PENDAHULUAN
LatarBelakang
Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel, ahli Biologi Jerman pada
tahun 1869. Arti kata Olkos yang berarti rumah atau tempat tinggal dan logos bersifat
telaah dan studi. Jadi Ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Yang dimaksud makhluk
hidup adalah kelompok dari makhluk hidup itu sendiri (Resosoedarmo, et al., 1990).
Menurut Efendi (2003) dalam Apridayanti (2008), menyatakan air menutupi sekitar 7%
permukaan bumi dengan jumlah sekitar 1368 juta Km3. Air terdapat berbagai bentuk,
misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air
tanah dan gunung es.Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan
atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinyu.
Sungai merupakan suatu sitem yang dinamis dengan segala aktivitas yang berlangsung
antara komponen-komponen lingkungan yang terdapat di dalamnya .Adanya dinamika
tersebut akan menyebabkan suatu sungai berada dalam keseimbangan ekologis sejauh
sungai tidak menerima bahan-bahan asing ini dapat ditolerir dan kondisi keseimbangan
masih tetap dapat dipertahankan (Barus, 2002).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari pratikum ini adalah untuk melatih dan meningkatkan kemampuan siswa
dalam :
Keterampilan Kognitif
:
Komparansi antara teori dan kondisi di lapangan
Pengintegraian pemahaman berbagai teori
Penerapan teori pada keadaan nyatadi lapangan
Keterampilan Afektif
:
Perencanaan kegiatan secara mandiri
Kemampuan kerja sama
Pengkomunikasian hasil belajar
Keterampilan Psikomotrik :
Penguasaan pemasangan peralatan
Penggunaan peralatan dan instrument tertentu
Kegunaan Praktikum
Kegunaan dari pratikum ini adalah :
Mengenalkan sekaligus menumbuhkan rasa empati mahasiswa terhadap
ekosistem sungai dan ekosistem kolam
Meningkatkan kemampuan teknis dalam mengukur parameter kimia dan biologi
Bagi peneliti atau lembaga ilmiah, sebagai sumber informasi keilmuan dan dasar
untuk penulisan ataupun penelitian lebih lanjut berkaitan dengan ekosistem sungai dan
ekosistem kolam
Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Ekologi Perairan dilakukan di lapang dan di
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ekologi Perairan
Ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan antara organism dan
lingkungannya. R.ester mengemukakan istilah tersebut pada tahun 1865 (Kormandy,
1965) dengan menggabungkan dua kata dari bahasa Yunani, logos yang berarti
pengetahuan tentang dan oikos yang berarti rumah. Dua kata ini yang membedakan dari
ilmu-ilmu yang lainnya.Haeckel mendefinisikan ekologi sebagai suatu keseluruhan
pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan-hubungan total antara organism dengan
lingkungannya yang bersifat organic maupunanorganik (Wolf, et al., 1998).
Biasanya ekologi didefinisikan sebagai suatu studi hubungan organism atau grup-grup
organism dengan lingkungannya. Ekologi menyangkut aspek biologi dari kelompokkelompok organisme serta fungsinya, sehingga dalam pandangan ekologi modern,
ekologi didefinisikan sebagai suatu studi struktur dan fungsi alam, dalam hal ini
manusia merupakan bagian dari alam (Batu, 1983).
2.2 Ciri-Ciri Ekologi Sungai
Menurut Barus (2002), ekosistem lotik atau sungai dibagi menjadi beberapa. Zona
dimulai dengan zona krenal (mata air) yang umumnya terdapat di daerah hulu dan yang
selanjutnya aliran dan beberapa mata air akan membentuk di pegunungan yang disebut
zona rithal, ditandai relief aliran sungai yang terjal. Adanya perbedaan keterjalan dan
topografi aliran sungai menyebabkan kecepatan arus mulai dari daerah hulu sampai hilir
akan bervariasi. Daerah hulu ditandai dengan kecepatan arus yang tinggi dan kecepatan
arus tersebut akan berkurang pada aliran sungai yang mendekati daerah hilir.
Menurut Odum (1993) menyatakan bahwa, pada umumnya, perbedaan antara aliran air
dan kolam berputar disekitar 3 kondisi :
Arus adalah factor yang paling mengendalikan dan merupakan factor pembatas
di aliran air.
Pertukaran tanah air relative lebih ekstensif pada aliran air yang menghasilkan
ekosistem yang lebih terbuka dan suatu metabolisme komunitas tipe heterotrofik
Tekanan oksigen biasanya lebih merata dalam aliran air dan stratifikasi termal
maupun kimiawi akan dapat diabaikan
2.3 Ciri-Ciri Ekologi Kolam
Kolam adalah daerah perairan yang kecil dimana zona litoralnya relative besar dan
daerah limnetic serta profundal kecil atau tidak ada. Stratifikasi tidak terlalu penting.
Kolam dapat dijumpai di kebanyakan daerah dengan curah hujan yang cukup.Kolamkolam terus-menerus terbentuk, contohnya bila aliran berpindah, meninggalkan bekas
aliran terisolasi sebagai perairan tergenang (Odum, 1993).
Jika kita mengamati kolam secara keseluruhan sebagai suatu ekosistem, maka dapat
dibutuhkan bahwa kolam bukan hanya tempat tumbuhan dan hewan. Akan tetapi,
tumbuhan dan hewan tersebut turut dapat serta membentuk suatu system dalam kolam,
jadi ada hubungan biotic dan abiotic (Batu, 1993).
Ciri-ciri ekologi tawar adalah antara lain variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya
kurang, dan dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Macam kebutuhan yang terbanyak adalah
ganggang, sedangkan yang lainnya adalah tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan
terdapat dalam air tawar. Organisme yang di air tawar biasanya bersel satu dan dinding
selnya kuat (Rifqi, 2009).
