Case Report Pediatri
Case Report Pediatri
Asma Bronkiale
Pembimbing :
Dr. Nia Adriani, Sp.A, M.Kes
Oleh :
Leni Yuliani
Ratih Wahyuningsih
Identitas
Nama
: An. RRV
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal lahir
: 01 Januari 2003
Usia
: 11 tahun 4 bulan 4 hari
Pendidikan
: siswa SD
Anak ke
: 2 dari 3 bersaudara
Nama orang tua: Tn. XXX
Usia
: 44 tahun
Pekerjaan : petani
Pendidikan
: smp
Penghasilan : -
Keluhan utama
Sesak sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
Riwayat pengobatan
Riwayat imunisasi
Imunisasi lengkap dan dilakukan di posyandu
Riwayat psikososial
Pasien tinggal bersama kakek dan neneknya,
karena orang tuanya bercerai
Makan 3 kali sehari, mau makan nasi, sayuran,
ikan, dan buah.
Sering jajan di sekolah
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: composmentis
Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 100x/m
Pernafasan : 48x/m
Suhu : 37,7C
Antropometri
BB
= 32 kg
TB = 134 cm
Status gizi
BB/U : 32/37
x 100% = 86% (gizi baik)
TB/U : 134/144 x 100% = 93% (tinggi
baik)
BB/TB : 32/32
x 100% = 100% (gizi
baik)
Kesan : gizi baik
Pemeriksaan
Fisik
Kepala :
Bentuk Normocephal
Warna rambut hitam distribusi rata
Mata :
Telinga :
Normotia
Serumen
(-/-)
Hidung :
Normonasi
Sekret (-/-)
Warna Konka (N/N)
Pernafasan cuping
hidung (+)
Mulut :
Mukosa Bibir basah
Tonsil T1/T1
Faring Tidak
Leher :
Pembesaran KGB (-)
Thyroid (N)
Retraksi suprasternal
Pemeriksaan Fisik
Paru-paru
Inspeksi
Bentuk dada
simetris
Retraksi
intercosta -/-
Palpasi
Vocal fremitus
simetris
Perkusi
Sonor (+/+)
Auskultasi
Bunyi dasar
napas vesikuler
Ronkhi (-/-)
Wheezing (+/+)
Jantung
Inspeksi
ictus cordis
tidak terlihat
Palpasi
ictus cordis
teraba ics 5
Perkusi
Pekak
Auskultasi
BJ I/II murni,
reguler
Murmur (-)
Gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen :
Inspeksi :
Kontur abdomen datar
Retrasi epigastrik (-)
Auskultasi :
B.U Normal (7x)
Perkusi :
Tymphani
Palpasi :
Turgor normal
Nyeri Tekan epigastrium
(+)
Hepar (tidak teraba)
Lien (tidak teraba)
Akral
hangat
RCT < 2
dtk
Edema (-)
Akral
hangat
RCT < 2
dtk
Edema (-)
Akral
hangat
RCT < 2
dtk
Edema (-)
KGB
Inguinal
Tidak
teraba
Akral
hangat
RCT < 2
dtk
Edema (-)
KGB
Inguinal
Tidak
teraba
Genital :
TAK
Kulit : turgor kembali cepat,
sianosis (-) petekie (-), purpura
(-), vesikel (-)
Refleks : patologis (-), fisiologis
(+)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (UGD RSUD Banjar, 5 Mei 2014)
Resume
Anak perempuan 11 tahun datang dengan keluhan sesak
sejak 1 hari SMRS, sesak semakin berat, berkurang saat
duduk dan tidur lebih nyaman 2-3 bantal. Sesak diikuti
suara ngik-ngik dan batuk berdahak berwarna hijau dan
pilek. Terdapat demam, namun tidak terlalu tinggi, muntah
lebih dari 5 kali saat makan dan minum. 1 bulan terakhir 2
kali sesak, biasanya 2-3 bulan 1 kali sesak. Dari umur 2
tahun didiagnosis asma, nenek riwayat asma. Sering
sesak saat capek, terpapar rokok dan minum es.
