PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai
perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Sebelum kita menganalisis
perilaku konsumen, perlu dipikirkan siapakah konsumen kita, apa yang menjadi kebutuhan
konsumen, kapan dan bagaimana mereka membeli. Kemudian dalam proses pembelian,
siapakah pencetus inisiatifnya, siapakah pemberi pengaruhnya, siapakah pengambil
keputusan, siapakah yang melakukan proses pembelian,
Untuk mencapai keberhasilan dalam pemasaran perlu kita pahami dan ketahui apa
saja model perilaku konsumen itu sendiri, baik itu faktor yang ada didalam diri konsumen,
maupun faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam menggunakan sebuah
produk.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka perlu dibuat rumusan masalah agar diperoleh kejelasan
dalam penulisan makalah ini. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Konsumen?
2. Apa saja model model perilaku konsumen untuk dapat menyusun startegi pemasaran yang
efektis dan efisien?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Page 2
Page 3
2.2.1
Variabel Stimulus
Variable stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu (faktor
eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya: Merek dan
jenis barang, iklan, pramuniaga,penataan barang, dan ruangan toko.
2.2.2 Variabel Respons
Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel
stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan
stimulus. Contohnya: keputusan membeli barang, pemberi penilaian terhadap barang,
perubahan sikap terhadap suatu produk.
2.2.3 Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel antara stimulus dan respons. Variabel ini
merupakan faktor internal individu, termasuk motif - motif membeli, sikap terhadap
suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. Peranan variabel intervening
adalah untuk memodifikasi respons.
2.3 Ciri-ciri Konsumen
Menurut Amru (2013) ciri-ciri konsumen dibagi menjadi 2, yaitu:
2.3.1
Personal Consumer
Personal Consumer adalah konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau
jasa untuk penggunaannya sendiri.
2.3.2
Organizational Consumer
Organizational Consumer adalah konsumen ini membeli atau menggunakan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Menurut Amru (2013) dalam buku Handi Irawan perilaku konsumen Indonesia
dikategorikan memjadi 5 kategori, yaitu :
1. Berpikir jangka pendek , ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir
jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya
adalah dengan mencari yang serba instant.
Page 4
2. Tidak terencana, hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli
produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).
3. Suka berkumpul, masyarakat indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul
(sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti
Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
4. Gagap teknologi , sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai
teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang
umum digunakan kebanyakan pengguna lainnya.
5. Gengsi , Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat
naik status walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobilmobil mewah pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun.
2.4 Pendekatan Perilaku Konsumen
Menurut Amru (2013) ada tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen,
yaitu :
2.4.1
Pendekatan Interpretif
Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang
mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group
discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan
apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
2.4.2
Pendekatan Tradisional
Pendeketan ini didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif,
sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan
mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan
keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk
Page 5
menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen
memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial
terhadap perilaku konsumen.
2.4.3
ini
didasari
pada
teori
dan
metode
dari ilmu
coba
hirarki
kebutuhan
manusia
Page 6
Page 7
pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi pembelian adalah apakah akan
membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi pembelian kembali adalah
apakah akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi
pembelanjaan berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pengeluaran
adalah
berapa
banyak
uang
yang
akan
digunakan.
Intensi
pencarian
Page 8
Page 9
representation of something (in our case, a process) (suatu model adalah sesuatu
yang mewakili sesuatu dalam hal ini adalah suatu proses).
Model perilaku konsumen dapat pula diartikan sebagai kerangka kerja atau
sesuatu yang mewakili apa yang diyakinkan konsumen dalam mengambil keputusan
untuk membeli.
2.6.2
Page 10
2.7.1
Page 11
2.7.3
Page 12
akhir pembelian yaitu penilaian setelah pembelian. Model ini didasarkan pada
proses pengambilan keputusan konsumen.
Tahap dasar dari proses pembelian menurut model ini adalah:
a. Motivasi
b. Pengamatan
c. Proses belajar
Kemudian diteruskan dengan pengaruh kepribadian, sikap dan perubahan
sikap bekerja bersama pengaruh aspek sosial dan kebudayaan setelah itu sampailah
pada tahap proses pengambilan keputusan konsumen.
Enggel, Kollat dan Black Well mengatakan bahwa mempelajari perilaku
konsumen adalah hampir sama dengan mempelajari perilaku manusia.
