Anda di halaman 1dari 82

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini setiap satuan pendidikan secara bertahap harus
melaksanakan

pengelolaan

penyelenggaraan

pendidikan

sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar


Nasional Pendidikan (SNP). SNP adalah kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. PP No. 19 ini memberikan
arahan tentang delapan standar nasional pendidikan, yang
meliputi: (a) standar isi; (b) standar proses; (c) standar
kompetensi

lulusan;

(d)

standar

pendidik

dan

tenaga

kependidikan; (e) standar sarana dan prasarana; (f) standar


pengelolaan; (g)

standar pembiayaan;

dan (h) standar

penilaian pendidikan.
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua,
dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut
seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan
SQ

tumbuh

dan

berkembang

sangat

luar

biasa.

Pada

umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu


keutuhan (berpikir

holistik) dan

memahami

hubungan

antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih


bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman
yang dialami secara langsung.
Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I
IIII untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah,
misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa
Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya
dilakukan

secara

murni

mata

pelajaran

yaitu

hanya

mempelajari

materi

yang

berhubungan

dengan

mata

pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak


yang

masih

melihat

segala

sesuatu

sebagai

suatu

keutuhan (berpikir holistik), pembelajaran yang menyajikan


mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang
mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat
kesulitan bagi peserta didik.
Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi
Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan,
maka

pembelajaran

terpadu

sangat

penting

untuk

dilaksanakan di tingkat sekolah dasar, agar pembelajaran di


kelas tidak monoton, menyenangkan serta bermakna bagi
kehidupan peserta didik. Salah satunya dengan menggunakan
berbagai macam model pembelajaran terpadu. Salah satunya
adalah model pembelajaran model webbed. Berikut ini akan
dibahas secara mendalam mengenai pembelajaran terpadu
model webbed. Salah satu permasalahan pendidikan yang
sedang dihadapi Bangsa Indonesia ini adalah rendahnya mutu
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan (Departemen
Pendidikan Nasional : 2006). Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu guru, siswa, fasilitas atau sarana dan prasarana,
pemerintah,

masyarakat

setempat/lingkungan

sekitar.

Sebagai pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu


keberhasilan dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan membantu meningkatkan hasil belajar, oleh
karena itu guru sangat berperan penting dalam meningkatkan
pembelajaran dikelasnya.
Siswa adalah kaum intelektual yang sangat berperan penting
dalam memajukan bangsa ini, sehingga keberadaannya
sangat

penting

dalam

masyarakat

guna

meneruskan

kepemimpinan bangsa yang akan datang. Oleh karena itu,

siswa harus dibimbing dan diberi pengetahuan dengan


mengembangkan

potensi

mereka

dalam

proses

yang

kongkret yaitu wawancara agar lebih mudah dipahami oleh


siswa. Maka pembelajaran ini memerlukan adanya kerja keras
guru untuk meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa
dalam memahami konsep dan kaitannya dengan praktek
kehidupan sehari-hari.
Hasil survai yang telah dilakukan peneliti menunjukan kualitas
pembelajaran IPA di Kelas

II SD Negeri

025 Tanjung

Rambutan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Tahun 2016


masih rendah. Nilai rata-rata tes formatif hanya mencapai
48,4, jauh dibawah Kreteria Ketuntasan Minimal. Sesuai
dengan

nilai

rata-rata

ulangan

hasil

belajara

Ilmu

Pengetahuan Alam yang telah dilaksanakan pada kelas II SD


Negeri

025 Tanjung Rambutan, maka tingkat keberhasilan

proses pembelajaran tersebut masih rendah atau belum


mencapai
kompetensi

keberhasilan
mengenal

yang

maksimal.

bagian

Untuk

tumbuhan

dan

standart
hewan,

pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta bagian tempat


hidup makluk hidup di SD Negeri

025 Tanjung Rambutan

adalah 70. Rendahnya kemampuan itu disebabkan oleh


beberapa faktor, yaitu: 1) kurangnya media yang tepat, 2)
guru jarang menerapkan model pembelajaran yang inovatif
konstruktif, 3) jumlah siswa yang cukup diatas standar kelas
(15 Siswa) merupakan salah satu sebab rendahnya taraf serap
terhadap suatu pelajaran. Simpulan peneliti bahwa siswa
mengalami kesulitan belajar IPA. Timbulnya kesenjangan dan
kenyataan serta harapan maka diperlukan suatu upaya untuk
menuju keberhasilan yang ideal.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka


identifikasi masalah dalam pembelajaran ini adalah sebagai
berikut :
1. Interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan
siswa jarang terjadi.
2. Siswa kurang terampil

menjawab

pertanyaan

atau

bertanya tentang konsep yang diajarkan.


3. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan
pemecahan masalah yang diberikan.
4. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diajuakan
rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui inkuiri
dapat meningkatkan belajar siswa pada mata pelajaran IPA
pada kelas II SD Negeri

025 Tanjung Rambutan Kecamatan

Kampar Kabupaten Kampar tahun 2016


D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah :
1. Melalui Model Inkuri diharapkan dapat meningkatkan perilaku aktivitas
siswa belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
2. Melalui Model Inkuiri diharapkan dapat meningkatkan perilaku aktifitas
belajar kelompok dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).
3. Melalui Model Webbing diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas II SD Negeri

025

Tanjung Rambutan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.

E. Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa :

1. Memberikan

Perbaikan pembelajaran bagian- bagian

tumbuhan dan hewan melalui bermain kartu Model


Inkuiri.
2. Meningkatnya prestasi belajar siswa pada pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
b. Bagi Guru:
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman
langsung pada guru, khususnya peneliti yang terlibat
dalam

memperoleh

menerapkan

multi

pengalaman
metode,

baru

media,

untuk
strategi

pembelajaran yang lebih inovasi dalam pembelajaran


IPA,

memberikan

keterampilan

dalam

usaha

bimbingan/perbaikan cara-cara belajar, cara mengajar,


penyesuaian

materi,

mengurangi

hambatan

yang

dihadapi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
Belajar aktif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa baik
secara mental, fisik, pikiran serta perasaan yang sesuai
dengan

tingkat

perkembangan

Sekolah

Dasar.

Banyak

pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli salah


satunya menurut Gagne (1984), bahwa belajar adalah suatu
proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai
akibat pengalamannya (Lihat Ratna Wilis Dahar : 1989, Hal
11). Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan
rangsangan. Rangsangan individu yang dikirim kepadanya
oleh lingkungan. Fontana seperti yang dikutif oleh Udin S.

Winataputra

(1955

2),

dikemukakan

bahwa

Learning

(belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang


relatif

tetap

dalam

prilaku

individu

sebagai

hasil

dari

pengalaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984 :
252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan,
yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan
oleh lainnya. Moh Surya (1981 : 32), definisi belajar adalah
suatu

proses

memperoleh

usaha

suatu

yang

perubahan

dilakukan
tingkah

individu
laku

yang

untuk
baru

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri


dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa
diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya
belajar adalah perubahan dari diri seseorang. Dari pengertian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman belajar
adalah suatu proses memahami segala bentuk pembelajaran
dalam rangka untuk perubahan tingkah laku yang baru
sebagai hasil dari pengalamannya sendiri sebagai interaksi
dengan lingkungannya.
B. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses
belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.
Kegiatan

fisik

berupa

keterampilan-keterampilan

dasar

sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi.


Aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan
siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan atau yang
dicita-citakan (Nasution, 2004 : 88). Sedangkan menurut
Sardiman bahwa aktifitas belajar adalah kegiatan belajar

adalah kegiatan yang bersifat fisik atau mental dalam usaha


memenuhi kebutuhan yang telah direncanakan (2007:95).
Aktivitas belajar banyak macamnya, para ahli mencoba
mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich membagi
kegiatan belajar menjadi 8 kelompok sebagai berikut :
1. Kegiatan-kegiatan Visual : Membaca, melihat gambargambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran,
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan Lisan (Oral) : Mengemukakan sesuatu
fakta

atau

prinsip,

menghubungkan

suatu

kejadia,

mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan


pendapat, berwawancara, dan diskusi.
3. Kegiatan-kegiatan

Mendengarkan

mendengarkan

penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi


kelompok,

mendengarkan

suatu

permainan

instrumen

musik, mendengarkan siaran radio.


4. Kegiatan-kegiatan
laporan,

Menulis

memeriksa

Menulis

karangan,

cerita,

menulis

bahan-bahan

kopi,

membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, dan


mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan Menggambar : Menggambar, membuat
grafik, diagram, peta, dan pola
6. Kegiatan-kegiatan Matric : Melakukan percobaan, memilih
alat-alat,

melaksanakan

menyelenggarakan

pameran,

permainan

membuat

(simulasi),

model,

menari

dan

berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan
memecahkan

Mental

masalah,

Merenungkan,
menganalisis

mengingat,
faktor-faktor,

menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.


8. Kegiatan-kegiatan Emosional : Minat, membedakan, berani,
tenang

dan

sebagainya.

Kegiatan-kegiatan

dalam

kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di


atas, dan bersifat tumpang tindih (Burton, 1952, Hal 436).
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika
tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan
prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar
(Sardiman, 2001 : 93). Ada beberapa indikator aktivitas siswa
yang diamati, anatara lain sebagai berikut : mengajukan
pertanyaan,

menjawab

pertanyaan

siswa

maupun

guru,

memberi saran, mengemukakan pendapat, menyelesaikan


tugas kelompok dan mempresentasikan hasil kerja kelompok.
Dalam

aktivitas

belajar

ada

beberapa

prinsip

yang

berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu


jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama,
aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan
ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
C. Hasil Belajar
S. Nasution (Surya Bs. 1984) berpendapat bahwa hasil belajar
adalah suatu perubahan pada individu yang belajar tidak
hanya

mengenai

pengetahuan,

tapi

juga

membentuk

kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi, individu yang


belajar.

Menurut

Dimyati

dan

Mudjiono,

hasil

belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi
siswa dan sisi guru. Dari siswa hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada
saat sebelum belajar.
Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenisjenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari
sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya
bahan

pelajaran.

Hal

lain

yang

juga

sangat

penting

pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa adalah motivasi.

Menurut Oemar Hamalik (2001 : 158), Motivasi adalah


perubahan energi pada diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
motivasi dapat dibagi dua jenis :
1. Motivasi Instrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam
situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan
murid. Motivasi ini disebut motivasi murni karena timbul
dari diri siswa sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat
keterampilan

tertentu,

memperoleh

informasi,

mengembangkan sikap untuk berhasil, dll.


2. Motivasi Ektrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh
faktor-faktor dari luar situasi belajar, masalah ijazah,
tingkatan hadiah, mendali, dll.
Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah sebab pengajaran
disekolah tidak semuanya menarik minat siswa.

Oleh

sebab itu motivasi perlu dibangkitkan oleh Guru, sehingga


siswa mau dan ingin belajar.
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada
seorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar
dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif)
ulangan tengah semester, dan nilai ulangan semester,
dalam perlinalaian tindakan kelas ini yang dimaksut
dengan hasil belajar adalah hasil nilai ulangan harian yang
dilakukan setelah selesai proses pembelajaran dalam
kopetensi dasar tertentu Purwanto (1989: 3) Menjelaskan
bahwa hasil belajar adalah suatu yang digunakan untuk
menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa
dalam kurun waktu tertentu.

Nenurut Bloom, dkk dan Julaekha, siti (2008: 10-23) tujuan


atau hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu
kognetif, afektif dan spikomotorik.
1. Pengertian Belajar
Menurut Gegne dalam

Udin

92004:

2-3)

belajar

merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya


perubahan

pada diri seseorang.

Sedangkan Morgan

dalam M. Ngalimin Purwanto (1997: 7) yang dimuat di


widyatama volume 3 no 1 maret 2006 menyatakan
bahwa belajar adalah setiap perubahan tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
2. Hasil belajar
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah
laku

seseorang

perilakunya,

baik

yang

belajar

yang

akan

berupa

bertambah
pengetahuan,

ketrampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai (Udin,


2004: 2-6)
3. Pembelajaran IPA
Dalam modus pintar Ilmu Pengetahuan Alam SD tahun
2006 halaman 67. Sumber energi adalah kebutuhan
setiap makhluk hidup. Bagi manusia sumber energi
digunakan untuk berbagai tujuan. Energi juga digunakan
untuk membuat alat bekerja yang menghasilkan panas,
bunyi dan cahaya.

