Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
Nasional karena menyentuh hampir din semua aspek kehidupan. Pembangunan sangat
terkait dan dipengarui oleh aspek demografi/ kependudukan, keadaan dan pertumbuhan
ekonomi perkembangan lingkungan fisik dan biologic. Keberhasilan pembangunan
kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator yang digunakan untuk memantau
perkembangan derajat kesehatan seperti angka kesakitan serta kematian ibu dan bayi.
Sistem Informasi Kesehatan merupakan suatu tatanan yang mencakup komponen
masukan ( input ) yang berpa data tentang kesehatan dan yang terkait, komponen proses
dan komponen keluaran ( output ). Informasi Kesehatan dan yang terkait digunakan
sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam
menejemen

kesehatan

dilakukan

untuk

perumusan

kebijakan,

perencanaan

strategis,menejemen operasional dan menejemen transaksi.


Dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pada abad 21 yang merupakan era
informasi dan globalisasi serta menuntut percepatan arus informasi dan kecanggihanya
maka pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. Dewasa ini perlu semakin
dimantapkan dan dikembangkan. Hal ini akan mendukung pelaksanaan menejemen
kesehatan dan pengembangan upaya upaya kesehatan demi peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Salah satu keluaran dari informasi kesehatan yang dikembangkan
saat ini adalah profil kesehatan.
Pengertian Puskesmas adalah unit fungsional dari Dinas Kesehatan kota/Kabupaten,
dan diberi tanggung jawab sabagai pengelolah kesehatan bagi masyarakat tiap wilayah
Kecamatan dari Kota/Kabupaten. Puskesmas juga merupakan unti pelaksana tekhnis

Dinas Kesehatan Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan


kesehatan diwilayahnya.
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya
Kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang
keduanya jika ditinjau dari system kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional, dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya Kesehatan Wajib terdiri dari:
a. Upaya Promosi Kesehatan
Kegiatan :
Promosi hidup bersih dan sehat
Indikator:
- Tatanan sehat
- Perbaikan perilaku Sehat
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
Kegiatan:
Penyehatan pemukiman
Indikator :
- Cakupan air bersih
- Cakupan jamban keluarga
- Cakupan SPAL ( Saluran Pembuangan Air Limbah)
- Cakupan rumah sehat
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Bencana
Kegiatan :
- ANC
- Pertolongan persalinan
- MTBS
- Imunisasi
- KB
Indikator :
- Cakupan K1 dan K4
- Cakupan Linakes
- Cakupan MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit )
- Cakupan imunisasi

- Cakupan MKET
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan:
- Distribusi Vit A/ Fe/ yodium
- PSG
- Promosi Gizi
Indikator :
- Cakupan Vit A/ Fe/ yodium
- % Gizi Kurang/ Gizi Buruk
- % Kadarzi
- SKDN
e. Upaya pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Kegiatan :
- Diare
- ISPA
- Malaria
- Tubercolosis
Indikator :
- Cakupan Kasus Diare
- Cakupan Kasus ISPA
- Cakupan Pneumonia Balita
- Cakupan Kasus Malaria
- Cakupan Kelambunisasi
- Cakupan Penemuan Kasus Angka Penyembuhan
f. Upaya Pengobatan :
Kegiatan :
- Medik dasar
- UGD
- Laboratorium sederhana
Indikator :
- Cakupan pelayanan
- Jumlah kasus yang ditangani
- Jumlah pemeriksaan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan dimasyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan ini
terdiri dari:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
Kegiatan :

UKS/ UKGS ( Usaha Kesehatan Sekolah/ Usaha Kesehatan Gigi Sekolah )


Indikator:
- Jumlah sekolah dengan kegiatan UKS dan UKGS
- % Sekolah Sehat
b. Upaya kesehatan olah raga
Kegiatan :
Memasyarakatkan olah raga untuk kesehatan
Indikator :
- Jumlah Kelompok Senam
- Jumlah Klub Jantung sehat
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

d.

e.

f.

g.

h.

Kegiatan :
- Kunjungan rumah
- Konseling
Indikator :
% keluarga rawan yang dikunjungi
Upaya Kesehatan kerja
Kegiatan :
memasyarakatkan norma sehat dalam bekerja
Indikator :
- % Pos UKK
- Tingkat perkembangan pos UKK
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Kegiatan :
Poliklinik Gigi
Indikator :
Jumlah kasus gigi
Upaya Kesehatan Jiwa
Kegiatan :
Konseling
Indikator :
Jumlah kasus penyakit jiwa
Upaya Kesehatan Mata
Kegiatan :
Mencegah kebutaan
Indikator :
- Jumlah penderita katarak yang dioperasi
- Junmlah kelainan visus yang dikoreksi
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Kegiatan :
Memasyarakatkan perilaku sehat di usia lanjut
Indikator :
% posyandu usila, tingkat perkembangan posyandu usila

i. Upaya Pembinaan Obat Tradisional


Kegiatan :
Membina pengobatan tradisional yang rasional
Indikator :
- Jumlah sarasehan battra
- Jumlah battra yang dibina
Manajemen Perencanaan Puskesmas
Untuk menunjang pelaksanaan program dan fungsinya, puskesmas memerlukan suatu
sistem manajemen yang memadai, baik untuk mendiagnosis masyarakat wilayah
kerjanya, memenuhi kebutuhan logistic, perencanaan, monitoring, dan evaluasinya,
maupun untuk menadaptasi perubahan lingkungan kerjanya, tuntutan masyarakat,
perkembangan teknologi dan sebagainya.
Adapun sistem manajemen yang dilakukan di Puskesmas adalah: Perencanaan tingkat
Puskesmas, lokakarya mini puskesmas, sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas, monitoring bulanan, dan tata usaha puskesmas.
Pengendalian dan pertanggungjawaban
Dalam rangka pengendalian dan pertanggungjawaban puskesmas, maka dilakukan
monitor dan evaluasi terhadap Input, proses dan outcome. Adapun proses
pelaksanaannya disebut dengan evaluasi kinerja puskesmas.

