasi : BU (+)
Palpasi

: Supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar-lien tidak teraba besar

Perkusi

: Timpani

Ekstremitas :

Akral hangat
Edema -/-/-/Sianosis -/-/-/Capillary refill < 2 detik

Status Ginekologi :
-

Periksa luar
: Vulva uretra tampak tenang, fluor (-), fluxus (-)
Inspekulo
: Tidak dilakukan
Periksa Dalam
o VT : Tidak dilakukan
o RT : Tidak dilakukan
1.4.
-

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan

07/01/2016

Nilai Rujukan

Hemoglobin

12,3

12-16 g/dL

Hematokrit

36*

37-47%

Eritrosit

4,2*

4,3-6,0 juta /uL

Leukosit

7880

4800-10.800 /uL

271000

150.000-400.000/uL

MCV

86

80-96 fL

MCH

29

27-32 pg

MCHC

34

32-36 g/dL

Hematologi Rutin

Trombosit

Kimia Klinik

SGOT

12

< 35 U/L

SGPT

10

< 40 U/L

Ureum

15*

20 50 mg/dL

Kreatinin

0.7

0.5 1.5 mg/dL

Koagulasi
PT

Kontrol

11.2

detik

Pasien

10.1*

10.2 12.2 detik

Kontrol

35.7

detik

Pasien

31.9

29.2 40.2 detik

APTT

Pemeriksaan USG abdominal

Gambar 1. USG Abdominal


Pemeriksaan : Janin tunggal kematian mudigah, intrauterine. CRL 1,15 cm pada
hamil 7 minggu. DJJ (-)
Kesan : Kematian mudigah pada hamil 7 minggu

Gambar 2. USG Abdominal


Kesimpulan: Gestasion Sac intra uterine, fetal echo (-) suspect Blighted Ovum
1.5. Diagnosa Kerja
Abortus Imminens pada G3P1A1 hamil 7-8 minggu, Blighted Ovum
1.6. Penatalaksanaan
31/03/2016
Medikamentosa
Topikal : Oral : cygest 1 x 100 mg
As. Folat 1 x 1
Parenteral : Operatif : Pro-Kuretase
Non Medikamentosa
Observasi keadaan umum, kesadaran serta tanda-tanda vital
Bed rest
Pada tanggal 1 April 2016 dilakukan Kuretase
Diagnosa pra bedah : Kematian Mudigah pada G3P1A1 hamil 7-8 minggu
Tindakan pembedahan : Kuretase
Diagnosa pasca bedah : Post-Kuretase atas indikasi kematian Mudigah pada
G3P1A1 hamil 7-8 minggu

Uraian Pembedahan :
Pasien posisi Litotomi
Asepsis dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya
Kantung kemi dikosongkan
Dipasang spekulum dan tenakulum
Sondasi uterus 12 cm
Dengan didapatkan jaringan 5 cc
Dengan sendok kuret didapatkan jaringan 10 cc
Operasi selesai

o
o
o
o
o
o
o
o
1.7.

Prognosis

Ad Vitam

: Ad bonam

Ad Functionam

: Ad bonam

Ad Sanationam

: Ad bonam

Perdarahan pada trimester pertama merupakan kasus yang sering terjadi pada masa
kehamilan. Perdarahan dapat terjadi pada trimester pertama, perdarahan antepartum dan
perdarahan post partum. Perdarahan pada trimester pertama adalah pedarahan yang terjadi
dapat berupa abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.
Dari status diatas bisa disimpulkan bahwa ibu ini mengalami kehamilan anembrionik
(Blighted Ovum). Pada kasus ini, kami menegakkan diagnosa dengan melakukan anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesa di dapatkan :
1.

keluar darah dari kemaluan tapi tidak tiap hari

2.

darah yang keluar berwarna merah tua sampai kehitaman disertai adanya
gumpalan yang menyerupai hati ayam.

3.

darah yang keluar tidak disertai gelembung-gelembung

4.

ibu tidak ada merasakan nyeri saat darah keluar dari jalan lahir

5.

ibu positif hamil tetapi terus terjadi perdarahan dan berulang

6.

ibu juga mengaku sebelum dan sesudah hamil ibu sering demam

7.

ibu memiliki riwayat abortus dan PCO

Dari pemeriksaan fisik didapatkan :


1.

tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen

2.

tidak ada bunyi jantung janin

3.

tidak teraba ada massa daerah suprasymfisis

4.

fundus uteri tidak teraba

5.

dilakukan

pemeriksaan

ginekologi,

didapatkan

perdarahan

pervaginam,

inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, dilatasi servik. Pada colok vagina : porsio tebal
lembek, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum
douglas tidak menonjol dan tidak nyeri, kanalis servikalis terbuka.
Dari hasil USG didapatkan terlihat kantong kehamilan tanpa struktur mudigah

Dari beberapa tahapan pemeriksaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa diagnosa
pada kasus ini adalah kehamilan anembrionik (Blighted Ovum), bukan Kehamilan Ektopik
maupun Mola Hidatidosa karena dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang tidak ada yang mendukung ke arah kehamilan ektopik maupun mola hidatidosa
sehingga dapat dijadikan Diffrensial Diagnosa.
Kehamilan anembrionik (Blighted Ovum) adalah kehamilan patologik, dimana mudigah
tidak terbentuk sejak awal. Disamping mudigah, kantong kuning telur juga tidak terbentuk.
Pada kasus kehamilan embrionik (Blighted Ovum) ini memang sering terjadi pada
masyarakat. Kehamilan embrionik sangat susah dideteksi tanpa menggunakan alat (USG)
karena kehamilannya hampir sama dengan kehamilan muda pada umumnya. Hanya pada
kehamilan ini terjadi tanda-tanda yang abnormal yaitu terjadi perdarahan dari jalan lahir,
sedikit demi sedikit dan terkadang banyak serta berulang pada trimester pertama kehamilan
yang tidak di jumpai pada kehamilan muda lainnya.3,4,5

