Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CEKUNGAN CELEBES
41.1 REGIONAL
Nama cekungan polyhistory
Klasifikasi cekungan
41-1
41-2
41-3
Wilayah Laut Sulawesi, bagian timur Indonesia didominasi oleh tektonik yang kompleks disebabkan
oleh tumbukan tiga lempeng utama (Gambar 41.3). Laut Sulawesi menutupi area sekitar 400.000 km 2
dengan kedalaman laut sekitar 4.800 dan 5.400 m dan ketebalan kerak sekitar 6 7 km dengan indikasi
kerak samudera (Murauchi dkk., 1973 dalam Djajadihardja dkk., 2003). Zona subduksi ditemukan
sepanjang Palung Cotabato di bagian timurlaut Laut Sulawesi dan sepanjang Palung Sulawesi Utara di
bagian selatan Laut Sulawesi.
Menurut Kraig (1971 dalam Djajadihardja dkk., 2003), Cekungan Celebes merupakan cekungan busur
belakang. Lee dan McCabe (1986 dalam Djajadihardja dkk., 2003) menafsirkan bahwa cekungan ini
sebagai fragmen dari cekungan laut terdahulu, pada saat Banda, Sulawesi dan Laut Sulu merupakan
suatu kesatuan yang saat ini dipisahkan oleh sabuk tumbukan dan zona subduksi. Weissel (1980 dalam
Djajadihardja dkk., 2003) mengidentifikasikan anomali magnetik M18 M20 di Laut Sulawesi dan
mengusulkan umur kerak 42 47 jtl (Eosen Tengah). Pemboran di Cekungan Celebes oleh ODP pada
Site 767 dan 770, menyatakan bahwa umur batuan dasar berkisar 42 43 jtl (Rangin dkk., 1990 dalam
Djajadihardja dkk., 2003).
Awal mula subduksi litosfer Laut Sulawesi di bagian Palung Sulawesi Utara diperkirakan terjadi pada 8
jtl (Rangin dan Silver, 1991 dalam Djajadihardja dkk., 2003) atau 5 jtl (Surmont dkk., 1994 dalam
Djajadihardja dkk., 2003). Meskipun terdapat zona hipocenter gempa pada kedalaman lebih dari 200 km
tetapi tidak terdapat aktifitas volkanik yang berhubungan dengan zona subduksi (Cardwell dkk., 1980
dalam Djajadihardja dkk., 2003). Pada lengan utara Sulawesi, batuan tertua tersingkap di wilayah barat,
terdiri dari batuan metamorf busur volkanik dan batuan sedimen berumur Mesozoikum Paleogen.
Kehadiran batuan volkanik Kuarter di bagian timur lengan utara berhubungan dengan subduksi
Lempeng Laut Maluku di bawah Busur Sangihe.
41-4
Gambar 41.3 Tektonik umum dan Peta penyebaran batuan wilayah Sulawesi (modifikasi dari Silver
dkk., 1983 dalam Djajadihardja dkk., 2003).
41-5
Berdasarkan profil seismik SO98 di Laut Sulawesi, batuan dasar bawah laut dicirikan oleh topografi
kasar seperti yang ditunjukan oleh peta batuan dasar bawah laut (Gambar 41.3) dan profil seismik
SO98-37 (Gambar 41.5). Di beberapa daerah, batuan dasar ini muncul ke permukaan sebagai gunung
api bawah laut. Umumnya tersebar di timur Cekungan Sulawesi dan kemungkinan besar berhubungan
dengan Palung Sangihe. Topografi ini diperkirakan akibat kompresi pergerakan Lempeng IndiaAustralia ke utara dan Lempeng Pasifik ke barat.
Gambar 41.4 Peta batuan dasar bawah laut Cekungan Celebes (Djajadihardja dkk., 2003)
41-6
Stratigrafi didapatkan dari analisis seismik menggunakan multichannel seismic, lima sikuen seismik
utama dapat dikenali (Gambar 41.6). Akustik batuan dasar dan lima sikuen sedimen bagian tengah dan
selatan Cekungan Celebes telah terpetakan. Bagian paling atas batuan dasar merupakan bagian paling
dalam dan menerus pada penampang seismik. Sikuen 1 dicirikan oleh refleksi seismik dengan amplitudo
kuat dan kemenerusan lateral. Sikuen ini berhubungan dengan sedimen Unit 1, Unit IIA, dan IIB. Sikuen
2 dicirikan oleh refleksi amplitudo kuat dan kadang mencerminkan horizon tunggal, yang berhubungan
dengan sedimen Unit IIC. Bagian bawahnya terdapat Sikuen 3 yang memiliki refleksi kuat dan
rangkaian lapisan sub-paralel dengan amplitudo lemah hingga sedang, yang berhubungan dengan
sedimen Unit 3. Sikuen 4 memiliki refleksi kuat, terdiri dari empat hingga lima refleksi yang ditafsirkan
sebagai endapan darat Unit IIIB Miosen Awal hingga Miosen Tengah. Sikuen 5 di atas batuan dasar
memperlihatkan hubungan refleksi lemah dengan amplitudo lemah, berhubungan dengan sedimen Unit
IIIC dan Unit IV.