D. Model Pembelajaran Inkuiri


1. Pengertian Model inkuiri
Metode inkuiri adalah metode pembelajaran dimana siswa
dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan
siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan
dalam memecahkan masalah. Metode mengajar adalah suatu
10

pengetahuan tentang cara cara mengajar yang dipergunakan oleh


seorang guru atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian
yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secaraindividual
maupun kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode
mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan (Ahmadi, 2005 :
52).
Proses inquiri adalah suatu proses khusus untuk meluaskan
pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena itu metode inquiri
kadang-kadang disebut juga metode ilmiahnya penelitian. Metode
inquiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri, yang dapat
dilaksanakan secara individu atau kelompok kecil. Situasi inquiri
yang ideal dalam kelas matematika terjadi, apabila murid-murid
merumuskan prinsip matematika baru melalui bekerja sendiri atau
dalam grup kecil dengan pengarahan minimal dari guru. Peran
utama guru dalam pelajaran inquiri sebagai metoderator
(Sutrisman, Tambunan, 1987 : 6.39). Metode inquiri merupakan
metode pengajaran yang berusaha meletakan dasar dan
mengembangkan cara befikir ilmiah. Dalam penerapan metode ini
siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha
mengembangkan kreatifitas dalam pengembagnaan masalah yang
dihadapinya sendiri. Metode mengajar inquiri akan menciptakan
kondisi belajar yang efektif dan kundusif, serta mempermudah dan
memperlancar kegiatan belajar mengajar (Sudjana, 2004 : 154).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa metode inquiri dalam penelitian ini adalah suatu teknik
instruksional dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan pada
suatu masalah, dan tujuan utama menggunakan metode inquiri
adalah membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan
penemuan ilmiah
2. Gambaran Model Inkuiri

11

Secara ringkas model Inkuiri tersebut dapat dilukiskan sebagai


berikut:
Sintaks

Fase I - Mengemukakan masalah

Fase II - Melacak dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan


baik verbal maupun experementasi aktual

Fase III - Analisis proses inkuiri


Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi Model Latihan Inkuiri ini adalah sebagai berikut:

Pertanyaan yang diajukan pebelajar memungkinkan pembelajar


menjawab: Ya atau Tidak,

Kegiatan-kegiatan yang menimbulkan suasana kebebasan


intelektual,

Respon-respon atas pebelajar dengan memfokuskan kembali


pertanyaan-pertanyaan mereka atau dengan meningkatkan pelacakan.
Sistem Sosial
Pembelajar adalah pengendali interaksi dan jalannya proses inkuiri,
tetapi kaidah-kaidah inkuiri seperti kerjasama, kebebasan intelektual
dan kesamaan tetap dipelihara.
Sistem Pendukung
Dukungan yang optimal bagi strategi latihan inkuiri ini ialah kondisi
material yang dipersiapkan dan telah terlatih memahami proses dan
strategi inkuiri. Penggunaan model Latihan Inkuiri akan memberi efekefek pencapaian instructional dan nurturant effects seperti terlihat
pada diagram berikut ini:

3. Keuntungan Model Inkuiri


1) Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir dan
menggunakan kemampuan untuk hasil akhir.
2) Perkembangan

cara

berfikir

ilmiah,

seperti

menggali

pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan /


memperoses keterangan dengan metode inquiri dapat
dikembangkan seluas-luasnya.

12

3) Dapat melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif


sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
4. Kelemahan Model Inkuiri
1) Belajar

mengajar

dengan

metode

inquiri

memerlukan

kecerdasarn anak yang tinggi. Bila anak kurang cerdas, hasilnya


kurang efektif.
2) Metode inquri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu
muda, misalnya anak SD.

3) Penerapan Model Inkuiri


Adapun syarat-syarat penerapan metode inquiri adalah :
Merumuskan topik inquiri dengan jelas dan bermanfaat bagi
siswa
Membentuk kelompok yang seimbangn, baik akademik maupun
sosial
Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompokkelompok dengan cara yang responsif dan tepat waktunya.

Sekali-kal perlu intervensi oleh guru agar terjadi interaksi


antarpribadi yang sehat dan demi kemajuan tugas.

Melaksanakan penilaian terhadap kelompok, baik terhadap


kemajuan kelompok maupun terhadap hasil-hasil yang dicapai
(Hamalik, 2004 : 65).

Sedangkan menurut pendapat Sudjana (2004 : 155) dalam


menerapkan metode inquiri ada beberapa tahapan yaitu:

13

Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan


istilah hipotesis
Siswa mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan atau hipotesis
Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi
Mengaflikasikan kesimpulan/generalissi dalam situasi baru.0
Penerapan metode inquiri dalam proses belajar mengajar
menuntut keaktifan siswa dalam belajar individu, maupun
kelompok. Mereka harus memahami dan menyelesaikan soal-soal
yang terkait dengan himpunan bagian, misalnya :
a.

IPA
Sub tema : Mengenal berbagai bentuk energi dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa diajarkan tentang macam-macam bentuk energy
dan

manfaatnya

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Misalnya energy cahaya kita manfaatkan sebagai


penerangan saat kita belajar dll.
b.

Matematika
Sub tema : mengenal bangun datar
Siswa diajarkan tentang bentuk-bentuk bangun datar
misalnya,

misalnya

ban

sepedah

kita

berbentuk

lingkaran,

buku tulis berbentuk persegi, penggaris

berbentuk persegi panjang dst.


c.

Pkn
Sub tema : tenggang rasa, kedisiplinan
Siswa diajarkan tentang bagai mana cara manusia
bersikap dan bertingkah laku sebagai makhluk social
separti sikap tenggang rasa dan bekerja sama dengan
orang lain.

14

d.

Bahasa Indonesia
Sub tema : membuat ringkasan
Siswa

menceritakan

dengan

kata-katanya

sendiri

tentang bentuk-bentuk energy, dan bentuk bangun


datar yang kita jumpai di lingkungan sekitar.
E. Pembelajaran IPA SD
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan
dengan

Kurikulum

KTSP

(Depdiknas,

2006)

bahwa

IPA

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara


sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA
juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas
tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam
tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal
tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA
sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran
IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses
diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih
ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.
Asyari, Muslichah (2006 : 22) menyatakan bahwa ketrampilan
proses yang perlu dilatih dalam pemebelajaran IPA meliputi
ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur,
mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan
ruang dan waktu, serta keterampilan proses terintegrasi
misalnya

merancang

dan

meliputi

menyusun

hipotesis,

menyusun
menganalisis

definisi
dan

melakukan

menentukan

operasional,

mensintesis

eksperimen

data.

variabel,

menafsirkan
Poedjiati

yang
data,

(2005:78)

menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan

15

proses

adalah

observasi,

menghitung,

megukur,

mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian


dapat

disimpulkan

bahwa

ketrampilan

proses

dalam

pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan


ketrampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih
siswa untuk menemukan dan menyelasaikan masalah secara
ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta,
konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru.
Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam
kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum
yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tujuan
Pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas,
2006) secara terperinci adalah :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha

Esa

berdasarkan

keberadaan,

keindahan,

dan

keteraturan alam ciptaan-Nya


2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepkonsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan
kesadaran

rasa

tentang

ingin

adanya

tahu,

sikap

hubungan

positif
yang

dan
saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan


masyarakat
4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelediki
alam

sekitar,

memecahkan

masalah

dan

membuat

keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memilihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam
dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan, dan
6) Memperoleh bekal pengetahuan.

16

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi


dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pehamanan konsep. Lingkup
kerja ilmiah meliputi kegiatan penyeledikan, berkomunikasi
ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap
dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam Kurikulum
KTSP

relatif

sama

jika

dibandingkan

dengan

Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan.


Secara

terperinci

lingkup

materi

yang

terdapat

dalam

Kurikulum KTSP adalah :


1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia,
hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungannya
meliputi : cair, padat, dan gas.
2) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas,
magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
3) Bumi dan alam semesta meliputi : Tanah, bumi, tata surya
dan benda-benda langitnya lainnya. Dengan demikian
dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut
saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk
memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.

17

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Peneletian
1) Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 025
Tanjung Rambutan yang berada di Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar Tahun 2016
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap selama 3
bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan April 2016
3.1
Hari & Tanggal
Senin,
2016
Kamis,
2016
Senin,
2016
Kamis,
2016
Senin,
2016
Kamis,
2016
Senin,
2016

Tabel Jadwal Penelitian


Siklus

01

Februari

Pertemu
an
1

Waktu

04

Februari

09.30 - 10.40

08

Februari

09.30 - 10.40

11

Februari

09.30 - 10.40

15

Februari

09.30 - 10.40

18

Februari

09.30 - 10.40

22

Februari

09.30 - 10.40

09.30 - 10.40

B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri
025 Tanjung Rambutan sebanyak 18 siswa yang terdiri dari 6
Siswa laki-laki 12 Siswa Perempuan. Peneliti mengambil
subjek siswa kelas II mengingat karakteristiknya cenderung
lebih pasif dibandingkan kelas lain dan berdasarkan dari hasil
belajar pada konsep materi sebelumnya masih dianggap
relative rendah. Sedangkan partisipasi yang terlibat dalam
18

penelitian ini adalah rekan sejawat sebagai kolaborator.


Peneliti memprediksi bahwa kelas ini akan terjadi peningkatan
prestasi

belajar

jika

dilakukan

dengan

melalui

Model

Pembelajaran Inkuiri.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau
dalam bahasa inggris disebut Classroom Action Research
(CAR). Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran
dikelas,

dengan

menggunakan

penedekatan

Model

Pembelajaran Inkuiri. Penelitian ini dilalukan sebanyak dua


siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap
Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti akan melaksanakan penelitian
tindakan kelas dengan mengikuti draft pelaksanaan penelitian
sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Sumber : Arikunto, S. (3006:16)

Dalam

penelitian

ini

digunakan

pendekatan

kualitatif

mengingat data yang diambil bukan berupa angka-angka


statistik tetapi berupa aktivitas siswa dalam pembelajaran
ditambah dengan hasil formatif. Penelitian ini dilakukan untuk

19

mendeskripsikan gejala-gejala atau peristiwa yang tampak


melalui observasi dan pengumpulan data.
D. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini sebagai berikut :
1) Hasil tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data kuantitaif yaitu
berupa hasil skor tes evaluasi, tugas kelompok maupun skor
tes kelompok.
Tabel 3.2 Format Penilaian Hasil Tes Evaluasi
N

Nama Siswa

o
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Adella Putri Valya


Aditia Anggara
Agra Gusliandra
Aisyifi Arsyillah Idris
Bilqis Iklil Felani
Fahraensyah Kamil
Falen Herma sari
Harlan Firmansyah
Indah
Hayatun

10
11
12
13
14
15
16
17
18

Nilai

Keterangan

Nuvus
Jannatul Khikma
Julita Anggareini
Lidia Elpira
M. Nabil Mursyidan
Nazwa Azura
Qarina latifah
Rafiq
Rita Amelia
Saira Nurfariza
Jumlah
Rata-rata
KKM
Peneliti,
YUHANA,S.Pd

20

2) Hasil Observasi
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD
Negeri

025 Tanjung Rambutan yang berjumlah 18 siswa.

Pengambilan data secara klasikal dilakukan dengan metode


tes.

Sedangkan

metode

observasi

digunakan

untuk

mengambil data dari aktivitas siswa yang menjadi subjek


penelitian.
N

Nama Siswa

Aktivitas
2
3
4

Keterangan

o
1

Adella Putri Valya

1. Aktif Bertanya

Aditia Anggara

2. Aktif Menjawab

Agra Gusliandra

3. Melaksanakan

Aisyifi Arsyillah Idris

4.

Bilqis Iklil Felani

5.

Fahraensyah Kamil

Falen Herma sari

Harlan Firmansyah

Indah

10

Nuvus
Jannatul Khikma

11

Julita Anggareini

12

Lidia Elpira

13

M. Nabil Mursyidan

14

Nazwa Azura

15

Qarina latifah

16

Rafiq

17

Rita Amelia

18

Saira Nurfariza

Perintah

Hayatun

Jumlah

21

Persentase

Tabel 3.3 Format Lembar Observasi Penilaian Aktivitas Belajar


Siswa
Observer
YUHANA,S.Pd

3) Hasil Kerja Kelompok


Pedoman observasi siswa untuk mengamati kegiatan siswa
dalam kerja kelompok melalui format penilaian sebagai
berikut.
Tabel 3.4 Format Penilaian Hasil Kerja Kelompok
Kelompok

Hari/Tanggal
No
1
2
3
4

:
Kriteria

Skor
b

Kerapihan
Kesesuaian
Kebenaran Menjawab
Tanggung Jawab
Jumlah

Keterangan :
a : Amat Baik

Observer

b : Baik
c : Cukup

YUHANA,S.Pd

E. Teknik Pengumpulan Data

22

Teknik

pengumpulan

data

yang

dipergunakan

dalam

penelitian ini dengan cara tes, observasi, dan dokumentasi.


