Anda di halaman 1dari 18

RADIOGRAFI THORAX

Pada umumnya foto thorax dilakukan dengan 2 proyeksi yaitu : proyeksi


posteroanterior (PA) dan proyeksi lateral kiri, baik sebagai foto polos ataupun dengan
pengisian barium pada oesofagus (cor analysa). Kadang-kadang masih diperlukan
proyeksi obliq : Right Anterior Obliq (RAO) dan Left Anterior Obliq (LAO). Jarak
fokus-film 1,5 2 m.
Penilaian foto thorax meliputi : jantung dan paru-paru. Penilaian jantung sendiri
meliputi bentuk (kontur), posisi dan ukurannya. Dalam keadaan normal, pada proyeksi
PA bentuk jantung seperti buah pear/buah jambu/alpokat dengan batas kanan linea
parasternalis kanan dan batas kiri linea medioclavicularis kiri. Sedangkan dengan posisi
lateral kiri terlihat retrosternal clear space dan retrocardial clear space cukup luas dan
jelas.
Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium kanan dan aorta asendens, sedangkan
batas kiri dari atas dibentuk oleh aorta knob, pinggang jantung dan segmen ventrikel.
Pinggang jantung dalam keadaan normal, sedikit cekung sampai hampir rata. Batas
kanan jantung tidak melewati garis parasternalis kanan. Batas kiri tidak melewati linea
medioclavicularis kiri. Apeks jantung dalam keadaan normal berada diatas
diafragma, sedangkan basis jantung merupakan arcus aortae yang jaraknya terhadap
manubrium sterni (setinggi pertengahan ujung-ujung clavicula) kira-kira 2 cm.
Ukuran jantung dinyatakan dengan cardiac index adalah hasil bagi antara diameter
transversa jantung dan diameter thorax bagian dalam.

Indeks Jantung =
(Cardiac Index)

T1 + T2
DTI

Normal dewasa 50%


Anak-anak relatif lebih besar
Ukuran Jantung yang lebih dari normal disebut
Cardiomegaly
Diameter aorta = A1 + A2 kurang dari 4 cm
atau jarak A1 antara 3,5 4 cm, bila lebih dari 4 cm
disebut aorta dilatasi
Aorta elongasi bila batas atas aorta terhadap
pertengahan ujung-ujung clavicula kurang dari 2 cm.
Gbr. 1. Foto thorax proyeksi PA

Gbr. 2.

Radioanatomi dan Radiografi jantung proyeksi


PA dan Lateral

Penilaian paru meliputi vaskuler dan parenkim.


Arteri pulmonalis kanan terlihat pada hilus kanan dan kiri. Diameternya sekitar 9-16 mm
bercabang-cabang ke periferi paru, makin lama makin kecil secara bertahap dengan
perbandingan diameter arteri di hilus dan perifer sekitar 5 : 1.
Vena pulmonalis dalam keadaan normal terlihat jalannya lebih horizontal dibagian bawah
paru menuju ke atrium kadang-kadang sulit terlihat. Bila terjadi bendungan, tampak
dilatasi vena-vena di daerah suprahiler.
Vaskuler paru bisa meningkat pada Left to Right Shunt (ASD,VSD,PDA) dan vaskuler
paru bisa menurun pada Pulmonal Stenosis (PS), Tetralogi Fallot (TF), dll. Parenkim paru
berubah misalnya udema paru pada decompensasi cordis kiri.

Tanda-tanda Radiologik Pembesaran Bagian-Bagian Jantung


2

1. Pembesaran atrium kanan/Right Atrial Enlargment (RAE) ditandai dengan batas


kanan jantung prominen, diameter transversa kanan jantung dibagi dengan diameter
hemithorax kanan lebih dari 1/3.

Gbr. 3. Foto thorax proyeksi PA, tampak jantung melebar


ke kanan melebihi 1/3 hemithorax kanan (RAE).

