Anda di halaman 1dari 23

Rancangan penelitian kesehatan

berdasar klasifikasi penelitian


Rancangan pnltn

Jenis

Contoh

Observasional (noneksperimen)

Deskriptif

Lap kasus
Studi kasus
Survei
Cross sectional
Kasus kontrol
Kohort

Analitik

Eksperimen

Laboratorium
Klinik
Epidemiologi

Biomedik
Trial klinik
Intervensi komunitas

Penelitian cross sectional


= penelitian transversal = penelitian potong

lintang
Variabel bebas (faktor risiko) dan variabel
tergantung (efek) diobservasi hanya sekali
pada saat yang sama

Agens (penyakit)

Individu/host

F risiko eksternal

sakit

F risiko internal

Efek selalu variabel tergantung


F risiko dpt sbg variabel bebas, perantara,

pendahulu/ prakondisi

SKEMA CROSS
SECTIONAL

Efek (+)

F risk (+)
Efek (-)

Populasi/
sampel
Efek (+)
F risk (-)
Efek (-)

Tabel
EFEK
CROSS SECTIONAL
Ya

Tidak

Ya

Tidak

FAKTOR
RISIKO

40 pasien
14/20 : 7/20 = 2 : 1
EFEK
CROSS SECTIONAL
Ya

Tidak

Ya

14

Tidak

13

FAKTOR
RISIKO

LANGKAH CROSS SECTIONAL


Merumuskan pertanyaan penelitian dan

hipotesis yang sesuai


Mengidentifikasi variabel penelitian
Menetapkan subjek penelitian
Melakukan observasi/ pengukuran
Melakukan analisis

Intepretasi hasil
Rasio Prevalens
Prevalensi pada kelompok dengan faktor risiko

dibanding prevalensi pada kelompok tanpa faktor risiko

Rasio Prevalens :
RP = A/A+B : C/(C+D)
Menghitung rasio prevalens
= 1 tidak berefek ( netral)
> 1 variabel merupakan faktor risiko
< 1 variabel merupakan faktor protektif

Kelebihan Cross Sectional


Mudah, ekonomis, hasil cepat didapat
Dapat meneliti banyak variabel sekaligus
Kemungkinan subjek drop out kecil
Tidak banyak hambatan etik
Dapat sebagai dasar penelitian selanjutnya

Kelemahan cross
sectional
Sulit menetapkan mekanisme sebab akibat
Subjek penelitian cukup besar terutama bila

variabel banyak dan faktor risk relatif jarang


ditemukan
Kurang tepat untuk mempelajari penyakit
dengan kurun waktu sakit pendek
Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding
case control atau cohort
Tidak dapat menggambarkan perjalanan
penyakit faktor risiko, diagnosis, prognosis

CASE CONTROL
Mempelajari seberapa jauh f risiko

mempengaruhi terjadinya efek


Hub sebab akibat :
cross sectional < case control < cohort
F risk dipelajari melalui pendekatan
retrospektif
efek diidentifikasi saat ini, f risk
diidentifikasi masa lalu

F risk (+)
retrospektif

Efek (+)/
kasus

F risk (-)
Matching/
Non matching
F risk (+)
retrospektif
F risk (-)

Efek (-)/
kontrol

Tabel
EFEK
Case Control
Ya

Tidak

Jumlah

Ya

A+B

Tidak

C+D

jumlah

A+C

B+D

A+B+C+
D

FAKTOR
RISIKO

Tahapan kasus kontrol


1. Menetapkan pertanyaan penelitian dan
2.
3.
4.
5.

hipotesis yang sesuai


Menetapkan variabel penelitian
Menetapkan subjek penelitian
Melakukan pengukuran variabel
Analisis hasil

Menentukan kasus
Insidens ( baru) atau prevalens ( baru + lama)
Tempat pengumpulan kasus
Waktu diagnosis

Cara menetapkan kel


kontrol
Populasi yang sama dgn kasus
matching
Kontrol lebih dari 1 kelompok

Intepretasi hasil
OR ( Odds Ratio )
Insiden pada kelompok dengan faktor risiko
dibanding insiden pada kelompok tanpa faktor
risiko
A/A+B : C/C+D

Kelebihan kasus kontrol


1. Cocok untuk mempelajari penyakit yg
2.
3.
4.

5.
6.

jarang ditemukan
Hasil cepat, ekonomis
Subjek penelitian bisa lebih sedikit
Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor
risiko yang mungkin berhubungan dengan
penyakit
Kesimpulan korelasi > baik, krn ada
pembatasan dan pengendalian f risk
Tidak mengalami kendala etik

Kelemahan kasus kontrol


Bias
Tdk diketh pengaruh variabel luar yg tak

terkendali dgn teknik matching


Pemilihan kontrol dgn mathcing akan sulit bila
faktor risiko yg di matchingkan banyak
Kelompok kasus dan kontrol tidak random
apakah faktor luar seimbang?

TO BE CONTINUED..

Anda mungkin juga menyukai