Pada pemfis:
RR = 48x/menit, T = 37,7 C
Pernapasan cuping hidung
Retrasksi suprasternal (+)
Auskultasi paru wheezing (+/+)
Nyeri tekan epigastrium (+)
Laboratorium : lekositosis
Diagnosis Banding
Asma bronkiale serangan sedang
+ ISPA
Bronkopnemia + ISPA
Tb paru
Dekom cordis
Diagnosis kerja
Rencana pemeriksaan
penunjang
LED
Foto thorax
Terapi
Dari UGD :
Infus RL
O2 2 liter/m/nasal
Nebu combivent + flixotide / 8 jam
Ambroxol syr 3 x 1 cth
17.00
21.00
Perjalanan Penyakit
Kesadaran : Compos Mentis
BB = 32 kg, S = 37,7C, P =
48x/m
Sesak (+), batuk (+), pilek (+),
muntah (-), nyeri ulu hati (+),
mencret (-), makan (+), minum
(+)
02 2 L/m/nasal
Infus RL
1500+ (20x12) =
1740/24 jam
= 72/
jam
= 18
gtt/m/mac
Paracetamol syrp 4x1
(bila panas)
S = 37.3 C ,p = 36x/m
Ceftriaxone 1 x 1 gr
Sesak (+), demam (-), batuk
Ondansentron 4 mg
(+), pilek (+), muntah (-), nyeri
(bila muntah)
uluhatu (+), ma/mi (+), retraksi Ranitidine 2 x 20 mg
suprasternal (+)
(bila nyeri ulu hati)
Nebu combivent +
HS-3, HR-2
Tanggal dan
jam
6 Mei 2014
Perjalanan Penyakit
05.00
17.00
S = 35.8 C, p = 38x/m
Sesak (+), demam (-), batuk (+),
muntah (-), nyeri ulu hati (-),
mencret (-), ma/mi (+)
Wheezing (+/+)
21.00
S = 36 C , p = 26x/m
Sesak (), demam (-), batuk (+),
muntah (-), nyeri ulu hati (-),
mencret (-), ma/mi (+)
Wheezing (+)
O2 2 L/m/nasal
Infus D5% 490 cc +
aminophilin 10 cc
10 gtt/m/mac
Paracetamol syrp 4x1
(b.p)
Ceftriaxone 2 x 1 gr
Ranitidine 2 x 20 mg
(bila nyeri perut
Dexamethason 2 x 1
amp
Nebu combivent +
flixotide / 6 jam
HS-4, HR-3
Tanggal dan
jam
7 Mei 2014
Perjalanan Penyakit
05.00
BB = 32 kg, P = 28x/m, S = 36 C
Sesak (), demam (-), batuk (+),
muntah (-), nyeri ulu hati (+),
mencret (-), ma/mi (+)
Wheezing (+/+)
17.00
S = 35.8 C, p = 26x/m
Sesak (-), demam (-), batuk (+),
muntah (-), nyeri ulu hati (-),
mencret (-), ma/mi (+)
Wheezing (-/-)
21.00
S = 36,9 C , p = 24x/m
Sesak (-), demam (-), batuk (+),
muntah (-), nyeri ulu hati (-),
mencret (-), ma/mi (+)
Wheezing (-/-)
HS-5, HR-4
Tanggal
dan jam
8 Mei 2014
05.00
Perjalanan Penyakit
BB = 32 kg, P = 22x/m, S =
36 C
Sesak (-), demam (-), batuk
(+), muntah (-), nyeri ulu hati
(-), mencret (-), ma/mi (+)
Wheezing (-/-)
Terapi yang
diberikan
BLPL
Ambroxol 3 x 1,5
cth
Cefixime 2 x 1,5
cth
Analisa Masalah
Bagaimana mendiagnosis
asma bronkial pada kasus ini ?
Mengapa pada kasus di
diagnosis banding dengan
bronkopneumonia ?
Bagaimana penatalaksanaan
pasien dalam kasus ini?
Pemeriksaan penunjang pada
asma
Bagaimana
mendiagnosis
asma bronkial pada
kasus ini ?
Definisi
American Thoracic Society, Committee
Asthma (1962)
Asma adalah suatu penyakit saluran
napas bagian bawah sebagai akibat
meningkatnya kepekaan trakea &
bronkus
terhadap
perbagai
rangsangan, dan ditandai dengan
penyempitan
yang
luas
pada
saluran napas, bersifat reversibel
baik
secara
spontan
maupun
Definisi
Inflamasi
kronik
saluran
respiratorik yang mengakibatkan
obstruksi
aliaran udara secara
episodik. Inflamasi ini berhubungan
dengan
hiperresponsif
saluran
respirataorik
yang
berhubungan
dengan wheezing, sesak nafas, dada
terasa berat (rasa dada tertekan,dan
batuk berulang terutama pada
malam atau pagi hari. Keadaan ini
Pedoman diagnosis
Etiologi
Aktivitas fisik berlebihan
Hiperventilasi
Udara kering atau dingin
Zat iritatif
Infeksi virus pada saluaran
respiratorik
Rhinitis
Sinusitis
GER
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Riwayat sesak nafas, suara ngik ngik, batuk,
dan dada terasa tertekan yang bersifat episodik
sesudah terpapar alergen dan berkaitan dengan
musim
Riwayat asma atau atopi pada anggota
keluarga.
Terdapat pemicu seperti asap, uap ,bau, yang
menyengat, serbuk bunga, aktifitas fisik.