2. Pembesaran atrium kiri/left atrial enlargment (LAE), ditandai dengan kontur ganda di
batas kanan jantung, aurikel kiri menonjol, dan bronchus utama kiri terangkat.

Gbr. 4. Foto thorax proyeksi PA tampak :


A. Aurikel kiri menonjol
B. Kontur ganda di kanan dan bronchus utama kiri terangkat

3. Pembesaran ventrikel kanan/Right Ventricular Enlargment (RVE), ditandai dengan


jantung melebar ke kiri dengan apex yang terangkat dan retrosternal clear space
menyempit.

Gbr. 5. Pembesaran ventrikel kanan (RVE)


A. Pembesaran terlihat penonjolan di bagian kiri antara kontur
ventrikel kiri dan pulmonary outflow tract
B. Retrosternal clear space menyempit

4. Pembesaran ventrikel kiri/Left Ventricular Enlargment (LVE), ditandai dengan


jantung melebar ke kiri dan retrocardiac clear space menyempit/menghilang.

Gbr. 6. Pembesaran ventrikel kiri (LVE)


A. Jantung melebar ke kiri dengan apex tertanam
B. Jantung melebar ke posterior menyebabkan retrocardiac clear space
menyempit

III. KELAINAN-KELAINAN JANTUNG


1. Penyakit jantung bawaan (Congenital Heart Disease) :
- ASD, VSD, PDA, TGA, TF, dll.
2. Penyakit jantung didapat (Acquired Heart
Heart Disease) :

Penyakit Jantung katup : AS, AI, MS, MI, PS.


Penyakit jantung hipertensi : HHD
Cor Pulmonale
Efusi perikardial
Kardiomiopati
Dll.

ASD (Atrial Septal Defect)


Gambaran Radiologik :
- Sebelum timbul hipertensi pulmonal
Jantung membesar ke kiri dengan apeks terangkat (RVE), hilus melebar, arteri
pulmonalis dan cabang-cabangnya melebar dan pembuluh darah di bagian perifer
masih jelas. Vena pulmonalis tampak melebar di suprahiler sehingga corakan
vaskuler paru bertambah. Conus/segmen pulmonalis tampak menonjol, aorta knob
mengecil, atrium kanan juga bisa membesar.
- Bila sudah terjadi hipertensi pulmonalis, hilus sangat lebar dibagian sentral dan
tiba-tiba mengecil. Aorta kecil, paru-paru bagian perifer lebih radiolusen karena
pembuluh darah berkurang.
- ASD bisa bersama-sama dengan kelainan-kelainan jantung lainnya misalnya MI
(Lutembacher), Ebsteins Pulmonary, dll.
- Pada ASD yang kecil mungkin tidak terjadi kelainan pada foto thorax, nanti
kebocorannya cukup besar, baru terjadi perubahan hemodinamika yang
menyebabkan perubahan pada foto thorax.

Gbr. 7. ASD
A. Aorta knob kecil, arteri pulmonalis dan cabangcabangnya meningkat dan apeks jantung terangkat
sebagai tanda RVE.
B. Segmen pulmonalis menonjol dan vaskuler paru
meningkat
C. ASD dengan hipertensi pulmonal

VSD (Venticular Septal Defect)


1. Pada kebocoran yang sangat kecil < 0,5 cm foto thorax bisa tampak normal
C yang ringan : 0,5 1 cm
2. Kebocoran

Jantung membesar ke kiri dan apeks tertanam sebagai tanda LVE disertai adanya
tanda-tanda LAE. Vaskuler paru bertambah.
3. Kebocoran yang berat > 1 cm
LAE, RVE, LVE, atrium kanan normal (RAN), aorta kecil, arteri pulmonalis dan
cabang-cabangnya melebar.
4. VSD dengan hipertensi pulmonal :
-Aorta mengecil
-Conus pulmonalis menonjol
-RVE makin bertambah
-Atrium kiri normal (LAN)
-Pangkal A.pulmonalis dan cabangnya sangat lebar dan bagian perifer berkurang.
Thorax menjadi emfisematous, secara klinik biasanya disertai dengan
syndroma Eisenmeinger, dimana pasien bisa mengalami sianosis karena terjadi
aliran balik (R-L shunt).

