Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

ULCUS DIABETICUM
disusun oleh:
Hernando
pembimbing:
dr. Achmad Haryadi, Sp.B

IDENTITAS PASIEN
NAMA

: Tn. Arifin
UMUR : 42 tahun
JENIS KELAMIN : Laki-laki
PEKERJAAN : Wiraswasta
AGAMA : Islam
STATUS PERKAWINAN : Menikah
ALAMAT : Ciheurbeuti
TANGGAL MASUK : 09 Januari 2016
NO. RM : 425101
RUANGAN : Dahlia RSUD Ciamis

ANAMNESA
KELUHAN UTAMA

Luka borok yang mengeluarkan cairan sejak 10 hari yang lalu


dan tampak luka bekas amputasi di kaki sebelah kanan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSUD Ciamis dengan keluhan luka borok
yang mengeluarkan cairan sejak 10 hari yang lalu dan tampak
luka bekas amputasi di jempol kaki kanan. Cairan berwarna
bening dan terasa seperti kesemutan pada kaki sebelah
kanan. Pasien pun mengeluhkan terasa nyeri, tidak gatal dan
tidak panas. Sebelumnya luka borok ini diawali dengan luka
lecet ketika pasien ingin memakai sepatu. Pasien pun
mengeluhkan pusing, badan terasa lemas, cepat lapar dan
sering buang air kecil. BAK>10 kali dalam sehari. Pasien juga
sering merasa lapar pada malam hari. Demam (-).

sebelumnya pasien mengecek kadar gula darah dan mencapai


300. lalu terdapat cairan pada jari manis di tangan kiri pasien
dan kuku pasien rusak serta terasa rapuh ketika di potong.
Pasien juga merupakan perokok berat jenis kretek dan kadangkadang mengeluhkan sesak dan batuk kering.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien mengaku 11 tahun yang lalu mengeluhkan badan terasa
lemas, cepat lapar, dan kencing terus-menerus. Lalu pasien
berobat ke dokter dan mengecek darah serta mendapatkan
hasil kadar gula darah 500 lalu diberikan obat glucopac kepada
pasien. Pasien mengontrol kadar gulad arah setiap satu bulan
sekali namun selalu naik turun. Pasien pun memakan nasi
sebanyak satu gelas air minum kecil setiap satu hari serta
kadang-kadang mengkonsumsi kentang ketika pagi atau siang
hari.

namun jarang meminum obat. Ketika pasien ingin


bekerja pasien mendapatkan luka di jempol kaki
kanannya dan luka tersubat susah untuk sembuh.
Lalu makin lama telapak kaki membesar dan muncul
kemerahan di sekitar luka pasien setelah itu keluar
cairan berwarna bening dari luka pasien. Luka
tersebut makin lama semakin hitam dan pasien tidak
bisa merasakan jempol kakinya lalu kembali berobat
ke dokter dan pasien memutuskan untuk
mengamputasi jempol kakinya. Amputasi tersebut
terjadi sekitar 4 bulan yang lalu dan sekarang muncul
luka yang sama di betis pasien. Riwayat penyakit
jantung dan asam urat disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

pasien menyangkal di keluarganya ada yang pernah


mengalami hal yang serupa.
RIWAYAT HABITUASI
pasien merupakan perokok berat jenis kretek dan sering
makan pada malam hari.
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien jarang mengkonsumsi glucopac dan dahulu pernah
diamputasi serta mengontrol kadar gula darah sebulan
sekali.
RIWAYAT ALERGI
pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan atau obatobatan.

PEMERIKSAAN FISIK
Kedaan umum

: tampak sakit sedang


kesadaran : comp0s mentis
vital sign : tekanan darah 120/80 mmHG
nadi 84 x/menit
respirasi 24 x/menit
suhu 36 C
STATUS GENERALIS
bentuk kepala : normocephali
rambut : hitam dan tidak kering
mata : CA(-), SI (-), Pupil bulat isokor
mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-), letak uvula
pecah (-)
telinga : ottorhea (-), simetris ka=ki
leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)