2.4 Siklus Hidrologi
Menurut Irwan (1994), sebagian besar (98,6%) terdapat di laut, sebagian lainnya sekitar
1,2 % terdapat di gunung gunung es di kutub, kurang 0,001% air terdapat di atmosfer.
Air hujan jatuh kemana-mana di bumi ini dalam beberapa cara. Sebagian besar ada yang
bertahan untuk sementara di tempat jatuhnya semula(di atas tanah), kemudian kembali
ke atmosfer oleh penguapan (evaporasi) dan transportasi tumbuhan. Sebagian lagi
mencari jalan ke tempat yang lebih rendah dan akhirnya sampai ke sungai yang disebut
air larian. Ada pula yang meresap ke dalam tanah, yang kemudian air tanah.Air tanah
maupun air larian (sungai). Ini pun sebagian akan kembali ke atmosfer melalui
penguapan dan transpirasi tumbuhan. Disini terlihat bahwa air yang ada di atmosfer
selalu dipengaruhi melalui penguapan dan jasa baik tumbuhan.
Bila air hujan jatuh di tanah, segera menguap kembali ke udara. Dari air yang tidak
segera menguap diantaranya ada yang diserap tanaman atau diminum hewan, ada yang
run off (mengalir) pada permukaan tanah menjadi aliran air atau danau dan ada yang
menembus tanah ke tingkat air di bawah. Air pada aliran air dan danau maupun air sub
permukaan kemudian mengalir ke laut. Terdapat evaporasi konstan dari aliran air,
sungai kecil, danau dan laut. Energi untuk evaporasi ini sebagian besar berasal dari
radiasi matahari langsung maupun tidak langsung (Heddy, et al.,1997).
(Google Image, 2014)
2.5 Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan perpindahan energi makanan dari sumberdaya tumbuhan
melalui seri organisme atau melalui jalur makan-memakan (tumbuhan-herbivoracarnivora). Pada setiap tahap pemindahan 80-90% energi potensial hilang sebagai
panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja.
Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa semakin pendek rantai makanan, makin besar
energi tersedia (Heddy et al.,1994). Menurut Resosoedarmo, et al (1990) menyatakan
bahwa, semakin pendek rantai pangan ini semakin dekat jarak antara organisme pada
permukaan dan organisme pada ujung rantai dan semakin besar pula energi yang dapat
disimpan dalam tubuh.
Energi pangan sumberdaya di dalam tumbuh-tumbuhan melalui satu seri organisme
dengan diulang-ulang dimakan dan memakan dinamakan rantai makanan. Rantai-rantai
pangan terdiri dari dua tipe dasar, rantai pangan rerumputan yang mulai dari dasar
tumbuh-tumbuhan hijau herbivora yang merumput dan terus ke karnivora dan rantai
pangan sisa, yang dimulai dari bahan-bahan mati ke mikroorganisme dan kemudian
yang pemakan detrivora dan pemangsanya (Odum, 1993).
Ultraplankton < 2 mm
Megaplankton
3. METODOLOGI
Fungsi Alat
Parameter Fisika
Suhu
Alat yang digunakan dalam praktikum suhu, yaitu:
Thermometer Hg
: untuk mengukur suhu perairan
Stopwatch
: untuk menghitung lama thermometer di
perairan
Tali rafia
: untuk pegangan thermometer
Kecerahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kecerahan, yaitu:
Secchi disk
: untuk mengukur kecerahan air
Tali
: untuk mengikat dan pegangan secchi disk
Karet gelang
: sebagai penanda d1 dan d2
Penggaris
: untuk mengukur kedalaman (d1 dan d2)
Kecepatan Arus
Alat yang digunakan dalam praktikum kecepatan arus, yaitu:
Botol mineral 600 ml
: sebagai pelampung dan pemberat
Stopwatch
: untuk menghitung waktu kecepatan arus
Tali rafia
: sebagai penghubung antar botol (1 dan 2)
Parameter Kimia
pH
Alat yang digunakan dalam praktikum pH, yaitu:
Kotak pH standard : untuk mengetahui pH air kolam dan
sebagai indikator pembanding
Stopwatch
: untuk menghitung waktu yang digunakan
dalam praktikum
DO
Alat yang digunakan dalam praktikum DO, yaitu:
Botol DO 250 ml
: sebagai wadah air sampel
Pipet tetes
: untuk mengambil larutan dalam skala kecil
Statif
: sebagai penyangga buret
Corong
: untuk mempermudah isi ulang larutan
dalam buret
Buret
: sebagai wadah larutan titrasi
Nampan
: untuk tempat alat
Washing bottle
: wadah aquades
CO2
Alat yang digunakan dalam praktikum CO2, yaitu:
Botol air mineral
: sebagai wadah air sampel
Gelas ukur
: untuk mengukur volume air sampel
Pipet tetes
: untuk mengambil larutan dalam skala kecil
Erlenmeyer
: sebagai wadah air sampel
Buret
: sebagai wadah larutan titrasi
Statif
: sebagai penyangga buret
Corong
: untuk membantu isi ulang Na2CO3 dalam
buret
Washing bottle
: wadah aquades
TOM
Alat yang digunakan dalam praktikum TOM, yaitu:
Erlenmeyer
: sebagai tempat mereaksikan larutan
Gelas ukur
: untuk mengukur jumlah air sampel
Pipet tetes
: untuk mengambil Na-Oxalate dalam skala
kecil
Buret
: sebagai wadah larutan titrasi
Hot plate
: sebagai tempat memanaskan air
Statif
: sebagai penyangga buret
Bola hisap
: untuk membantu pipet volume mengambil
larutan
Pipet volume
: untuk memindahkan H2SO4 dalam jumlah
