PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik oleh lembaga-
Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa rumusan masalah, yaitu :
Tujuan Makalah
Tujuan makalah adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui dan memahami implementasi value for money dalam
pemerintahan di Indonesia.
2. Dapat mengetahui dan memahami audit kinerja pemerintah daerah dalam konteks
otonomi daerah.
3. Dapat mengetahui dan memahami cara untuk mengatasi permasalahan audit
kinerja lembaga pemerintahan di Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Value for money merupakan pendekatan nilai untuk uang yang artinya dimana
nilai uang untuk menilai biaya suatu produk atau layanan terhadap kualitas
penyediaan. Value for money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi
pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari output yang dihasilkan saja,
akan tetapi harus mempertimbangkan input, output dan outcome secara bersamasama. Pengukuran kinerja berdasarkan alokasi biaya dan pelayanan. Dengan
demikian sering disebut 3E (ekonomi, efisiensi dan efektivitas).
Dalam hal ini value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor
publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu :
1. Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang
terendah.
2. Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau
penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
3. Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau
perbandingan outcome dengan ouput.
2.2
paling kecil untuk mencapai output yang optimum dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
1) Ekonomi berkaitan dengan hubungan antara pasar dan masukan (cost of input).
Pengertian ekonomi (hemat/tepat guna) sering disebut kehematan yang mencakup
juga pengelolaan secara hati-hati atau cermat (prudency) dan tidak ada
pemborosan. Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis jika dapat
menghilangkan atau mengurangi biaya yang tidak perlu.
2) Efisiensi (daya guna) mempunyai pengertian yang berhubungan erat dengan
konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost
of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu
produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya
3
dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Jadi, pada dasarnya ada
pengertian yang serupa antara efisiensi dengan ekonomi karena kedua-duanya
menghendaki penghapusan atau penurunan biaya (cost reduction).
3) Efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau
sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan
dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kegiatan operasional dikatakan
efektif apabila proses kegiatan tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir
kebijakan (spending wisely).
Manfaat implementasi konsep value for money pada organisasi sektor publik :
1) Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan
tepat sasaran.
2) Meningkatkan mutu pelayanan publik
3) Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya
penghematan dalam penggunaan input
4) Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik
5) Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar
pelaksanaan akuntanbilitas publik.
Mekanisme penentuan indikator kinerja membutuhkan :
1. Sistem perencanaan dan pengendalian.
Meliputi proses, perosedur dan struktur yang member jaminan bahwa tujuan
organisasi telah dijelaskan dan dikomunikasikan keseluruh bagian organisasi.
2. Spesifikasi teknis dan standarisasi.
Kinerja suatu kegiatan, program, dan organisasi diukur dengan menggunakan
spesifikasi teknis secara detail untuk memberikan jaminan bahwa spesifikasi
teknis tersebut dijadikan sebagai standar penilaian.
3. Kompetensi teknis dan profesionalisme.
Untuk memberikan jaminan terpenuhinya spesifikasi teknis dan standarisasi yang
ditetapkan maka diperlukan personel yang memiliki kompetensi teknis dan
profesional dalam bekerja.
4. Mekanisme ekonomi dan mekanisme pasar.
4
sektor publik dan untuk perbaikan kinerja pemerintah. Dalam pemeriksaan yang
konvensional, lingkup pemeriksaan hanya sebatas audit terhadap keuangan dan
kepatuhan (financial and compliance audit), sedangkan dalam pendekatan baru ini
selain audit keuangan dan kepatuhan juga perlu dilakukan audit kinerja (performance
audit), meliputi audit ekonomi, efisiensi dan efektivitas.
Audit ekonomi dan efisiensi disebut juga management audit atau operational audit,
Sedangkan audit efektivitas disebut program audit. Istilah lain performance audit
adalah VFM audit atau 3Es audit.
2.4
Ekonomi
Audit
manajemen
Audit
3E
Audit Kinerja/
Value for Money
Audit
Efisiensi
merupakan
audit
kinerja
keuangan
Audit
Program
Efektivitas
dalam
perluasan dari
hal
tujuan
dan
prosedurnya. Pengertian audit dalam audit keuangan adalah suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai asersi
atas tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaiannya dengan kriteria/standar yang telah
5
Perencanaan audit.
Mereview sistem akuntansi dan pengendalian intern.
Menguji system akuntansi dan pengendalian intern.
Melaksanakan audit, dan
Menyampaikan laporan.
Audit Efektivitas
Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Audit efektivitas (audit program)
bertujuan untuk :
1)
2)
3)
4)
memuaskan.
5) Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif untuk
melaksanakan program yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik
dan dengan biaya yang lebih rendah.
6) Menentukan apakah program tersebut saling melengkapi, tumpang-tindih atau
bertentangan dengan program yang terkait.
7) Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut dengan lebih
baik.
melaksanakan
proses
audit
kinerja
pada
organisasi
sektor
publik
4) Pengujian dan evaluasi tertentu atas aktivitas yang menjadi tanggung jawab
auditee oleh audit recipent.
