: Ny. E S
No. RM
: 8282xx
Usia
: 30 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Pekerjaan
: Perawat
Status
: Menikah
Agama
: Kristen Protestan
Keluar darah secara tiba-tiba sejak sore kemarin, diawali dengan flek-flek
berwarna merah kecoklatan yang menurut pasien mirip seperti hati ayam;
konsistensi padat dan menggumpal. Pasien merasa tidak nyaman dan segera
pulang karena saat keluhan terjadi pasien sedang di luar rumah. Hari itu pasien
sudah mengganti pembalut sebanyak 2x pada sore hari. Pasien belum minum obat
apapun saat itu. Selain itu, pasien juga merasakan perut bagian bawahnya nyeri
dan terasa agak keras.
Riwayat haid:
Menarche usia 13 tahun. Siklus haid teratur 28 hari. Lamanya haid 6 hari.
Pasien mengatakan ganti pembalut 3-4 kali/hari. Pasien mengaku merasa nyeri
saat haid.
Riwayat Obstetri : Riwayat Ginekologi : PCO
Riwayat KB : Jenis KB Suntik, lama pemakaian 2 tahun 3 bulan. Terdapat
keluhan haid terus menerus dan terdapat hipertensi selama menggunakan KB
suntik.
Riwayat Alergi : Riwayat Penyakit Dahulu :
HT (+), DM (-), Riwayat penyakit lain (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Kebiasaan :
Merokok
:-
Minum alkohol
:-
Olahraga
: Jarang
Obyektif
Kesadaran/GCS
Tanda Vital :
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Respirasi
: 160/80 mmHg
: 80 x/menit
: 36,5 0C
: 22 x/menit
Status Generalis
Kepala :
Bentuk : Normocephal
Mata : CA -/- , SI -/Mulut : normal
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thorax :
Bentuk : Normothorax
Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris kanan-kiri
Palpasi : Vocal fremitus (+/+)
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara vesikular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal, tidak ada kesan kardiomegali
Batas bawah kanan jantung di linea parasternal kanan ICS IV,
Batas atas kanan di linea parasternal kanan ICS II, Batas atas kiri
jantung di linea parasternal kiri ICS II, batas bawah kiri jantung di
linea midclavicularis kiri ICS V
Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), galoop (-)
Abdomen :
Inspeksi
: Datar
Auskultasi : BU (+)
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Ekstremitas :
Akral hangat
Edema -/-/-/Sianosis -/-/-/Capillary refill < 2 detik
Status Ginekologi :
-
Periksa luar
: Vulva uretra tampak tenang, fluor (-), fluxus (-)
Inspekulo
: Tidak dilakukan
Periksa Dalam
o VT : Tidak dilakukan
o RT : Tidak dilakukan
1.4.
-
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan
07/01/2016
Nilai Rujukan
Hemoglobin
12,3
12-16 g/dL
Hematokrit
36*
37-47%
Eritrosit
4,2*
Leukosit
7880
4800-10.800 /uL
271000
150.000-400.000/uL
MCV
86
80-96 fL
MCH
29
27-32 pg
MCHC
34
32-36 g/dL
Hematologi Rutin
Trombosit
Kimia Klinik
SGOT
12
< 35 U/L
SGPT
10
< 40 U/L
Ureum
15*
20 50 mg/dL
Kreatinin
0.7
Koagulasi
PT
Kontrol
11.2
detik
Pasien
10.1*
Kontrol
35.7
detik
Pasien
31.9
APTT
Uraian Pembedahan :
Pasien posisi Litotomi
Asepsis dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya
Kantung kemi dikosongkan
Dipasang spekulum dan tenakulum
Sondasi uterus 12 cm
Dengan didapatkan jaringan 5 cc
Dengan sendok kuret didapatkan jaringan 10 cc
Operasi selesai
o
o
o
o
o
o
o
o
1.7.
Prognosis
Ad Vitam
: Ad bonam
Ad Functionam
: Ad bonam
Ad Sanationam
: Ad bonam
Perdarahan pada trimester pertama merupakan kasus yang sering terjadi pada masa
kehamilan. Perdarahan dapat terjadi pada trimester pertama, perdarahan antepartum dan
perdarahan post partum. Perdarahan pada trimester pertama adalah pedarahan yang terjadi
dapat berupa abortus, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.