tertentu
Thermometer Hg
: untuk mengukur suhu
Corong
: untuk membantu isi ulang larutan dalam
buret
Washing bottle
: wadah aquades
Amonia
Alat yang digunakan dalam praktikum amonia, yaitu:
Erlenmeyer
: sebagai tempat mereaksikan larutan
Pipet tetes
: untuk mengambil larutan dalam skala kecil
Cuvet
: sebagai tempat larutan yang akan diukur
kadar amonianya dengan spektrofotometer
Rak cuvet
: sebagai tempat meletakkan cuvet
Corong
: untuk membantu memasukkan larutan
Spektrofotometer
: alat untuk mengukur kada amonia dengan
panjang gelombang 425 m
Nitrat
Alat yang digunakan dalam praktikum nitrat, yaitu:
Pipet volume
: untuk memindahakan larutan dalam skala
besar
Beaker glass
: sebagai wadah air sampel yang sudah
disaring
Cawan porselen
: sebagai wadah sampel yang akan
dipanaskan
Spatula
: untuk menghomogenkan kerak nitrat dan
asam fenol disulfonik
Pipet tetes
: untuk mengambil larutan dalam skla kecil
Cuvet
: sebagai wadah larutan
Gelas ukur
: untuk mengukur air sampel yang akan
digunakan
Rak cuvet
: sebagai tempat meletakkan cuvet
Pipet volume
: untuk mengambil larutan dalam skala
tertentu
Bola hisap
: untuk membantu pipet volume dalam
mengambil larutan
Washing bottle
: sebagai wadah aquades
Hot plate
: untuk memanaskan air sampel hingga
membentuk kerak
Spektrofotometer
: alat untuk mengukur kadar nitrat dengan
panjang gelombang 410 m
Orthofosfat
Alat yang digunakan dalam praktikum phospat, yaitu:
Gelas ukur
: untuk mengukur jumlah air sampel
Erlenmeyer
: sebagai tempat mereaksikan larutan
Pipet tetes
: untuk mengambil larutan dalam skala kecil
Cuvet
: sebagai tempat larutan yang akan diukur
Rak cuvet
: sebagai tempat meletakkan cuvet
Spektrofotometer
: alat untuk mengukur kadar nitrat dengan
panjang gelombang 410 m
Washing bottle
: sebagai wadah aquades
Parameter Biologi
Benthos
Alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan benthos, yaitu:
Botol film
: sebagai wadah sampel benthos
Baju kicking
: alat untuk mengambil sampel benthos
Sepatu kicking
: alat untuk mengambil sampel benthos
Jaring kicking
: sebagai alat penangkap benthos
Nampan
: sebagai wadah alat
Pinset
: untuk mengambil benthos
Loop
: untuk mengamati benthos
Buku Presscot
: untuk mengidentifikasi jenis benthos
Perifiton
Alat yang digunakan dalam pengamatan perfiton, yaitu:
Botol film
: sebagai wadah sampel perifiton
Sikat gigi
: untuk mengambil sampel perifiton
Washing bottle
: sebagai wadah aquades
Mikroskop
: untuk mengamati organisme perifiton
Buku Presscot
: buku identifikasi jenis perifiton
Plankton
Alat yang digunakan dalam pengmatan plankton, yaitu:
Botol film
: sebagai wadah hasil menyaring sampel
Planktonet no.25
: untuk menyaring plankton
Tali
: untuk mengikat botol film pada planktonet
Pipet tetes
: untuk mengambil larutan dalam skala kecil
Ember 5 liter
: untuk mengambil air sampel 25 liter
masing-masing 5 liter
Cool box
: sebagai tempat menyimpan sampel
plankton pada suhu 4 C
Mikroskop
: untuk mengamati plankton
Washing bottle
: sebagai wadah aquades
Buku Presscot
: buku identifikasi jenis plankton
Fungsi Bahan
Parameter Fisika
Suhu
Bahan yang digunakan dalam praktikum suhu, yaitu:
Sampel air kolam
: sebagai objek yang diteliti
Kecerahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kecerahan, yaitu:
Air sampel
: sebagai objek yang diteliti
Karet gelang
: sebagai penanda d1 dan d2
Kecepatan Arus
Bahan yang digunakan dalam praktikum kecepatan arus, yaitu:
Sampel air kolam
: sebagai objek yang diteliti
Parameter Kimia
pH
Bahan yang digunakan dalam praktikum pH, yaitu:
Sampel air
: sebagai objek yang diteliti
pH paper
: untuk mengukur pH air
DO
Bahan yang digunakan dalam praktikum DO, yaitu:
Sampel air
: sebagai bahan yang akan diukur Donya
MnSO4
: untuk mengikat oksigen dalam air
NaOH+KI
: untuk membentuk endapan berwarna
coklat (melepas I2)
Na2SO3
0,025 N
: sebagai lautan titrasi
H2SO4
: untuk mengkondisikan asam dan
melarutkan endapan
Amylum
: sebagai pengkondisian suasana basa
Aquades
: sebagai pensteril alat yang digunakan
Kertas label
: sebagai penanda botol DO
CO2
Bahan yang digunakan dalam praktikum CO2, yaitu:
Larutan PP
: sebagai indikator suasana basa dan warna
merah muda atau pink
Sampel air
: sebagai objek yang diukur kadar CO2
Na2CO3 0,454 N
: sebagai larutan titran dalam titrasi
Aquades
: untuk mensterilkan Erlenmeyer
Kertas label
: sebagai penanda botol air mineral
TOM
Bahan yang digunakan dalam praktikum TOM, yaitu:
Air sampel
: sebagai media yang diukur dan diamati
KMnO4
: sebagai oksidator dan pengikat bahan
organik
Na-oxalate 0,01 N : sebagai reduktor
H2SO4
: untuk memepercepat reaksi dan
pengkondisian asam
Aquades
: sebagai faktor nilai y menghitung pelarut
larutan
Amonia
Bahan yang digunakan dalam praktikum amonia, yaitu:
Air sampel
: sebagai sampel yang diukur kadar amonia
Larutan nesseler
: untuk mengikat amonia dan indikator
warna kuning
Kertas label
: untuk menandai
Aquades
: untuk mengkalibrasi alat yang digunakan
Tissue
: untuk membersihkan dan mengeringkan
alat yang sudah dicuci atau sudah bersih
Nitrat
Bahan yang digunakan dalam praktikum nitrat, yaitu:
Asam fenol
: sebagai pelarut kerak nitrat
disulfonik
Aquades
: untuk mengencerkan kerak nitrat
NH4OH
: sebagai indikator warna kuning
Kertas saring
: untuk menyaring air sampel
Air sampel
: sebagai media yang diukur
Kertas label
: untuk menandai sampel
Orthofosfat
Bahan yang digunakan dalam praktikum orthophospat, yaitu:
Amonium molybdate: untuk mengikat fosfat dan mengubah
ammonium menjadi fosfor molybdate
SnCl2
: sebagai indikator warna biru
Air sampel
: sebagai media yang diamati
Aquades
: sebagai kalibrasi alat
Tissue
: untuk membersihkan alat
Parameter Biologi
Benthos
Bahan yang digunakan dalam pengamatan benthos, yaitu:
Air sungai
: sebagai media hidup benthos
Benthos
: objek yang diamati
Alkohol 96%
: sebagai bahan preservasi
Tissue
: untuk membersihkan alat
Perifiton
Alat yang digunakan dalam pengamatan perifiton, yaitu:
Air sungai
: sebagai media hidup perifiton
Perfiton
: objek yang diamati
Larutan lugol
: sebagai bahan preservasi
Aquades
: untuk kalibrasi alat
Tissue
: untuk membersihkan alat
Kertas label
: untuk memberi tanda
Plankton
Alat yang digunakan dalam pengamatan plankton, yaitu:
Air kolam
: sebagai media hidup plankton
Plankton
: objek yang diamati
Larutan lugol
: sebagai bahan preservasi
Aquades
: untuk kalibrasi alat
Tissue
: untuk membersihkan alat
Skema Kerja
Parameter Fisika
Suhu
Kecerahan
dimasukkan ke dalam perairan hingga tidak tampak pertama kali dan ditandai
sebagai D1
ditenggelamkan hingga tidak tampak sama sekali
diangkat perlahan hingga nampak pertama kali dan ditandai sebagai D2
dihitung hasil dengan rumus:
Keterangan :
D = Kecerahan
D1 = panjang tali saat tidak tampak pertama kali
D2 = panjang tali saat tampak pertama kali
Kecepatan Arus
Keterangan:
V = kecepatan arus (S/t)
S = jarak atau panjang tali
t = waktu tempuh
Parameter Kimia
pH
DO
Keterangan:
V titran
= volume titran yang terpakai
N titran
= normalitas titran
8
= Ar dari oksigen (O2)
1000
= jumlah liter air
Volumen botol DO = volume sampel yang digunakan
4
= asumsi air yang tumpah
CO2
Keterangan :
ml titran= volume Na2CO3 yang terpakai saat titrasi
N titran= konsentrasi Na2CO3
ml air sampel= volume air sampel yang digunakan untuk menguji CO2
TOM
salinitas
dihitung nilai TOM dengan rumus :
Keterangan :
X ml
= volume titran yang digunakan untuk air sampel
Y ml
= volume titran yang digunakan untuk aquadest
31,6
= MR
0,01
= konsentrasi Na-Oxalate
1000
= jumlah 1 liter air
ml air sampel = jumlah air sampel yang digunakan
Amonia
dikeluarkan botol larutan blanco dari SEL HOLDER dan diganti dengan botol
sampel yang berisi air sampel amonia
ditekan READ ENTER, ditunggu beberapa saat maka pada layar akan muncul
angka hasil analisa parameter
dicatat hasilnya
Nitrat
yaitu nitrat
ditekan READ ENTER maka pada layar akan muncul nomor program yang
akan diukur
disesuaikan panjang gelombang (410 m) dengan cara memutar pengatur
penjang gelombang
ditekan READ ENTER maka akan muncul Nitrat
ditekan SHIFT TIMER
dimasukkan botol larutan blanco pada SEL HOLDER, jika periodik timer sudah
selesai, ditekan CLEAR ZERO hingga muncul angka 0,00 mg/l (menunjukkan posisi
alat sudah dikalibrasi atau sudah netral)
dikeluarkan botol larutan blanco dari SEL HOLDER dan diganti dengan botol
sampel yang berisi air sampel nitrat
ditekan READ ENTER, ditunggu beberapa saat maka pada layar akan muncul
angka hasil analisa parameter
dicatat hasilnya
Orthofosfat
ditekan READ ENTER maka pada layar akan muncul nomor program yang
akan diukur
disesuaikan panjang gelombang (410 m) dengan cara memutar pengatur
penjang gelombang
ditekan READ ENTER maka akan muncul Nitrat
ditekan SHIFT TIMER
dimasukkan larutan blanco pada SEL HOLDER, jika periodik timer sudah
selesai, ditekan CLEAR ZERO hingga muncul angka 0,00 mg/l (menunjukkan posisi
alat sudah netral)
dikeluarkan botol larutan blanco dari SEL HOLDER dan diganti dengan botol
sampel yang berisi air sampel nitrat
ditekan READ ENTER, ditunggu beberapa saat maka pada layar akan muncul
angka hasil analisa parameter
dicatat hasilnya
Parameter Biologi
Benthos
Pengambilan Sampel Benthos
Perifiton
Pengambilan Sampel Perifiton
Plankton
Pengambilan Sampel Plankton
dikalibrasi atau dicelupkan ke dalam air lokal sampai seluruh permukaan terkena
air kolam
botol film dipasangkan dengan diikat pada ujung planktonet
diambil air sampel menggunakan timba dan disaring menggunakan planktonet