Pengertian Perencanaan

Secara umum, perencaaan (planning) dapat dikatakan sebagai suatu proses penyusunan
yang sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan kegiatan kesehatan/Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) merupakan
usaha untuk merinci kegiatan-kegiatan upaya kesehatan dalam mengatasi masalahmasalah kesehatan yang ada dan menetapkan alokasi sumber daya se-efisien mungkin
dalam rangka mencapai status kesehatan masyarakat yang dikehendaki, dalam periode
tertentu pada masa yang akan datang.
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) merupakan suatu proses kegiatan yang
sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan pada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan
setempat.
Secara umum PTP ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen
puskesmas untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Secara khusus PTP ini bertujuan agar dapat disusunnya Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) Puskesmas yang akan dilaksanakan pada bulan/tahun berikutnya dalam
menanggulangi masalah kesehatan prioritas dalam wilayah kerjanya sesuai dengan
petunjuk teknik dari Pemerintah Kota Bandar Lampung.

1.2 Tujuan Dan Manfaat


Tujuan disusunnya Perencanaan Tingkat Puskesmas Rawat Inap Kota Karang tahun
2016 adalah:
1. Tujuan Umum
Tersedianya data yang dapat digunakan untuk merencanakan kegiatan kegiatan
tahunan yang akan datang dan untuk mengevaluasi pencapaian program kesehatan
di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran tentang cakupan program yang akan dilaksanakan di
wilayah Puskesmas Rawat Inap Kota Karang selama kurun waktu 1 tahun.
b. Menyediakan data dan informasi tentang pembangunan kesehatan di Wilayah
kerja Puskesmas Rawat Inap Kota Karang.
c. Sebagai sarana untuk melaporkan kinerja, alat evaluasi dan bahan untuk membuat
perencanaan tingkat puskesmas ditahun berikutnya.
d. Mampu melakukan manajemen program sesuai dengan masalah prioritas yang
diperoleh dari analisis program kesehatan di wilayah Puskesmas Kota Karang,
Kecamatan Teluk Betung TimurKota Bandar Lampung.
Manfaat dari Perencanaan Tingkat Puskesmas ini antara lain adalah :
1. Memberikan informasi dan sebagai salah satu bahan masukan dan pertimbangan
dalam upaya penentuan dan pelaksanaan program kesehatan dan merencanakan
program-program kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Kota Karang, serta
penanggulangannya sebagai pembuat keputusan dalam menentukan arah
program sesuai dengan permasalahan dan sumber daya yang ada.
2. Sebagai media informasi dan sarana untuk merencanakan pencapaian cakupancakupan program kesehatan yang ada di Puskesmas rawat inap Kota Karang
yang dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal.
3. Dapat mengembangkan kemitraan dengan institusi lain yang terlibat dalam
bidang perencanaan kesehatan, baik untuk kegiatan penelitian maupun
pengembangan.
1.3 Visi dan Misi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kota Karang


adalah tercapainya Kecamatan Teluk Betung Timur Sehat. Kecamatan Teluk Betung
Timur Sehat Sejahtera adalah gambaran masyarakat Kecamatan Teluk Betung Timur
masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat
yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajad kesehatan yang setinggi-tingginya.
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kota Karang
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan Kota Bandar Lampung, misi
tersebut adalah :
1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas
Kota Karang
2. Mendorong Kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah
kerja Puskesmas Kota Karang
3. Memeliharan dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kota Karang akan
selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat
4. memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungan diwilayah kerja puskesmas Kota Karang.

BAB II
ANALISIS SITUASI UMUM
2.1

Data Umum

2.1.1

Peta Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Karang berada di kelurahan Kota Karang, yang berada


dalam wilayah Kecamatan Teluk Betung Timur, dengan batas wilayah di
sebelah :
Utara
Selatan
Barat
Timur

: Kelurahan Sukarame II
: Teluk Lampung
: Kelurahan Keteguhan
: Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Teluk Betung Selatan

Secara georafis wilayah kerja Puskesmas Kota Karang merupakan daerah


pesisir dan pegunungan. Tiga Kelurahan yang terletak di pinggir pantai
yaitu: Sukamaju, Keteguhan dan Kota Karang. Sedangkan wilayah di
pegunungan yaitu : Kelurahan Keteguhan dan Sukarame II.
Secara administrasi Kecamatan Teluk Betung Timur membawahi 6
( enam ) kelurahan, yaitu :
1. Kota Karang
2.

Kota Karang Raya

3.

Perwata

4.

Keteguhan

5.

Sukamaju

6. Way Tataan
Kependudukan
Proporsi usia produktif penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang
adalah:
30-45 %.
No
.
1.
2.
3.

Kelurahan

Luas Wilayah (Ha)

Jumlah Penduduk

Kota Karang
Kota Karang Raya
Perwata
Total

57
32
40
97 Ha

12.027
5.524
4.760
22.311 Jiwa

Keadaan Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
Kecamatan Teluk Betung Timur terletak diwilayah pesisir dan dapat dijangkau
oleh kendaraan roda empat dan roda dua dengan suhu udara 320C serta curah
hujan antara 400-2000 mm/tahun.
b. Lingkungan Sosial Ekonomi
Untuk tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Kota Karang adalah
mayoritas lulusan SD. Untuk mata pencaharian pada umumnya adalah nelayan,
tukang dan buruh.
Sejarah Puskesmas Kota Karang

10

Puskesmas Kota Karang didirikan pada tahun 1985 yang pada waktu itu hanya
terdiri dari 3 puskesmas pembantu yaitu :
- Puskesmas Pembantu Sukarame II
- Puskesmas pembantu Sukamaju
- Puskesmas Pembantu Negeri Olok Gading
Selanjutnya puskesmas pembantu bertambah 3 Unit lagi :
-

Puskesmas Pembantu Batu Putu

Puskesmas Pembantu Keteguhan

Puskesmas Pembantu Kuripan

Sehingga pada waktu itu puskesmas pembantu menjadi 6 Unit. Kemudian setelah
adanya perubahan wilayah kelurahan, puskesmas pembantu menjadi 8 Unit terdiri
dari :
-