2.7.5
Model Kotler
Menurut Sutisna (2002) perilaku membeli konsumen atau consumers buying
behavior merujuk pada perilaku membeli yang dilakukan oleh konsumen akhir atau
individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa unutuk konsumsi secara
pribadi. Kotler (Terjemahan, 2001: 219) menyatakan bahwa terdapat beberapa tipe
perilaku membeli berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan
merek, yaitu:
a. Perilaku membeli yang kompleks
Merupakan model perilaku pembelian yang mempunyai ciri-ciri, sebagai
berikut: terdapat keterlibatan mendalam oleh konsumen dalam memilih
produk yang akan dibeli dan adanya perbedaan pandangan yang signifikan
terhadap merek yang satu dengan merek yang lain konsumen menerapkan
Page 13
Page 14
Setelah
pembelian,
konsumen
mungkin
mengalami
Page 15
2.7.7
Page 16
Dasar model perilaku konsumen ini paling sedikit melibatkan dua orang
yang
berinteraksi,
yaitu
pejual
membangkitkan
stimulus,
misalnya
2.7.8
Model Andarieasen
Model Andarieasen dibangun dari konsepsi-konseosi tentang formasi sikap
dan perubahannya dalam psikologi sosial. Kunci perubahan sikap ditetntukan
oleh berbagai macam jenis informasi. Model ini menjelaskan seluruh proses
dari rangsangan-rangsangan sampai dengan hasilnya yang berupa perilaku,
semua itu terkandung dalam siklus pemrosesan informasi yg terdiri empat
tahap yaitu: input berupa rangsangan (stimuli), pengamatan (perception) dan
penyaringan, perubahan-perubahan sifat, serta macam hasil yang mungkin
terjadi (Peter, 1999).
2.7.9
Model Clawson
Menurut Utomo (2002) model ini didasarkan pada teori bentuk dan teori
bidang. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh hasil konflik psikologis dalam
berbagai situasi. Konsumen individu mengumpulkan valensi-valensi positif
Page 17
dan negatif dari suatu produk yang hendak dibeli. Terjadinya pembelian
merupakan hasil bahwa valensi-valensi positif yg lebihh besar daripada
valensi negatif. Nilai masing-msing valensi tersebut tidak tetap dan tidak
bebas dari pengaruh ruang individu. Kebutuhan akan suatu produk timbul dan
dipengaruhi oleh ruang hidup yaitu tempat,waktu,dsb.
Valensi adalah pengertian yang menggambarkan sifat dari pada lingkungan
psikologis, yaitu nilai lingkungan psikologis itu bagi seseorang. Ada dua nilai
yaitu nilai positif dan nilai negatif:
1. Sesuatu mempunyai nilai atau valensi positif apabila menyebabkan
berkurangnya atau hilangnya tegangan bila seseorang mendapatkan
sesuatu itu, serta menyebabkan meningkatkan tegangan jika seseorang
terhambat untuk mendapatkanya. Misalnya minuman bagi orang yang
haus.
2. Sesuatu mempunyai nilai atau valensi negatif jika menyebabkan
meningkatnya tegangan jika seseorang mendapatkanya dan menyebabkan
menurunya tegangan bila seseorang meninggalkannya. Misalnya: limbah
jadi valensi positif bersifat menarik dan valensi negative bersifat menolak.
2.7.10 Model Hirarki Kebutuhan dari Maslow
Menurut Utomo (2002) ada lima hirarki kebutuhan yaitu: fisiologis,
keselamatan, cinta, penghargaan. Dan aktualisasi diri. Maslow menekankan
adanya suatu hirarkhi kebutuhan, dimana kebutuhan yang lebih tinggi akan
dipenuhi seterlah kebutuhan yang lebih rendah dipenuhi terlebih dahulu.
Hirarki kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis, seperti makan, minum, perumahan dan sebagainya
Page 18
reputasi,kehormatan
diri,
pemilihan
merek
pembelian
sekarang.
Untuk memberi gambaran model Markov, kita ambil contoh ada tiga merek
disuatu pasar (merek A, B, dan C) dan ketiga merek tersebut adalah merek-merek
yang dibeli pada pembelian yang terakhir.
2.7.12 Model Perilaku Pembelian Industri
Page 19
Page 20
2. Pencarian Informasi
Setelah konsumen yang terangsang kebutuhannya, konsumen akan terdorong
untuk mencari informasi yang lebih banyak. Orang lebih peka terhadap informasi
produk. Selanjutnya, orang mulai aktif mencari informasi: bertanya kepada teman,
mendatangi toko untuk mencari tahu atau membuka-buka internet untuk
membandingkan spesifisikasi dan harga barang.
