Pancasila Semester2
Pancasila Semester2
PENDAHULUAN
Indonesia
pada
saat
ini
justru
sedang
mengalami
praktek elit politik yang dihinggapi penyakit KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme). Bangsa Indonesia ingin mengadakan perubahan, yaitu menata
kembalikehidupan berbangsa dan bernegara dengan terwujudnya masyarakat yang
sejahtera, masyarakat yang bermartabat kemanusian yang menghargai hak-hak
asasi manusia, masyarakat yang demokratis dan religious serta nmasyarakat yang
bermoral kemanusiaan dan beradab.
Kenyataan yang terjadi, gerakan reformasi dimanfaatkan oleh para elit
politik demi memperoleh kekuasaannya, sehingga tidak mengherankan bila
banyak terjadi perbenturan kepentingan pribadi politik tersebut. Gerakan
reformasi ini membuat bangsa Indonesia, semakin sengsara dan berdampak pada
social, politik, ekonomi terutama kemanusiaan. Berbagai gerakan muncul disertai
dengan akibat tragedi kemanusiaan yang banyak menelan korban jiwa penerus
bangsa sebagai rakyat kecil yang tidak berdosa dan mendambakan perdamaian,
ketentraman, dan kesejahteraan.
Dalam bidang ekonomi, sector riil sudah tidak berdaya, banyak
perusahaan maupun perbangkan yang gulung tikar yang dengan sendirinya
disertai dengan PHK sehingga menambabah jumlah pengangguran. Rakyat benarbenar
merintih
dan
menjerit
yang
kehidupan
kesehariannya
sangat
masih tersisa satu keyakinan akan nilai nilai yang berakar dari
Gerakan Reformasi
Pada pelaksanaan GBHN 1998 pada PJP II Pelita ke tujuh ini,
bangsa Indonesia menghadapi krisis ekonomi yang hebat, sehingga
menyebabkan stabilitas ekonomi makin ambruk dan menyebar luasnya
tindakan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme pada hampir semua instansi
pemerintahan serta penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang para petinggi
negara yang membuat rakyat semakin menderita. Ekonomi rakyat semakin
terpuruk karena sistem ekonomi kapitalistik di mana kekuasaan ekonomi di
Indonesia hanya berada pada sebagian kecil penguasa dan konglomerat.
Para wakil-wakil rakyat, DPR serta MPR yang seharusnya membawa
amanat rakya dalam kenyataanya tidak dapat berfungsi secara demokratis.
Sistem politik menuju kearah Birokratik Otoritarian dan suatu sistem
Korporatik (Nasikum, 1998:5). Sistem ini ditandai dengan kosentrasi
kekuasaan dan partisipasi pembuatan keputusan-keputusan nasional berada
nhampir seluruhnya pada tangan penguasa negara, kelompok militer,
kelompok cerdik cendekiawan, dan kelompok wiraswastawan yang
berkerjasama dengan masyarakat bisnis internasional. Keadaan yang
demikian membawa ekonomi rakyar semakin terpuruk dan parah. Pada sisi
lain
rakyat
dekelabui
mengatasnamakan
dengan
rakyat,
berbagai
namun
dalam
macam
program
kenyataannya
yang
hanya
menguntungkan sekelompok kecil yaitu para elit ekonomi dan para pejabat,
sehingga hamper di seluruh tanaha air marak terjadinya praktek KKN.
Pancasila yang pada dasarnya sebagai sumber nilai, dasar moral etik
bagi negara dan aparat pelaksana negara digunakan sebagai alat legitimasi
politik, semua tindakan dan kebijakan mengatasnamakan Pancasila,
kenyataannya tindakan dan kebijakan tersebut sangat bertentangan dengan
Pancasila.
Klimaks dari keadaan tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi
nasional, sehingga muncullah gerakan masyarakat yang dipelopori oleh
mahasiswa, cendekiawan dan masyarakat sebagai gerakan moral politik
yang menuntut adanya Reformasi di segala bidang terutama bidang hukum,
politik, ekonomi, dan pembangunan.
Awal dari gerakan Reformasi bangsa Indonesia, yakni dengan
mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian
digantikan oleh Prof. Dr. B.J Habibie. Kemudian diikuti dengan
pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan. Dalam pemerintahan
Habibie, melakukan reformasi secara menyeluruh terutama pengubahan
pada 5 paket UU. Politik tahun 1985, kemudian diikuti dengan reformasi
ekonomi yang menyangkut perlindungan hukum sehingga perlu diwujudkan
UU Anti Monopoli, UU Persaingan Sehat, UU Kepailitan, UU Usaha Kecil,
UU Bank Sentral, UU Perlindungan Konsumen, UU Perlindungan Buruh,
dan lain sebagainya (Nopirin dalam Kaelan, 1998:1). Dan dengan demikian,
reformasi harus juga diikuti reformasi hukum bersama aparat penegaknya
serta reformasi pada pemerintahan.