Mengi berulang
Batuk pada malam hari
Batuk setelah beraktifitas
Suara ngik ngik/batuk/rasa dada tertekan/sesak
sesudah terpapar alergen udara/polutan,
Sembuh dari pilek setelah > 10 hari
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Mengi
Hiperinflasi dada
Sianosis
Takikardia
Kesulitan untuk berbicara
Retraksi dinding dada.
Penegakan Diagnosis
Parameter untuk
menentukan derajat
eksaserbasi
Posisi badan
Cara bicara
Kesadaran
Penggunaan otot
pernafasan
Nadi
Penegakan Diagnosis
Eksaserbasi ringan
Dapat berbicra dengan kalimat yang utuh
Intensitas wheezing ringan sampai sedang (hanya terdengar
pada akhir ekspirasi )
Tidak ada pemakaian otot pernafasan tambahan saturasi 02 >
95%
Eksaserbasi sedang
Bicara dengan kalimat terpotong
Wheezing terdengar keras pada seluruh fase ekspirasi
Ada penggunaan otot pernafasan tambahan
Saturasi 02 90-95%
Eksaserbasi berat
Bicara sepatah demi sepatah kata, intensitas wheezing keras
ekpirasi dan
inspirasi,
penggunaan otot bantu nafas jelas,
Saturasi 02 < 90%
Ancaman henti nafas
Tidak dapt berbicra
Kesadaran menurun
Wheezing tidak ada
Gerakan nafas paradoksikal
Saturasi O2 < 90%
Serangan
ringan
Sesak napas
Berjalan sesak
Masih dapat
berbaring
Berbicara
Dapat
menyelesaikan
kalimat
Kegelisahan
Kadang-kadang
gelisah
Serangan
sedang
Berbicara sesak
Lebih enak
duduk, berbaring
sesak
Berbicara
terputus-putus
Serangan
berat
Henti napas
mengancam
Istirahat sesak
Duduk membungkuk ke depan
karena sesak
Sukar berbicara
karena sesak
Selalu gelisah
Selalu gelisah
Mengantuk
atau bingung
Serangan
ringan
Serangan
sedang
Serangan
berat
Frek. napas
Meningkat
Meningkat
Sering >
30x/menit
Otot-otot
bantu napas
Biasanya tidak
digunakan
Biasanya
digunakan
Biasanya
digunakan
Bising mengi
Sedang, sering
hanya akhir
ekspirasi
Keras
Nadi/menit
< 100
100-120
>120
Bradikardi
Pulsus
paradoksus
Tidak ada
< 10 mmHg
Bisa ada
10 -25 mmHg
Sering ada
> 25 mmHg
Henti napas
mengancam
Gerakan paradoksal
torakoabdominal
Serangan
ringan
Serangan
sedang
APE sesudah
bronkodilator % dari
nilai prediksi atau
terbaik
> 80%
60 - 80%
Normal
> 60 mmHg
(biasanya tidak
dilakukan)
< 60 mmHg
< 45 mmHg
< 45 mmHg
> 45 mmHg
(kemungkinan gagal
napas)
> 95 %
91 - 95 %
< 90 %
Serangan
berat
< 60 % dari
perkiraan/nilai terbaik
(< 100 L/men pada
org dewasa)
Gejala
klinis
Serangan
Gejala
asma
malam
hari
Tes faal
paru
(FEV2/
PEV)
variabilita
Intermite Mild
n
perisiste
n
<1X
<1X
minggu
minggu
singkat
Menggang
gu
tidur/aktiv
its
2x
>
bulan
2X/bulan
Moderate Severe
perisistent perisist
ent
Setiap hari Setiap
hari
Menggangg Sering
u
tidur/aktifit
as
<1X
Sering
minggu
80%
80%
60-80%
< 20%
20-30%
> 30%
60%
Parameter
klinis,
kebutuhan
obat, dan faal
paru
Asma episodik
jarang
Asma episodik
sering
Asma perisisten
Frekuensi
serangan
<1x bulan
> 1x bulan
sering
Intensitas
serangan
Biasanya ringan
Biasanya sedang
Biasanya berat
Diantara
serangan
Tanpa gejala
Sering terganggu
Sangat
terggannggu
Pemeriksaan fisis
diluar serangan
normal
Mungkin
terganggu
Tidak pernah
normal
Obat pengendali
Tidak perlu
perlu
Perlu
< 80%
60-80 %
< 60%
variabilitas
> 15 %
.> 30%
> 50 %
Kesimpulan
Pada kasus ditemukan
Riwayat sesak nafas, suara ngik ngik, batuk dan
dada terasa tertekan
Riwayat asma atau atopi pada anggota keluarga.