B
Gbr. 8. VSD
A. Bayi umur 1 hari tampak jantung sedikit membesar tanpa adanya
gejala-gejala klinik
B. Bayi yang sama sesudah 1 bulan, jantung bertambah besar dan
vaskuler paru bertambah, dengan gangguan minum.

Gbr. 9. VSD (kasus lain)


A. Arteri pulmonal dan cabang-cabangnya dilatasi, atrium kiri dan
ventrikel kiri membesar,
B. Sesudah operasi penutupan shunt, tampak vaskuler paru, bentuk
dan ukuran jantung normal.

PDA (Patent Ductus Arteriosus)


Gambaran radiologik tergantung pada besar kecilnya shunt.
1. Bila shunt itu kecil sekali, foto thorax normal.
2. Bila shunt itu cukup besar, maka gambaran radiologik bisa sebagai :
a. Aorta asendens dan arkus aortae normal atau membesar sedikit sehingga aorta
knob menonjol.
b. Conus pulmonalis menonjol.
c. Arteri pulmonalis dan cabang-cabangnya nampak melebar karena volume
darah yang bertambah.
d. Terjadi pembesaran atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri.
3. Selanjutnya bisa terjadi hipertensi pulmonal.
Pembuluh darah sentral melebar, sedangkan yang perifer berkurang, ventrikel
kanan makin bertambah besar sedangan atrium kiri kembali normal.

B
Gbr. 10. PDA
A. Jantung membesar dan vaskuler paru meningkat.
B. Jantung mengecil sesudah operasi penutupan ductus Botalli.

TGA (Transposition of Great Arteries/Vessels)


Peredaran darah pada TGA terbagi dua, yaitu :

Sirkulasi besar : darah dari ventrikel kanan mengalir melalui aorta keseluruh tubuh
dan kembali melalui vena cava ke atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan lagi.
Sirkulasi kecil : darah dari ventrikel kiri mengalir ke dalam paru-paru dan kembali
melalui vena pulmonalis ke atrium kiri lalu ke ventrikel kiri lagi.
Biasanya terjadi komunikasi antara kedua sirkulasi tersebut melalui ASD, VSD
dan PDA, bisa terjadi R L Shunt sehingga terjadi sianosis.

Gambaran radiologik :
- Jantung tampak membesar dengan bentuk oval atau seperti telur berdiri, apeks
jantung menuju ke bawah, bagian atas jantung (basis) umumnya sempit. Vaskuler
paru melebar baik vena maupun arteri.
- Bila disertai stenosis pada arteri pulmonalis maka gambaran pembuluh darah paru
menjadi berkurang, sehingga gambaran jantung menjadi mirip dengan gambaran
Tetralogi Fallot.

Gbr. 11. TGA/TGV


Jantung berbentuk oval, vaskuler paru sedikit meningkat.

TF (Tetralogy Fallot)
Banyak dijumpai pada bayi dan anak-anak : sianosis dari ringan sampai berat.
Pada TF ada 4 jenis kelainan, yaitu :
1. Pulmonal Stenosis (PS)
2. VSD dengan R-L shunt
3. Semitransposisi aorta/overriding aortae
4. Hipertrofi ventrikel kanan
Gambaran radiologik :
- Jantung melebar ke kiri dengan apeks diatas diafragma sebagai tanda dari
pembesaran ventrikel kanan (RVE/RVH). Pembesaran ini tidak seberapa karena
ventrikel kanan hanya mengalami hipertrofi tanpa dilatasi.
- Pinggang jantung lebih konkaf karena tidak ada pembesaran dari jalur keluar
(outflow tract) dari ventrikel kanan.
- Pada stenosis yang berat, pinggang jantung ini lebih dalam lagi sehingga bentuk
jantung seperti sepatu kayu coeur en sabot