Susunan DPR dan MPR harus mengalami reformasi yang dilakukan
melalui Pemilu. Reformasi terhadap UU Politik harus dapat menjadikan
para elit politik dan pelaku politik bersifat demokratis, yang mau mendengar
penderitaan masyarakat dan mampu menjalankan tugasnya dengan benar.
1) Gerakan Reformasi dan Ideologi Pancasila
Dalam kenyataannya, bangsa Indonesia telah salah mengartikan
makna dari sebuah kata Reformasi, yang saat ini menimbulkan gerakan
yang mengatas namakan Reformasi, padahal gerakan tersebut tidak
sesuai dengan pengertian dari Reformasi. Hal ini terbukti dengan
maraknya gerakan masyarakat yang mengatasnamakan gerakan
ataupun swasta,
sebagai
kebijaksanaan
sumber
pelaksana
nilai
dikaburkan
penguasa
negara.
dengan
praktek
Misalnya
setiap
sebagaimana
terkandung
dalam
nilai
Pancasila
10
11
12
13
14
15
dan
Wakil
Presiden
dipilih
oleh
Majelis
16
17
dan
memberikan
kebebasan
serta
keleluasaan
untuk
tersebut warga
18
yang
meletakkan
kemakmuran
pada
paradigma
demi
19
pada
pertumbuhan
dan
mengabaikan
prinsip
nilai
ekomoni
yang
terjadi
di
dunia
dan
melanda
Indonesia
20
menciptakan
kondisi
kepastian
usaha,
yaitu
dengan
21
dengan
menahan
naiknya
permintaan
anggaran,
juga
untuk
serta
penanganan
pengangguran
dalam
upaya
22
ketiadaan
bahan
baku,
serta
hal-hal
yang
23
24
pasti ada proses an ada orang yang memegang peran dalam pelaksanaan tersebut.
Dalam proses pelaksanaan kepemimpinan dan pemerintahan harus ada transparasi
antara pemimpin, dosen, atau pegawai yang berperan dalam kepemimpinan
terhadap mahasiswanya. Sehingga tidak menimbulkan konflik internal antara
kedua lapisan tersebut. Paradigmanya adalah agar tercapainya suatu tujuan yaitu
pendidikan yang bermutu dan berkualitas baik, mempunyai makna bahwa
pendidikan dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa seperti yang
tertuang dalam pancasila sila ke-4 sebagai nilai kerakyatan.
Seiring dengan perkembangan jaman dimana terjadi perpindahan orde dari
orde lama ke orde baru, nilai-nilai pancasila pun semakin dilupakan. Padahal
dengan pancasila tersebutlah segala sesuatunya menjadi sangat berharga.
Pancasila yang terdapat dalam unsur ilmu pengetahuan berkaitan juga dengan
kehidupan kampus, karena kampus sendiri mempunyai tujuan yang berkaitan
dalam ilmu pengetahuan. Paradigma kehidupan yang terdapat dalam kampus
adalah dimana dalam setiap kehidupan sehari-harinya terdapat interaksi antara
dosen dengan mahasiswa . Sesuai dengan nilai keadilan yang terdapat dalam sila
ke-5, menyatakan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Hubungannya apa? Kampus sebagai wadah yang tepat dalam mendapatkan ilmu,
menandakan bahwa dosen adalah seorang pengajar dan mahasiswa adalah sebagai
pelajar. Artinya,dosen harus mensejahterakan mahasiswanya dengan menuangkan
ilmu yang dia punya kepada mahasiswanya tanpa harus melakukan perbedaan
dalam mendapatkan ilmu agar terciptanya suatu elemen mahasiswa yang pintar,
radikal, dan berkompeten dalam bidangnya.
2.4.1 Aktualisasi Pancasila
Pancasila sebagai falsafah atau pandangan hidup bangsa sudah
seharusnya diwujudkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehariharitidak terkecuali dalam kehidupan kampus. Aktualisasi pancasila
dibedakan menjadi dua yaitu aktualisasi secara subjektif dan secara objektif.