Puskesmas Pembantu Sukarame II

Puskesmas Pembantu Sukamaju

Puskesmas Pembantu Negeri Olok Gading

Puskesmas Pembantu Batu Putu

Puskesmas Pembantu Keteguhan

Puskesmas Pembantu Kuripan

Puskesmas Pembantu Bakung

Puskesmas Pembantu PPI Lempasing

Hingga saat ini Puskesmas Kota Karang telah mengalami perkembangan dalam
berbagai bidang antara lain :
1. Perbaikan gedung pada tahun 1998
2. Sudah dapat melaksanakan 18 program pokok puskesmas
3. Semakin meningkatnya jumlah pengunjung

11

Karena ada perubahan wilayah pada akhir 2001 Puskesmas Pembantu Batu Putu
menjadi Pustu Sumur Batu jadi yang ada di wilayah Kota Karang menjadi 7 Unit
Pustu yaitu :
-

Puskesmas Pembantu Sukarame II

Puskesmas Pembantu Negeri Olok Gading

Puskesmas Pembantu Kuripan

Puskesmas Pembantu Bakung

Puskesmas Pembantu Keteguhan

Puskesmas Pembantu Sukamaju

Puskesmas Pembantu PPI Lempasing

Pada tanggal l2 Februari tahun 2005 Puskesmas Kota Karang ditingkatkan


statusnya menjadi Puskesmas Rawat Inap. Dan pada tahun 2008 Pustu Sukamaju
dirubah menjadi Puskesmas Rawat Inap, sehingga Kecamatan Teluk Betung
Timurmemiliki 2 Puskesmas Rawat Inap yaitu
Puskesmas Rawat Inap Kota Karang dan Puskesmas Rawat Inap Sukamaju.
Puskesmas Rawat Inap Kota Karang membawahi 4 Kelurahan dan memiliki 2
Puskesmas Pembantu ( Pustu ).
Sejak berdiri sampai sekarang, Puskesmas Rawat Inap Kota Karang telah
mengalami pergantian pimpinan antara lain :
1. dr. Timotius Bunawan

Tahun 1986

2. dr. Lutfi Gatam

Tahun 1987

3. dr. Lisman Gaya Datuk Simorasati

Tahun 1988

4. dr. Toni Adi Marwan

Tahun 1989

5. dr. Sukarliono

Tahun 1990

6. dr. Asep Syaiful Karim

Tahun 1992

12

7. dr. Endang Sri Haryanti

Tahun 1993

8. dr. Eravita W. Samil

Tahun 1996

9. drg. M. Fairizal Idwan

Desember 1999 - Agustus 2006

10. dr. Hj. Hilda Fitri

Agustus 2006 - Februari 2008

11 dr. Hj. Susi Kania

Februari 2008 - Sekarang

Batas-batas wilayah
Puskesmas Kota Karang berada di kelurahan Kota Karang, yang berada dalam
wilayah Kecamatan Teluk Betung Barat, dengan batas wilayah di sebelah :
Utara
: Kelurahan Sukarame II
Selatan
: Teluk Lampung
Barat
: Kelurahan Keteguhan
Timur
: Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Teluk Betung Selatan
Secara georafis wilayah kerja Puskesmas Kota Karang merupakan daerah pesisir
dan pegunungan. Tiga Kelurahan yang terletak di pinggir pantai yaitu: Sukamaju,
Keteguhan dan Kota Karang. Sedangkan wilayah di pegunungan yaitu : Kelurahan
Keteguhan dan Sukarame II.
Secara administrasi Kecamatan Teluk Betung Timur membawahi 8 ( delapan )
kelurahan, yaitu :
1. Kota Karang
2.

Kota Karang Raya

3.

Perwata

4.

Keteguhan

5.

Sukamaju

6. Way Tataan

13

2.1.2

Data Sumber Daya

Sumber Daya Manusia Puskesmas Kota Karang tahun 2016:


No.
Jenis Tenaga
PUSKESMAS INDUK
1. Dokter Umum
2. Dokter Gigi
3. D III Keperawatan
4. S1 Keperawatan
5. Perawat Gigi
6. Bidan PTT
7. D III Kebidanan
8. D I Kebidanan
9. D III Sanitarian
10. Apoteker
11. Asisten Apoteker
12. Pelaksana Gizi
13. Pekarya Kesehatan
14. D III Analis Kesehatan
15. D III Kebidanan
16. D III Keperawatan
17. D III Analis Kesehatan
18. Tenaga Administrasi dan Loket
19. Tenaga Kebersihan
20. Pengemudi

2.1.3

Jumlah

Ket

3
1
5
1
1
3
4
1
1
1
1
1
2
1
7
4
1
6
2
1

PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PTT
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
TKS
TKS
TKS
TKS
TKS
TKS

Sumberdaya Obat Dan Perbekalan Farmasi Lainnya

Perbekalan farmasi terdiri dari obat-obatan, perbekalan farmasi untuk keperluan


kesehatan gigi (seperti klor etil, amalgama dan lainnya), perbekalan farmasi untuk
kebidanan (seperti pil KB, dan alat kontrasepsi lainnya), perbekalan untuk
keperluan tindakan medis BP umum (seperti benang cut gut, kasa pembalut, dan

14

lainnya), dan perbekalan untuk keperluan laboratorium (seperti benedict, larutan


asam sulfosalisilat, dan lainnya).
Sedangkan sumber perbekalan farmasi berasal dari Program Jaring Pengaman
Sosial/JPS (PD-PSEBK & KS), perbekalan farmasi untuk Pelayanan Kesehatan
dasar (PKD), ASKES, dan perbekalan farmasi dari Program Kesehatan lainnya.
Adapun pengadaan (pengambilan) perbekalan farmasi dilakukan di Gudang
Farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dimana waktunya sesuai dengan
sumber dari perbekalan tersebut. Untuk perbekalan farmasi dari PKD-ASKES
diadakan 3 bulan sekali (4 kali setahun), Untuk perbekalan dari PD-PSEBK & KS
diadakan 6 bulan sekali (2 kali setahun), dan perbekalan dari program kesehatan
lainnya disesuaikan dengan pelaksanaan program kesehatan tersebut.
2.1.4