ditambahkan lugol 3 tetes, dan diberi tanda dengan kertas label
Pengamatan Di Laboratorium
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
No
1
Ph
8
DO
12,6 mg/L
CO2 35,92 mg/L
TOM 55,9
Amonia
0,14
Nitrat 0,23
Orthofosfat 0,02
Kecerahan
100%
Kingdom: Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Hirudinea
Famili : Pascicolididae
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Hirudinea
Famili : Piscicolidae
B. Perifiton
Gambar Lokasi Pengambilan Sampel
Stasiun 3
Deskripsi Lingkungan
Cuaca saat praktikum ekologi peraira untuk pengamatan perifiton keadaan
lingkungan pengambilan sampel kondisinya cerah dan berawan, sinar matahari tidak
begitu panas dan udaranya sejuk Karen terdapat pepohonan yang rindang
Waktu pengambilan sampel perifiton pada pukul 09.15 WIB
Deskripsi Lingkungan Sekitar
Pengambilan sampel benthos berada disekitar persawahan, terdapat pepohonan dan
rerumputan. Jalan menuju lokasi pengambilan sampel tanahnya cukup licin
Deskripsi Lingkungan Stasiun
Lingkungan stasiun lokasi pengamatan untuk pengambilan sampel perifiton, sungainya
tidak terlalu lebar ukurannya. Arusnya tidak begitu deras, kedalamannya tergolong
dangkal dan perairannya jernih. Didalam sungai terdapat bebatuan kecil,batu besar,
berlumpur dan berpasir.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
No
1
1
Kingdom : Plantae
Filum :Chlorophyta
Subfilum : Chlorophyceae
Ordo : Zygrematales
Family : Mesotaeniaceae
Genus : Spirotaenia
Spesies : Spirotaenia condensata
Kingdom : Plantae
Filum : Chlorophyta
Subfilum : Chlorophyceae
Ordo : Zygrematales
Family : Mesotaeniaceae
Genus : Roya
Stasiun 3
Deskripsi Lingkungan
Cuaca saat praktikum ekologi perairan untuk pengamatan plankton adalah cerah
berawan, sinar matahari tidak begitu panas dan udaranya sejuk, semilir angin disekitar
lingkungan tempat praktikum.
Waktu pengambilan sampel plankton pada pukul 09.30 WIB
Deskripsi Lingkungan Sekitar
Disekitar lokasi pengambilan sampel terdapat persawahan, sepetak kebun, sungai yang
mengalir dan ada hutan pinus disekitar lokasi kolam.
Deskripsi Lingkungan stasiun
Lingkungan stasiun lokasi pengambilan sampel plankton berada pada kolam buatan
yang terbuat dari semen, yang tedapat inlet outletnya. Airnya jernih, perairannya
dangkal dan terdapat azola di bebatuan pinggir sungai.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
No
1
1
Kingdom : Animalia
Filum : Athropoda
Kelas : Maxilopoda
Ordo : Cyclopoda
Famili : Cyclopidae
Genus : Achanthrocyclops
Spesies : Achanthrocyclops robuchus
Kingdom : Animalia
Filum : Athropoda
Kelas : Maxilopoda
Ordo : Cyclopoda
Famili : Cyclopidae
Genus : Cyclops
Spesies : Cyclopsi thomesi
Kingdom : Animalia
Filum : Athropoda
Kelas : Branchiopoda
Ordo : Dipclostraca
Famili : Chyboridae
Genus : Pleuroxus
Spesies : Pleuroxus striatus
Analisa Prosedur
Parameter Fisika
Suhu
Pada pengukuran suhu yang dilakukan pertama kali di lakukan adalah di siapkan alat
dan bahan yang akan di gunakan di antaranya adalah thermometer Hg untuk mengukur
suhu, stopwatch untuk mengukur waktu dan air sampel sebagai bahan yang di ukur.
Sedangkan pengukurannya yaitu memasukkan thermometer Hg dalam perairan dengan
memegang ujung bagian tali nya selama 2 menit dengan membelakangi matahari.
Agar tidak mempengaruhi suhu air raksa dalam thermometer. Setelah air raksa berhenti
pada skala tertentu angkat thermometer kemudian catat hasilnya. Terakhir di bersihkan
kembali thermometer dengan tissue dan masukkan dalam tempatnya kembali.
Kecerahan
Pada pengukuran kecerahan pertama kali di lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan
yang akan di gunakan diantaranya adalah secchi disk untuk mengukur kecerahan
perairan, penggaris untuk mengukur panjang tali (d1 dan d2), karet gelang untuk
menandai, dan tali untuk mengikat secchi disk. Perairan sebagai bahan yang akan di
DO
Dalam pratikum Ekologi Perairan untuk pengukuran DO, hal pertama yang dilakukan
adalah disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan antara lain botol DO 250 ml
untuk mengambil air sampel yang kan diukur DOnya, pipet tetes untuk mengambil
larutan MnSO4, NAOH+KI, H2SO4 dan amylum dalam skala kecil, buret sebagai tempat
larutan Na2S2O3 untuk titrasi, statif sebagai penyangga buret,corong untuk
memasukkan larutan Na2S2O3 ke dalam buret. Sedangkan bahan yang digunakan
antara lain yaitu air sungai dan air kolam sebagai sampel yang akan diukur kadar
DOnya, MnSO4 2 ml untuk mengikat oksigen , NaOH + KI 2 ml untuk membentuk
endapan coklat dan mengikat I2, H2SO4 untuk pengkondisian asam dan melarutkan
endapan coklat, amylum untuk pengkondisian basa dan sebagai indicator warna ungu,
Na2S2O3 0,025 N sebagai larutan titrasidan tissue untuk membersihkan alat-alat yang
telah digunakan.