1. Aktualisasi pancasila secara subjektif
Aktualisasi pancasila secara subjektif adalah Pengamalan pancasila
pengamalan pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan dalam pribadi
Pancasila sebagai Paradigma Reformasi dan Paradigma Kehidupan Kampus
25
26
kebenaran
dan
menyelesaikan
masalah
dlam
ilmu
27
28
(8) Menerima kritik, hal ini berarti bahwa peserta didik harus saling
terbuka pada setiap kritik sehingga mereka bisa introspeksi diri dan
belajar dari kritikan tersebut.
(9) Menghargai setiap prestasi sutau kegiatan ilmiah.
(10)
Bebas dari prasangka, berarti bahwa budaya akademik harus
berdasarkan pada kebenaran ilmiah.
(11)
Menghargai waktuatau memanfaatkan waktu seefektif dan
seefisien mungkin.
(12)
Menjunjung tinggi tradisi ilmiah dan benar-benar memiliki
karakter ilmiah.
(13)
Berorientasi pada masa depan, hal ini berarti bahwa budaya
akademik harus mampu mengantisipasi suatu kejadian ilmiah yang
akan terjadi di masa depan dengan perhitungan yang rinci, realistis, dan
rasional.
(14)
Kemitraan, artinya masyarakat ilmiah harus memiliki rasa
persaudaraan yang kuat untuk menjalin kerja sama yang baik.
2.4.4 Kampus Sebagai Moral Force dalam Pengembangan Hukum dan Ham
Kampus merupakan wadah kegiatan pendidika, penelitian, dan
pengabdian masyarakat. Selain itu kampus juga merupakan perkembangan
nilai moral , memberikan kekuatan moral dan diharapkan dapat menjiwai
nilai moralitas yang terkandung dalam pancasila. Dalam pelaksanaan
kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah harus mengamalkan budaya
akademik agar tidak terjebak dalam politik praktis dan kepentingan
penguasa. Mahasiswa sebagai kekuatan moral harus selalu berpegang pada
komitmen moral, harus selalu bersikap objektif demi kepentingan
masyarakat. Mahasiswa harus terhindar dari kekuasan dalam pertentangan
politik karena harus selalu bertanggung jawab secara moral atas kebenaran
objektif, tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa dan negara, serta
mengabdi kepada kesejahteraan masyarakat. Tentu perlu kita sadari bahwa
dalam penegakkan hak asasi tersebut pasti ada penyimpangan atau
pelanggaran yang dapat dilikukan oleh seseorang, kelompok orang
termmasuk aparat negara, penguasa negara, baik secara disengaja ataupun
tidak.
Pancasila sebagai Paradigma Reformasi dan Paradigma Kehidupan Kampus
29
30
BAB. 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai paradigma reformasi berarti melakukan perubuhan,
menata ulang hukum, penegak hukum, serta instansi-instansi pemerintahan
dengan berlandaskan pandangan hidup bangsa yaitu Pancsila, sesuai nilai-nilai
yang terkandung, seperti nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan,
nilai Kerakyatan, serta nilai Keadilan.
Pancasila sebagai paradigma kehidupan kampus berarti bahwa pancasila
pancasila menjadi acuan, kerangka pikir warga kampus, sehingga dapat
menerapkan dan menjalankannya sesuai dengan sila-sila yang terkandung
didalamnya mulai dari sila pertama sampai sila kelima. Pengaktualisasian
pancasila dalam kehidupan kampus dapat dilakukan secara subjektif atau secara
individu sebagai seorang mahasiswa dan secara objektif atau secara kelompok
seperti dalam kepemimpinan dan organisasi. Kampus selaku instansi pendidikan
tinggi mempunyai tiga tugas pokok yang disebut Tridharma perguruan tinggi,
yang meliputi pendidikan tinggi, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat.
Sebagai seorang mahasiswa yang berwawasan dan memiliki integritas harus selalu
berpegang pada budaya akademiknya. Selain sebagai pendidikan tinggi, kampus
juga berperan sebagai moral force dalam pengembang hukum dan hak asasi
manusia. Sehingga sebagai mahasiswa harus bertanggung jawab secara moral atas
kebenaran objektifnya.
3.2 Saran
Kepada para pembaca khususnya mahasiswa diharapkan dapat menambah dan
memperluas pengetahuan tentang peran pancasila sebagai paradigma reformasi,
khususnya dalam kehidupan kampus. Sehingga dapat mengamalkan nilai-nilai
yang ada dalam sila-sila pancasila, menjadi mahasiswa yang lebih objektif, jujur,
bertanggung jawab, bermoral, dan dapat mengabdikan diri di masyarakat dan
mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
31