Gambar 41.5 Penampang seismik SO98-23 bagian timurlaut berdekatan dengan ODP Leg 124 Site 767
(Djajadihardja dkk., 2003).
41-7
Beberapa penampang seismik telah diketahui secara umum memiliki profil yang sama. Salah satunya
pada profil cekungan (Gambar 41.5), lima sikuen seismik sedimen utama diketahui:
1. Sikuen 1 berkorelasi dengan lempung dan lanau hemipelagic volcanogenic, berselingan dengan
abu volkanik serta batuan karbonat Unit I, Unit IIA dan Unit IIB. Lapisan ini dicirikan oleh jarak
refleksi dengan amplitudo kuat dan kemenerusan mendatar.
2. Sikuen 2 berisi refleksi kuat batuan sedimen dengan ketebalan 0,2 0,3 s (TWT) berhubungan
dengan batulanau lempungan dan karbonat turbidit dari IIC. Kemungkinan endapan ini berumur
Miosen Akhir Pliosen.
3. Sikuen 3 memiliki refleksi kuat dan beberapa rangkaian lapisan yang berhubungan dengan Unit
IIIA berumur Miosen Awal - Miosen Tengah.
4. Sikuen 4 terdiri dari empat sampai lima reflektor yang diinterpretasikan sebagai endapan darat
dari Unit IIIB berumur Miosen Awal Miosen Tengah. Sikuen 3 dan 4 seperti mengalami
deformasi, di potong oleh beberapa sesar normal. Permukaan kerak samudra cenderung lebih
datar dan dipotong oleh beberapa kubah intrusi.
5. Sikuen 5 merupakan batuan dasar, hanya terdapat pada struktur cekungan kerak samudera.
Sikuen ini diperkirakan berumur Eosen Miosen.
Di antara SP 1700 dan 1850 terdapat gunung api bawah laut dengan ketinggian 800 m. Gunung api ini
sebagai batas bagian utara dan selatan Laut Sulawesi. Bagian utara gunung api puncak kerak samudra
hadir pada kedalaman 7,5 8,3 s (TWT), endapan sedimen menutupi batuan dasar pada kedalaman yang
berbeda dari 0,5 1,6 s (TWT).
41-8
Komposisi
batupasir tersebut
memperlihatkan hasil rombakan lingkungan laut dangkal atau darat, kemungkinan terdekat berasal dari
Cekungan Tarakan (Hamilton, 1979 dalam Djajadihardja dkk., 2003).
41-9
Peta ketebalan sedimen turbidit Cekungan Celebes menunjukkan bahwa arah pengendapannya berasal
dari barat ke timur (Gambar 41.2). Pada Miosen Akhir Holosen, di Cekungan Celebes diendapkan
volcanogenic clayey silt sampai silty clay dan debu volkanik dengan pasir dan lanau karbonat. Debu
volkanik mengalir ke Cekungan Celebes mulai pada 6 jtl atau sebelumnya (Huang dkk., 1991 dalam
Djajadihardja dkk., 2003) dari gunung api di sekitarnya.
Ringkasan peristiwa tektonik dan hubungannya dengan pengendapan sedimen di Cekungan Celebes
dapat dilihat pada Tabel 41.1.
Tabel 41.1 Peristiwa tektonik yang berhubungan dengan pengendapan sedimen di Laut Sulawesi
(Djajadihardja dkk., 2003).
Potensi hidrokarbon Cekungan Celebes memerlukan penelitian lebih lanjut. Masih minimnya data yang
ada membuat cekungan ini belum dapat dinilai sebagai cekungan ekonomis. Namun menurut beberapa
indikasi, masih potensial untuk menghasilkan minyak dan gas bumi.
DAFTAR PUSTAKA
41-11
PERTAMINA dan BEICIP - FRANLAB, 1992, Global Geodynamics, Basin Classification and
Exploration Play-Types in Indonesia, Vol. II, PERTAMINA, hal.192
Djajadihardja, Y. S., Taira, A., Hidekazu T., Aoike, K., Reichert C., Block, M., Schluter, H. U., Neben,
S., 2003, Seismic Stratigraphy of the Celebes Sea, IAGI 32nd and HAGI 28th Annual Convention
and Exhibition, Jakarta.
41-12