Berdasar prosedur, ginekolog baru dapat menyimpulkan BO setelah usia kehamilan di


atas 7-8 minggu. Saat itu diameter kantong kehamilan sudah mencapai ukuran antara 2,5-3
cm. Sementara jika dilakukan USG saat usia kehamilan masih di bawah 8 minggu, dokter
belum dapat melihat pertumbuhan janin karena kantong kehamilan yang terbentuk masih
kecil. Pada layar USG, besar kemungkinan hanya terlihat lingkaran kantong janin saja. Lain
halnya jika USG dilakukan saat usia kehamilan 8 minggu dan hanya terlihat kantong
kehamilan saja tanpa janin di dalamnya, "Baru bisa dikatakan kehamilan tersebut kosong
alias Blighted Ovum." 3,4,5
Umumnya ibu tak tahu jika mengalami Blighted Ovum. Sebab, sejak awal kehamilan
berjalan dengan baik dan normal tanpa tanda- tanda kelainan. Kelainan biasanya baru
diketahui saat kehamilan memasuki pertengahan trimester pertama. Saat diperiksa, tidak
ditemukannya denyut jantung janin atau tak melihat janin ketika melakukan USG. Tidak
jarang ibu baru tahu dirinya mengalami kehamilan kosong setelah timbul perdarahan.
Perdarahan tersebut merupakan tahap awal terjadinya keguguran.
Penyebab terjadinya Blighted Ovum adalah 60 % disebabkan oleh kelainan kromosom
dan gen, dan 40 % disebabkan berbagai faktor. Seperti infeksi TORCH, kelainan imunologi,
dan diabetes mellitus yang tidak terkontrol serta kelainan yang berasal dari sel telur dan
sperma. Semua ibu hamil pada dasarnya berisiko mengalami abortus yang salah satu
penyebabnya adalah kehamilan kosong. Berdasarkan teori risiko, makin tua usia istri dan
suami serta semakin banyak jumlah anak, makin besar peluang terjadi Blighted Ovum. Begitu
pula ibu yang menggunakan program kehamilan dibantu, tingkat abortusnya relatif lebih
tinggi dibanding mereka yang hamil spontan. 3,4,
Dari kasus diatas, ada beberapa yang tidak sesuai dengan teori yang di dapat, seperti :

Dari faktor usia (pasangan berumur) dan banyaknya anak usia ibu masih produktif

1.

untuk hamil karena masih 30 tahun dan usia bapak 30 tahun tetapi sudah mengalami
kehamilan embrionik (Blighted Ovum)
Dapat disimpulkan, beberapa teori yang ada tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada
kasus ini, dikarenakan oleh beberapa faktor :
1.

Dari sosial ekonomi pasien yang kurang baik,

2.

Dari keadaan kesehatan ibu sebelum dan selama hamil ibu sering demam. Hal
ini bisa diartikan bahwa ibu terkena infeksi dan bisa saja mempengaruhi kondisi kesehatan
ibu.
Kehamilan anembrionik (Blighted Ovum) setelah timbul perdarahan merupakan tahap

awal terjadinya keguguran. Dari kasus diatas Blighted Ovum dapat di golongkan kedalam
abortus inkompletus. Abortus imminens ialah pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan
vaginal, kanalis servikalis terbuka. Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak sekali.
Apabila hal ini terus berlanjut, akan menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti
sebelum sisa hamil konsepsi dikeluarkan.
Dalam penanganannya, apabila abortus imminens disertai syok karena perdarahan,
segera harus diberikan infus cairan NaCl fisiologik atau cairan ringer laktat yang disusul
dengan tranfusi. Setelah syok teratasi, keadaan umum ibu baik maka dilakukan kuretase.
Paska tindakan disuntikkan metil ergometrin im untuk mempertahankan kontraksi otot uterus
dan berikan antibiotik berspektrum luas selama 3 hari.1,6
Penatalaksanaan :
Kehamilan anembrionik (Blighted Ovum) sebaiknya dilakukan tindakan evakuasi atau
kuretase. Hal tersebut dilakukan karena kehamilan sudah tak mungkin berkembang lagi.
Selain itu, untuk menghindari efek samping yang merugikan bila terjadi perdarahan.
Prognosis :
Dubia ad bonam bila dilakukan penatalaksanaan yang adekuat.
Planning :
1.

Pola hidup sehat seperti menjaga kebersihan diri, lingkungan dan hindari
merokok serta menjaga pola makan.

2.

Imunisasi TORCH

3.

Melakukan pemeriksaan kromosom akan lebih baik daripada harus kecewa


lagi.

4.

dan sebaiknya sebelum merencanakan hamil kembali, "Sedapat mungkin


sumber penyebab keguguran tersebut dicari, sekaligus ditangani tuntas terlebih dahulu."

5.

Pemeriksaan kehamilan secara rutin

Anda mungkin juga menyukai