Peralatan Kesehatan

Adapun peralatan kesehatan meliputi peralatan medis umum (seperti: stetoskop,


tensimeter, bermacam-macam pinset, tang dan lainnya), peralatan untuk kesehatan
gigi (seperti tang, bor, kursi gigi, dan lainnya), peralatan kebidanan (seperti:
doppler, bed ginekolog, dan lainnya), Peralatan laboratorium (seperti Haemometer
set, haemocytometer set, mikroskop dan lainnya).
2.1.5

Sumber Pembiayaan

Adapun sumber daya keuangan Puskesmas Kota Karang untuk tahun 2016 adalah
dana Kapitasi BPJS, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dan APBD.
( Sumber pembiayaan terlampir )
2.1.6

Data sarana dan Prasarana

Sarana Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Karang

15

Tahun 2016
No

Nama Tempat Pelayanan

Jumlah

Puskesmas Induk Kota Karang

Bidan Praktek Swasta

Poskeskel

Apotek

Dokter praktek swasta

Posyandu

18

2.1.7

Data Peran Serta Masyarakat


PSM
Posyandu
Kader

2.1.8

Jumlah
18
90

Data Penduduk dan Sasaran Program Tahun 2016

Kelurahan
No

Sasaran

Jumlah
Kota

Kota Karang

Karang

Raya

Perwata

Bayi

146

91

99

336

Balita

725

454

429

1.608

Anbal

580

362

393

1.335

16

Apras

335

209

227

771

Anak Usia

1861

1164

1263

4.288

558

349

379

1.286

167

105

113

385

33

21

23

77

153

96

104

353

291

182

198

671

1629

1019

289

2.937

279

174

189

642

16

10

11

37

510

319

346

1.175

258

161

175

594

47

29

32

108

Sekolah

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Remaja
PUS
Bumil
Buresti
Bulin
Busui
WUS
Batita
BBLR
Lansia (45-59 Th)

16
17

Lansia (60-69 Th)


Lansia (>=70 Th)

2.1.9

Data Sekolah

17

Kelurahan

Luas

Jumlah

Wilayah

Pendud

(ha)

uk

Jumlah Sekolah
TK

SD/MI

SLTP/MT

SLTA/MA

S
1

Kota

57

Karang
2

Perwata
TOTAL

21.956
40

4.207

2098

38.409

2.1.10 Data Kesehatan Lingkungan


JENIS
Rumah Sehat
TTU
Tempat Pembuangan Sampah
Sarana Air Bersih
Jamban Keluarga
Sistem Pembuangan Air Limbah

2.2

Data Khusus

2.2.1

Status Kesehatan

JUMLAH

a. Jumlah Kematian Ibu Tahun 2011 s/d 2015


Pada tahun 2015 ada 1 kasus kematian ibu.

18

DATA KEMATIAN IBU


PUSKESMAS KOTA KARANG
TAHUN 2011 S/D 2015
JUMLAH
2
1
1
0

0
2011

0
2012

0
2013

0
2014

2015

b. Grafik Jumlah Kematian Bayi Tahun 2011 s/d 2015

DATA KEMATIAN BAYI & BALITA


PUSKESMAS KOTA KARANG
TAHUN 2011 S/D 2015
15

13

JUMLAH
8

10

5
0
2011

2012

2013

2014

2015

Sumber : Program Kesga Puskesmas Kota Karang

19

d. Pendataan Bumil Dan Bayi/Balita Tahun 2015

PENDATAAN BUMIL, BAYI DAN BALITA


PUSKESMAS KOTA KARANG
TAHUN 2015

1521

JUMLAH

1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0

180

BUMIL

BAYI/BALITA

e. Grafik Cakupan (%) Balita Ditimbang (D/S) & (N/D) Tahun 2015

20

PENCAPAIAN PERSENTASI D/S DAN N/D BALITA


PUSKESMAS KOTA KARANG
BULAN JANUARI D/S DESEMBER 2015
100
88.9

90

89.3

86.4

82

80

90

79

87.4

89.2

87.7

90.08
86.4

84.9

84

81.8
77.7

80.6

80.3

78.2
76

70
63.4

60

89.3

87.2

63.9

58.4

D/S
50

N/D

40
30
20
10
0

g. Grafik Jumlah Balita BGM PKM Kota Karang Tahun 2015

21

12

JUMLAH KASUS BGM


PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG
TAHUN 2015
12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12
10
8
6
4
2
0

h. Grafik Cakupan Pencapaian KADARZI Tahun 2015


PENCAPAIAN KADARZI
PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG
TAHUN 2015
JUMLAH KK
700

FREKWENSI PENIMBANGAN
648

648 648

ASI EXLUSIF

648

600

508
568
456
500 BERYODIUM BERANEKA
GARAM
RAGAM MAKANAN

SUPPLEMEN

400
300
200
KADARZI
100
0
1

i.

Grafik Cakupan PENCAPAIAN PEMBERIAN VIT A NIFAS & FE Tahun 2015

22

PENCAPAIAN PEMBERIAN VITAMIN A NIFAS DAN FE


PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG
JANUARI s/d DESEMBER 2015
60

5151

50

4949

4848

5050

5050

5252

5050

4141

VIT A

40
30

5151

FE

3333

2828
2222

20
10
0

j.

Grafik PENCAPAIAN PENDISTRIBUSIAN FE PADA BUMIL Tahun 2015

PENCAPAIAN PENDISTRIBUSIAN FE PADA BUMIL


PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG
BULAN JANUARI S/D DESEMBER 2015
70
58

60

51

50
40

35

40
38

63

59

54

51

45

50
48

54
53

60 58
60

56
49

58
50
42
42

FE 1
FE 3

30

30
20
10
0

23

k. Grafik Cakupan KUNJUNGAN ANTENATAL K1 dan K4 Tahun 2015

CAKUPAN DATA K1 & K4


PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG
BULAN JANUARI S/D DESEMBER 2015
120
P
R
O
S
E
N
T
A
S
E

l.