Kesemua teknik ini diharapkan dapat melengkapi dalam
memperoleh data yang diperlukan.
1) Tes
Tes tertulis dilaksanakan disetiap akhir siklus, tes tersebut
dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar setelah
pembelajaran berlangsung. Hasil tes tersebut digunakan
untuk

mengetahui

dilakukan

tingkat

keberhasilan

pembelajaran

dengan

siswa

setelah

melalui

Model

Pembelajaran Webbed.
Pada saat penelitian, terdapat 2 macam tes yaitu turnamen
dan tes akhir siklus. Turnamen digunakan untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari
pada

pembelajaran

tersebut.

Selain

itu,

juga

untuk

memotivasi siswa dalam belajar. Turnamen dilaksanakan


setiap akhir pembelajaran. Pada saat turnamen siswa diberi
beberapa soal untuk dikerjakan dilembar jawaban. Dari
lembar

jawaban

itu

siswa

akan

mendapatkan

skor

turnamen. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan


skor turnamen setiap anggota sampai terendah. Dan tiga
kelompok

dengan

skor

tertinggi

akan

mendapatkan

penghargaan kelompok.
2) Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang sangat
ampuh

dalam

diperoleh

penelitian

melalui

kualitatif.

observasi

adalah

Keuntungan

yang

pengalaman

yang

diperoleh secara mendalam, dimana peneliti berhubungan


secara langsung dengan subjek peneliti. Melalui hubungan
langsung tersebut peneliti dapat melihat apa yang terjadi
sebenarnya di lapangan. Tujuan utama dari observasi adalah

23

untuk memantau proses, hasil, dan dampak perbaikan


pembelajaran yang direncanakan. Dalam penelitian ini,
observasi dilakukan di kelas untuk mengamati kegiatan
belajar mengajar dan untuk memperoleh data tentang
kinerja guru dalam pembelajaran IPA. Selain itu teknik ini
juga digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran, misalnya bagaimana
siswa merespon sistem pembelajaran, bagaimana siswa
bertanya dan mengeluarkan pendapat serta aspek-aspek
lainnya. Dalam proses pemebelajaran IPA melalui Model
Pembelajaran Webbed.
3) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan hasil lembar
kerja siswa dan foto-foto penelitian. Metode dokumentasi
digunakan

untuk

mencari

data-data

yang

mendukung

permasalahan yang akan diteliti.

F. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini pelaksanaan siklus I, III dan sterusnya akan
dilanjutkan jika tidak memenuhi kriteria ketuntasan belajar
klasikal yaitu 85 % siswa harus tuntas belajar. Penelitian ini
dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Hasil refleksi siklus I
digunakan sebagai acuan untuk rencana tindak lanjut pada
siklus III. Sedangkan hasil refleksi siklus III digunakan sebagai
acuan tindak lanjut pembelajaran selanjutnya. Dalam siklus
penelitian ini terdapat beberapa tahap, antara lain : tahap
perencanaan

tindakan,

tahap

pelaksanaan/implementasi

tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi.


Siklus I
1) Kegiatan Pra-tindakan

24

a. Menetapkan Subjek Penelitian


Penetapan subjek penelitian dilakukan pada Kelas II SD
Negeri 025 Tanjung Rambutan didalamnya terdapat
sejumlah kelompok yang ditetapkan sebanyak 6 siswa
yaitu siswa berkemampuan akademik tinggi, 6 siswa
berkemampuan

akademik

sedang,

dan

siswa

berkemampuan akademik rendah.

25

b. Pembentukan Kelompok Belajar


Pembentukan kelompok belajar disusun sedemikian
rupa sehingga terbentuk kelompok yang heterogen dari
segi kemampuan akademik dan jenis kelamin.
2) Kegiatan Tindakan
a. Perencanaan
Adapun perencanaan ini berdasarkan pada observasi
pendahuluan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
tindakan.

Langkah-langkah

yang

ditempuh

adalah

sebagai berikut :
1. Melakukan pertemuan awal dengan teman sejawat
untuk membicarakan persiapan tindakan dan waktu
tindakan
2. Mempersiapkan sumber pelajaran dan bahan yang
akan dipakai dalam pembelajaran
3. Mempersiapkan

rencana

pembelajaran

sesuai

dengan materi yang ditetapkan


4. Mempersiapkan lembar kegiatan
5. Mempersiapkan lembar tes akhir tindakan
6. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap

pemberian

tindakan

dimaksudkan

yaitu

melaksanakan kegiatan melalui Model Pembelajaran


Webbed yang telah dijelaskan dibagian depan, yaitu
penyajian

materi,

belajar

kelompok,

perlombaan/turnamen, dan penghargaan kelompok.

26

c. Observasi
Observasi dilakukan dengan tujuan agar memproleh
informasi yang lebih mendalam komprehensif tentang
data

aktifitas

mulai

dari

awal

sampai

tindakan.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti dibantu oleh teman


sejawat dan guru mata pelajaran. Hasil observasi akan
dicatat dalam lembar observasi dan catatan lapangan.
d. Refleksi
Refleksi digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu
siklus dan dilakukan pada setiap akhir siklus. Kegiatan
ini untuk melihat keberhasilan dan kelemahan dari
suatu perencanaan yang dilaksanakan pada siklus
tersebut.

Refleksi

juga

merupakan

acuan

dalam

menentukan perbaikan atas kelemahan pelaksanaan


siklus

sebelumnya

untuk

diterapkan

pada

siklus

selanjutnya.

G. Bentuk Penelitian
Adapun klafikasi hasil belajar dari benyamin bloom, memebagi
hasil belajar menjadi 3 ranah ( sudjana,1989:22-23 )
1. Ranah Kognitif
Berkaitan dengan hasil belajar Intelektual yang terdiri dari :
a. Kongnitif tingklat rendah, yang terdiri dari 2 aspek, yaitu
: (1) pengetahuan dan ingatan (2) pemahaman
b. Kognitif tingkat tinggi, yang terdiri dari 4 aspek yaiti :
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
Tipe hasil belajar aplikasi yaitu merupakan ide, teori tau
petunjuk tehnis kedalam situasi baru. Tipe hasil belajar
analisis yaitu usaha memilih suatu integritas menjadi
unsur-unsur kedalam bentuk menyeluruh. Tipe hasil

27

belajar evalusi yaitu memberikan keputusan tentang


nilai suatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan,
gagasan, cara kerja, pemecahan, metode, material.
Evaluasi memiliki suatu kiteria atau setandar tertentu.
2. Ranah Afektif
Berkaitan Ranah Afektif atau sikap yang terdiri dari :
a. Penerimaan
b. jawaban atau reaksi,
c. penilaian
d. organisasi
e. internalisasi
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe belajar efektif
tampak pada siswa dalam berbagai tinggkah laku seperti
perhatiannya terhadap pembelajaran, disiplin, motivasi
belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar
dan hubungan sosial. Tipe hasil belajar afektif berkenaan
dengan perasaan, minat dan oerhatian, kegiatan dan
penghargaan.
3. Ranah Psikomotorik
Berkaitan

dengan

hasil

belajar

keterampilan

dan

kemampuan bertindak yang terdiri dari :


a. Gerak refleks
b. Keterampilan gerak dasar
c. Kemampuan perseptual
d. Keharmonisan
e. Gerakan keterampilan komplek
f. Gerakan ekspresif dan interpreatif.
Berkenaan
bertindak

dengan
setelah

keterampilan
ia

menerima

atau

kemampuan

pengalaman

belajar

28

tertentu. Hasil belajar dari ranah ini adalah tahap lanjut


dari hasil tahap efektif
H. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini mengguanakan teknik analisis deskriptif
kualitatif,

yaitu

suatu

model

penelitian

yang

bersifat

mengganbarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data


yang diperoleh dengan tujuan untuk mengatahui hasil belajar
yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama
proses

pembelajaran.

Analisis

ini

dihitung

dengan

menggunakan statistik sederhana yaitu:


1. Untuk menilai ulangan atau tes tertulis
Peneliti melakukan penjumlahan nilai diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas
tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes tertulis dapat
dirumuskan sebagai berikut.
X=X
N
Dengan :
X
= Nilai Rata-rata
X
= Jumlah Semua Nilai Siswa
N
= Jumlah Siswa

2. Presentase Aktivitas belajar setiap siswa diperoleh dengan


rumus :
NP =

R
SM

x 100

Keterangan :
NP

: Nilai Persen yang dicari atau diharapkan

: Skor Mentah yang diperoleh siswa

29

SM

: Skor Maksimum dari tes yang ditentukan

100

: Bilangan Tetap

Sumber : Ngalim Purwanto (2003:102)

I. Indikator Keberhasilan
Indicator keberhasilan dalam penelitian ini apabila aktivitas
siswa meningkat disetiap siklusnya dan minimal 85% dari
jumlah siswa mencapai nilai 65.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SD Negeri 025 Tanjung Rambutan
Sekolah Dasar Negeri 025 Tanjung Rambutan berdiri pada
tahun ............. terletak di Kecamatan Kampar Kabupaten
Kampar Kondisi lingkungan SD Negeri 025 Tg. Rambutan
berada didaerah yang padat penduduk. Untuk menuju SD
Negeri

025

Tg.

Rambutan

dapat

ditempuh

dengan

30

kendaraan roda dua, beroda empat dan berjalan kaki karna


dekat dengan jalan raya. SD Negeri

025 Tg. Rambutan

mempunyai luas tanah .............. m2 terdiri dari 6 ruang


kelas

yang

digunakan

untuk

sebagai

ruang

belajar

mengajar. Ukuran setiap ruang kelas yaitu ..... m x .... m,


seluruh

siswa

masuk

pagi.

Untuk

ruang

penunjang

berjumlah ...... ruang yaitu terdiri dari ruang kepala


sekolah, dan ruang guru.
2. Keadaan Guru dan Pegawai SD Negeri 025 Tanjung
Rambutan
Guru SD Negeri 025 Tanjung Rambutan terdiri dari 12 guru,
diantaranya 1 Kepala Sekolah, 1 Guru mengajar Olahraga,
1

Guru

mengajar

mengajar
Bahasa

Pendidikan

Agama

Inggris,

guru

Islam,

wali

Guru

kelas

yang

memegang semua mata pelajaran selain mata pelajaran


diatas. Secara lengkap disajikan pada tabel dibawah ini.

31

Tabel 4.1 Keadaan Guru SD Negeri 025 Tanjung Rambutan


No
Nama
NIP
Jabatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Sumber data : Daftar Guru SD Negeri 025 Ranjung Rambutan
3. Jumlah Siswa SD Negeri 025 Tanjung Rambutan
Berikut disajikan tabel 4.2 tentang jumlah siswa SD Negeri
025 Tanjung Rambutan Kabupaten Kampar Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6

Tingkat
Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah

Banyak
Kelas
1
1
1
1
1
1
6

Jumlah

Tabel 4.3 Prestasi Yang Ada Di SDN 025 Tanjung


Rambutan
No
1
2
3
4
5

Tahun

Prestasi

32

6
7
Tabel 4.4 Data Siswa Kelas II SD Negeri 025 Tanjung
Rambutan
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Nama Siswa
Adella Putri Valya
Aditia Anggara
Agra Gusliandra
Aisyifi Arsyillah Idris
Bilqis Iklil Felani
Fahraensyah Kamil
Falen Herma sari
Harlan Firmansyah
Indah Hayatun Nuvus
Jannatul Khikma
Julita Anggareini
Lidia Elpira
M. Nabil Mursyidan
Nazwa Azura
Qarina latifah
Rafiq
Rita Amelia
Saira Nurfariza

Jenis
Kelamin
Perempuan
Laki-Laki
Laki-Laki
Perempuan
Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Perempuan

B. Hasil Penelitian
Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini
adalah : (1) Tahap Pra-tindakan dan (2) Tahap Pelaksanaan
Tindakan. Dalam penelitian ini direncanakan dilakukan 2 siklus
yaitu siklus I dan siklus III. Rincian tahap-tahap pada setiap
siklus tersebut adalah sebagai berikut.
1. Paparan Siklus I
Pertemua Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Hari/Tanggal Senin,
01 Februari 2016
a) Kegiatan Pra-Tindakan
1. Menetapkan Subjek Penelitian
33

Penetapan subjek penelitian dilakukan pada kelas III


SDN .................... .................., didalamnya terdapat
sejumlah

kelompok

yang

telah

ditetapkan

berdasarkan nilai ulangan harian dan berdasarkan


pertimbangan dari guru bidang studi IPA pada kelas
yang

diteliti.

Pada

tiap

kelompok

tersebut

ditetapkan sebanyak 4 siswa yaitu seorang siswa


berkemampuan

akademik

tinggi,

siswa

berkemampuan akademik sedang, dan 6 siswa


berkemampuan akademik rendah.

