CELLULITIS
Perseptor :
IHSAN SOEMANTO, dr., Sp.B FInaCS
REDI RULANDANI
ANNISA NABELLA FITRIANY
N E N D E N S U S I L A W AT I
F U J I YA R T I
KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Ny.I
Usia
: 56 tahun
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Manggahang
Tanggal Pengkajian
: 10 April 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan Darah
Nadi
: 80x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu
: 37,3 C
Kepala
Leher
: Tiroid: T.A.K
Thorak
KGB: T.A.K
STATUS LOKALIS
At regio manus dextra
Inspeksi
Palpasi
DIAGNOSIS BANDING
Selulitis
Erysipelas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
DIAGNOSIS
Cellulitis a/r manus dextra
Terapi
Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Asam mafenamat 3 x 500 mg
Ranitidin 2 x 150 mg
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad Fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bomam
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik (tanda dari gejala klinis)
Laboratorium:
Berdasarkan The Infectious Disase Society of America (IDSA) pasien dengan
selulitis dapat dilakukan pemeeriksaan laboratorium yang berupa
pemeriksaan complete blood count, kadar creatinine, bicarbonate, creatine
phosphokinase dan C-reaktif protein serta pemeriksaan kultur darah
Penunjang: USG, CT scan dan MRI
PEMBAHASAN
CELLULITIS
DEFINISI
Selulitis adalah infeksi umum pada kulit dan jaringan
lunak di bawah kulit. Hal ini terjadi ketika bakteri
menyerang kulit yang rusak atau normal dan mulai
menyebar di bawah kulit dan ke dalam jaringan lunak.
Hal ini menyebabkan infeksi dan peradangan.
Peradangan merupakan sebuah proses di mana tubuh
bereaksi
terhadap
bakteri.
Peradangan
dapat
menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri, dan /
atau terasa hangat pada perabaan.
EPIDEMIOLOGI
Selulitis dapat terjadi di semua usia, tersering
pada usia di bawah 3 tahun dan usia dekade
keempat dan kelima. Insidensi pada laki-laki lebih
besar daripada perempuan dalam beberapa studi
epidemiologi. Insidensi selulitis ekstremitas masih
menduduki peringkat pertama. Terjadi
peningkatan resiko selulitis seiring meningkatnya
usia, tetapi tidak ada hubungan dengan jenis
kelamin.
ETIOLOGI
Selulitis sering diakibatkan oleh Bakteri yang
antara lain bakteri streptococcus grup A,
streptococcus grup B hemolitikus,
staphylococcus aureus, bakteri batang
gram negatif (Aeromonas hydrophyla),
pneumococcus,haemophilus influenzae
tipe B.
FAKTOR RISIKO
Usia
Melemahnya sistem immune (Immunodeficiency)
Diabetes mellitus
Cacar dan ruam saraf
Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)
Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki
Penggunaan steroid kronik
Gigitan & sengat serangga, dan hewan
Penyalahgunaan obat dan alcohol
GEJALA KLINIS
Selulitis biasanya didahului oleh gejala sistemik seperti demam, menggigil, dan
malaise.
kemerahan dengan batas jelas
nyeri tekan
Bengkak
Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka atau
ulkus disertai dengan demam dan lesu.
Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula
Dapat dijumpai limfadenopati limfangitis
supurasi lokal (flegmon, nekrosis atau gangren)
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik (tanda dari gejala klinis)
Laboratorium:
Berdasarkan The Infectious Disase Society of America (IDSA) pasien dengan
selulitis dapat dilakukan pemeeriksaan laboratorium yang berupa
pemeriksaan complete blood count, kadar creatinine, bicarbonate, creatine
phosphokinase dan C-reaktif protein serta pemeriksaan kultur darah
Penunjang: USG, CT scan dan MRI
DIAGNOSIS BANDING
Burn wound infection
Erythema multiform
Erysipeloid
Impetigo
Insect bites
PENATALAKSANAAN
Terapi Empiris (Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of Skin
and Soft Tissue Infections):
*Purulenta:
Dapat dilakukan tindakan drainase dengan tujuan untuk mengeluarkan atau
membuang abses yang dapat terjadi pada selulitis kemudian dilanjutkan
dengan pemberian antibiotic.
PENATALAKSANAAN
*Non-purulenta:
Pasien rawat jalan: Dicloxacillin 500 mg PO q6h, Cephalexin 500mg PO q6,
Amoxicillin 125mg q12h, Clindamycin 300mg PO q6-8h
Pasien rawat inap: Nafcillin atau Oxacillin 1-2 g IV q4h, Cefazolin 1-2 g IV q8h,
Clindamycin 600-900 mg IV q8h
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya berupa lymphangitis, pembentukan
abses, gangrenous cellulitis atau necrotizing fasciitis shock sepsis dan
kematian.
PROGNOSIS
Jika ditangani dengan diagnosis dini dan penanganan yang tepat maka
prognosis baik. Dapat terjadi rekurensi dan dapat memiliki prognosis buruk
jika telah diserai dengan komplikasi.