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi umunya mencerminkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi
perilaku pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang
dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk
atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya
dengan keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi,
dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
bertahan lama pada sesorang pada objek atau gagasan tertentu (Spector, 2000 dalam
Kotler dan Keller, 2007).
4. Keputusan Pembelian
Dalam suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub
keputusan, meliputi merk, pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode
pembayaran. Contohnya ketika membeli kendaraan atau peralatan mesin. Namun
dalam pembelian produk sehari-hari, keputusan konsumen bisa jadi lebih sederhana.
Page 21
Contohnya ketika membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berfikir tentang
pemasok atau metode pembayaran.
5. Perilaku Pascapembelian
Setelah pembelian dilakukan, konsumen akan selalu siaga terhadap
informasi yang mendukung keputusannya. Konsumen akan membandingkan produk
yang telah ia beli, dengan produk lain. Hal ini dikarenakan konsumen mengalami
ketidakcocokan dengan fasilitas-fasilitas tertentu pada barang yang telah ia beli,
atau mendengar keunggulan tentang merek lain.
Page 22
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Kelompok kami menentukan sepeda motor Honda sebagai studi kasus kali ini,
dikarenakan pasar sepeda motor di Indonesia didominasi oleh Honda dan Honda mendapat
penghargaan Top Brand Aaward 2013 pada kategori kendaraan bermotor roda dua, oleh
karena itu kami memilih untuk menganalisis Honda sebagai studi kasus kali ini.
Profil Singkat
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia.
Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara
mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit,
sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock
down).
Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z
bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu
tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun dan terus
berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda
transportasi andalan di Indonesia.
Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal
Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Hondatahun 2001 di dalam negeri
Page 23
Page 24
atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station), serta 7.400 gerai suku
cadang, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di seluruh Indonesia.
Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia.
Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 18.000 orang,
ditambah ratusan vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini
memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi
tersebut diperkirakan dapat memberikan kesempatan kerja kepada sekitar setengah juta
orang. PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2
yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan
masyarakat Indonesia.
3.2 Pembahasan Kasus
3.2.1
Untuk menentukan perilaku konsumen dalam memilih produk bisa dilihat dari :
1. Faktor Budaya
Dilihat dari factor budaya, perilaku konsumen dalam memilih produk sepeda motor
Honda sangatlah memiliki faktor pengaruh yang sangat besar. Memahami budaya
Indonesia merupakan suatu hal yang penting bagi setiap perusahaan yang memiliki
cabang di Indonesia. Khusus untuk bisnis sepeda motor faktor ini akan sangat
berpengaruh.
2.
Faktor Pribadi
Pertimbangan utama pembaca membeli motor Honda karena dianggap paling IRIT.
Padahal merk lain sudah campign habis-habisan soal irit. Tapi sepertinya susah lawan
mindset konsumen, IRIT YA HONDA. Karena fitur dan teknologinya melimpah Ini
sangat menonjol pada matic-matic Honda yang memiliki value tinggi soal fitur dan
teknologi. Mulai dari ISS, parking brake lock, side stand switch, dll.
Page 25
Konsumen tetap yakin bahwa harga jual kembali motor Honda tidak Urutan 4,
karena desain atau modelnya mendapat porsiSekuat tenaga Honda merancang desain
motornya, masih belum mampu menggeser mindset irit dan teknologi.Mengalahkan
persepsi aftersales, racing, komunitas dan banyaknya pilihan varian.
3. Faktor Sosial
Faktor Sosial juga berpengaruh dalam konsumen memilih produk yang mereka
inginkan, keluarga, teman, organisasi dan sebagainya adalah termasuk dalam faktor
sosial, dalam hal ini akan menjelaskan perilaku konsumen memilih sepedea motor
honda berdasarkan faktor sosial, sepeda motor adalah barang individual yang sudah
masuk sebagai gaya hidup sang pemilik, karena jika seseorang tidak memiliki
kendaraan sendiri/individual mereka akan sulit besosialisasi kepada rekan ataupun
teman. faktor faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen tersebut adalah faktor
lingkungan mereka tinggal.
Kelas Sosial merupakan pembagian didalam masyarakat yang terdiri dari
individu dengan berbagi nilai, minat dan perilaku yang sama.Pengaruh Pribadi,
merupakan respon seseorang terhadap tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan
diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain.