100
80
60
40

14.4
12.4
7.7
20 8.9

80.6
K1
43.2

33.7
29.8

38

51.5

88.8

104.1
97.1 92.8

76.4

86.1

66.4
60.4 62.1
K4
56.4

46.4

55.4

24
20.8

GRAFIK CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH NAKES


(LINAKES) &LINDUKUN TAHUN 2015

24

CAKUPAN LINAKES & LINDUKUN


PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG
BULAN JANUARI S/D DESEMBER 2015

P
R
O
S
E
N
T
A
S
E

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

LINAKES

41

32.1
7.8

48

58.1

67.2

76

84.9

90.7 86.9

LIN DUKUN

21.5

12.2

m. GRAFIK CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL KN1 & KN 2TAHUN 2015

CAKUPAN KN1 & KN2


PUSKESMAS RAWAT INAP KOTA KARANG
BULAN JANUARI S/D DESEMBER 2015
100.1

P
R
O
S
E
N
T
A
S
E

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

90.7
91
86.9
84.9
82.6

76
73.1
KN1

41.1

32.1

4145

4853

58.8
58.1

65.5

KN2

27.5

21.5

16.2
11.912.2
7.8

n. Grafik Cakupan PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA Tahun 2014

25

Grafik Cakupan PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA Tahun 2014


275
300 280251
250 219204224209204 207 240204 215 218 223 225 228198
187189193
Column3
170176 173180
200
150
P
100
50
0

o. GRAFIK JUMLAH PESERTA KB TAHUN 2014

GRAFIK JUMLAH PESERTA KBTAHUN 2014


80
70
60
50
40
30
20
10
0

69
47
34 37
29 29
25
22
1917 20
17 1717
13
13 13
12 14 14 14
10
10
77
7
3 1 2 2 2 2
000 0

26

IUD
MOP/MOW
Column3

p. GRAFIK JUMLAH PESERTA KB TAHUN 2014

GRAFIK JUMLAH PESERTA KB TAHUN 2014


1000

839839
736
800
569609
600
485506501
423
400 280335
302312312
165185185210
1
40
125
120
200
3031 75
1 1515151515 2525

Suntik
Pil
Column2

0 0 0 0

q. GRAFIK JUMLAH PESERTA KB TAHUN 2014

GRAFIK JUMLAH PESERTA KBTAHUN 2014


80
70
60
50
40
30
20
10
0

69
47
34 37
29 29
25
2220
1917
17 1717
13 13 13
12 14 14 14
7 710 10
7
3 1 2 2 2 2
000 0

27

IUD
MOP/MOW
Column3

r. CAKUPAN IMMUNISASI PKM KOTAKARANG THN 2014

CAKUPAN IMMUNISASIPKM KOTAKARANG THN 2014


108.00%

107.10%

106.00%
104.00%

105.60%

105.10%

102.70%

102.00%

Column3

100.00%

s.

Pengobatan TB.Paru (DOTS) BTA positif Tahun 2014

Pengobatan TB.Paru (DOTS)BTA positif Tahun 2014


10
8
7
7
8
5
6
4 4 4 4
3
4
2
2
1
2
0

28

2014

t.

Pengobatan TB.Paru (DOTS) BTA negatif rongten positif Tahun 2014

Pengobatan TB.Paru (DOTS)BTA negatif rongten positif Tahun2014


6
4

5
3

3 3

2 2 2

2 1
0

2014

u. GRAFIK JML PASIEN TB.PARU PKM KOTA KARANG TAHUN 2014


(Masuk Dana BOK Thn 2014)

GRAFIK JML PASIEN TB.PARUPKM KOTA KARANG(Masuk Dana BOK Thn 2014)

12

10 10
9

10
8

5 5 5

4
2
0

5 5 5

0 0

29

2014

v. GRAFIK KUNJUNGAN RUMAH PERKESMAS PKM KOTA KARANG


TAHUN 2014 (Masuk Dana BOK Thn 2014)

GRAFIK KUNJUNGAN RUMAHPERKESMAS PKM KOTA KARANG(Masuk Dana BOK Thn 2014)

2.5
2
1.5

2014

1
0.5
0

30

BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan beberapa analisis yang telah dipaparkan terdapat beberapa permasalahan


kesehatan pada wilayah kerja Puskesmas Kota Karang sebagai berikut:
1.

Masih tingginya kasus kematian bayi pada tahun 2016 ada 5 kasus.

2.

D/S Menurun dikarnakan tidak adanya makanan tambahan yang diberikan


diposyandu (PMT)

3.

Jml Kunjungan Immunisasi lebih dari 100% karna banyak kunjungan dari luar
wilayah yang datang.

4.

KN.1 tidak sama dengan PN karna pasien luar wilayah yang partus dipuskesmas
dimasukkan kedalam laporan jumlah bayi yang lahir.

3.2 PRIORITAS MASALAH KESEHATAN


Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah masalahmasalah kesehatan teridentifikasi. Berdasarkan identifikasi masalah,

diperoleh

beberapa masalah Kesehatan Ibu dan Anak, masalah gizi serta masalah imunisasi.
Maka diperlukan metode atau cara tertentu untuk menentukan prioritas. Adapun
metode yang digunakan yakni metode PAHO (Pan American Health Organization).
Dalam metode ini digunakan kriteria sebagai berikut :
a. Besaran masalah (magnitude), yaitu menggambarkan seberapa banyak penduduk
yang terkena (prevalens atau insiden penyakit).
b. Importancy : Tingkat kepentingan diselesaikan masalah tersebut

31

c. Ada tidaknya kemampuan untuk mengatasi masalah tersebut/kerentanan


terhadap intervensi (vulnerability) apakah tersedia kemampuan/teknologi untuk
mengatasinya.
d. Kepedulian masyarakat dan pejabat (community and political concem) Sejauh
mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para
politisi/pemerintah
e. Cost/ Ketersediaan sumberdaya (affordabillity), terutama menunjukan ada
tidaknya dana yang tersedia.
Untuk menentukan prioritas, adalah masalah dengan skor yang tertinggi dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
P = (MxVxI)/C
Dengan pemberian nilai mengacu pada syarat berikut:
1 : sangat kurang
2 : kurang
3 : cukup besar
4 : besar
5 : sangat besar
Penentuan prioritas masalah tersebut tampak pada tabel berikut :
Perhitungan Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan
Di Wilayah Puskesmas Kota Karang Kecamatan Teluk Betung Timur
dengan menggunakan Metode PAHO

NO

Masalah Kesehatan
Kematian bayi/ balita
yang masih tinggi

Magnitude

Importancy

Vulverable

Cost

Score

20

32

D/S Menurun
dikarenakan tidak
adanya makanan

tambahan yang

16

12

diberikan diposyandu
(PMT)
Jml Kunjungan
Immunisasi lebih dari
3

100% karna banyak


kunjungan dari luar
wilayah yang datang.
KN.1 tidak sama
dengan PN karna
pasien luar wilayah
yang partus

dipuskesmas
dimasukkan kedalam
laporan jumlah bayi
yang lahir.