Dua prosedur utama untuk melaksanakan praktik auditing kinerja organisasi secara
komprehensif, yaitu :
1) Management and Technical Review
Telaah fungsi manajemen secara umum mengenai perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan metode/teknik khusus yang digunakan oleh entitas untuk
menentukan apakah :
Rencana yang matang telah dikembangkan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
Terdapat struktur yang memadai tentang wewenang dan tanggung jawab
manajemen.
Manajemen telah secara jelas mengkomunikasikan ekspektasinya kepada
pihak-pihak yang bertanggung jawab atas operasi.
Pelaksanaan diawasi dan dievaluasi secara regular dengan menggunakan
criteria yang memadai sehingga varian dari rencana dapat dideteksi dan
dikoreksi tepat pada waktunya.
2) Special Studies
Telaah yang diarahkan untuk mencapai kesesuaian terhadap spesifikasi tertentu
sesuai dengan permintaan. Sebagai contoh, special studies mungkin dilaksanakan
untuk :
Penelitian mengenai dugaan terjadinya kesalahan atau kecurangan.
Menilai kecukupan pengendalian internal dalam system infotmasi manajemen
atau system akuntansi yang diterapkan.
Konsultasi dengan manajemen berkaitan dengan masalah keuangan khusus
atau berkaitan dengan masalah kinerja.
Mengevaluasi penggunaan dana untuk kegiatan investasi yang mungkin
berpengaruh terhadap operasi organisasi di masa mendatang.
2.6
adanya
unsur
perbuatan
melanggar/melawan
hokum
atau
penyalahgunaan wewenang.
d. Pengendalian manajemen.
Auditor harus benar-benar memahami pengendalian manajemen yang relevan
dengan audit.
3) Standar Pelaporan Audit Kinerja
a. Bentuk.
10
11
Pengawasan mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak
diluar eksekutif (masyarakat dan DPR/DPRD) untuk turut mengawasi kinerja
pemerintahan.
Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif
(pemerintah) untuk menjamin dilaksanakannya sistem dan kebijakan manajemen
sehingga tujuan organisasi tercapai.
Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang
memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa
apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar kinerja yang
ditetapkan.
Keterangan :
Pada tataran teknis aplikatif juga berbeda, yaitu pengawasan oleh DPR/DPRD
dilakukan pada tahap awal; lalu pengendalian manajemen dan pengendalian tugas
pada tahap menengah; dan tahap akhir baru di lakukan pemeriksaan.
Objek yang diperiksa berupa kinerja anggaran dan laporan pertanggung jawaban
yang terdiri dari laporan dan nota perhitungan APBN/APBD, neraca, dan laporan
aliran kas.
2.8
kepada daerah kabupaten/kota akan membawa konsekuensi perubahan pada pola dan
system
pengawasan
dan
pemeriksaan.
Perubahan-perubahan
tersebut
juga
memberikan dampak pada unit-unit kerja pemerintah daerah, seperti tuntutan kepada
pegawai/aparatur pemerintah daerah untuk lebih terbuka, transparan, dan bertanggung
jawab atas keputusan yang dibuat.
Sebagai upaya untuk meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan dalam rangka
memberantas praktik KKN, pemerintah bersama DPR kemudian mengesahkan
Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. UU No. 28 tahun 1999 tersebut kemudian
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Value for money merupakan sesuatu yang menilai apakah suatu organisasi telah
memperoleh tujuan yang diharapkan atau belum dalam kaitannya dengan pengelolaan
keuangan. Reformasi penataan keuangan negara saat ini menghendaki penerapan
konsep value for money atau yang lebih dikenal dengan konsep 3E (Ekonomi,
Efisien, dan Efektif). Oleh karena itu, dalam reformasi ini pemerintah diminta baik
dalam mencari dana maupun menggunakan dana selalu menerapkan prinsip 3E
tersebut. Hal ini mendorong pemerintah berusaha selalu memperhatikan tiap rupiah
dan uang yang diperoleh dan digunakan. Perhatian tertuju pada hubungan antara
input-output-outcome.
Tujuan yang dikehendaki terkait pelaksanaan value for money :
1. Ekonomi
: hemat cermat dalam pengadaan dan alokasi sumber daya.
2. Efisiensi
: berdaya guna dalam penggunaan sumber daya.
3. Efektivitas : berhasil guna dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.
4. Equity
: keadilan dalam mendapatkan pelayanan publik.
5. Equality
: kesetaraan dalam penggunaan sumber daya.
3.2
Saran
Pengawasan oleh DPR/DPRD dan masyarakat tersebut harus sudah dilakukan
sejak tahap perencanaan, tidak hanya pada tahap pelaksanaan dan pelaporan saja.
Apabila DPR/DPRD lemah dalam tahap perencanaan, maka sangat mungkin pada
tahap pelaksanaan akan mengalami banyak penyimpangan. Akan tetapi, harus
dipahami bahwa pengawasan DPR/DPRD terhadap eksekutif adalah pengawasan
14
15