Aorta tampak melebar, tetapi kadang-kadang sukar terlihat oleh karena superposisi
dengan sternum. Aorta akan jelas terlihat bila letaknya di sisi kanan columna
vertebralis (right sided aortae) tetapi sering pula terlihat arcus aorta berada di sisi
kiri.
Pembuluh darah paru menjadi kecil dan berkurang sehingga paru nampak lebih
radiolusen.
Pada TF yang ringan, bentuk jantung bisa normal walaupun vaskuler paru tampak
berkurang.
Trilogi Fallot adalah kombinasi dengan ASD tanpa VSD. Kelainannya berupa : PS,
RVH dan ASD.

Gbr.12. Tetralogi Fallot, gambaran klasik, jantung


berbentuk sepatu (Coeur en sabot).
Jantung melebar ke kiri dan apex terangkat
(RVE/RVH), hilus kecil dan vaskuler paru berkurang.
Aorta knob menonjol dan aorta ascendens dilatasi.

MS (Mitral Stenosis)
Gambaran radiologik :
MS menyebabkan perubahan pada bentuk jantung dan perubahan pada vaskuler paru.
Pada mitral stenosis yang ringan mungkin hanya terjadi pembesaran atrium kiri
dengan pendorongan esofagus 1/3 tengah ke kanan dan aurikel kiri menonjol
dipinggang jantung, bronchus utama kiri bisa juga terangkat.
Pada keadaan lanjut bisa terjadi penonjolan conus/segmen pulmonalis, aorta menjadi
kecil dapat dilihat dengan aorta knob tidak menonjol.
Jantung membesar ke kiri dengan apeks yang letaknya diatas diafragma sebagai tanda
pembesaran dari ventrikel kanan. Bentuk jantung semacam ini disebut : konfigurasi
mitral (mitral configuration).
Pada proyeksi lateral esofagus 1/3 tengah terdorong kebelakang sebagai tanda
pembesaran atrium kiri. Ventrikel kiri tidak membesar jadi retrocardiac clear space
(segitiga Holtzknecht) masih bebas. Sebaliknya, retrosternal clear space tampak
menyempit sebagai tanda dari RVE, bisa terjadi pembesaran atrium kanan (RAE) atau
tidak.
Perubahan vaskuler dan parenkim paru :

1. Vaskuler paru suprahiler kanan kiri bertambah, karena disamping pembuluh darah
arteri juga vena-vena yang terbendung, biasanya yang kanan lebih jelas. Vena-vena
pulmonalis tampak sekitar hilus bentuk pendek dan lebar. Semakin parah keadaan
mitral stenosis makin banyak vena-vena yang tampak. Demikian juga bila terjadi
dekompensasi ventrikel kiri, maka vena-vena semakin bertambah lebar. Keadaan
ini disebut hipertensi venous yang akan disusul hipertensi arterial, dimana terlihat
arteri pulmonalis melebar disekitar hilus. Pelebaran pembuluh darah ini disertai
penonjolan conus pulmonalis dan pembesaran ventrikel kanan.
2. Edema paru pada MS terjadi pada jaringan interstitial dan ruangan-ruangan
alveolar. Edema interstitial tampak sebagai bercak-bercak tipis halus sehingga
gambaran paru menjadi suram dan terjadi kesuraman di daerah hilus (parahiler
heziness).
Edema paru alveolar, tampak sebagai perselubungan yang lebih tebal pada
parahiler paru kanan dan kiri, kadang-kadang menyerupai sayap kupu-kupu
(butterfly appearance).
Pada MS dimana terjadi bendungan secara kronis, maka paling sering terjadi
edema interstitial. Pada gagal jantung akut lebih banyak terjadi edema alveolar,
karena cairan ini tidak dapat disalurkan oleh pembuluh limfe ke ductus thoracicus.
3. Garis-garis Kerley B
Garis ini timbul akibat terjadinya bendungan pembuluh limfe pada septa-septa
interalveolar. Terlihat sebagai garis-garis mendatar sepanjang 1-2 cm dilapangan
bawah paru terutama kanan.
4. Hemosiderosis
Terlihat bintik-bintik radiopak halus pada kedua lapangan paru, sebagai akibat
terjadinya timbunan hemosideran yang mengandung ferrum.

