Clitoria Ternate2
Clitoria Ternate2
DISUSUN OLEH
I.
MORFOLOGI
Clitoia ternatea merupakan tanaman hias yang merupakan tanaman merambat dan
biasanya terdapat pada pagar-pagar maupun tumbuh liar di semak belukar pada tanah yang
kering. Merupakan perdu dengan pertumbuhan ke kiri dan memiliki panjang kira-kira 1-5 m,
memiliki rambut halus, lalu bagian pangkalnya berkayu. Daunnya majemuk menyirip gasal
dengan 3-9 anak daun. Tiap helaian anak daun berbentuk bulat telur atau elips, bertangkai
pendek, ujungnya tumpul, pangkal runcing, tepi daunnya rata, dan memiliki panjang 2-7 cm
dan lebar 1-4,5 cm. Warna daunnya hijau dan mempunyai daun penumpu berbentuk garis.
Lalu bunganya tunggal, memiliki bentuk seperti kupu-kupu yang keluar dari ketiak daunnya.
Panjang mahkota 3,5-4 cm, warnanya biru nila dengan putih atau kekuningan di bagian
tengahnya. Lalu buahnya berbentuk buah polong pipih, panjang 5-10 cm, berisi 6-10 biji
yang terbentuk seperti ginjal pipih.
II.
SEJARAH
Clitoria ternatea Linn. atau yang lebih dikenal dengan Bunga Telang adalah salah
satu tanaman yang sejak dahulu sudah digunakan sebagai bahan untuk obat-obatan. Sejarah
menyatakan bahwa tanaman ini sudah digunakan pada abad ke 12 sebelum masehi di India
dibuktikan dengan adanya tanaman ini dalam dokumentasi tertua yang dimiliki India
Ayurveda. Dalam buku ini dikatakan bahwa Clitoria ternatea merupakan salah satu dari lima
tanaman yang termasuk ke dalam golongan Medhya Rasayana atau yang lebih dikenal
dengan nama Shankhpushpi.
Shankhpushpi merupakan jenis tanaman yang secara tradisional biasanya digunakan
dokter India sebagai obat untuk penguat sistem saraf, epilepsi, insomnia, kelainan otak,
oedema, kelainan dalam pembuangan urin, gigitan ular dan bahkan sampai untuk penyakitpenyakit yang dianggap disebabkan oleh pengaruh roh jahat.
tanaman tropis dan banyak ditemukan di daerah Meksiko dan Ternate Indonesia. Awalnya
tanaman ini berasal dari daratan Ternate dan pada saat conquista perluasan daerah yang
dilakukan Spanyol, tanaman ini mulai disebarluaskan ke daerah-daerah jajahan Spanyol dan
salah satunya adalah daratan Meksiko, Tengah.
Saat ini, sudah banyak manfaat yang dihasilkan oleh tanaman ini yakni sebagai obat
anastetik, nootropik, anxiolitik, antidepresan, antikonvulsan, antidiabetik, antipiretik, antiinflamasi, antimikrobial, analgesik, diuretik dan masih banyak lagi. Semakin berkembangnya
zaman, saat ini sudah banyak bagian tanaman ini yang dimanfaatkan dan diolah untuk
penggunaan bahan obat dengan menggunakan teknik-teknik kontemporer yang sebelumnya
belum tereksplorasi karena masih menggunakan cara yang tradisional.
III.
DISTRIBUSI
Manfaat dari tanaman ini sudah diakui dan banyak digunakan dalam industri
kefarmasian dunia. Sekarang, selain di Indonesia dan Meksiko, tanaman ini sudah banyak
dibudidayakan di banyak negara di berbagai belahan dunia terutama di daerah-daerah
beriklim tropis. Di Asia, tanaman ini sudah banyak dibudidayakan terutama di India, Filipina,
dan berbagai kawasan tropis Asia lainnya. Di Amerika, tanaman ini lebih banyak ditemukan
di daerah Amerika Tengah dan Selatan seperti Kepulauan Karibia, Kuba, Jamaika, Paraguay
dan Argentina. Tetapi di Amerika Serikat sendiri tanaman ini mulai dibudidayakan di Florida,
Texas, New Jersey, Kentucky, dan Arkansas.