, selanjutnya botol DO diisi air sampel dan ditutup saat botol masih dalam perairan dan
jangan sampai timbul gelembung udara lalu diangka. Ditambahkan 2 ml MnSO4 dan 2
ml NAOH + KI, dibolak-balik sampai terjadi endapan coklat. Ditunggu beberapa menit
sampai endapan coklat terbentuk lalu buang air yang bening hingga hanya tersisa
endapan coklat . Tambahkan 2 ml H2SO4 pekat untuk melarutkan endapan coklat dan
dihomogenkan. Tambahkan 3 tetes amylum sebagai indicator warna ungu. Lalutitrasi
dengan Na2S2O3 0,025 N sampai jernih pertama kali. Dicatat banyaknya ml Na2S2O3
yang terpakai (titran). Dihitung dengan rumus :Mula-mula dicatat volume botol DO
yang digunakan. Dibuka tutup botol DO dan dimasukkan botol ke dalam perairan secara
perlahan-lahan dengan posisi 45
Keterangan :
V (titran)
C. CO2
Dalam pratikum Ekologi Perairan untuk pengukuran pH, hal pertama yang dilakukan
adalah disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan antara lainErlenmeyer 50 ml
untuk mereaksikan larutan , pipet tetes untuk mengambil larutan PP, buret sebagai
wadah larutan Na2CO3 0,0454 N, statif sebagai penyangga buret, gelas ukur 50ml untuk
mengukur volume air sampel, 2 ml larutan Na2CO3 0,0454 N sebagai larutan titran dan
mengikat CO2 di perairan, indicator PP sebagai indicator suasana basa, air sungai dan
air kolam sebagai sampel yang akan diukur kadar CO2 nya.
Langkah berikutnya dimasukkan 25 ml air sampel ke dalam Erlenmeyer. Lalu
ditambahkan 5 tetes indicator PP sebagai indicator suasana basa dan dilihat perubahan
warna yag terjadi. Jika air tidak berwarna maka dititrasi dengan Na2CO3 0,0454 N
untuk mengikat CO2 bebas yang ada di sampel sampai warna pink pertama kali, dicatat
ml titran Na2CO3 yang terpakai dan hitung dengan rumus CO2 bebas dengan rumus :
Keterangan :
ml (titran)
=Volume Na2CO3 yang terpakai
N (titran)
=Konsentrasi Na2CO3
22
= Ar CO2
1000 = jumlah liter air
D. TOM
Dalam pratikum Ekologi Perairan untuk pengukuran pH, hal pertama yang dilakukan
adalah disiapkan alat dan bahan. Alat yang digunakan antara lain Erlenmeyer 100 ml
untuk mereaksikan larutan, Buret sebagai wadah larutan titrasi, statif sebagai penyangga
buret, gelas ukur untuk mengukur jumlah air sampel yang digunakan, pipet tetes untuk
mengambil larutan Na-oxalate dengan skala kecil, water bath sebagai tempat
memanaskan air sampel, bola hisap untuk membantu proses pengambilan larutan
dengan pipet volume, thermometer Hg digunakan untuk mengukur suhu air sampel
yang telah dipanaskan.
Sedangkan bahan yang yang digunakan adalah air kolam dan air sungai sebagai sampel
yang akan diukur kadar TOMnya. KMnO4 sebagai indicator dan mengikat bahan organic
Na-oxalate berfungsi sebgai reduktor, H2SO4 untuk mempercepat reaksi dan
pengkondisian asam, aquadest sebagai factor nilai y dalam menghitung pelarut larutan
C langsung menambahkan Na-oxalate 0, 01 N perlahan sampai tidak berwarna lalu
dititrasi dengan KMnO4 KMnO40,01 N samapi terbentuk warna Pink dan dicatat ml
titran yang terpakai (x) ml. kemudian mengambial 50 ml aquadest dengan melakukan
prosedur sepert di atas dengan bahan aquadest dan dicatat titran yang terpakai sebagai
(y) ml. dihitung kadar TOM dengan rumus : C kemudian diangkat, bila suhu telah turun
menjadi 65Lagkah berikutnya mengambil air sampel 25 ml lalu dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer dan menambhakan 4,8 ml KMnO4 0,01 N dan buret, menambahkan 5 ml
H2SO4 , lalu dipanaskan dalam water bath samapi suhu mencapai 75
Keterangan:
X
= volume titran dari larutan sampel
Y
= volume titran dari aquadest
31,6
= 1(2 ) Mr
0,01
= konstanta
1000
= jumlah liter air
ml air sampel = jumlah air sampel yang digunakan
E. Amonia
Dalam pengukuran Amonia di lapangan langkah pertama yaitu disiapkan alat-alat dan
bahan yang digunakan diantaranya backer glass sebagai tempat mencampur larutan,
gelas ukur untuk mengukur air sampel, cuvet sebagai tempat larutan sampel indikator,
pipet tetes digunakan untuk mengambil pereaksi nessler dalam skla kecil, rak cuvet
untuk meletakkan cuvet dan spektrofotometer untuk mengukur parameter dengan
menggunakan panjang gelombang 425 m . Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air
kolam dan air sungai sebagai sampel yang diukur amonianya, pereaksi nessler untuk
mengikat amonia dan indikator warna kuning, tissue digunakan untuk meletakkan pipet
tetes, larutan blanko untuk mengkalibrasi (aquades, alkohol), kertas saring untuk
menyaring air sampel, dan kertas label sebagai penanda. Langkah berikutnya
mengambil 50ml air sampel lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer berukuran 250ml,
menambahkan 1ml larutan nessler kedalam erlenmeyer yang telah berisi air sampel,
didiamkan 10 menit, lalu dimasukkan kedalam cuvet dan dihitung kadar amonia
menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 425 m serta di catat
hasilnya.