Dari status diatas bisa disimpulkan bahwa ibu ini mengalami kehamilan anembrionik
(Blighted Ovum). Pada kasus ini, kami menegakkan diagnosa dengan melakukan anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesa di dapatkan :
1.
2.
darah yang keluar berwarna merah tua sampai kehitaman disertai adanya
gumpalan yang menyerupai hati ayam.
3.
4.
ibu tidak ada merasakan nyeri saat darah keluar dari jalan lahir
5.
6.
ibu juga mengaku sebelum dan sesudah hamil ibu sering demam
7.
2.
3.
4.
5.
dilakukan
pemeriksaan
ginekologi,
didapatkan
perdarahan
pervaginam,
inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, dilatasi servik. Pada colok vagina : porsio tebal
lembek, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum
douglas tidak menonjol dan tidak nyeri, kanalis servikalis terbuka.
Dari hasil USG didapatkan terlihat kantong kehamilan tanpa struktur mudigah
Dari beberapa tahapan pemeriksaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa diagnosa
pada kasus ini adalah kehamilan anembrionik (Blighted Ovum), bukan Kehamilan Ektopik
maupun Mola Hidatidosa karena dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang tidak ada yang mendukung ke arah kehamilan ektopik maupun mola hidatidosa
sehingga dapat dijadikan Diffrensial Diagnosa.
Kehamilan anembrionik (Blighted Ovum) adalah kehamilan patologik, dimana mudigah
tidak terbentuk sejak awal. Disamping mudigah, kantong kuning telur juga tidak terbentuk.
Pada kasus kehamilan embrionik (Blighted Ovum) ini memang sering terjadi pada
masyarakat. Kehamilan embrionik sangat susah dideteksi tanpa menggunakan alat (USG)
karena kehamilannya hampir sama dengan kehamilan muda pada umumnya. Hanya pada
kehamilan ini terjadi tanda-tanda yang abnormal yaitu terjadi perdarahan dari jalan lahir,
sedikit demi sedikit dan terkadang banyak serta berulang pada trimester pertama kehamilan
yang tidak di jumpai pada kehamilan muda lainnya.3,4,5
Dari faktor usia (pasangan berumur) dan banyaknya anak usia ibu masih produktif
1.
untuk hamil karena masih 30 tahun dan usia bapak 30 tahun tetapi sudah mengalami
kehamilan embrionik (Blighted Ovum)
Dapat disimpulkan, beberapa teori yang ada tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada
kasus ini, dikarenakan oleh beberapa faktor :
1.
2.
Dari keadaan kesehatan ibu sebelum dan selama hamil ibu sering demam. Hal
ini bisa diartikan bahwa ibu terkena infeksi dan bisa saja mempengaruhi kondisi kesehatan
ibu.
Kehamilan anembrionik (Blighted Ovum) setelah timbul perdarahan merupakan tahap
awal terjadinya keguguran. Dari kasus diatas Blighted Ovum dapat di golongkan kedalam
abortus inkompletus. Abortus imminens ialah pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan
vaginal, kanalis servikalis terbuka. Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak sekali.
Apabila hal ini terus berlanjut, akan menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti
sebelum sisa hamil konsepsi dikeluarkan.
Dalam penanganannya, apabila abortus imminens disertai syok karena perdarahan,
segera harus diberikan infus cairan NaCl fisiologik atau cairan ringer laktat yang disusul
dengan tranfusi. Setelah syok teratasi, keadaan umum ibu baik maka dilakukan kuretase.
Paska tindakan disuntikkan metil ergometrin im untuk mempertahankan kontraksi otot uterus
dan berikan antibiotik berspektrum luas selama 3 hari.1,6
Penatalaksanaan :
Kehamilan anembrionik (Blighted Ovum) sebaiknya dilakukan tindakan evakuasi atau
kuretase. Hal tersebut dilakukan karena kehamilan sudah tak mungkin berkembang lagi.
Selain itu, untuk menghindari efek samping yang merugikan bila terjadi perdarahan.
Prognosis :
Dubia ad bonam bila dilakukan penatalaksanaan yang adekuat.
Planning :
1.
Pola hidup sehat seperti menjaga kebersihan diri, lingkungan dan hindari
merokok serta menjaga pola makan.
2.
Imunisasi TORCH
3.
4.
5.