medial, bibir

THORAX
>paru
inspeksi : bentuk (fusiform), pergerakan simetris ka=ki
palpasi : vocal fremitus simetris ka=ki, massa(-), NT(-)
perkusi : sonor pada kedua lapang paru
auskultasi : VBS (+/+), Rh (+/+), Wh (+/+)
> jantung
inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
palpasi : ictus cordis tidak teraba
perkusi : batas atas jantung ICS II linea parasternal sinistra,
batas kanan jantung ICS IV linea parasternal dextra, batas kiri
jantung ICS IV 1 jari medial linea midclavicula sinistra.
auskultasi : BJ I= II regular, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN
Inspeksi : adomen datar, bekas OP (-), DC (-)
auskultasi : BU (+) normal,
palpasi : nyeri tekan abdomen (-)
perkusi : timpani, acites (-)
EKSTREMITAS
Look : kemerahan (+), sianosis (-), oedem (+), deformitas (-)
Feel : nyeri tekan (+), krepitasi (-), pulsasi arteri dorsalis pedis (+)
Move : CRT>2 detik
STATUS LOKALIS
inspeksi : terlihat luka borok pada telapak kaki kanan sampai ke betis dan
keluar cairan berwarna kuning. Serta mengeluarkan bau yang khas. Tampak
luka bekas amputasi pada jempol kaki kanan serta terjadi keruskaan pada
kuku kiri pasien tepatnya di kuku jari manis.
palpasi : nyeri tekan (+) dan terdapat pulsasi pada arteri dorsalis pedis

RESUME MEDIS

ANAMNESA
pasien datang ke IGD RSUD Ciamis sejak 10 hari yang lalu dan tampak
luka bekas amputasi di jempol kaki kanan pasien. Cairan berwarna bening
dan kaki pasien terasa seperti kesemutan serta sering terasa nyeri. Cairan
ini mengeluarkan bau yang khas. Luka ini timbul ketika pasien ingin
memakai sepatu dan luka ini sangat sulit untuk sembuh. Pasien pun sering
merasa lapar pada malam hari dan selalu ingin minum serta mengeluhkan
kencing yang terus menerus dalam sehari mencapai > 10 kali. Pasien
pernah mengecek kadar gula darah sebelumnya dan mencapai 300. pasien
mengaku telah mengidap penyakit kencing manis sejak 11 tahun yang lalu
dan mengatakan bahwa amputasi pada jempol kanannya pun sebelumnya
pernah seperti itu dan menjadi kehitaman lalu pasien memutuskan untuk
mengamputasikan kakinya. Pasien pun jarang mengkonsumsi obat
glucopac yang diberikan dokter dan kontrol gula darah sebulan sekali.
Pasien juga merupakan perokok berat yang merokok jenis kretek.

Kedaan umum

: tampak sakit sedang


kesadaran : comp0s mentis
vital sign : tekanan darah 120/80 mmHG
nadi 84 x/menit
respirasi 24 x/menit
suhu 36 C
STATUS GENERALIS
EKSTREMITAS
Look : kemerahan (+), sianosis (-), oedem (+), deformitas (-)
Feel : nyeri tekan (+), krepitasi (-), pulsasi arteri dorsalis pedis (+)
Move : CRT>2 detik
STATUS LOKALIS
inspeksi : terlihat luka borok pada telapak kaki kanan sampai ke betis dan
keluar cairan berwarna kuning. Serta mengeluarkan bau yang khas. Tampak
luka bekas amputasi pada jempol kaki kanan serta terjadi keruskaan pada
kuku kiri pasien tepatnya di kuku jari manis.

DIAGNOSIS KERJA

Ulcus DM
PEMERIKSAAN ANJURAN
pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, GDS, GDP.
USULAN TEREAPI
> analgetik : asam mefenamat
> antibiotik : ceftriaxone dan metronidazole
> glibenclamide/ metformin 500 mg
EDUKASI
> menjaga pola makan yang sehat dan tinggi protein
> rajin berolahraga
> sering mengganti perban luka sehari sekali
> berhenti merokok
> jauhi minuman beralkohol

PROGNOSIS

> quo at vitam : dubia at bonam


> quo at funcionam : dubia at malam
> quo at sanationam : dubia at malam

TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELITUS
DEFINISI
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolis pada
endokrin akibat defek dalam sekresi dan kerja insulin atau
keduanya sehingga, terjadi defisiensi insulin relatif atau
absolut dimana tubuh mengeluarkan terlalu sedikit insulin
atau insulin yang dikeluarkan resisten sehingga
mengakibatkan kelainan metabolisme kronis berupa
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi
kronik pada sistem tubuh Insulin adalah hormon yang
disekresi oleh pankreas. Pankreas merupakan organyang
letaknya di belakang lambung dan memiliki fungsi
memproduksi enzim-enzim pencernaan dan hormon.