Keluarga, merupakan unit pengambilan keputusan utama, dengan pola peranan
dengan fungsi yang kompleks dan bervariasi. konsumen memilih sepeda motor honda
dikarenakan pengaruh dari teman pergaulan, organisasi dan keluarga yang paling besar
mempengaruhi konsumen tersebut memilih sepeda motor honda. ada juga konsumen
yang memilih motor honda karena teman pergaulannya, semua menggunakan sepeda
motor honda. ada juga konsumen yang memilih sepeda motor honda karena
Page 26
recomendasi dari kluarga, teman atau organisasi. konsumen memilih motor honda
karena mereka sering mendengar kelebihan honda seperti : memiliki banyak cabang
bengkel resmi honda, spearpartnya mudah didapat, dan harga jual honda tidak begitu
rendah semua itu konsumen ketahui dari mereka memberikan penilaian kepada honda
dan kepada konsumen yang ingin membeli sepeda motor honda.
4. Faktor Psikologi
Dari faktor psikologi, konsumen lain mengarahkan seseorang untuk membeli
sepeda motor Honda untuk mencari kepuasan. Karena berdasarkan teori maslow,
seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Konsumen dalam
memilih produk sepeda motor Honda ini memiliki proses atau persepsi masing-masing
tergantung pada psikologis masing-masing.
3.2.2
konsumen itu sendiri berdasarkan keputusan pembelian yang berbeda-beda dari tiap
konsumen. Secara garis besar perilaku konsumen dalam membuat keputusan pembelian
terbagi menjadi 2 wujud, yaitu :
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa
untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Para konsumen sangat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat
pendidikan, pola perpindahan tempat, selera. Sangat bermanfaat bagi para pemasar
untuk membeda-bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda-beda, dan
mengembangkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen itu.
Page 27
3.2.3
mendalami
berbagai
hal
yang
mempengaruhi
pembeli
dan
Page 28
Page 29
sepeda motor Honda yang dikenakan orang lain, yang selanjutnya konsumen
merasakan rangsangan yang ditimbulkan akibat kebutuhan konsumen yang
ingin membeli sepeda motor Honda.
2. Pencarian Informasi
Setelah konsumen yang terangsang kebutuhannya, konsumen akan
terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Orang lebih peka
terhadap informasi produk. Selanjutnya, orang mulai aktif mencari informasi:
bertanya kepada teman, mendatangi toko untuk mencari tahu atau membukabuka internet untuk membandingkan spesifisikasi dan harga barang.
Dalam Tahapan pencarian informasi, kaitannya dalam studi kasus ini
adalah konsumen melakukan pencarian informasi tentang sepeda motor Honda
dengan cara apapun karena sesuai dengan tahap pertama yang berdasarkan
kebutuhan.
3.
Evaluasi Alternatif
Evaluasi
umunya
mencerminkan
keyakinan
dan
sikap
yang
Page 30
Dalam tahap evaluasi alternatif, kaitannya dengan studi kasus ini adalah
konsumen sudah yakin dengan sepeda motor merek Honda karena konsumen
sudah melewati tahap kebutuhan dan pencarian informasi, dan faktor yang
membuat konsumen percaya dengan sepeda motor Honda adalah dengan
melihat pasar yang semakin didominasi oleh sepeda motor Honda.
3.2.6
Keputusan Pembelian
Dalam suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub
Perilaku Pascapembelian
Setelah pembelian dilakukan, konsumen akan selalu siaga terhadap
Page 31
Honda, karena beruhubungan dengan sifat manusia yang tidak pernah puas
akan suatu hal.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Para pemasar berusaha memahami kepribadian konsumen dalam rangka mempelajari
perilaku konsumen dan merumuskan strategi pemasaran yang efektif dan efisien, dalam
hal ini variabel variabel yang terdapat dalam komponen perilaku konsumen seperti
variabel stimulus, respons, dan intervening merupakan variable yang berpengaruh dalam
psikologi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Hal lain yang harus diketahui oleh para calon pemasar adalah model yang digunakan
untuk menyelami psikologi konsumen dalam menanggapi adanya suatu produk. Ke lima
model ini mempunyai kekuatan untuk menyatukan interelarasi antara sikap sikap,
kepribadian, peranan sosial, struktur sosial, dan proses belajar.
Tujuan dari kelima model ini merupakan sarana untuk mengembangkan penelitian
lebih jauh lagi terhadap sikap dan minat konsumen dalam menanggapi adanya suatu
produk, sedangkan fungsi dari kelima model ini
Page 32
Page 33