IV.
KULTIVASI
Tanaman ini merupakan tanaman yang hidup di lingkungan tropis dan dapat hidup di
ketinggian dari 0 sampai kurang dari 1600 meter diatas permukaan laut. Kultivasi pada
tanaman ini diutamakan pada bagian akar, bunga, biji, dan daun. Jadi pertumbuhan dari
tanaman ini yang akan digunakan untuk kepentingan kesehatan diutamakan pada bagianbagian yang hanya menghasilkan efek farmakologi dan dapat mengurangi tingkat
pertumbuhan bagian yang tidak memiliki efek farmakologi
V.
bunga, dan biji. Sebelum dilakukan pengolahan untuk mengambil zat yang dikandung dalam
bagian tumbuhan tersebut, awalnya dilakukan pengumpulan bagian-bagian tumbuhan
tersebut. Terdapat beberapa perlakuan yang berbeda dalam pengumpulannya. Tetapi, waktu
pengambilan bagian tanaman yang tepat adalah pada saat musim dimana tanaman ini sedang
berada dalam masa berbunganya.
Untuk bagian akar dari tanaman ini, pengumpulan dilakukan dengan memotong
bagian akar yang masih baik kondisinya terlebih dahulu dan setelah itu dilakukan
pembersihan menggunakan aquadest dan setelah itu dikeringkan dan biasanya untuk
disimpan dalam waktu yang lama dilakukan proses hingga terbentuk menjadi simplisianya.
Biasanya dalam proses pengambilan suatu zat dari bagian tanaman tersebut dilakukan
pencacahan terlebih dahulu menjadi bagian yang lebih kecil agar memudahkan . Selanjutnya
untuk pengumpulan bagian daun, dilakukan dengan mengumpulkan daun yang masih baik
kondisinya sesuai dengan yang tertera dalam literatur. Setelah dikumpulkan, dilakukan
pembersihan dengan menggunakan aquadest lalu dilakukan pengeringan di tempat yang
tertutup dari sinar matahari, begitu juga yang dilakukan pada biji dan bunga.
VI.
SIMPLISIA
Simplisia merupakan tanaman dalam bentuk dikerinngkan yang berguna dalam
KANDUNGAN KIMIA
Suatu zat obat yang berasal dari tanaman merupakan zat-zat kimia yang merupkakan
metabolit baik primer maupun sekunder yang terkandung dalam tanaman tersebut yang
kemudian diisolasi dan kemudian dapat digunakan sebagai senyawa obat. Pada Clitoria
ternatea bagian tanaman yang digunakan adalah akar, daun, bunga, dan biji dan masingmasingnya mengandung kandungan kimia masing-masing. Pada akar bagian yang banyak
mengandung zat-zat kimia merupakan bagian nodul dari akar tersebut. Dari percobaan
didapat senyawa berupa asam amino dan amida. Senyawa-senyawa tersebut adalah glisin,
alanin, valin, leusin, asam -aminobutirat, asam -aminobutirat, asam aspartat, asam
glutamat, asam -metilenglutamat, arginin, ornitin, dan histidin. Selain senyawa asam amino
dan amida terdapat pula senyawa-senyawa fenol seperti taraxerol, taraxeron, dan triterpenoid
pentasiklik. Pengisolasian senyawa-senyawa tersebut menggunakan metoda-metoda yang
berbeda, sebagai contoh untuk mengisolasi taraxerol dari akar digunakan metoda
kromatografi lapis tipis performa tinggi.