F. Nitrat
Langkah awal dalam pengukuran kadar nitrat yaitu disiapkan alat-alat dan bahan yang
akan digunakan diantaranya cawan porselen sebagai tempat kerak nitrat, spatula
sebagai pengaduk larutan supaya homogen, gelak ukur 50 ml untuk mengukur volume
air sampel, pipet tetes untuk mengambil larutan asama fenol disulvonik dan NH4OH,
Washing bottle sebagai wadah aquades,cuvet sebagai wadah larutan yang telah
direaksikan,rak cuvet sebagai tempat cuvet, hotplate untuk memanaskan larutan,
spektrofotometer untuk mengukur kadar nitrat, air sungai dan air kolam sebagai bahan
yang diukur kadar nitratnya , larutan asam fenol disulvonik untuk melarutkan kerak
nitrat, aquades untuk mengencerkan dan mengkalibrasi alat-alat, kertas saring untuk
menyaring air sampel, kertas label untuk menandai sampel pada cuvet , selanjutnya
disaring dengan 25 ml air sampel dengan kertas saring, dan dituangkan kedalam cawan
porselen, diuapkan diatas pemanas (hotplate) sampai terbentuk kerak dan didinginkan.
Lalu ditambahkan 1 ml asam fenol disulvonik untuk melarutkan kerak nitrat diaduk
dengan spatula dan diencerkan dengan aquades sebanyak 25 ml. Setelah itu ditetesi
NH4OH sampai berwarna kuning dan encerkan dengan aquades sampai 25 ml,
masukkan kedalam cuvet dan ditandai dengan kertas label, menghitung kadar nitrat
dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 410 m dan catat
hasil yang diperoleh.
G. Orthofosfat
Dalam praktikum ekologi perairan pada pengukuran Orthofosfat langkah pertama yaitu
disiapkan alat dan bahan, diantaranya adalah erlenmeyer 50 ml untuk mereaksikan
larutan, cuvet sebagai tempat sampel yang akan diuji kadar fosfat, rak cuvet untuk
meletakkan cuvet, pipet tetes untuk mengambil larutan amonia molybdat dan SnCl2,
spektrofotometer untuk mengukur fosfat, larutan ammonium molybdat untuk mengikat
fosfor di perairan, larutan snCl2 sebagai indikator warna biru, air kolam dan air sungai
sebagai air sampel yang akan diuji, kertas label untuk menandai cuvet. Langkah
selanjutnya dimasukkan 25ml air sampel kedalam gelas ukur lalu dituangkan ke
erlenmeyer. Ditambahkan 1 ml larutan ammonium molybdat untuk mengikat fosfat
diperairan dan dihomogenkan. Kemudian dituangkan kedalam cuvet, ditandai dengan
kertas label, lalu ditentukan kadar fosfat dengan spektrofotometer serta dicatat hasilnya.
4.2.3 Parameter Biologi
Benthos
Dalam pratikum Ekologi Perairan untuk pengamatan benthos hal pertama yang
dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan diantaranya botol film sebagai wadah
sempel benthos, tiang jala sebagai alat untuk menyaring organisme, pepet tetes untuk
mengambil larutan alkohol 96%, benthos sebagai sampel , larutan alkohol 96% untuk
mengawetkan sampel benthos, baju kicking sebagai alat untuk mengambil sampel
benthos, sepatu kicking sebagai alat untuk mengambil sampel benthos. Lalu selanjutnya
dipegang tiang jala dengan arah berlawanan arus, diaduk dasar perairan dua kali dengan
memakai baju kicking sambil mendorong jala, diperiksa dalam jala jika terdapat batu
atau ranting dicuci bersih di dalam jala, jala dibalik kearah luar sambil dibersihkan di
dalam air, difilter kearah benthos di wadah atau nampan ke dalam botol film dengan
menggunakan pinset lalu tambahkan alkohol 96% sebagai bahan pengawet, pengamatan
benthos di laboratorium untuk benthos berukuran kecil diamati secara langsung dengan
menggunakan mikroskop okuler atau loop, diamati bentuk serta jenis benthos lalu
dicocokkan dengan buku indentifikasi benthos, dicari filum dan klasifikasinya.
Perifiton
Pada pengamatan perifiton pertama kali di lakukan adalah menyiapkan alat dan
bahannya. Di antaranya yaitu botol film untuk tempat menyimpan sampel, mikroskop
untuk pengamatan objek , objek glass untuk preparat pengamatan, cover glass untuk
penutup objek glass, sikat gigi bekas untuk penggaruk yang memisahkan perifiton yang
menempel pada objek, washing bottle untuk tempat aquades, buku presscot untuk
identifikasi perifiton. Sedangkan untuk bahannya adalah perairan untuk sampel, lugol
untuk preservasi, aquades untuk kalibrasi dan tissue untuk bahan pembersih alat-alat.
Sedangkan pengamatannya mula-mula perifiton di dapatkan dengan cara mengambil
salah satu substrat di dalam lingkungan transek kemudian substrat tersebut di kerik
bagian permukaan nya dengan menggunakan sikat gigi bekas seluas 22 cm2. Kemudian
masukkan dalam botol film dan beri bahan preservasi lugol untuk mengawetkan sampel.
Pada pengamatan di laboratorium pertama membuat preparat terlebih dulu dengan cara
membersihan objek glass dan cover glass dengan aquades kemudian mengambil sampel
yang telah di awetkan tadi menggunakan pipet tetes, kemudian di letakkan pada objek
glass dan tutup dengan cover glass. Kemudian letakkan preparat di bawah mikroskop
untuk pengamatan. Atur perbesaran lensa 100-400 kali pembesaran. Kemudian amati
perifitonnya dan cocokkan bentuk nya dengan buku presscot untuk mengetahui jenis
dan fillum nya. kemudian catat dan gambar pada lembar yang telah di sediakan.