34

2. Pembentukan Kelompok Belajar


Pembentukan kelompok belajar disususn sedemikian
rupa sehingga kelompok yang heterogen dari segi
kemampuan akademik dan jenis kelamin.
b) Kegiatan Tindakan
1. Perencanaan
Adapun perencanaan ini berdasarkan pada observasi
pendahuluan
perencanaan

yang

menjadi

tindakan.

acuan

dalam

Langkah-langkah

yang

ditempuh adalah sebagai berikut :


a. Melakukan

pertemuan

sejawat

untuk

tindakjan

dan

awal

dengan

membicarakan
waktu

tindakan

teman

persiapan
dan

waktu

tindakan
b. Mempersiapkan sumber pembelajaran dan bahan
yang akan dipakai dalam pembelajaran.
c. Mempersiapkan rencana pembelajaran sesuai
dengan materi yang ditetapkan.
d. Mempersiapkan lembar kegiatan
e. Mempersiapkan lembar tes akhir tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahap

pemberian

tindakan

dimaksutkan

yaitu

melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui Model


Webbing yang telah dijelaskan bagian depan, yaitu
penyajian

materi,

belajar

kelompok,

perlombaan/turnamen, dan penghargaan kelompok.


Tahap pelaksanaan tindakan ini adalah hal yang
harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal

dalam

peroses

penelitian

ini.

Karena

dengan perancanaan yang matang dimungkinkan

35

dengan segala sesuatu akan berjalan dengan baik


dan hasil nyapun memuaskan. Pada kesempatan ini
peneliti

membuat

langkah-langkah

sebagai

pelaksanaan dalam melakukan tindakan kelas ini


yaitu meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Kegiatan Awal
Membuka pelajaran dengan salam dan doa,
mendata kehadiran siswa. Apersefsi dan motivasi
dengan melakukan tanya jawab tentang materi
pelajaran yang akan dipelajari. Kemudian guru
menjelaskan

kompetensi

dasar

dan

tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.


b. Kegiatan Inti
Guru menyajikan gambar sekilas materi yang
akan disampaikan. Guru menyiapkan alat peraga
yang

akan

diperlukan.

Guru

dan

siswa

mengadakan penelitian keseluruh ruang kelas


Mendemonstrasikan cara menggerakkan benda,
misalnya didorong dan dilempar. Peserta didik
dapat mengetahui tentang Fotosintesis setelah
siswa

menemukan

mengenai

pembuatan

makanan pada tumbuhan hijau dengan bantuan


sinar matahari apa saja yang berada didalam
kelas

guru

membagi

siswa

dalam

kelompok

kemudian guru mempersiapkan work sheet yaitu


materi yang akan dipelajari saat belajar kelompok,
dan lembar jawaban dari work sheet tersebut.
Selain itu guru juga mempersiapkan soal-soal
turnamen.

Pembentukan

kelompok

dilakukan

dengan mengurutkan siswa dari ats kebawah dan


dari bawah ke atas berdasarkan kemampuan
akademiknya,

dan

adftar

siswa

yang

telah

36

diurutkan tersebut dibagi menjad 5 bagian yaitu


kelompok tinggi, sedang 1, sedang 2, dan rendah.
Tiap meja turnamen terdiri dari 4-5 siswa yang
mepunyai homogen dan berasal dari kelompok
berlainan. Setelah masing-masing siswa berada
dimeja turnamen berdasarkan unggulan masingmasing kemudian guru membagikan satu set
seperangkat soal turnamen. Setelah turnamen
selesai, siswa kembali kekelompok asal. Kemudian
diakhiri

pembelajaran

siswa

melaksanakan

evaluasi secara individu.


c. Kegiatan Akhir
Guru

mengumumkan

tiga

kelompok

yang

mempunyai poin tertinggidiantara kelompok yang


lain yang akan mendapatkan piagam penghargaan.
Guru meminta siswa mempelajari kembali dirumah
yang telah diterimanya. Menutup pembelajaran.
3. Tahap Pengamatan ( Observasi )
Observasi dilakukan dengan tujuan agar memperoleh
informasi

yang

lebih

mendalam

komperehensif

tentang data aktifitas mulai dari awal sampai akhir


tindakan. Observasi ini dilakukan oleh penelitian
dibantu oleh teman sejawat. Hasil observasi akan
dicatat

dalam

lembar

observasi

dan

catatan

lapangan.

37

a) Pengamatan Aktifitas Siswa


Hasil

pengamatan

observasi

aktivitas

siswa

selama pembelajaran pada siklus 1 dapat dilihat


pada tebel sebagai berikut.
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1
Pertemuan 1
Aktivitas
3

N
o
1

Adella Putri Valya

1. Aktif Bertanya

Aditia Anggara

2. Aktif Menjawab

Agra Gusliandra

3. Melaksanakan Perintah

Aisyifi Arsyillah Idris

Bilqis Iklil Felani

4. Cepat Menyelesaikan
Tugas
5. Disiplin

Fahraensyah Kamil

Falen Herma sari

Harlan Firmansyah

Indah

10

Nuvus
Jannatul Khikma

11

Julita Anggareini

12

Lidia Elpira

13

M. Nabil Mursyidan

14

Nazwa Azura

15

Qarina latifah

16

Rafiq

17

Rita Amelia

18

Saira Nurfariza

Nama Siswa

Keterangan

Hayatun

Jumlah
Persentase

26.6
%

20
%

26.6
%

20%

33.
3%

38

Dari hasil pengamatan dari siklus 1 didapatkan


data aktivitas siswa seperti yang tertera dalam
tabel 4.4 yang terdiri dari Aktif bertanya 4 siswa
(26.6%)

Aktif

Menjawab

siswa

(20%),

melaksanakan perintah 4 siswa (26.6%) cepeta


menyelsaikan tugas 3 siswa (20%), dan disiplin 5
siswa (33.3%) dengan rata-rata peresentase siswa
secara klasikal (26.6%) dengan katagori tidak
aktif. Berdasarkan data tersebut diatas, ternyata
pada siklus 1 khususnya pertemuan pertama
menunjukkan

bahwa

kegiatan

pembelajaran

belum belajar efektif dan belum maksimal. Bila


dilihat

dari

menunjukkan

masing-masing

jenis

bahwa

aktivitas

semua

aktivitas,
masih

tergolong kurang atau rendah. Kurang aktifnya


siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
melalui Model Pembelajaran Webbing pada siklus
1 ini dapat disebabkan ini dapat disebabkan
karena siswa belum terbiasa belajar melalui Model
Pembelajaran Webbing, dimana dalam kegiatan
pembelajaran masih banyak siswa yang bingung
dengan mode pembelajaran yang diterapkan oleh
guru. Setelah kegiatan diskusi dan turnamen
selesai,

selanjutnya

pada

akhir

pembelajaran

dilakukan tes tertulis (kognitif) yang bersifat


individu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menyerap materi yang
dibahas.

39

b) Hasil Kerja Kelompok


Berikut hasil rekapitulasi skor perolehan hasil kerja
siswa siklus 1 pertemuan 1
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Kerja
Kelompok Pertemuan 1
N
o
1
2
3
4

Kriteria
Kerapihan
Kesesuaian
Kebenaran Menjawab
Tanggung Jawab
Jumlah
Presentase

Klp
4
4
4
3

Skor
b

0
0

1
25%

3
75%

Keterangan :
a : Amat Baik
b : Baik
c : Cukup
Dari hasil pertemuan 1 dipereleh hasil bahwa
pada aspek kerapihan dalam menulis laporan hasil
kerja kelompok memperoleh persentase sebanyak
25% dengan kriteria baik dan ketiga aspek lainnya
memperoleh kriteria cukup.
c) Hasil Tes Evaluasi
Dari

hasil

belajar

siswa

setelah

peroses

pembelajaran pada siklus 1 diperoleh hasil tes


evaluasi

pertemuan

1 dengan nilai

rata-rata

sebesar 56.00% (data terlampir) dan jumlah siswa


yang memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang
ditetapkan sekolah ( nilai 65) sebanyak 5 orang
30% bila dilihat dari ketuntasan belajar cara
klasikal, hasil tindakan pada siklus 1 belum
memenuhi

indikator

keberhasilan

yang

telah

ditetapkan ( 85% siswa memperoleh nilai 65).

40

4. Refleksi
Setelah

diadakan

pengamatan

selama

kegiatan

pembelajran pertemuan 1, selanjutnya diadakan


refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan. Adapun
kekuarangan yang terjadi pada kegiatan siklus 1,
antara lain:
1) Sebagian besar siswa masih bingung dengan
pembelajaran

melalui

Model

Pendekatan

Lingkungan. Hal ini ditandai banyaknya siswa


yang

tidak

tahu

harus

mengerjakan

apa,

sehingga siswa hanya diam dan banyak yang


tertawa karena siswa kebingungan.
2) Siswa

untuk

lebih

memilih

untuk

banyak

mengobrol dan menggangu temannya


3) Siswa

masih

mengalami

kesulitan

dalam

memahami materi terutama siswa berdiskusi


4) Guru

kurang

melaksanakan

matang
turnamen

dalam

persiapan

sehingga

kegiatan

game yang dilaksanakan mengalami hambatan


karena guru tidak memberi petunjuk dengan
jelas prosedur kegiatan turnamen
5) Guru masih kurang dalam mengaitkan materi
dengan pengetahuan lain yang relevan sehingga
belum mengahsilkan kesan yang menarik bagi
siswa
6) Dalam

kegiatan

diskusi,

siswa

yang

pandai

mendominasi dalam diskusi akibatnya siswa yang


kuranan

pandai

jawabanya

pasif

kepada

dan
siswa

menggantungkan
yang

pandai

saja.sebaiknya siswa yang pandai disarankan


untuk membimbing kelompok yang masih dalam
kesulitan.

41

Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Hari/Tanggal Kamis, 04
Februari 2016
a. Perencanaan
Beberapa hal yang dilakukan peneliti pada tahap ini
sebagai berikut:
1) Menyiapkan rencana pembalajaran, lembar observasi,
catatan lapangan, soal turnamen, dan soal tes 1, dapat
dilihat dalam lampiran.
2) Menyiapkan daftar nama anggota kelompok belajar,
dapat dilihat pada lampiran.
3) Menyiapkan soal-soal yang akan dikerjakan siswa dapat
dilihat dari lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan Awal
Membuka

pelajaran

dengan

salam

dan

doa,

menadata kehadiran siswa, penyajian kelas. Pada awal


pembelajaran guru nyampaikan materi yang akan
dipelajari,

tujuan

pembelajran

dan

memberikan

motivasi (prasyarat pelajar). Saat pelajaran kelas ini


guru harus sudah mempersiapkan work seet dan soal
turnamen pengembangan yaitu guru memberikan
penjelaskan materi secara garis besar.

42

2) Kegiatan Inti
Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan
disampaikan. Guru membacakan anggota kelompok dan
meminta

siswa

untuk

berkumpul

sesuai

dengan

kelompoknya masing-masing. Kelompok biasanya terdiri


dari 4. guru memerintahkan kepada siswa untuk belajar
dalam kelompok (kelompok asal). Setiap kelompok
mendalami materi bersama teman kelompoknya dan
lebih khusus untuk mempersiapkan angggota agar
bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. Jika
ada satu anggota yang tidak bisa mengerjakan soal atau
memiliki pertanyaan yang terkait dengan soal tersebut,
maka
jawab

teman sekelompoknya
untuk

tersebut.

menjelaskan

Setelah

meminta

kepada

belajar

mempunyai tanggung
soal

atau

kelompok

perwakilan

pertanyaan
selesai

kelompok

guru
untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompok dalam Model


Pembelajaran Webbing guru bertugas sebagai fasilitator
berkeliling dalam kelompok jika ada kelompok yang
mengalami kesulitan. Guru meminta tiap-tiap kelompok
untuk menjawab soal-soal yang sudah didiskusikan
sesama kelompoknya dan guru menyimpulkan jawaban
dari masing-masing kelompok untuk mendiskusikan
bersama. Setelah masing-masing siswa berada dalam
meja turnamen berdasarkan ungggulan masing-masing
kemudian guru membagikan satu set perangkat soal
turnamen. Setelah turnamen selesai, siswa kembali
kekelompok

asal

diakhir

pembelajaran

dilakukan

evaluasi individu.

43

3) Kegiatan Akhir
Guru mengumumkan tiga kelompok yang mempunyai
poin tertinggi diantara kelompok yang lain yang akan
mendapatkan

piagam penghargaan.