Insulin memegang peranan yang sangat penting


dalam proses metabolisme karbohidrat, yaitu
bertugas memasukan glukosa ke dalam sel dan
digunakan sebagai bahan bakar.
Insulin diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel,
yang kemudian di dalam sel tersebut glukosa akan
dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak
ada, maka glukosa tidak dapat masuk ke sel, yang
mengakibatkan glukosa tetap berada di dalam
pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di
dalam darah meningkat

Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan (


polidipsia), sering kencing terutama malam hari (poliuria)
banyak makan (polifagia)
Menurunnya transport glukosa melalui membran sel, keadaan
ini mengakibatkan sel-sel kekurangan makanan sehingga
meningkatkan metabolisme lemak dalam tubuh. Manifestasi
yang muncul adalah penderita DM selalu meras lapar atau
nafsu makan meningkat (polifagia).
Kadar gula dalam darah meninggi ke tingkat pada saat jumlah
glukosa yang difiltrasi oleh sel-sel tubulus untuk di reabsorbsi
melebihi kapasitas, glukosa akan muncul di urin (glukosuria).
Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang menarik air
bersamanya, menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh
sering berkemih terutama dimalam hari (poliuria)

Cairan yang berlebihan yang keluar menimbulkan dehidrasi yang pada gilirannya dapat
menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena darah turun mencolok. Sel-sel kehilangan air
karena tubuh mengalami dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dalam sel ke cairan
ekstrasel, sehingga tubuh mengkompensasi dehidrasi dengan rasa haus berlebihan sehingga
penderita banyak minum (polidipsia)
ULKUS DIABETIKUM
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir disertai kematian jaringan
yang luas dan invasif kuman saprofit. Ulkus diabetikum adalah salah satu komplikasi kronik DM
berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan
setempat
Menurut berat ringannya lesi, kelainan ulkus diabetikum dibagi menjadi enam derajat menurut
Wagner, yaitu(12) :
1.Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai dengan
kelainan bentuk kaki "claw,callus"
2.Derajat I : ulkus superficial terbatas pada kulit
3.Derajat II : ulkus dalam, menembus tendon atau tulang
4.Derajat III : abses dalam dengan atau tanpa osteomilitas
5.Derajat IV : ulkus pada jari kaki atau bagian distal kaki atau tanpa selulitas
6.Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai

Penatalaksanaan Ulkus KD
Tujuan utama daloam penatalaksanaan ulkus KD adalah agar terjadi penutupan
dan penyembuhan luka dengan sempurna maupun mencegah ulkus berulang.
Beberapa tindakan yang dilakukan adalah dengan melakukan perawatan
konservatif, tindakan pencegahan dan intervensi bedah.
Penatalaksanaan konservatif ditentukan oleh tingkat keparahan (grade),
vaskularitas dan adanya infeksi.
Grade 1 dan 2

Sebaiknya pasien dirawat di rumah sakit


Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
Debridement ulkus merupakan hal yang sangat penting yang bertujuan untuk
menghilangkan benda asingm jaringan nekrosis, menurunkan bacterial load,
membersihkan luka dan meningkatkan thrombosis atau growth factor dipinggir
luka yang berguna sebagai langkah awal dari penyembuhan luka. Penderita
dianjurkan untuk membersihkan untuk membersihkan luka di rumah minimal 2
kali perhari, pertahankan kaki lebih tinggi dan cegah berjalan yang tidak perlu.

Luka yang terbuka ditutupi dengan pembalut steril, tidak lengket dan kering
Pasien dikontrol oleh perawat setiap 3-7 hari, untuk evaluasi luka. Pada
umumnya ulkus 75% akan menutup selama 2 minggu dan hanya sekitar
15% yang memerlukan tambahan pengobatan.
Grade 3

Pasien harus dirawat dirumah sakit, dilakukan debridement, kultur pus,


penting evaluasi keterlibatan pembuluh darah perifer dan biopsy tulang
membantu pemilihan pengobatan.
Terapi standar dengan pemberian antibiotic iv selama 10-12 minggu.
Intervensi bedah dilakukan bila infeksi telah mengenai tulang dan tidak
terjadi penyembuhan luka.
Grade 4 dan 5

Pada grade ini pasien harus dirawat di rumah sakit, dilakukan tindakan
bedah ataupun amputasi.

Pemeriksaan anjuran

darah lengkap , GDS, GDP

Anda mungkin juga menyukai