Gbr. 13. Mitral Stenosis (MS)


Aorta knob kecil, conus pulmonalis menonjol. Jantung
melebar ke kiri dengan apeks terangkat (RVE). Aurikel kiri
menonjol (LAE). Pangkal arteri pulmonalis melebar sebagai
tanda hipertensi pulmonal. Vena-vena suprahiler dilatasi.

10

Gbr.14. MS (kasus lain) dengan Hemosiderosis


Tampak bintik-bintik granuler halus pada kedua lapangan
paru.

MI (Mitral Insufficiency)
- Terjadi pembesaran atrium dan ventrikel kiri.
- Pada proyeksi PA : sebagai tanda pembesaran atrium kiri dapat terlihat esofagus
terdorong ke kanan, main bronchus kiri elevasi, kontur ganda di kanan dan juga
aurikel kiri menonjol pada pinggang jantung.
Jantung membesar ke kiri dengan apeks tertanam dibawah diafragma sebagai tanda
pembesaran ventrikel kiri.
- Conus pulmonalis kadang-kadang menonjol ringan.
- Vaskuler paru tidak begitu melebar kecuali vena-vena pulmonalis suprahiler dapat
melebar bila MI sudah lanjut.
- Pada proyeksi Lateral : atrium kiri mendorong esofagus ke posterior, ventrikel kiri
membesar ke posterior sehingga retrocardiac clear space tertutup. Ventrikel kanan
akan membesar bila bendungan vena-vena bertambah.
Kombinasi MS dan MI sering terjadi oleh karena dilatasi atrium kiri pada MS
menyebabkan renggangnya katup-katup mitral sehingga terjadi MI. Gambaran
radiologik kombinasi tersebut adalah gambaran MS disertai dengan pembesaran
ventrikel kiri.

Gbr. 14.a. Mitral Insufficiency (MI)


Ukuran jantung masih normal, vena-vena suprahiler dilatasi
dan terjadi perkabutan di perihiler (edema interstitial).

11

Gbr. 14.b. Mitral Insufficiency (MI)


Jantung membesar LAE, RAE, RVE, dan LVE, aorta knob
kecil, vaskuler paru sedikit meningkat.

Aortic Stenosis (AS)


- Pada umumnya didapat, tetapi bisa juga kelainan bawaan.
- Pada proyeksi PA tampak jantung melebar ke kiri dengan apeks ke bawah sebagai
tanda pembesaran ventrikel kiri, arcus aortae dan pinggang jantung biasa.
- Kadang-kadang tampak pelebaran aorta asendens pada sisi kanan atas (post
stenotic dilatation), sedangkan aorta desendens normal. Ventrikel kanan, atrium
kanan, atrium kiri dan vaskuler paru normal.

Gbr.15. AS
Aorta asendens melebar dan ventrikel kiri membesar

Aortic Insufficiency (AI)

12

Jantung membesar ke kiri dengan apeks yang tertanam dibawah diafragma karena
pembesaran / hipertrofi ventrikel kiri, aorta dilatasi mulai dari pangkal, arcus aortae
membesar dan menonjol sehingga pinggang jantung dalam. Atrium kiri, ventrikel
kanan serta vaskuler paru normal.
Bila AI berlangsung lebih lanjut dan terjadi kegagalan ventrikel kiri yang akan mengisi
retrocardiac clear space maka terjadi bendungan pada atrium kiri paru sehingga atrium
kiri dilatasi dan vena-vena pulmonalis suprahiler melebar kemudian ventrikel kanan
mengalami pembesaran. Jantung tetap berbentuk sepatu (konfigurasi aorta). Arcus
aortae akan tampak lebih melengkung dan aorta desendens akan menjauhi kolumna
vertebralis. Pinggang jantung bertambah cekung.