Urutan Prioritas Masalah Berdasarkan Jumlah Score


Wilayah Puskesmas Kota Karang Kecamatan Teluk Betung Timur

NO

Masalah Kesehatan

Score

Rangking

20

16

Kematian bayi/ balita yang masih


1
tinggi
2

D/S Menurun dikarenakan tidak


adanya makanan tambahan yang

33

diberikan diposyandu (PMT)


KN.1 tidak sama dengan PN karna
pasien luar wilayah yang partus
3

12

dipuskesmas dimasukkan kedalam


laporan jumlah bayi yang lahir.
Jml Kunjungan Immunisasi lebih
4

dari 100% karna banyak kunjungan


dari luar wilayah yang datang.

Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah kesehatan tersebut diatas, maka yang
menjadi prioritas masalah berdasarkan peringkat/ rangking adalah tingginya kasus
kematian bayi. Angka Kematian Bayi / Balita (AKB) merupakan salah satu indikator
yang digunakan dalam penetapan Kecamatan Teluk Betung Sehat dan juga merupakan
salah satu indikator penilaian derajat kesehatan suatu negara. Karena itu perlu dibuat
alternatif pemecahan masalah dan rencana pemecahan masalahnya.

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

34

4.1 MASALAH TERPILIH

Berdasarkan hasil analisis status kesehatan masyarakat, cakupan pencapaian program


dan ketersediaan sumber daya, maka masalah yang terpilih untuk dipecahkan adalah:
1. Kasus kematian bayi / balita
2. Resiko gizi buruk disebabkan D/S Menurun dikarenakan tidak adanya makanan
tambahan yang diberikan diposyandu (PMT).
3. Jumlah KN1 yang tidak sama dengan Linakes

4.2 PENYEBAB MASALAH

Untuk dapat memecahkan masalah yang ada, maka dicari penyebab masalah
menggunakan metode fish bone. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

35

Sarana

Sumber Daya Manusia

Sarana promkes blm lengkap

Blm semua
bidan APN
Rasio bidan : pendd Terlalu besar
(1:3.402)

Pusling
Penyakit berbasis lingkungan
blm efektif

Kematian bayi&ibu

Kematian ibu/anak blm jls diketahui


TaSumber Daya Manusia
ng biaya persalinan terhambat

Lintas program belum terlaksana baik

Tingkat pendidikan penduduk rendah


Pemanfaatan sarana yankes blm maksimal

Bumil resti secara detail blm diketahui

K4, PNC, dan KB blm maksimal dimanfaatkan warga

Imunisasi bumil belum maksimal


Lingkungan
Proses

40

Sarana

Sarana promkes blm lengkap

Pusling blm efektif

Sumber Daya Manusia

Rasio dokter: pendd Terlalu besar


(1:23.817)

Blm semua
bidan APN

Rasio nakes gizi : pendd Terlalu besar


(1:23.817)
Resiko Gizi Buruk

Blm ada sistem kewaspadaan dini utk gizi buruk


Tidak terpantaunya konsumsi iodium

Blm maksimal terpantaunya BGM

Tingkat pendidikan penduduk rendah


Luasnya wilayah potensi gizi buruk
Msh ada balita yg tdk ditimbangdan tdk mendapat vit A

Lingkungan

Proses

Belum terpantaunya penggunaan


garam beriodium

41

Sarana

Sarana kesehatan blm lengkap

Sumber Daya Manusia

Rasio dokter umum: pendd Terlalu besar


Belum semua nakes men-dapat pelatihan yg sesuai
(1:11.522)

Rasio Nakes: pendd Terlalu besar


(1:853)

Pusling blm efektif

Penyakit berbasis lingku

Pemantauan Epidemiologi penyakitKetelusuranan


kurang memadai
kasus yg terjadi blm maksimal
Komunikasi kurang maksimal

Banyaknya penyebaran ISPA di sekolah dan lingkungan


Banyak sekali pasien ISPA yang tidak berobat ke puskesmas

Lokmin belum maximal


Lingkungan yang tidak bersih di tempat tinggal penduduk dan sekitarnya

Proses

42
Lingkungan

4.3 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

1. Kematian Bayi
N
o
1
1.

2.

Penyebab
Masalah
Prioritas
2

Alternatif
Pemecahan
Masalah
3
- Pelacakan
neonatus resti
- Data sekunder
posyandu

Alternatif
Terpilih

Rencana
Kegiatan

4
- Pelacakan
neonatus resti
- Data sekunder
posyandu

5
- Pelacakan
Neonatus resti
neonatus resti
secara detail blm
Kunjungan
na-kes
ke
diketahui
posyandu
Kematian
bayi - data sekunder
- Memeriksa data Pelacakan
belum diketahui posyandu
kematian bayi
kematian
jelas
- Memeriksa data
neonatal
kematian bayi

2. Resiko Gizi Buruk


N
o
1
1.

Penyebab
Masalah
Prioritas
2

Alternatif
Pemecahan
Masalah
3

Sistem
kewaspadaan dini
gizi buruk belum
ada

- Pelacakan &
inves-tigasi
gizi
buruk
- Pencatatan dan
pe-aporan
kasus
gizi buruk

Alternatif
Terpilih

Rencana
Kegiatan

- Pelacakan & in- - Pelacakan &


vestigasi
gizi in-vestigasi gizi
buruk
buruk
- Pencatatan dan
pelaporan kasus
gizi buruk

3. Cakupan KN1 yang tidak sama dengan PN


N
o
1
1.