Terdapat pemicu seperti asap, uap ,bau,
yaangmenyengat, serbuk
bunga, aktifitas fisik.
Berbicara terputus-putus
Selalu gelisah
Mengi berulang
Suara ngik ngik/batuk/rasa dada tertekan/sesak
sesudah terpapar alergen udara/polutan,
Membaik
setelah
Hiperinflasi
dada pengobatan anti asma
Retraksi dinding dada.
Bronkopneumonia
Gejala infeksi umum: demam, sakit
kepala,gelisah, malaise, penurunan
nafsu makan, keluhan GI tract
Gangguan respiratori : batuk, sesak
nafas, retraksi dada, napas cuping
hidung, merintih, sianosis, pada
auskultasi
crackles
Namun
bronkopneumonia
disingkirkan karena pada
pemeriksaan fisik tidak
ditemukan adaanya crackles
Bagaimana
penatalaksanaan pasien
dalam kasus ini?
Tatalaksana Asma
Tatalaksana komunikasi
Informasi
Edukasi pada penderita dan
keluarganya
Penghindaran terhadap faktor
pencetus
medikamentosa
Serangan Asma
Jangka panjang
SERANGAN
KAMBUH ULANG (1
JAM)
RUANG
RAWAT
SEHARI
PERBAIKAN
PARSIAL
RUANG
RAWAT
BETA AGONIS
ANTI KLONERGIK
OKSIGEN 2-4 L/MENIT
JALUR PARENTERAL
FOTO RONTGENT THORAKS
PICU
Tatalaksana di RRS
2 X NEBULISASI DENGAN RESPON
PARSIAL
NEBULISASI KOMBINASI BETA AGONIS
+ ANTI KOLINERGIK TIAP 2 JAM
DIBERIKAN STEROID ORAL BERUPA
PREDNISON ATAU PREDNISOLON
DILANJUTKAN 3- 5 HARI
JIKA 8-12 JAM
KLINIS TETAP BAIK
DIBEKALI OBAT
BETA AGONIS DAN
STEROID UNTUK
RAWAT JALAN
RRI
Tatalaksana di RRI
TIDAK MENGALAMI PERBAIKAN
SELAMA DI RRS
OKSIGEN DITERUSKAN
DEHIDRASI REHIDRASI KOREKSI ASSIDOSIS
BILA ADA
STEROID DIBERIKAN IV SECARA BOLUS TIAP 6- 8
JAM
NEBULISASI DILAKUKAN DENGAN MENGGUNAKAN
BTA AGONIS DAN ANTIKOLINERGIK ( JARAK
NEBULISASI TIAP 1- 2 JAM. JIKA DALAM 4-6 x
PEMBERIAN AMINOFILIN SESUAI DOSIS INISIAL DAN
PEMBERIAN MULAI TERJADI PERBAIKAN KLINJS DI
RUMATAN
PERLEBAR MENJADI SETIAP 4- 6 JAM
DOSIS INISIAL
BELUM MENDAPAT AMINOFILIN
SEBELUMNYA
DOSIS RUMATAN
DOSIS 6-8 MG/KGBB YANG
UNTUK RUMATAN AMINOFILIN
DILARUTKAN DALAM DEXTROSA
DIBERIKAN DENGAN DOSIS 0,5-1
ATAU NACL FISIOLOGIS SEBANYAK 20
MG/KBB/JAM
CC DIBERIKAN DALM 20-30 MENIT.
BILA SUDAH MENDAPAT AMINOFILIN
< 8 jam DIBERIKAN SEPARUH
Tatalaksana di RRI
SELAMA PERAWATAN DI RRI, PENDERITA
DIOBSERVASI APAKAH TERJADI PERBAIKAN
ATAU TIDAK.
BILA TERJADI PERBAIKAN KLINIS,
NEBULISASI DITERUSKAN TIAP 6-24 JAM.
PEMBERIAN STEROID DAN AMINOFILIN
DIGANTI DARI PEMBERIAN IV MENJADI PER
ORAL. JIKA DALAM 24 JAM PENDERITA
STABIL DAPAT DIPULANGKAN JIKA TIDAK
ALIH RAWAT KE PICU
Tatalaksana di PICU
PENDERITA YANG SEJAK AWAL MASUK KE UGD SUDAH
MEMPERLIHATKAN ANCAMAN TANDA ANCAMAN HENTI NAFAS
LANGSUNG DIRAWAT DI PICU.
TATALAKSANA JANGKA
PANJANG
ASMA EPISODIK
JARANG
ASMA EPISODIK
SERING
ASMA
PERISISTEN
Imunodiagnosis asma
Hitung eosinofil
IgE total
penyebab alergi (infeksi
virus/alergi).
IgE spesifik mencari alergen penyebab
(kontroversial).
Uji kulit
TERIMA KASIH