Daun ini mengandung beberapa senyawa seperti -sitosterol, kaemferol-3monoglukosida, kaemferol-3-rutinosida, kaemferol-3-neoherperiodosida, dan kaemferol-3-Orhamnosil-(1,6)-galaktosida Selain itu, daun juga dikabarkan mengandung lakton aparajitin,
klitorin,
zat
pewarna,
minyak
esensial
dan
musilago
berupa
anhidrogalakatan,
Selanjutnya, pada biji Clitoria ternatea terkandung senyawa asam lemak seperti asam
palmitat, asam stearat, asam oleic, asam linoleic dan asam linolenic. Selain asam lemak, biji
Clitoria ternatea juga mengandung musilago larut air seperti delphinidin 3,3,5-triglukosida.
Selain itu, senyawa-senyawa lain yang terkandung dalam biji adalah asam p-hidrosinamik,
flavonol-3-glukosida,
adenosin,
3,5,7,4-tetrahidroksiflavon,
3-rhamnoglukosida,
glukosida
Dan terakhir pada bunga. Bunga yang merupakan ciri khas dari tanaman ini, dan
mengandung banyak sekali senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan. Senyawa-senyawa itu
adalah ternatin yang merupakan antosianin berwarna biru yang terdapat pada petal dari
tanaman ini. Ternatin yang banyak ditemukan pada bunga Clitoria ternatea adalah A1, A2,
B1, B2, D1, dan D2. Selain ternatin juga ditemukan senyawa kaemferol seperti kaemferol-3neohesperidosida,
quersetin-3-rutinosida,
quersetin-3-glukosida,
myrisetin-3-
neohesperidosida, myrisetin-3-o-rutinosida, dan masih banyak lagi. Selain itu juga ditemukan
senyawa flavonoid seperti delphinidin-3-O--glukosida, delphinidin-3-neohesperidisida.
rutinosida
rutinosida
VIII.
IX.
MANFAAT
Banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari tanaman Clitoria ternatea ini, dan berikut
merupakan manfaat-manfaat yang dapat dihasilkan dari tanaman Clitoria ternatea ini.
X.
No
XI.
Bagian
XII.
Tanaman
1.
XV.
XIII.
wa
XVI.
XIV.
Ekstrak/senya
Larutan
XVII.
ekstrak
alkohol
XX.
XVIII.
2.
XXII.
3.
XIX.
(Ternatin
Bunga
dan analgesik
XXI.
Biji
D1,D2)
Finotin,
flavonol
A1,A2,B1,B2,
XXIV.
XXIII.
Anthosianin
ekstraksi,
Akar
Aktivitas
antidiabetik
XXV.
glukosida
XXVI.
XXVII.
XXVIII.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha,
Setiawan.2008.Atlas
Tumbuhan
Obat
Indonesia
Jilid
Nahata, Alok, Neeraj Kumar Sethiya, Shri Hari Mishra, dan Vinod Kumar
Dixit.(2009). An Update on Shankhpushpi, a Cognition-boosting Ayurvedic
Medicine.Journal of Chinese Integrative Medicine [Online].Volume 7 (11),Halaman
1001-1002.Tersedia: www.jcimjournal.com/articles/publisharticles/pdf [Diakses 12
April 2015 pukul 21.50]
XXX.
291-301.
Tersedia
www.researchgate.net/profile/Kumar_Venkatesar
XXXI.
Halaman
314-319.
Tersedia
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4027306/pdf/apjtd-03-04-314.pdf [Diakses
12 April 2015 pukul 23.53]
XXXII.
Rai, Kiranmai S., K. Dilip Murthy, K.S. Karanth, dan Muddana S. Rao.
(2001).Clitoria ternatea (Linn.)Root Extract Treatment During Growth Spurt Period
Enhances Learning and Memory in Rats.Indian J Physiol Pharmacol [Online].Volume
45 (3), Halaman 305-313.Tersedia : www.ijpp.com/IJPP%20archives/2001_45_3/305313.pdf [Diakses 13 April 2015 pukul 00.42]
XXXIII.
Deshmukh,
Swati,
dan
Varsha
Jadhav.(2014).Ethnopharmacognostical
(2),
Halaman
769-774.Tersedia