Plankton
Pada pengamatan plankton, alat-alat yang diperlukan adalah botol film, plankonet,
timba, mikroskop, tali, objek glass, cover glass, washing bottle, dan buku identifikasi
presscot. Adapun bahan yang dipakai adalah air kolam, lugol, kertas label, tissue dan
aquadest. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah planktonet dicelupkan
kedalam perairan sampai terkena air seluruhnya, lalu dipasnagkan botol film
diujunganya dan diikat. Air dan diambil dan disaring dengan planktonet. Lalu diberi
bahan preservasi kurang lebih 3 tetes untuk konsentrasi plankton yang tertampung
dalam botol film. Kemudian diberi label dan dimasukan kedalam cool box. Pada
pengamatan plankton di laboratorium sampel awetan diambil dengan memakai pipet
tetes lalu diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100-400 kali perbesaran.
Diamati dan digambar ciri-ciri species yang didapat, dococokan dengan buku identifikasi
atau buku Presscot.
4.3 Analisa Hasil
4.3.1 Rantai Makanan Yang Terjadi
Rantai makanan yang terjadi didalam Ekosistem perairan baik di sungai dan di kolam
saat praktikum Ekologi Perairan di mata air Sumber Awan Singosari. Di kolam terdapat
fitoplankton yang berperan sebagai produsen utama atau produktifitas primer dan
zooplankton sebagai konsumen tingkat saru dan selanjutnya dimakan oleh ikan-ikan
kecil. Sampai ikan ikan besar yang ada dikolam tersebut. Sedangkan di dalam sungai
terdapat perifiton dan benthos yang saling membentuk rantai makanan dan juga
dengan ikan- ikan kecil dan besar di sungai.
Menurut Musa dan Uun (2006), rangkaian rantai makanan terbentuk saat ikan kecil
dimakan oleh yang besar,ikan dimakan burung atau mamalia yang merupakan cross link
diantara rantai makanan atau jarringan makanan. Masing- masing tingkat rantai
makananorganisme akan dimakan oleh predator bergantung masing masing ukuran
organisme, pada tingkat yang lebih rendah ikan dibutuhkan oleh ratusan macroinvertebrate.
4.3.2 Hubungan Tiap Parameter Kualitas Air (Fisika dan Kimia)
bahaya apabila kekeruhan kurang dari 25 cm. Kekeruahan yang menghambat penetrasi
cahaya matahari dalam proses fotosintesis fitoplankton.
Hubungan DO denagn Plankton
Dalam praktikum Ekologi Perairan untuk pengukuran DO di peroleh kandunagn sebesar
19,59 mg/l. Nilai ini termasuk tinggi dan bagus untuk perkembangan organisme
fitoplankton dalam perairan tersebut serta untuk organismse akuatik. Hal ini
menunjukkan bahwa banyak organime Fitoplankton dalam perairan tersebut yang
berfotosintesis dan adanya banyak tumbuhan hijau disekitar kolam.
Menurut Sanusi (2004), dalam Yazwar (2009), nilai DO yang cukup baik bagi kehidupan
organisme akuatik berkisar antara 5,45 7,00 mg/l. Selain itu keberadaan oksigen di
perairan ditemukan oleh kelimpahan fotoplankton. Hal ini erat kaitannya dengan
kandunagn klorofil pada fitoplankton yang menghasilkan oksigen pada proses
fotosintesis (Subarijanti, 1990 dalam Apridayanti, 2008).
5. PENUTUP
Kesimpulan
Dari praktikum Ekologi Perairan dapat disimpulkan bahwa :
Ekologi Perairan adalah ilmu yang mempelajari hubungan organisme dengan
lingkunganya yaitu organisme perairan dan lingkungan akuatik
Kolam adalah daerah perairan kecil dimana zona litoralnya relatif besar dan
daerah limnetiknya secara profundal kecil bahkan tidak ada.
Sungai dicirikan dengan adanya arus yang searah dan relatif kencang dengan
kecepatan pada saat praktikum diperoleh berkisar 0,3-0,45 mg/s, serta sangat
dipengaruhi oleh waktu, iklim dan cuaca serta pola drainase
Siklus hidrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi
Benthos merupakan makhluk hidup yang melekat atau sedang beristirahat pada
dasar perairan atau yang hidup didasar sedimen perairan
Perifiton adalah organisme yang hidup menempel pada subtrat yang tenggelam
seperti batu, kayu dan subtrat lainnya
Plankton adalah orgaisme yang hidup melayang dalam perairan, pergerakannya
sedikit atau tidak sama sekali dan sangat dipengaruhi oleh arus, organisme halus dan
dapat pula disebut jasad-jasad renik
Dalam praktikum ini, benthos yang banyak ditemukan adalah dari famili
piscicolides dengan species Spirotaenia condensata dan Roya obtusa. Sedangkan untuk
plankton yang ditemukan adalah Acanthrocylops robustus, Diocyclops thomasi dan
Plevroxus striatus
Faktor fisika yang mempengaruhi kualitas air pada sungai dan kolam yaitu suhu,
urus dan kecerahan
Faktor kimia yang mempengaruhi kualitas air pada sungai dan kolam yaitu PH,
DO, CO2, Nitrat, Amonia, Orthofosfat dan TOM
5.2
Saran
Pada praktikum Ekologi Perairan disarankan kepada praktikan agar :
Lebih teiliti dan berhati-hati saat mengambil sampel agar data yang didapat lebih
tepat
Lebih teiliti didalam melakukan pengmatan di Laboratorium agar hasil yang
didapatkan lebih valid
Lebih teliti didalam melakukan perhitungan agar hasil yang di dapat lebih tepat
dan benar
Berhati-hati didalam menggunakan perlatan praktikum baik di lapang maupun di
Laboratorium.