Guru

meminta

siswa mempelajari kembali dirumah materi yang telah


diterimanya. Menutup pembelajaran
c. Tahap Pengamatan (Observasi )
Hasil

pengamatan/observasi

aktivitas

siswa

selama

pembelajaran pada pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel


berikut.
1) Pengamatan Aktivitas Siswa
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1
Pertemuan 2
Aktivitas
3

N
o
1

Adella Putri Valya

1. Aktif Bertanya

Aditia Anggara

2. Aktif Menjawab

Agra Gusliandra

3. Melaksanakan Perintah

Aisyifi Arsyillah Idris

Bilqis Iklil Felani

4. Cepat Menyelesaikan
Tugas
5. Disiplin

Fahraensyah Kamil

Falen Herma sari

Harlan Firmansyah

Indah

10

Nuvus
Jannatul Khikma

11

Julita Anggareini

12

Lidia Elpira

13

M. Nabil Mursyidan

14

Nazwa Azura

Nama Siswa

Keterangan

Hayatun

44

15

Qarina latifah

16

Rafiq

17

Rita Amelia

18

Saira Nurfariza
Jumlah
Persentase

33.3
%

26.
6%

26.6
%

26.6
%

33.
3%

Dari hasil pengamatan dari siklus 1 didapatkan


data aktivitas siswa seperti yang tertera dalam
tabel 4.4 yang terdiri dari Aktif bertanya 5
siswa (33.3%), Aktif Menjawab 4 siswa (26.6%),
melaksanakan perintah 4 siswa (26.6%) cepat
menyelesaikan tugas perintah 4 siswa (26.6%),
dan disiplin 5 siswa (33.3%) dengan rata-rata
peresentase

siswa

secara

klasikal

(33.3%)

dengan rata-rata persentase aktivitas siswa


secara

klasikal

33.3%

meskipun

ada

peningkatan tetapi sangat kecil sekali sehingga


tidak signifikan. Berdasarkan data tersebut
diatas,

ternyata

pada

siklus

khususnya

pertemuan kedua menunjukan bahwa kegiatan


pembelajaran masih seperti pertemuan petama
belum berjalan efektif dan belum maksimal.
Berdasarkan data tersebut diatas, ternyata
pada siklus 1 khususnya pertemuan kedua
menunjukan
masih

bahwa

seperti

kegiatan

pertemuan

pembelajaran

petama

belum

berjalan efektif dan belum maksimal. Setelah


kegiatan

diskusi

dan

turnamen

selesai

selanjutnya pada akhir pembelajaran dilakukan

45

tes tertulis (kognitif) yang bersifat individu. Hal


ini dilakukan untuk memenuhi kemampuan
siswa dalam menyerap materi yang telah
dibahas.
2) Hasil Kerja Kelompok
Berikut hasil rekapitulasi skor perolehan hasil kerja siswa
siklus 1 pertemuan 2 :
Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil kerja kelompok
pertemuan 2
N
o
1
2
3
4

Klp

Kriteria

Kerapihan
Kesesuaian
Kebenaran Menjawab
Tanggung Jawab
Jumlah
Presentase
Keterangan :
a : Amat Baik
b : Baik
c : Cukup

4
4
4
3

Skor
b

0
0

2
50%

2
50%

Dari hasil pertemuan 1 diperoleh hasil bahwa pada


aspek kerapihan dalam menulis laporan hasil kerja
kelompok
dengan

memperoleh

skor

(baik)

persentase
dan

ketiga

sebanyak
aspek

50%

lainnya

memperoleh skor c (cukup).hasil pertemuan 2 tersebut


menunjukan bahwa hasil kerja kelompok siswa ada
beberapa asfek yang mengalami peningkatan dan ada
yang

tidak

berubah

atau

masih

sama

seperti

pertemuan 1.

46

3) Hasil Tes Evaluasi


Dari hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran
pada pertemuan kedua diperoleh hasil tes evaluasi
dengan nilai rata-rata sebesar 58.66% (data terlampir)
dan jumlah siswa memenuhi keriteria ketuntasan belajar
yang ditetapkan sekolah (nilai 65) sebanyak 8 orang
atau 53%. Bila dilihat dari ketuntasan belajar secara
klasikal, hasil tindakan dalam pertemuan 2 juga belum
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
(85% siswa memperoleh nilai 65) .
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, observer dan guru
melakukan

refleksi

terhadap

kegiatan

belajar

siswa.

Adapun hasil refleksi tersebut menunjukkan bahwa siswa


masih

perlu

mengkondisikan

untuk

bekerja

dengan

kelompoknya, siswa masih perlu dukungan agar mampu


melaksanakan kegiatan pembelajaran yang direncanakan,
siswa harus diberi pemahaman yang benar terhadap
prosedur atau langkah-langkah dari kegiatan turnamen
yang

dilakukan

mengikuti

sehingga

kegiatan

siswa

pembelajaran

benar-benar
melalui

siap
Model

Pembelajaran Webbing ini. Selain kekurangan tersebut,


kelebihan dari kegiatan pembelajaran pada pertemuan III
ini yaitu alokasi waktu dapat dimanfaatkan secara baik
sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai
dengan waktu yang direncanakan. Dengan mengevaluasi
aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh pada Siklus I
maka agar pada pertemuan berikutnya dapat meningkat
dan indikator keberhasilan tercapai diperlukan adanya
perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran, terutama
aspek-aspek yang masih belum optimal dilaksanakan.

47

Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga di laksanakan pada Hari/Tanggal Seni, 08
Februari 2016
a) Perencanaan
Beberapa hal yang dilakukan peneliti pada tahap ini
sebagai berikut:
a. Menyiapkan

rencana

pembelajaran

dan

soal

tes

pertemuan ketiga, dapat dilihat pada lampiran


b. Menyiapkan daftar nama anggota kelompok belajar,
dapat dilihat pada lampiran
c. Menyiapkan soal-soal yang akan dikerjakan siswa,
dapat dilihat pada lampiran
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan oleh guru sebagai
peneliti dan dibantu teman sejawat sebagai observer.
a. Kegiatan Awal
Tahap

pendahuluan

mengucapkan

salam

dimulai

dengan

guru

dilanjutkan

dengan

sedikit

menyampaikan tujuan pembelajaran. Disamping itu


guru juga menjelaskan Model Pembelajaran Webbing
Setelah guru membentuk kelompok belajar siswa yang
telah disusun peneliti sebelumnya dan meminta siswa
supaya setiap jam pelajaran IPA posisi duduk harus
berkelompok. Lebih lanjut guru memberikan motivasi
kepada siswa berupa hadiah, yaitu tiga kelompok
yang

memproleh

skor

turnamen

tertinggi

akan

mendapatkan hadiah dan piagam penghargaan. Guru


juga

menjelaskan

gambaran

bahwa

keberhasilan

kelompok bergantungan pada keberhasilan individu.


Sehingga untuk menjadi kelompok yang terbaik,

48

setiap anggota kelompok harus menyumbangkan skor


turnamen yang terbaik pula. Untuk itu, pada saat
diskusi kelompok harus terjadi tutor sebaya yaitu
siswa yang berkemampuan akademik tinggi harus
membantu

siswa

yang

berkemampuan

akademik

sedang dan rendah, sehingga mereka pun bisa


memberikan yang terbaik untuk kelompoknya.
b. Kegiatan Inti
Selanjutnya guru memulai tahap penyajian materi
secara klasikal. Pada awalnya guru mengingatkan
siswa tentang beberapa materi prasyarat yang telah
dipelajari

siswa

menggerakkan

sebelumnya,
benda,

diantaranya

misalnya

cara

didorong

dan

dilempar. Setelah siswa duduk berkelompok, guru


menjelaskan

tentang

materi

pada

pertemuan

tersebut, materinya yaitu tentang gaya setelah usai


menjelaskan materi, guru memberikan soal-soal untuk
dikerjakan

pada

setiap masing-masing

kelompok.

Setelah waktu yang disediakan untuk diskusi berakhir,


guru meminta laporan masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi bersama-sama. Guru
membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi
yang telah dilakukan bersama-sama tersebut.
c. Kegiatan Akhir
Dan pada tahap terakhir yaitu guru memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami. Pada tahap ini ada beberapa
siswa yang bertanya tentang mengenal berbagai
bentuk

energi

dan

manfaatnya.

Setelah

semua

pertanyaan siswa dijawab guru dan semua siswa

49

paham materi ini, maka guru memberikan pekerjaan


rumah

untuk

dikerjakan

bersama

masing-masing

kelompoknya. Kemudian yang terakhir yaitu tahap


evaluasi, dimana pada tahap ini siswa bukan lagi
berkelompok dan berdiskusi, melainkan tugas masingmasing individu dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa.
c) Pengamatan (Observasi)
Hasil

pengamatan/observasi

aktivitas

siswa

selama

pembelajaran pada pertemuan IIII dapat dilihat pada


tabel berikut.

1) Pengamatan Aktivitas Siswa


Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1
Pertemuan 3
N
o
1

Nama Siswa

Aktivitas
2
3

Keterangan
1. Aktif Bertanya

2. Aktif Menjawab

3. Melaksanakan Perintah

4. Cepat Menyelesaikan
Tugas
5. Disiplin

5
6
7
8
9
10

50

11
12
13
14
15
Jumlah
Persentase

7
46.6
%

6
40
%

40%

40%

46.
6%

Data hasil pengamatan selama siklus I pertemuan


ketiga didapatkan data aktivitas siswa seperti yang
tertera pada tabel di atas yang terdiri dari Aktif
Bertanya sebanyak 7 siswa (46.6%) Aktif Menjawab
6 siswa (40%), Melaksanakan perintah 6 siswa (40%)
cepat menyelesaikan tugas 6 siswa (40%), dan
Disiplin 6 siswa (40%) dengan rata-rata peresentase
siswa

secara

klasikal

(40%)

dengan

rata-rata

persentase aktivitas siswa secara klasikal

40%.

Secara perlahan aktivitas siswa terus mengalami


perbaikan.
2) Hasil Kerja Kelompok
Berikut

hasil

pengamatan

kerja

kelompok

pada

pertemuan 3
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Kerja Kelompok Pertemuan 3
N
o
1
2
3
4

Kriteria
Kerapihan
Kesesuaian
Kebenaran Menjawab
Tanggung Jawab
Jumlah
Presentase
Keterangan :

Klp
4
4
4
3

0
0

Skor
b

3
75%

1
25

51

a : Amat Baik
b : Baik
c : Cukup
Dari hasil pertemuan 3 diperoleh hasil bahwa pada
aspek kerapihan dalam menulis laporan hasil kerja
kelompok memperoleh persentase sebanyak 75%
dengan skor b (baik) dan ketiga aspek lainnya
memperoleh skor c (cukup). Hal ini menunjukkan
bahwa dari hasil kerja kelompok masih banyak siswa
yang belum tepat dalam menjawab pertanyaan/soal
yang diberikan guru.
3) Hasil Tes Evaluasi
Dari hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran
pada pertemuan ketiga diperoleh hasil tes evaluasi
dengan nilai rata-rata sebesar 62.33% (terlampir) dan
jumlah siswa yang memenuhi kiteria ketuntasan
belajar yang ditetapkan sekolah (nilai 65) sebanyak
9 orang atau 60% bila dilihat dari ketuntasan belajar
secara klasikal, hasil tindakan pada pertemuan ketiga
juga belum memenuhi indikator keberhasilan yang
telah ditetapkan (85% siswa memperoleh nilai 65).
d) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama kegiatan
pembelajaran nampak bahwa siswa mulai menyenangi
belajar dalam kelompok yang diturnamenkan. Mereka
mulai aktif berdiskusi dalam menyelesaikan masalah.
Mereka

sudah

keberhasilan

ada

kelompok.

tanggung
Setelah

jawab
hasil

terhadap

pengamatan

dianalisis, kemudian peneliti melakukan refleksi dari hasil


pertemuan ketiga. Refleksi pada pertemuan ketiga pada

52

siklus 1 ini dilakukan untuk menentukan apakah siklus 1


mencapai indikator keberhasilan tindakan atau belum.
Jika belum maka akan dicari kelemahan-kelemahan yang
ada pada siklus 1 yang selanjutnya akan diperbaiki pada
siklus III. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, dan
teman sejawat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
mulai terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Demikian
juga motifasi siswa terhadap pembelajaran dan tingkat
pengamanan siswa terhadap materi juga sudah baik.
Dari segi hasil belum memenuhi kriteria keberhasilan
yaitu meskipun terjadi peningkatan persentase siswa
yang tuntas belajar yaitu dari 60% menjadi 62.33%
tetapi masih belum mencapai kriteria ketuntasan belajar
secara

klasikal.

Berdasarkan

uraian

diatas

dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus 1


belum berhasil. Dengan demikian perlu dicari kelemahan
yang ada pada tindakan 1 untuk kemudian dapat
ditentukan perbaikan-perbaikannya. Berdasarkan hasil
diskusi antara peneliti dengan guru mata pelajaran dan
teman sejawat, perbaikan yang akan dilakukan pada
siklus 2 sebagai berikut :
a. Mekanisme

turnamen

yaitu

setiap

lima

siswa

membentuk kelompok dalam meja turnamen yang


telah tersedia satu set kartu soal. Setelah siswa siap
dimeja turnamen masing-masing, peneliti memberi
tanda

supaya

siswa

mulai

mengerjakan

dengan

mengambil kartu soal secara bergantian hingga waktu


turnamen berakhir.
b. membahas soal turnamen dikelas sehingga siswa
lebih paham dan mengetauhi menjawab lebih benar.

