LP RPK
LP RPK
DEFINISI
Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku yang memperlihatkan individu
tersebut dapat mengancam secara fisik, emosional dan atau seksual kepada orang lain
(Herdman, 2012). Resiko perilaku kekerasan adalah adanya kemungkinan seseorang
melakukan
tindakan
yang
dapat
mencederai
orang
lain
dan
lingkungan
akibat
4. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol
sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah olah
perilaku kekerasan diterima (permissive).
STRESOR PRESPITASI
Secara umum, seseorang akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya
terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau lebih dikenal dengan
adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang. Ketika seseorang merasa terancam,
mungkin dia tidak menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber kemarahannya. Oleh
karena itu, baik perawat maupun klien harus bersama sama mengidentifikasinya.
Ancaman dapat berupa internal maupun eksternal, ontoh : stessor eksternal : serangan
secara psikis, kehilangan hubungan yang dianggap bermakna, hingga adanya kritikan dari
orang lain. Sedangkan contoh dari stressor internal : merasa gagal dalam bekerja, merasa
kehilangan orang yang dicintai dan ketakutan terhadap penyakit yang diderita.
Keterangan :
a. Asertif
Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
b. Frustasi
Respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan, keputusan / rasa aman dan
individu tidak menemukan alternatif lain.
c. Pasif
Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realitas atau terhambat.
d. Agresif
Memperlihatkan permusuhan, keras, dan menuntut, mendekati orang lain dengan ancaman,
memberi kata kata ancaman tanpa niat melukai orang lain.
e. Kekerasan
Dapat disebut juga dengan amuk yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Contohnya membanting barang-barang menyakiti diri sendiri (bunuh diri).
TANDA GEJALA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Fisik
Mata melotot
Pandangan tajam
Tangan mengepal
Rahang mengatup
Wajah memerah
Postur tubuh kaku
Verbal
Mengancam
Mengumpat dengan kata-kata kotor
Suara keras
Bicara kasar, ketus
Perilaku
Menyerang orang
Melukai diri sendiri/orang lain
Merusak lingkungan
Amuk/agresif
Menurut Stuart & Sundeen (1995) manifestasi klinis dari perilaku kekerasan
a. Emosi :Jengkel, marah (dendam), rasa terganggu, merasa takut, tidak aman,
cemas.
b. Fisik :Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit fisik,
penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat.
c. Intelektual : Mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan.
d. Spiritual :Keraguan, keberanian diri, tidak bermoral, kreativitas terhambat.
POHON MASALAH.
Risiko mencederai diri sendiri / orang
lain dan merusak lingkungan
Efeck
Perilaku kekerasan
Core Problem
Causal
PENGKAJIAN
1.
2.
Alasan masuk
Alasan masuk atau masalah utama klien sehingga masuk rumah sakit. Biasanya klien
sering memukul dan merusak barang dan tidak bias mengontrol emosi.
3.
Factor predisposisi
Pemeriksaan fisik
1) Tanda- tanda vital seperti : pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi
2) Antopometri seperti : ukur berat badab dan tinggi badan
3) Keluhan fisik
5.
Psikososial
1) Genogram 3 generasi untuk mengetahui apakah ada keturunan dari orang tua.
2) Konsep diri
a.
b.
c.
Peran
klien
menyebutkan
Ideal diri
Harga diri
Orang
yang
berarti
Peran
serta
dalm
dalam
hidupnya
b.
kegiatan
kelompok/masyarakat :
Biasanya klien cenderung tidak mempercayai orang lain, dan beranggapan bahwa
dirinyalah yang paling benar
c.
4) Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
b. Kegiatan beribadah
6.
Status mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motorik
4) Alam perasaan
klien
akan
cepat
marah
apabila
ada
yang
menyinggung perasaannya
5) Afek
6) Interaksi selama wawancara : klien selalu berbicara keras, tidak pernah mengganggap
omongan orang lain benar
7) Persepsi
klien
akan
melakukan
tindakan
kekerasan
apabila
keinginannya tidak terpenuhi dan jika ada orang yang menyinggung dirinya
8) Arus pikir
lingkungannya
10) Tingkat kesadaran
11) Memori
pendek
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung : klien susah berkonsentrasi dan dalam berhitung
tidak dapat mengikuti perintah perawat
13) Kemampuan penilaian
Observasi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Risiko perilaku kekerasan
kejadian/penyebab marah
-
dan akibatnya
INTERVENSI
1. Orientasi
Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
Perkenalkan diri : nama, nama panggilan yang perawat sukai, serta tanyakan
saat marah:
a. Verbal
b. Terhadap orang lain
c. Terhadap diri sendiri
d. Terhadap lingkungan
-
Tindakan
1. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala,
PK yang dilakukan, akibat PK.
2. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat,
verbal, spiritual.
3. Latih cara mengontrol PK fisik 1 (tarik
nafas dalam) dan 2 (pukul kasur atau
bantal).
4.
1.
Sp pada keluarga
1
3.
4.
5.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
spiritual.
Evaluasi kegiatan keluarga dalam
merawat/ melatih pasien fisik 1, 2 dan
memberikan obat, verbal dan spiritual.
Beri pujian.
2.
3.
EVALUASI
Evaluasi pada pasien
a. Menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan, perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.
b. Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadual:
- secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur
- secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara
baik
- secara spiritual
- terapi psikofarmaka
c. Mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam mencegah perilaku
kekerasan
Evaluasi pada keluarga
a. Mengenal masalah yang dirasakan dalam merawat pasien (pengertian, tanda dan
gejala, dan proses terjadinya risiko perilaku kekerasan)
b. Mengambil keputusan merawat risiko perilaku kekerasan
c. Merawat risiko perilaku kekerasan
d. Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien mengontrol
perasaan marah
e. Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan dalam mencegah perilaku kekerasan
pasien