Penyebab
Masalah
Prioritas
2
Rendahnya
pengetahuan
masyarakat akan
pentingnya
Kunjungan

Alternatif
Pemecahan
Masalah
3
- Penyuluhan pada
masyarakat tentang
Kunjungan pertama
KN1 pada bayi usia
0-7 hari

43

Alternatif
Terpilih

Rencana
Kegiatan

- Peyuluhan pada Peyuluhan


masyarakat
pada
tentang
masyarakat
Kunjungan
tentang
pertama
KN1 Kunjungan

pertama KN1
pada bayi usia 0-7
hari

pada bayi usia 0- pertama KN1


7 hari
pada bayi usia
0-7 hari

2.

Sikap dan
Perilaku
masyarakat (ibu
bayi/balita, suami,
keluarga, kader,
dukun, dll) yang
tidak peduli
tentang
Kunjungan
pertama KN1
pada bayi usia 0-7
hari

- Penyuluhan pada
masyarakat tentang
Kunjungan pertama
KN1 pada bayi usia
0-7 hari

Penyuluhan
pada masyarakat
tentang
Kunjungan
pertama
KN1
pada bayi usia 07 hari

- Penyuluhan
pada
masyarakat
tentang
Kunjungan
pertama KN1
pada bayi usia
0-7 hari

3.

Kurangnya
sosialisasi pada
masyarakat
mengenai
komplikasi
Kunjungan
pertama KN1
pada bayi usia 0-7
hari

- Penyuluhan pada
masyarakat tentang
Kunjungan pertama
KN1 pada bayi usia
0-7 hari

Penyuluhan
pada masyarakat
tentang
Kunjungan
pertama
KN1
pada bayi usia 07 hari

- Penyuluhan
pada
masyarakat
tentang
Kunjungan
pertama KN1
pada bayi usia
0-7 hari

44

4.3 POA (Planning Of Action) / Rencana Usulan Kerja


4.4 1. Rencana Kegiatan/Term of Reference
4.5 N
O

4.6 KEGIATAN

4.7 TUJUAN

4.8 PELAKSA
NA

4.9 SASARAN

4.10

OUTPUT

4.11
KET

4.12 4.13 KEGIATAN


I
PRIORITAS

4.14

4.15

4.16

4.17

4.18

4.19 4.20
A

4.21

4.22

4.23

4.24

4.25

Penurunan AKB

4.26 4.27 Pelacakan neonatal


resti
1
4.28

4.29
4.30

- Menurunkan angka
kematian bayi

4.33 Plk.
Bidan,nakes
lain

4.34 Neonatus
resti serta
keluarga

4.35 Terdeteksiny
a neonatus resti

4.36

4.42 Plk
Bidan, nakes
lain

4.43 Sarana
kesehatan tempat
kejadian dan
keluarga korban

4.44 Menurunnya
tingkat kematian
bayi

4.45

4.49 Plk.
Bidan, nakes
lain

4.50

4.51 Angka
Kematian Bayi
menurun.

4.52

4.31 - Meningkatkan
cakupan
4.32
Penemuan neonatus
resti
4.37 4.38
2 4.39

Pelacakan 4.40 - Mengetahui


Kematian neonatal
penyebab
4.41

kematian neonatal

4.46 4.47 Penyuluhan


4.48 Meningkatkan
3
kepada masyarakat
pengetahuan masyarakat
(ibu bayi, suami,
(ibu bayi, suami,
keluarga, kader, dll) di
keluarga, dll) di

45

Ibu bayi,
suami, keluarga
toma/toga, dll

Posyandu tentang
Komplikasi Neonatus
yang bisa
menyebabkan
kematian neonates/
bayi.
4.53 4.54 Resiko Gizi
B
Buruk
4.60 4.61 Pelacakan gizi
1
buruk

Posyandu tentang
Komplikasi Neonatus
yang bisa menyebabkan
kematian neonates/ bayi.

4.55
4.62 - Meningkatkan
cakupan

4.56

4.57

4.58

4.59

4.65 Plk. Gizi,


nakes lain

4.66 Balita gizi


buruk dan
keluarga

4.67 Terdeteksiny
a kasus gizi
buruk dan balita
resti gizi buruk

4.68

4.72 Plk. Gizi


& nakes lain

4.73

4.74 Terpantauny
a status gizi
balita

4.75

4.63
penemuan gizi
buruk
4.64 - Menurunkan kasus
gizi buruk
4.69 4.70
2

Pemantauan BGM

4.76 4.77 Kurangnya


C
cakupan kunjungan
pertama KN1 pada
bayi usia 0-7 hari
4.83 4.84 Penyuluhan pada
1
masyarakat tentang

- Memantau balita dengan


status BGM
4.71 - Menurunkan status
gizi
4.78

4.85 - Meningkatkan
pengetahuan masyarakat

4.79

4.86 Plk.
Bidan, nakes
46

Balita

4.80

4.87 Rumah
Penduduk di

4.81

4.88 Meningkatn
ya pengetahuan

4.82

4.89

Kunjungan pertama
KN1 pada bayi usia 07 hari

4.90
2

tentang Kunjungan
pertama KN1 pada bayi
usia 0-7

4.91 Penyuluhan pada 4.93 - Menurunkan kasus


masyarakat mengenai
Kunjungan pertama KN1
Sikap dan Perilaku
pada bayi usia 0-7 hari
yang harus dilakukan
4.94
untuk mengatasi
Kunjungan pertama
KN1 pada bayi usia 07 hari

lain

wilayah kerja
Puskesmas Kota
Karang

masyarakat
tentang
Kunjungan
pertama KN1
pada bayi usia 07 hari

4.95 PLK.
Bidan, nakes
lain

4.96

4.97 Meningkatn 4.98


ya pengetahuan
masyarakat
tentang
Kunjungan
pertama KN1
pada bayi usia 07 hari

4.103 Plk.
Bidan, nakes
lain

4.104 Ibu bayi,

4.105 Meningkatn 4.106


ya pengetahuan
masyarakat
tentang
Kunjungan
pertama KN1
pada bayi usia 07 hari

Ibu bayi,
suami, keluarga
toma/toga, serta
masyarakat pada
umumnya.

4.92
4.99
3

4.100 Sosialisasi pada


4.102 Meningkatnya
masyarakat mengenai
pengetahuan masyarakat
komplikasi
tentang Kunjungan
Meningkatnya
pertama KN1 pada bayi
pengetahuan
usia 0-7 hari
masyarakat tentang
Kunjungan pertama
KN1 pada bayi usia 07 hari
4.101

47

suami, keluarga
toma/toga, serta
masyarakat pada
umumnya.