53

c. mengikut

sertakan

siswa

pada

saat

mengoreksi

jawaban turnamen siswa untuk menumbuhkan rasa


tanggung jawab pada diri siswa.
d. guru mata pelajaran berusaha tidak terlallu cepat
ketika memberikan penjelasan didepan kelas sehingga
siswa mampu mencerna dengan baik setiap apa yang
dikatakan oleh guru
e. peneliti harus benar-benar memperhatikan waktu
sehingga pembelajaran yang dilaksanakan benarbenar sesuai RPP yang telah dibuat sebelumnya.
Materi yang dibahas pada siklus III sama dengan materi
siklus I yaitu tentang ciri-ciri khusus makhluk hidup
2. Paparan Siklus III
Pembelajaran siklus III merupakan perbaikan dari hasil
penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I.
Pertemuan Keempat
Pertemuan

keempar

dilaksanakan

pada

Hari/Tanggal

Jumat, 17 Februari ..................


a. Tahap Perencanaan
Perencanaan siklus III diawali dari refleksi terhadap hasil
perbaikan siklus I. Hasil dari siklus I penulis gunakan
untuk acuan dalam meneympurnakan / memperbaiki
kegiatan pembelajaran pada siklus III.
Sebelum

pembelajaran

dilaksanakan

penelitian

ini

dimulai dari beberapa tahapan persiapan yaitu:


1. Menyiapkan
observasi,

rencana
catatan

pembelajaran,

lapangan,

soal

lembar
turnamen

pertemuan keempat, soal tes siklus III pertemuan


keempat, dan kunci jawaban dapat dilihat pada
lampiran

54

2. Membuat lembar observasi melihat bagai mana


peroses belajar mengajar dikelas berlangsung.
3. mempersiapkan soal evaluasi untuk melihat tingkat
keberhasilan siswa
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Setelah tahap perencanaan sudah selesai, dilanjutkan
dengan

pelaksanaan

tindakan

siklus

III

kegiatan

dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran


yang

telah

dilaksanakan

langkah-langkah

dalam

penelitian ini menempuh tahapaan sebagai berikut :


1. Kegiatan Awal
Guru mata pelajaran memulai tahap pendahuluan
dengan mengucapkan salam, menyampaikan tujuan
pembelajaran

dan

mengingatkan

siswa

tentang

Model Pembelajaran Webbing. Yang akan dilakukan


guru mata pelajaran juga memberikan motivasi
kepada kelompok untuk berlomba-lomba menjadi
kelompok yang terbaik, terutama kelompok yang ada
pada

turnamen

siklus

sebelum

menjadi

tiga

kelompok terbaik. Untuk memotivasi siswa juga guru


memebrikan hadiah untuk juara I, III, dan IIII pada
siklus

I.

bagaimana

Kemudian
cara

guru

memberikan

mengerjakan

soal-soal

contoh
yang

berhubungan dengan energy dan manfaat kehidupan


sehari-hari.
2. Kegiatan Inti
Setelaah guru merasa bahwa siswa sudah bisa
menggunakan

konsep

dengan

ciri-ciri,

guru

memberikan soal-soal pada setiap kelompok sebelum


diskusi dimulai guru mengingatkan bahwa akhir

55

pembelajaran setiap kelompok harus menyerahkan


laporan hasil diskusi. Setelah waktu yang disediakan
untuk berdiskusi habis maka setiap kelompok harus
menyerahkan hasil diskusi yang telah didiskusikan.
Kemudian

akan

dilanjutkan

dengan

turnamen,

sebelum turnamen dimulai, guru meminta siswa


duduk

dimeja

turnamen.

Kemudian

peneliti

memberikan perlengkapan turnamen kepada setiap


meja yaitu berupa satu set kartu soal dan lembar
jawaban

selanjutnya

guru

menjelaaskan

aturan

turnamen yaitu setiap siswa mengambil satu soal


untuk dikerjakan dilembar jawaban. Setelah selesai
dijawab,

masing-masing

perwakilan

turnamen

menaruh alat tulis diatas meja supaya tidak ada yang


curang

dalam

memperhatikan

hasil

jawaban

jawaban

yang

siswa

kemudian

akan

dibacakan

peneliti dan membahasanya bersama-sama. Kartu


soal

yang

telah

diambil

tersebut

dikembalikan

ketempat semula dan mengambil kartu soal yang lain


untuk dikerjakan dilembar jawaban yang sama.
Begitu seterusnya sampai waktu yang disediakan
berakhir atau kartu soal sudah dikerjakan semua.
Setelah

selesai

memberikan

penjelasan,

peneliti

mempersilahkan siswa untuk mengambil satu kartu


soal. Pada saat turnamen terlihat sekali antusias
mereka

dalam

mengerjakan

soal

karena

selain

dituntut benar juga dituntut cepat. Siapa yang cepat


dan benar dalam mengerjakan soal akan mendapat
poin lebih banyak. Setelah waktu turnamen berakhir
guru

memberikan

kesempatan

untuk

bertanya

tentang materi yang belum dipahami. Kemudian


peneliti meminta siswa untuk menghitung poinnya

56

masing-masing

individu

dilanjutkan

dengan

penghitungan poin kelompok. Setelah penghitungan


poin dilakukan, peneliti meminta lembar jawaban
dikumpulkan dimeja paling depan. Kemudian peneliti
mengumumkan kelompok yang menang juara I, III
dan IIII.

3. Kegiatan Akhir
Guru

mengumumkan

tiga

kelompok

yang

mempunyai poin tertinggi diantara kelompok yang


lain dan akan mendapatkan piagam penghargaan.
Guru meminta siswa mempelajari kembali dirumah
materi yang akan diterima nya.
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran
dengan melalui model pendekatan lingkungan pada
siswa kelas III SD Negeri 2 .................. berlangsung
observasi dilaksanakan oleh peneliti yang sekaligus
bertindak sebagai guru dengan bantuan seorang teman
sejawat yang bertindak sebagai observer.
Berikut hasil pengamatan/observer terhadap kelima
aktivitas yang diamati selama siklus III pertemuan
keempat
1) Pengamatan Aktivitas Siswa
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III
Pertemuan 4
N
o
1
2

Nama Siswa

Aktivitas
2
3
4

Keterangan
1. Aktif Bertanya
2. Aktif Menjawab

57

3. Melaksanakan Perintah

4. Cepat Menyelesaikan
Tugas
5. Disiplin

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
Persentase

60
%

53.3
%

53.3
%

53.
3%

60
%

Dari hasil pengamatan selama siklus III pertemuan


keempat didapatkan data aktivitas siswa seperti
yang tertera pada tabel di atas yang terdiri dari Aktif
Bertanya sebanyak 9 siswa (60%) Aktif Menjawab 8
siswa

(53.3%),

Melaksanakan

perintah

siswa

(53.3%) cepat menyelesaikan tugas 8 siswa (53.3%),


dan

Disiplin

siswa

(60%)

dengan

rata-rata

peresentase siswa secara klasikal (60%). Dari hasil


tersebut menunjukkan bahwa disetiap pertemuan
yang berlansung aktivitas siswa meningkat sedikit
demi sedikit pada siklus I dari delapan jenis aktivitas
yang diamati masih dibawah 40% dan diawal siklus

58

III ini persentase aktivitas siswa meningkat menjadi


60% dengan kategori aktif.
2) Hasil Kerja Kelompok
Berikut

hasil

pengamatan

terhadap

hasil

kerja

kelompok pada pertemuan 4.


Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Kerja Kelompok
Pertemuan 4
N
o
1
2
3
4

Kriteria

Klp

Kerapihan
Kesesuaian
Kebenaran Menjawab
Tanggung Jawab
Jumlah
Presentase
Keterangan :
a : Amat Baik
b : Baik
c : Cukup

4
4
4
3

1
25%

Skor
b

3
75%

0
25

Dari hasil pertemuan 4 diperoleh hasil bahwa pada


aspek kerapihan dalam menulis laporan hasil kerja
kelompok memperoleh persentase sebanyak 25%
dan ketiga aspek lainnya memperoleh skor b (baik)
hasil ini menunjukkan bahwa hasil kerja kelompok
siswa menunjukkan meskipun hasil yang didapt
belum maksimal.
3) Hasil Tes Evaluasi
Dari hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran
pada siklus III pertemuan keempat diperoleh hasil tes
evaluasi dengan nilai rata-rata sebesar 70.71% (data
terlampir)

dan

jumlah

siswa

memenuhi

kriteria

ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah (nilai


65) sebanyak 9 orang atau 62.33%. bila dilihat dari
59

ketuntasan belajar secara klasikal pada pertemuan


ini

masih

sama

dengan

hasil

tindakan

pada

pertemuan keempat yang belum memenuhi indikator


keberhasilan yang telah ditetapkan (85 % siswa
memperoleh nilai 65).
d. Refleksi
Pada awal siklus III diperoleh oleh hasil belajar siswa
belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari
keseluruhan yang diamati yaitu :
1) Guru perlu mengoptimalkan dalam memotivasi dan
membangun semangat siswa terhadap pelajaran IPA.
2) Guru kurang memperhatikan pemahaman pada siswa
tentang pentingnya kerja sama dalam kelompok
untuk menyelesaikan suatu masalah
3) Guru belum optimal dalam menanamkan prinsip cara
mengkonstruksi sebuah pemahaman pada anak,
yaitu dengan mengaitkan peristiwa dan pengalamapengalaman yang dimiliki dalam kehidupan seharihari.
4) Prestasi belajar siswa yang diukur melalui tes akhir
siklus belum menunjukkan hasil yang dIIInginkan
karena belum mencapai kriteria ketuntasan belajar
secara klasikal.
Selain

kekurangan

tersebut,

ada

hal

positif

atau

kelebihan pada pertemuan keempat ini, antara lain:


1) Subjek penelitian sudah mulai aktif bekerjasama
dalam kelompok untuk menyelesaikan soal-soal
2) Subjek

penelitian

merasa

senang

dengan

pembelajaran melalui model Pembelajaran Webbing

60

karena tiddak malu bertanya kepada teman, melatih


berfikir dengan cepat, dan dapat menumbuhkan
sikap saling menghormati dan menghargai pendapat
orang lain.
Dari

hasil

tersebut

perlu

dilakukan

perbaikan-

perbaikan lagi yang dapat meningkatkan hasil belajar


siswa.
Pertemuan Kelima
Pertemuan

kelima

dilaksanakan

pada

Hari/Tanggal

Senin, 12 Maret ..................


a) Perencanaan
1. Menyiapkan rencana pembelajaran, lembar observasi,
catatan lapangan, soal turnamen pertemuan kelima,
soal tes pertemuan kelima, dan kunci jawaban dapat
dilihat pada lampiran
2. Membuat lembar observasi melihat bagai mana
peroses belajar mengajar dikelas berlangsung.
3. mempersiapkan soal evaluasi untuk melihat tingkat
keberhasilan siswa
b) Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal
Membuka

pelajaran

dengan

salam

dan

doa,

menadata kehadiran siswa, penyajian kelas. Pada


awal pembelajaran guru nyampaikan materi yang
akan

dipelajari,

tujuan

pembelajaran

dan

memberikan motivasi (prasyarat pelajar). Saat


pelajaran

kelas

ini

guru

harus

sudah

mempersiapkan work seet dan soal turnamen


pengembangan
penjelaskan

yaitu

materi

guru

secara

garis

memberikan
besar

dan

61

mengulang kembali sekilas mengenai gaya dapat


mengakibatkan benda diam menjadi bergerak
2. Kegiatan Inti
Guru

memberi

sedikit

langkah-langkah
tentang

penjelasan

menentukan

Fotosintesis

Guru

memberikan

berbagai

macam

membacakan

anggota

kelompok dan meminta siswa untuk berkempul sesuai


dengan

kelompoknya

biasanya

terdiri

masing-masing.

dari

orang.

Kelompok

Kemudian

guru

memerintahkan kepada siswa untuk belajar dalam


kelompok

(kelompok

asal)

dan

setiap

kelompok

ditugaskan untuk memberikan contoh ciri-ciri khusus


makhluk

hidup

bergerak,

yang

Setiap

menyebabkan

kelompok

benda

mendalami

diam
materi

bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk


mempersiapkan anggota agar bekerja dengan baik
dan optimal pada saat game. Jika ada satu anggota
yang tidak bisa mengerjakan soal atau memiliki
pertanyaan yang terkait dengan soal tersebut, maka
teman sekelompoknya mempunyai tanggung jawab
untuk menjelaskan soal atau pertanyaan tersebut.
Setelah
kepada

belajar

kelompok

perwakilan

mempresentasikan

hasil

selesai

guru

meminta

kelompok
kerja

untuk

kelompok.