Gbr. 16. Aortic Insufficiency (AI)


Aorta asendens sedikit dilatasi dan ventrikel kiri
membesar

Tricuspid Insufficiency (TI)


- Jantung melebar ke kanan sebagai tanda pembesaran atrium kanan, vaskuler paru
berkurang karena pada setiap sistole darah yang mengalir ke paru-paru berkurang
akibat adanya regurgitasi kedalam atrium kanan. Kadang terjadi pembesaran
ventrikel kanan.
- Tricuspid stenosis (TS) jarang ditemukan.

Gbr. 17. Trikuspidal Insufisiensi (TI)


Atrium dan ventrikel kanan membesar, vaskuler paru
berkurang

Pulmonal Insufficiency (PI)

13

Biasanya bersifat bawaan


PI akibat endocarditis jarang ditemukan.
Yang agak sering ditemukan PI sekunder.
Biasanya tipe ini ditemukan pada hipertensi pulmonal, misalnya pada mitral
stenosis. Pelebaran dari a.pulmonal menyebabkan dilatasi dari katup dan
selanjutnya terjadi insufisiensi. Akibat dari insufisiensi katub pulmonal ini,
a.pulmonalis menjadi semakin melebar. Diagnosa dari PI sulit dengan foto thorax
sebab pelebaran dari a.pulmonalis masih bisa disebabkan oleh penyebab lainnya
misalnya : pelebaran a.pulmonalis karena L-R shunt, pada corpulmonale dan
idiopatik.
Diagnose yang tepat bisa dengan ekokardiografi dan atau angiocardiografi.
Pulmonal stenosis (PS) biasanya bersifat bawaan, jarang terjadi. Tidak diuraikan
pada buku ajar ini.

HHD (Hypertensive Heart Disease)


Kelainan jantung akibat hypertensi yang berlangsung lama, mula-mula terjadi
pembesaran ventrikel kiri dan aorta menjadi dilatasi dan elongasi serta pinggang
jantung menjadi sempit kadang-kadang dalam.
Pada foto thorax terlihat jantung melebar ke kiri dan apeks tertanam sebagai tanda
LVE dan konfigurasi aorta (aortic configuration).

Gbr. 17. HHD


Tampak pembesaran ventrikel kiri dan aorta dilatasi dan
elongasi dengan pinggang jantung yang dalam.

Cor Pulmonale

14

Terjadi kelainan jantung karena hipertensi pulmonal akibat hypoventilasi dari paru
atau dari luar paru misalnya kelainan bentuk thorax (kyposcoliosis).
Mula-mula terjadi hipertrofi ventrikel kanan tanpa adanya pembesaran jantung. Bila
terjadi dilatasi jantung kanan maka ukuran jantung akan membesar. Jantung akan
melebar ke kiri dan apeks terangkat dan pada posisi lateral akan tampak retrosternal
clear space menyempit sebagai tanda dari pembesaran ventrikel kanan. Atrium dan
ventrikel kiri tidak mengalami perubahan.
Conus pulmonalis/segmen pulmonalis akan menonjol di pinggang jantung dan
pangkal arteri pulmonalis tampak melebar dan menyempit secara tiba-tiba. Tandatanda tersebut menunjukkan terjadinya hipertensi pulmonal. Sementara itu terlihat
adanya kelainan paru misalnya emfisema atau proses spesifik lama, dll.