4.107 4.108 KEGIATAN


II
ESENSIAL

4.109

4.110

4.111

4.112

4.113

4.114 4.115 Imunisasi


1
4.116 (Pelaksanaan
BIAS DT& TT,
Campak, Perbekalan
imunisasi, sweeping
dan update sasaran
imunisasi, dan
kampanye campak)

4.117 - Meningkatkan
cakupan

4.125 Plk.
Imunsasi

4.126 Balita dan


ibu hamil,anak
sekolah

4.127 Meningkatnya

4.135

4.118

imunisasi

4.119 - Mencegah
terjadinya KLB

4.129

4.120 akibat campak, TN,


dan
4.121

4.130
4.131

lainnya

4.132 Terjaminnya

4.122 - Menjamin pasokan


perbekalan
4.123

4.128 cakupan
imunisasi

4.133 pasokan
perbekalan

Imunisasi

4.124 - Melaksanakan
BIAS

4.134

4.136 4.137 Program ISPA


2
4.138 (care seeking
pneumonia)

4.143 4.144 Promosi kesehatan3


4.145 (Pendataan PHBS,

Meningkatkan 4.146 Plk.


pengetahuan kesehatan
Promkes,
masy.
sanitarian,

Meningkatkan 4.139 Plk.


cakupan pelayanan
Pneumonia
pneumonia

48

4.140 Balita
penderita
penumonia
4.147 Masyakat
umum, sekolah,
institusi kerja

imunisasi

4.141 Meningkatn
ya cakupan
pelayanan
pneumonia

4.142

Meni
ngkatnya kualitas
kesehatan kelarga

4.149

penyuluhan keliling, penyuluhan PHBS,


napza, kesling)

4.150 4.151 Kesehatan


4
Lingkungan

4.152 (Pembinaan
TTU/TP2M,
pembinaan kesehatan
dan lingkungan
sekolah, inspeksi
sanitasi, kunjungan
rumah pasien klinik
sanitasi)
4.156 4.157 Kegiatan
3
Penunjang

4.158 (Kegiatan
posyandu, poskeskel dan pustu, posyandu
lansia, home care)

dan nakes
lain.

formal & non


formal, tempat
pengolahan
makanan, tempat
umum..

4.153 Plk.
Peningkatan
PHBS di sekolah, tempat
sanitarian ,
umum, dan tempat kerja.
Promkes,
Meningkatkan
dan nakes
kesehatan lingkungan (baik
lain.
tempaat umum, pengolahan
makanan, dan lainnya)

4.154 Masyakat
umum, sekolah,
institusi kerja
formal & non
formal, tempat
pengolahan
makanan, tempat
umum..

Meningkatkan 4.159 Dokter,


kembali fungsi posyandu,
perawat,
poskeskel, dan puskesmas
bidan dan
pembantu
nakes lain.
Meningkatkan
peran kader kesehatan

4.160 Petugas
poskeskel, pustu,
dan kader
posyandu dan
masyarakat

4.148

Meni
ngkatnya kualitas
kesehatan
Lingkungan

4.155

4.161 Meningkatn
ya peran kader
kesehatan,
posyandu,
poskeskel, dan
pustu

4.163

4.162 Meningkatka
n status
kesehatan
masyarakat

49

4.164 4.165 Peningkatan


4
Pelayanan Kesehatan

Menjamin
ketersediaan perbekalan
farmasi

4.166 (suplay
perbekalan farmasi)

4.167 plk.
farmasi, dan
nakes lain

4.168 gudang
farmasi
puskesmas

4.169 Tersedianya
perbe-

4.171

4.170 kalan
farmasi.

4.172 4.173 Peningkatan UKS Melaksanakan 4.180 Dokter,


pelayanan
kesehatan
di
5
perawat,
4.174 (Pembinaan UKS,
sekolah
bidan,
4.175
penja-ringan siswa
promkes,
baru)
nakes lain.
4.176
-

4.181 Siswa
Sekolah

Melakukan
penyuluhan kesehatan di
sekolah
4.177
4.178

Melaksanakan
pemeriksaan kesehatan
siswa baru
4.179

Meni

4.184

ngkatnya
pelayanan
kesehatan di
sekolah
-

Berta

mbahnya
pengetahuan
kesehatan siswa
sekolah
Diket
ahuinya status
kesehatan siswa
baru
4.182
4.183

4.185 4.186 KEGIATAN


III
PENDUKUNG

4.187

4.188

4.189

4.190

4.191

4.192 4.193 Manajemen


1
program kesehatan
(Penyusunan PTP,

4.194 - Menyediakan
manajemen

4.202 TU,
pegawai
puskesmas

4.203 Pemegang
program
kesehatan dan

4.204 Tersedianya

4.210

50

4.205

manajemen

lokmin, pelaporan)

4.195

program secara legal

lainnya.

nakes lain.

program

4.196 - Meningkatkan
kerjasama lintas

4.206 Meningkatnya

4.197

4.207 kerjasama
lintas

Program

4.198 - Menyampaikan
laporan
4.199
ke

4.208

kegiatan Puskesmas

4.209

4.200 Instansi yang


berwenang
4.201 (Dinas Kesehatan
Kota)
4.211
4.212

4.213
4.214
4.215
4.216
4.217
51

program

4.218
4.219
4.220
4.221 V. P E N U T U P
4.222
4.223 Demikianlah Perencanaan Tingkat Puskesmas Rawat Inap Kota Karang untuk tahun 2016. Dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan
program-program yang akan dilaksanakan di Puskesmas sehingga pencapaian program dan sasaran sesuai dengan yang diharapkan.
4.224 Keberhasilan program Puskesmas merupakan keberhasilan dari peran serta masyarakat dengan pendamping tenaga kesehatan dengan
peran serta aktif dari lintas sektoral dan lintas program, untuk itu diharapkan selalu partisipasinya.
4.225
4.226
4.227
4.228
4.229
4.230
52

4.231
4.232
4.233
4.234
4.235
4.236
4.237

53

Anda mungkin juga menyukai