Guru

meminta tiap-tiapuntuk menjawab soal-soal yang


sudah didiskusikan sesama kelompoknya dan guru
menyimpulkan jawaban masing-masing siswa berada
dalam meja turnamen berdasarkan unggulan masingmasing

kemudian

guru

membagikan

satu

set

seperangkat soal turnamen. Satu set seperangkat


turnamen terdiri dari soal turnamen, kartu soal,

62

lembar jawaban, poin gambar smile, dan lembar skor


turnamen.
3. Kegiatan Akhir
Guru mengumumkan tiga kelompok yang mempunyai
poin tertinggi diantara kelompok yang lain yang akan
mendapatkan piagam penghargaan. Guru meminta
siswa mempelajari kembali dirumah materi yang telah
diterimanya. Menutup pembelajaran.
c) Pengamatan (Observasi)
Berikut hasil pengamatan/observasi terhadap kelima
aktivitas yang diamati selama siklus III pertemuan
kelima.
1) Pengamatan Aktivitas Siswa
Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III
Pertemuan 5
N
o
1

Nama Siswa

Aktivitas
2
3
4

Keterangan
1. Aktif Bertanya

2. Aktif Menjawab

3. Melaksanakan Perintah

4. Cepat Menyelesaikan
Tugas
5. Disiplin

5
6
7
8
9
10
11
12

63

13
14
15
Jumlah
Persentase

13

11

12

12

80%

73.
3%

80
%

80
%

12
80
%

Dari hasil pengamatan selama siklus III pertemuan


kelima didapatkan data aktivitas siswa seperti yang
tertera pada tabel diatas yang terdiri dari Aktif
Bertanya 13 siswa (86%)

Aktif Menjawab 11 siswa

(73.3%), Melaksanakan Perintah 13 siswa (86%) Cepat


menyelesaikan tugas 13 siswa (86%), dan Disiplin 13
siswa (86%), dengan rata-rata persentase aktivitas
siswa secara klasikal 86% dengan kategori aktif.
2) Hasil Kerja Kelompok
Berikut

hasil

pengamatan

kerja

kelompok

pada

pertmuan 5
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Kerja Kelompok 5
N
o
1
2
3
4

Kriteria
Kerapihan
Kesesuaian
Kebenaran Menjawab
Tanggung Jawab
Jumlah
Presentase
Keterangan :
a : Amat Baik
b : Baik
c : Cukup

Klp
4
4
4
3

Skor
b

2
50%

2
50%

0
0%

Dari hasil diatas 50% siswa pada aspek kerapihan


dan tanggung jawab memperoleh skor a (amat
baik), dan 50% pada aspek kesesuaian dengan

64

tugas dan kebenaran jawaban memperoleh skor b


(baik).
3) Hasil Tes Evaluasi
Dari hasil belajar siswa proses pembelajaran pada
siklus III pertemuan kelima diperoleh hasil tes evaluasi
dengan

nilai

rata-rata

sebesar

68.66%

(data

terlampir) dan jumlah siswa yang memenuhi kriteria


ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah (nilai
65) sebanyak 17 siswa 68.66%. bila dilihat dari
ketuntasan belajar secara klasikal pada pertemuan ini
belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan (85% siswa memperoleh 65), sehingga
perlu menyempurnaan pada pertemuan berikutnya.
d) Refleksi
Berdasarkan

hasil

observasi

pertemuan

kelima,

secara umum kondisi pembelajaran cukup kondusif.


Beberapa refleksi yang diperoleh pada pertemuan
kelima sebagai berikut :
1. Subjek

penelitian

aktif

bekerjasama

dalam

kelompok untuk menyelesaikan soal-soal


2. Siswa senang belajar IPA secara Kelompok sehingga
termotivasi untuk menguasai materi pelajaran IPA
secara detail.
3. Pemberian

soal

yang

terlalu

menuntun

siswa

menjadikan mereka lebih aktif berdiskusi dalam


kelompok dan bertanya kepada guru.
4. Dari hasil pertemuan kelima diperoleh nilai ratarata yaitu 68.66 dengan persentase ketuntasan
80%.

Hasil

ditentukan

ini

belum

sehingga

mencapai
masih

target

perlu

yang

dilakukan

perbaikan-perbaikan pada pertemuan keenam.

65

Pertemuan Keenam
Pertemuan keenam dilaksanakan pada Hari/Tanggal, Sabtu,
10 November ..................
a. Tahap Perencanaan
1. Menyiapkan RPP pertemuan keenam dengan materi
menentukan Macam-macam energy
2. Menyiapkan lembar observasi,catatan lapangan, soal
turnamen

peretmuan

keenam,

soal

tes

siklus

III

pertemuan keenam, dan kunci jawaban dapat dilihat


pada lampiran
3. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana
proses belajar mengajar dikelas berlangsung.
4. Menyiapkan

soal

evaluasi

untuk

melihat

tingkat

keberhasilan siswa.
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal
Membuka

pelajaran

dengan

salam

dan

doa,

kemudian guru mendata kehadiran siswa setelah itu


penyajian

kelas.

Pada

awal

pembelajaran

guru

menyampaikan materi yang akan di pelajari, tujuan


pembelajaran dan memberikan motivasi (prasyarat
belajar). Saat pembelajaran kelas ini guru harus
sudah

mempersiapkan

work

sheet

dan

soal

turnamen. Pengembangan yaitu guru memberikan


penjelasan materi secara garis besar dan mengulang
kembali sekilas mengenai pembuatan makanan pada
tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari
2. Kegiatan Inti

66

Guru

memberi

tentang

sedikit

penjelasan

macam-macam

kemanfaatan

bentuk

kehidupan

memberikan
energy

sehari-hari,

dan
Guru

membacakan anggota kelompok dan meminta siswa


untuk

berkempul

sesuai

dengan

kelompoknya

masing-masing. Kelompok biasanya terdiri dari 4


orang. Guru memerintahkan kepada siswa untuk
belajar dalam kelompok (kelompok asal) dan setiap
kelompok ditugaskan memberikan macam-macam
bentuk energy. Setiap kelompok mendalami materi
bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota agar bekerja dengan baik
dan optimal pada saat game. Jika dalam satu
kelompok tersebut tidak ada yang bisa mengerjakan
maka siswa meminta bimbingan guru. Setelah belajar
kelompok selesai guru meminta kepada perwakilan
kelompok

untuk

mempresentasikan

hasil

kerja

kelompok. Guru meminta tiap-tiap untuk menjawab


soal-soal

yang

kelompoknya

sudah

dan

guru

didiskusikan
menyimpulkan

sesama
jawaban

masing-masing untuk didiskusikan bersama. Setelah


masing-masing siswa berada dalam meja turnamen
berdasarkan
guru

unggulan

membagikan

masing-masing

satu

set

kemudian

seperangkat

soal

turnamen. Guru membagikan kartu bernomor kepada


masing-masing

meja

turnamen.

Kartu

tersebut

dikocok dan kemudian dibagikan kepada anggota


kelompok

dalam

meja

turnamen.

Setelah

usai

turnamen, maka masing-masing anggota turnamen


mengumumkan
mendapatkan

siswa
poin

dan

yang

paling

selanjutnya

banyak
kelompok

turnamen kembali kekelompok asal sambil membawa

67

poin-poin tersebut. Kelompok yang mendapat poin


terbanyak maka dialah yang akan menjadi juaranya.
Juara yang diambil yaitu juara I,III dan IIII. Setelah itu
siswa kembali melaksanakan evaluasi pertemuan
keenam.
3. Kegiatan Akhir
Guru

mengumumkan

tiga

kelompok

yang

mempunyai poin tertinggi diantara kelompok yang


lain yang akan mendapatkan piagam penghargaan.
Guru meminta siswa mempelajari kembali dirumah
materi yang telah diterimanya. Menutup pelajaran
dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan (Observasi)
Berikut hasil pengamatan/observasi terhadap kelima
aktivitas yang diamati selama siklus III pertemuan
keenam.
1) Pengamatan Aktivitas Siswa
Tabel 4.19 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III pertemuan
6
N
o
1

Nama Siswa

Aktivitas
3
4

Keterangan
1. Aktif Bertanya

2. Aktif Menjawab

3. Melaksanakan Perintah

4. Cepat Menyelesaikan
Tugas
5. Disiplin

5
6
7
8

68

9
10
11
12
13
14
15
Jumlah

14

13

14

13

13

Persentase

93.
3%

86.
6%

93.
3%

86.
6%

86.
6%

Dari hasil pengamatan selama siklus III pertemuan


keenam didapatkan data aktivitas siswa seperti yang
tertera pada tabel diatas yang terdiri dari Aktif
Bertanya 14 siswa (93.3%) Aktif Menjawab 13 siswa
(86.6%), Melaksanakan Perintah 14 siswa (93.3%)
Cepat menyelesaikan tugas 13 siswa (86.6%), dan
Disiplin

13

siswa

(86.6%),

dengan

rata-rata

persentase aktivitas siswa secara klasikal 93.3%


dengan kategori aktif.
2) Hasil Kerja Kelompok
Berikut

hasil

pengamatan

kerja

kelompok

pada

pertmuan 6
Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Kerja Kelompok 6
N
o
1
2
3
4

Kriteria
Kerapihan
Kesesuaian
Kebenaran Menjawab
Tanggung Jawab
Jumlah
Presentase
Keterangan :

Klp
4
4
4
3

Skor
b

3
75%

1
25%

0
0%

69

a : Amat Baik
b : Baik
c : Cukup
Dari hasil hasil kerja kelompok siswa yang meperoleh
yang tercantum diatas menunjukkan pada aspek
kerapihan, kesesuaian dengan tugas, dan tanggung
jawab memeproleh skor a (amat baik) dan 25% pada
aspek kebenaran jawaban memperoleh skor b (baik)
dengan demikian pada pertemuan ke enam 75%
siswa memperoleh penelitian yang baik.
3) Hasil Tes Evaluasi
Dari hasil belajar siswa proses pembelajaran pada
siklus III pertemuan keenam diperoleh hasil tes
evaluasi dengan nilai rata-rata sebesar 71.33% (data
terlampir) dan jumlah siswa yang memenuhi kriteria
ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah (nilai
65) sebanyak 13 siswa atau 86.6%. sehingga perlu
menyempurnaan pada pertemuan berikutnya.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus III dilakukan untuk menentukan apakah
siklus III sudah berhasil atau belum. Berdasarkan hasil
pengamatan peneliti, guru mata pelajaran, teman sejawat
disimpulkan bahwa sebagian besar aktif dalam diskusi
kelompok. Demikian juga berdasarkan hasil pengamatan
terhadap seluruh siswa, diperoleh bahwa kerjasama dalam
kelompok lebih mereka sukai daripada belajar sendiri.
Sebagaimana dalam siklus I, maka setelah melaksanakan
pengamatan atas tindakan pembelajaran didalam kelas,
selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah

70

dilakukan. Beberapa refleksi yang diperoleh pada siklus III


sebagai berikut :
1. Subjek penelitian aktif bekerjasama dalam kelompok
untuk menyelesaikan soal-soal
2. Siswa senang belajar IPA secara kelompok sehingga
termotivasi untuk menguasai materi pelajaran IPA secara
detail.
3. Pemberian

soal

yang

tidak

terlalu

menuntun

siswa

menjadikan mereka lebih aktif berdiskusi dalam kelompok


dan bertanya kepada guru
4. Prestasi belajar siswa yang diukur melalui tes akhir siklus
sudah menunjukkan hasil yang dIIInginkan yaitu telah
mencapai kriteria ketuntasan belajar klasikal
Pertemuan Ketujuh
Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada Hari/Tanggal, Senin,
02 April ..................
a. Tahap Perencanaan
a. Menyiapkan
RPP

pertemuan

ketujuh

dengan

Persamaan dan perbedaan teks


b. Menyiapkan lembar observasi,catatan lapangan, soal
turnamen peretmuan keenam, soal tes siklus III
pertemuan keenam, dan kunci jawaban dapat dilihat
pada lampiran
c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana
proses belajar mengajar dikelas berlangsung.
d. Menyiapkan soal evaluasi untuk melihat

tingkat

keberhasilan siswa.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Membuka pelajaran dengan salam dan doa, kemudian
guru mendata kehadiran siswa setelah itu penyajian

71

kelas. Pada awal pembelajaran guru menyampaikan


materi yang akan di pelajari, tujuan pembelajaran dan
memberikan

motivasi

pembelajaran
mempersiapkan

kelas
work

(prasyarat

belajar).

ini

harus

sheet

guru
dan

soal

Saat
sudah

turnamen.

Pengembangan yaitu guru memberikan penjelasan


materi secara garis besar dan mengulang kembali
sekilas mengenai persamaan dan perbedaan teks
.
2) Kegiatan Inti
Guru memberi sedikit penjelasan tentang persamaan
dan perbedaan teks. Guru membacakan anggota
kelompok dan meminta siswa untuk berkempul sesuai
dengan

kelompoknya

masing-masing.

