Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di
kehidupan
saat
ini,
tentu
kita
menggunakan
oleh
mesin
atau
alat-alat
mekanis
yang
oleh
peralatan
atau
mesin
yang
sedang
menimbulkan
ketidaknyamanan
gangguan kesehatan
terhadap
tenaga
kerja
atau
apabila
pada
cara
melakukan
suatu
mesin
perhitungan
dengan
getaran
menggunakan
vibration meter ?
3. Bagaimana cara membaca spectrum getaran dari hasil
pengukuran dan pengambilan variabel pada vibration
meter ?
I.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum ini adalah :
TIU
TIK
:
1. Mampu memahami kecepatan getaran (velocity),
percepatan (acceleration) dan perubahan vector
(displacement).
2. Mampu melakukan pengukuran getaran mekanis
dengan menggunakan Vibration Meter.
3. Mampu membaca
pengukuran
spectrum
getaran
dari
hasil
BAB II
DASAR TEORI
II.1. Definisi Getaran
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011, getaran adalah gerakan yang teratur dari
benda
atau
media
dengan
arah
bolak-balik
dari
kedudukan
3. Getaran Kejut adalah getaran yang berlangsung secara tiba-tiba dan sesaat.
vibration
meter
ini.
Cara
yang
dapat
dilakukan
dengan
membaca
Assesment
Diagram
for
Vibration.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
III.1. Peralatan
Pada pengukuran getaran mekanis menggunakan alat yang disebut
dengan vibration meter. Vibration meter didesain untuk melakukan
pengukuran getaran mekanis secara konvesional, khususnya untuk pengujian
pada mesin berotasi dan beresiprocating. Ini tidak hanya digunakan untuk
pengujian percepatan (acceleration), kecepatan (velocity), dan perubahan
vector/ letak (displacement), tetapi juga dapat menunjukkan diagnosis
kegagalan secara sederhana.
Range Pengukuran :
Percepatan (Acceleration) : 0,1 m/s - 392 m/s
Kecepatan (Velocity)
: 0,01 cm/s 80 cm/s
Perpindahan vector/letak
: 0,001 mm 10mm
Range Frekuensi :
Percepatan (Acceleration)
untuk memulai
MEAS
pengukuran dan untuk mengakhiri
pengukuran. Tombol C untuk
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
IV.1. Analisa
: Bengkel Perkakas
Tanggal Pengukuran
: 27 Maret 2014
Team Pengukur
: 1. Eni Halimatus S
2. Afifah Mutiara
Mesin yang diukur
1. Mesin Gerinda
2. Mesin Bor
Layout Bengkel Perkakas
Mesin Gerinda
Tempat Mesin
Membubut
Tempat mengikir
Mesin Freis
B
O
R
Meja Dosen
Mesin Scraf
Gambar 4.1. Layout Bengkel Perkakas
(sumber: Data Primer)
Dari Gambar 4.1 tersebut, mesin yang diukur getarannya kami beri tanda
Dari praktikum yang telah kita lakukan kita dapat
memperoleh hasil pengukuran seperti yang tertera pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran
Perpindah
Lokasi
Percepatan
Kecepatan
Pengukuran
(m/s2)
(cm/s)
0,16
0,022
0,0330
0,018
0,0231
an Letak
(mm)
Mesin Gerinda
0,16
0,16
0,020
0,0276
0,096
0,0313
0,096
0,0330
0,16
0,052
0,0234
0,15
0,019
0,0271
0,15
0,067
0,0196
0,20
0,030
0,0333
0,16
Nilai
0,16
Maksimum
Mesin Bor
Nilai
0,20
0,067
0,0333
Maksimum
(Sumber: Hasil Pengukuran Getaran Mekanis, 2014)
Tabel diatas akan digunakan untuk mengidentifikasi
kemungkinan adanya kerusakan pada mesin tersebut dilihat
dari beberapa variabel seperti frekuensi, velocity mesin,
displacement
mesin,
dan
acceleration
mesin
kemudian
kami
menyesuaikan
dengan
grafik
Assesment
masih
aman
untuk
digunakan
atau
butuh
IV.2. Pembahasan
Berikut ini akan dilakukan identifikasi setiap mesin yang diukur:
1. Mesin Gerinda
Lokasi
Percepatan
Kecepatan
Pengukuran
(m/s2)
(cm/s)
0,16
0,022
Perpindah
an Letak
(mm)
0,0330
0,16
0,16
0,16
0,16
Nilai
0,018
0,020
0,096
0,0231
0,0276
0,0313
0,096
0,0330
Maksimum
(Sumber: Hasil Pengukuran Getaran Mekanis, 2014)
2. Mesin Bor
Lokasi
Percepatan
Kecepatan
Pengukuran
(m/s2)
(cm/s)
0,16
0,052
Perpindah
an Letak
(mm)
0,0234
0,15
0,019
0,0271
0,15
0,067
0,0196
0,20
0,030
0,0333
Nilai
0,20
0,067
0,0333
Maksimum
(Sumber: Hasil Pengukuran Getaran Mekanis, 2014)
Bor yang terdapat banyak serpihan saat sudah digunakan sehingga berpotensi
menjadi kerak yang membuat mesin tidak bekerja optimal.
Maintenence mesin dilakukan secara teratur seperti pelumasan pada daerah
mesin yang terpapar getaran dan menghindari aus pada gerigi mesin. Karena
untuk menjaga kestabilan misalnya pada gerigi-gerigi mesin bubut, freis dan
mesin lain agar tetap normal gerakan mesin saat digunakan pada waktunya.
Memasang alat isolasi getaran pada mesin ganda sehingga nilai getaran akan
turun dan mesin tidak berpotensi membahayakan pengoperasi pada saat
mesin di jalankan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
V.2. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, kami memiliki saran
agar praktikum selanjutnya dapat berjalan lebih baik lagi. Berikut adalah saran
yang kami berikan :
1. Saat mengukur velocity, acceleraton, dan displacement, penempatan
vibration meter harus benar-benar diletakkan pada sumber getaran
agar mendapat hasil yang tepat.
2. Memeriksa vibration meter terlebih dahulu sebelum memulai
praktikum agar tidak mengganggu praktikan saat melakukan
praktikum. Apabila alat tersebut rusak segera ditukarkan sebelum
memulai praktikum.
3. Teknisi harus melakukan perawatan secara rutin terhadap mesinmesin tersebut.
4. Teknisi harus melakukan pengecekan terhadap mesin sebelum dan
sesudah dilaksanakan praktikum agar terhindar dari bahaya apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Harrington, J. M. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC..
Megasari, A dan Santiasih, I. 2007. Modul Pengukuran Lingkungan Kerja, PPNS
ITS.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011
tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Fisik dan Kimia di Tempat Kerja.
Salim. 2002.Green Company. PT Astra Internasional Tbk. Jakarta : Indonesia
SNI 16-7054-2004.
The Liang Gie. 1992. Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan Negara. Erlangga, Jakarta :
Indonesia