Gbr. 18. Cor Pulmonale


Dilatasi ventrikel kanan dengan retrosternal clear space
menyempit dan conus pulmonalis menonjol. Arteri pulmonalis
menyempit secara tiba-tiba (hipertensi pulmonal) dan paru
emfisematous.

Pericardiac Effusion
Bila cairan pericard sedikit maka sukar sekali dilihat tanda-tandanya pada foto thorax,
bila cairan bertambah jumlahnya > 100 cc baru dapat dilihat dengan pemeriksaan foto
thorax dengan posisi tegak dan berbaring.
Bila cairan cukup banyak di cavum pericardiac, maka dengan pemeriksaan foto thorax
PA, tampak jantung membesar ke kiri dan ke kanan sehingga berbentuk seperti guci,
sudut cardiofrenicus tampak lebih tajam.
Pada posisi berbaring, maka cairan bergerak ke basis jantung sehingga basis lebih
lebar, dan jantung berbentuk globular.
Pada pemeriksaan fluoroskopi, pulsasi jantung berkurang, kecuali di daerah dorsal.
Gambaran diatas terjadi bila proses terjadinya PE secara chronis, sedangkan pada
proses akut tidak akan mengalami perubahan bentuk akibat perubahan posisi.

15

Gbr. 19. Pericardial Effusion


Jantung melebar ke kiri dan ke kanan, berbentuk
seperti guci.

Dekompensasi kordis kiri


ada kelainan jantung
vena-vena suprahiler dilatasi dan berkelok-kelok
perkabutan perihiler (edema intertisial paru), bisa berlanjut menjadi perkabutan
parahiler & parakardial kanan & kiri seperti kupu-kupu ( Edema paru alveolar)

Gbr. 20.a. Early Congestive Heart Failure


Jantung membesar, disertai dilatasi vena-vena suprahiler dan
penurunan vaskuler pada lapangan bawah paru.

Gbr. 20.b. Congestive heart failure


Jantung membesar, dengan dilatasi vaskuler di daerah
hilus dan tampak garis-garis Kerley B di lapangan kanan
bawah paru.

16

Gbr. 20.c. Severe Congestive Heart Failure


Jantung membesar dengan dilatasi vena-vena suprahiler
dan perkabutan para-perihiler dan parakardial kanan kiri
(Butterfly appearance)

Gbr. 20.d. Acute Pulmonary Edema


Jantung membesar dengan apeks terangkat, aorta knob
tampak kabur. Tampak dilatasi vena-vena suprahiler disertai
perkabutan pada lapangan atas kedua paru dan vaskuler paru
di lapangan bawah menurun dan efusi pleura bilateral.

Dekompensasi Kordis Kanan


- Ada kelainan jantung
- Mediastinum superior kanan melebar, sebagai tanda bendungan Vena Cava
Superior
- Diafragma kanan elevasi, sebagai tanda dari hepatomegali
- Tanda-tanda tersebut jarang ditemukan, meskipun secara klinis sudah jelas.
IV. PENUTUP
Diagnosis kelainan jantung tidak mudah dibuat berdasarkan foto thorax, karena
gambaran radiologiknya sangat bervariasi. Hanya 30-40% kasus dapat
didiagnosis secara benar. Untuk itu, masih diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan lain
sesuai kebutuhan.

V. BUKU BACAAN

17

1.
2.
3.
4.
5.

David Sutton., Textbook of Radiology and Imaging, Vol. I, Churcill


Livingstone, 2003.
Teplik and Haskin, Roentgenology Diagnosis, Vol I, WB Saunders Co, London,
1976.
Sudarmo S Purwohudoyo., Pemeriksaan Kelainan Kardiovaskuler dengan
Radiografi Polos, Universitas Indoonesia ,1984.
Isadora Meschan., Roentgen Sign in Clinical Practice , Vol I.
Referensi lain yang berkaitan dengan Kardiovaskuler.

18

Anda mungkin juga menyukai