Kelompok

biasanya terdiri dari 4 orang. Guru memerintahkan


kepada

siswa

untuk

belajar

dalam

kelompok

(kelompok asal) dan setiap kelompok ditugaskan


memberikan contoh persamaan dan perbedaan teks
Setiap kelompok mendalami materi bersama teman
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan
anggota agar bekerja dengan baik dan optimal pada
saat game. Setelah usai turnamen, maka masingmasing anggota turnamen mengumumkan siswa yang
paling banyak mendapatkan poin dan selanjutnya
kelompok turnamen kembali kekelompok asal sambil
membawa

poin-poin

tersebut.

Kelompok

yang

mendapat poin terbanyak maka dialah yang akan


menjadi juaranya. Juara yang diambil yaitu juara I,III
dan IIII. Setelah itu siswa kembali melaksanakan
evaluasi pertemuan ketujuh.
3) Kegiatan Akhir

72

Guru

mengumumkan

tiga

kelompok

yang

mempunyai poin tertinggi diantara kelompok yang


lain yang akan mendapatkan piagam penghargaan.
Guru meminta siswa mempelajari kembali dirumah
materi yang telah diterimanya. Menutup pelajaran
dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan (Observasi)
Berikut hasil pengamatan/observasi terhadap kelima
aktivitas yang diamati selama siklus III pertemuan
ketujuh.
1) Pengamatan Aktivitas Siswa
Tabel 4.22 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III pertemuan
7
N
o
1

Nama Siswa

Aktivitas
2
3
4

Keterangan

5
1.

Aktif Bertanya

2. Aktif Menjawab

3. Melaksanakan Perintah

4. Cepat Menyelesaikan
Tugas
5. Disiplin

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

73

Jumlah
Persentase

15

15

15

15

15

100
%

100
%

10
0%

100
%

100
%

Dari hasil pengamatan selama siklus III pertemuan


ketujuh didapatkan data aktivitas siswa seperti yang
tertera pada tabel diatas yang terdiri dari Aktif
Bertanya 15 siswa (100%) Aktif Menjawab 15 siswa
(100%)

Melaksanakan Perintah 15 siswa (100%)

Cepat menyelesaikan tugas 15 siswa (100%)

dan

Disiplin 15 siswa (100%) dengan rata-rata persentase


aktivitas siswa secara klasikal 93.3% dengan kategori
sangat aktif
2) Hasil Kerja Kelompok
Berikut

hasil

pengamatan

kerja

kelompok

pada

pertmuan 7
Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Kerja Kelompok 7
N
o
1
2
3
4

Kriteria
Kerapihan
Kesesuaian
Kebenaran Menjawab
Tanggung Jawab
Jumlah
Presentase
Keterangan :
a : Amat Baik
b : Baik
c : Cukup

Klp
4
4
4
3

Skor
b

3
75%

1
25%

0
0%

Dari hasil hasil kerja kelompok siswa yang meperoleh


yang tercantum diatas menunjukkan pada aspek
kerapihan, kesesuaian dengan tugas, dan tanggung
jawab memeproleh skor a (amat baik) dan 25% pada
aspek kebenaran jawaban memperoleh skor b (baik)

74

dengan demikian pada pertemuan ke enam 75%


siswa memperoleh penelian yang amat baik.
3) Hasil Tes Evaluasi
Dari hasil belajar siswa proses pembelajaran pada
siklus III pertemuan keenam diperoleh hasil tes
evaluasi dengan nilai rata-rata sebesar 90.00% (data
terlampir) dan jumlah siswa yang memenuhi kriteria
ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah (nilai
65) sebanyak 14 siswa atau 93.33%. sehingga perlu
menyempurnaan pada pertemuan berikutnya. Dari
segi hasil juga sudah memenuhi kriteria keberhasilan
yaitu selain terjadi peningkatan presentase siswa
yang tuntas belajar yaitu dari 90.00% menjadi 93.3%
juga

telah

mencapai

kriteria

belajar

klasikal.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa


pelaksanaan tindakan pada siklus III sudah berhasil.
Dan berdasarkan rencana semula bahwa pemberian
tindakan hanya dilaksanakan pada dua siklus jadi
penelitian berakhir pada Siklus III.
4. Refleksi
Refleksi pada siklus III dilakukan untuk menentukan
apakah

siklus

III

sudah

berhasil

atau

belum.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, guru mata


pelajaran,

teman

sebagian

besar

Demikian

juga

sejawat
aktif

dalam

berdasarkan

disimpulkan
diskusi
hasil

bahwa

kelompok.
pengamatan

terhadap seluruh siswa, diperoleh bahwa kerjasama


dalam kelompok lebih mereka sukai daripada belajar
sendiri. Sebagaimana dalam siklus I, maka setelah
melaksanakan

pengamatan

atas

tindakan

75

pembelajaran didalam kelas, selanjutnya diadakan


refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan.
Beberapa refleksi yang diperoleh pada siklus III
sebagai berikut :
1. Subjek

penelitian

aktif

bekerjasama

dalam

kelompok untuk menyelesaikan soal-soal


2. Siswa senang belajar Bahasa Indonesia secara
kelompok sehingga termotivasi untuk menguasai
materi pelajaran Bahasa Indonesia secara detail.
3. Pemberian soal yang tidak terlalu menuntun siswa
menjadikan mereka lebih aktif berdiskusi dalam
kelompok dan bertanya kepada guru
4. Prestasi belajar siswa yang diukur melalui tes akhir
siklus sudah menunjukkan hasil yang dIIInginkan
yaitu telah mencapai kriteria ketuntasan belajar
klasikal
C. Pembahasan
Pembelajaran siklus I secara keseluruhan dapat dikatakan
telah berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil observasi,
dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa tersebut mengalami
kesulitan dalam hal penyesuaian diri dengan penedekatan
pembelajaran yang diterapkan. Guru sangat menyadari hal
tersebut karena menerapkan pemebalajaran melalui Melalui
model

pembelajaran

Webbing

kegiatan

pembelajaran

merupakan hal baru bagi siswa. Pada saat pembelajaran siklus


I, peneliti menemukan seorang siswa yang benar-benar
mengalami kesulitan. Siswa tersebut memang mengalami
banyak kesulitan pada saat pembelajaran Siklus I dan hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil evaluasi yang
diperolehnya.
Selain itu, setelah mendapat model pembelajaran Webbing,
siswa

juga

menyatakan

menemukan

kemudahan

dalam

76

memahami materi dan dalam kelompok siswa dapat saling


bertukar pendapat sehingga dapat menyelesaikan tugas dan
lebih mudah. Siswa juga sekaligus dapat belajar bekerjasama
dalam kelompok dan menghargai pendapat orang lain.
Dengan

model

pembelajaran

Webbing,

siswa

dapat

mempelajari banyak hal tentang kebersamaan, kekompakan,


dan bekerjasama dalam satu kelompok. Siswa berusaha untuk
meredam sifat-sifat egois dan individual untuk dapat diterima
dalam kelompok dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengalaman yang diperoleh siswa pada saat pembelajaran
siklus I mendorong siswa untuk lebih bersemangat mengikuti
pembelajaran siklus III. Keinginan siswa untuk memperbaiki
hasil

evaluasi,

baik

secara

individu

maupun

kelompok

memberi semangat tersendiri bagi siswa., siswa jadi lebih


bersemangat siswa terlihat pada saat pembelajaran kelompok
Siklus III, di mana siswa secara berkelompok diminta untuk
menyusun

laporan

kelompok.

Hasil

tes

akhir

siklus

menujukkan prestasi belajar IPA siswa meningkat setelah


mengikuti pembelajaran model pembelajaran Webbing jika
dilihat dari banyaknya siswa yang tuntas belajar. Dari data
awal diketahui 56.00% siswa yang tuntas belajar dan setelah
melaksanakan siklus I siswa yang tuntas belajar naik menjadi
62.33% pada siklus III semua siswa naik menjadi 90.00%
meskipun masih ada 1 orang siswa yang mendapatkan hasil
yang minim. Sedangkan jika dilihat dari kriteria ketuntasan
belajar secara klasikal. Karena hanya 90.00% siswa yang
tuntas

belajar

tetapi

pada

siklus

III

sudah

mencapai

ketuntasan belajar secara klasikal karena terdapat 85%


siswa yang tuntas.
Peningkatan

yang

terjadi

dikelas

III

tersebut

sangat

dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diharapkan yaitu


pembelajaran jigsaw. Karena faktor eksternal yang datang dari

77

sekolah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa


diantaranya adalah pembentukan kelompok yang heterogen.
Pembentukan

kelompok

secara

heterogen

dari

segi

kemampuan akademik bertujuan agar siswa tidak hanya


belajar dari guru tetapi bisa belajar dari anggota kelompoknya
yang

berkemampuan

akademiknya

lebih

tinggi.

Dan

diharapkan siswa dapat lebih memahami materi dengan


penjelasan dari temannya sendiri. Berkaitan dengan hal
tersebut, Lie (2002) dalam bukunya menyatakan banyak
peneliti menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya
(peer teaching)

ternyata lebih efektif dari pada pengajaran

oleh guru. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pengalaman


dan pengetahuan (skema dalam dunia pendidikan) para siswa
yang lebih mirip satu dengan yang lainnya dibandingkan
dengan skema guru.
Presentasi

dan

diskusi

kelas

juga

berperan

dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan diskusi, mereka


dapat saling mengetahui hasil kelompok, mungkin hasilnya
sama

tetapi

cara

penyelesaiannya

berbeda.

Ini

berarti

pengalaman belajar siswa bertambah, demikian juga pada


saat diskusi kelas, guru dapat mengetahui apakah konsepkonsep yang telah dipelajari dpat dipahami oleh siswa apa bila
terjadi kesalah pahaman terhadap suatu konsep, maka guru
harus segera meluruskan kesalahan tersebut Berdasarkan
pada penjabaran fokus penelitian tersebut diatas, menunjukan
bahwa dampak yang diperoleh siswa dalam belajar IPA
dengan menggunakan strategi Melalui model pembelajaran
Webbing sangat terlihat fositif. Dengan demikian dapat
dipastikan bahwa semakin keratif guru dalam menggunakan
strategi dalam kegiatan belajar mengajar maka cenderung
akan meningkatkan aktivitas sehingga akan menghasilkan
prestasi belajar yang optimal.

78

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Webbed model (model jaring laba-laba/model terjala) yaitu
Model pembelajaran yang pada dasarnya menggunakan
pendekatan tematik. Melalui model pembelajaran ini, anak
akan memperoleh pandangan hubungan yang utuh tentang

79

kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda. Model ini merupakan


model yang sangat populer dalam kegiatan belajar mengajar
khusus nya di Sekolah Dasar,model ini juga dapat meningkat
minat

siswa

untuk

lebih

berperan

aktif

dalam

kelas.

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam


pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa
aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaranyang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu,
misalnya mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA,
IPS, PKN dipadukan menjadi satu sehingga tercipta satu pokok
pembelajaran

atau

tema.

Maka

dari

itu, dengan

adanya metode ini, siswa akan memperoleh pengetahuan dan


ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi
bermakna bagi siswa.
B. SARAN
1. Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah hendaknya selalu menganjurkan kepada
semua

guru

untuk

membuat

siswa

sehingga

kejenuhan

mengajar

aktif,

merasa

akan

dengan

metode

senang,

terhindar.

yang

dan

nyaman

Kepala

sekolah

hendaknya menyediakan sarana yang dapat mendukung


kegiatan pembelajaran agar dapat berjalan secara optimal.
2. Bagi guru
Guru

hendaknya

selalu

berusaha

memberi

dorongan

kepada siswa untuk lebih aktif berlatih menulis. Guru


hendaknya mengajar dengan menggunakan metode yang
bervariasi sehingga membuat siswa lebih nyaman. Guru
hendaknya memberikan perhatian dan waktu yang lebih
banyak pada mata pelajaran menulis karena menulis
merupakan suatu keterampilan yang tidak mudah.

80

3. Bagi siswa
Siswa hendaknya banyak membaca berbagai buku baik
fiksi maupun non- fiksi terutama yang berkaitan dengan
menulis. Siswa hendaknya aktif dan belajar menggali ide
melalui

berbagai

sumber,

salah

satunya

melalui

metode spider Web.

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, siti . (2007). Pembelajaran Terpadu. Jakarta
Jamaris, Martini. ( 2006). Perkembangan dan Pengembangan
Anak Usia
Taman Kanak-kanak. Jakarta : PT Gramedia Widiasaran
Indonesia.
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/modelpembelajaran-tematik-pembelajaran-terpadu-latar-belakangmengapa-disarankan-untuk-digunakan-di-sd-dan-mi/
Tim Pengembang PGSD. 1996. Pembelajaran Terpadu D-III PGSD
dan S-2 Pendidikan Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tin

81

82

Anda mungkin juga menyukai