Anda di halaman 1dari 8

CLITORIA TERNATEA

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakognosi (FA2231)

DISUSUN OLEH

: ARVIN WIGUNA / 10713076

SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2015

I.

MORFOLOGI
Clitoia ternatea merupakan tanaman hias yang merupakan tanaman merambat dan

biasanya terdapat pada pagar-pagar maupun tumbuh liar di semak belukar pada tanah yang
kering. Merupakan perdu dengan pertumbuhan ke kiri dan memiliki panjang kira-kira 1-5 m,
memiliki rambut halus, lalu bagian pangkalnya berkayu. Daunnya majemuk menyirip gasal
dengan 3-9 anak daun. Tiap helaian anak daun berbentuk bulat telur atau elips, bertangkai
pendek, ujungnya tumpul, pangkal runcing, tepi daunnya rata, dan memiliki panjang 2-7 cm
dan lebar 1-4,5 cm. Warna daunnya hijau dan mempunyai daun penumpu berbentuk garis.
Lalu bunganya tunggal, memiliki bentuk seperti kupu-kupu yang keluar dari ketiak daunnya.
Panjang mahkota 3,5-4 cm, warnanya biru nila dengan putih atau kekuningan di bagian
tengahnya. Lalu buahnya berbentuk buah polong pipih, panjang 5-10 cm, berisi 6-10 biji
yang terbentuk seperti ginjal pipih.
II.

SEJARAH
Clitoria ternatea Linn. atau yang lebih dikenal dengan Bunga Telang adalah salah

satu tanaman yang sejak dahulu sudah digunakan sebagai bahan untuk obat-obatan. Sejarah
menyatakan bahwa tanaman ini sudah digunakan pada abad ke 12 sebelum masehi di India
dibuktikan dengan adanya tanaman ini dalam dokumentasi tertua yang dimiliki India
Ayurveda. Dalam buku ini dikatakan bahwa Clitoria ternatea merupakan salah satu dari lima
tanaman yang termasuk ke dalam golongan Medhya Rasayana atau yang lebih dikenal
dengan nama Shankhpushpi.
Shankhpushpi merupakan jenis tanaman yang secara tradisional biasanya digunakan
dokter India sebagai obat untuk penguat sistem saraf, epilepsi, insomnia, kelainan otak,
oedema, kelainan dalam pembuangan urin, gigitan ular dan bahkan sampai untuk penyakitpenyakit yang dianggap disebabkan oleh pengaruh roh jahat.

Tanaman ini merupakan

tanaman tropis dan banyak ditemukan di daerah Meksiko dan Ternate Indonesia. Awalnya
tanaman ini berasal dari daratan Ternate dan pada saat conquista perluasan daerah yang
dilakukan Spanyol, tanaman ini mulai disebarluaskan ke daerah-daerah jajahan Spanyol dan
salah satunya adalah daratan Meksiko, Tengah.
Saat ini, sudah banyak manfaat yang dihasilkan oleh tanaman ini yakni sebagai obat
anastetik, nootropik, anxiolitik, antidepresan, antikonvulsan, antidiabetik, antipiretik, antiinflamasi, antimikrobial, analgesik, diuretik dan masih banyak lagi. Semakin berkembangnya

zaman, saat ini sudah banyak bagian tanaman ini yang dimanfaatkan dan diolah untuk
penggunaan bahan obat dengan menggunakan teknik-teknik kontemporer yang sebelumnya
belum tereksplorasi karena masih menggunakan cara yang tradisional.
III.

DISTRIBUSI
Manfaat dari tanaman ini sudah diakui dan banyak digunakan dalam industri

kefarmasian dunia. Sekarang, selain di Indonesia dan Meksiko, tanaman ini sudah banyak
dibudidayakan di banyak negara di berbagai belahan dunia terutama di daerah-daerah
beriklim tropis. Di Asia, tanaman ini sudah banyak dibudidayakan terutama di India, Filipina,
dan berbagai kawasan tropis Asia lainnya. Di Amerika, tanaman ini lebih banyak ditemukan
di daerah Amerika Tengah dan Selatan seperti Kepulauan Karibia, Kuba, Jamaika, Paraguay
dan Argentina. Tetapi di Amerika Serikat sendiri tanaman ini mulai dibudidayakan di Florida,
Texas, New Jersey, Kentucky, dan Arkansas.
IV.

KULTIVASI
Tanaman ini merupakan tanaman yang hidup di lingkungan tropis dan dapat hidup di

ketinggian dari 0 sampai kurang dari 1600 meter diatas permukaan laut. Kultivasi pada
tanaman ini diutamakan pada bagian akar, bunga, biji, dan daun. Jadi pertumbuhan dari
tanaman ini yang akan digunakan untuk kepentingan kesehatan diutamakan pada bagianbagian yang hanya menghasilkan efek farmakologi dan dapat mengurangi tingkat
pertumbuhan bagian yang tidak memiliki efek farmakologi
V.

PENGUMPULAN BAGIAN TUMBUHAN


Bagian-bagian yang dapat digunakan sebagai bahan untuk obat adalah akar, daun,

bunga, dan biji. Sebelum dilakukan pengolahan untuk mengambil zat yang dikandung dalam
bagian tumbuhan tersebut, awalnya dilakukan pengumpulan bagian-bagian tumbuhan
tersebut. Terdapat beberapa perlakuan yang berbeda dalam pengumpulannya. Tetapi, waktu
pengambilan bagian tanaman yang tepat adalah pada saat musim dimana tanaman ini sedang
berada dalam masa berbunganya.
Untuk bagian akar dari tanaman ini, pengumpulan dilakukan dengan memotong
bagian akar yang masih baik kondisinya terlebih dahulu dan setelah itu dilakukan
pembersihan menggunakan aquadest dan setelah itu dikeringkan dan biasanya untuk
disimpan dalam waktu yang lama dilakukan proses hingga terbentuk menjadi simplisianya.

Biasanya dalam proses pengambilan suatu zat dari bagian tanaman tersebut dilakukan
pencacahan terlebih dahulu menjadi bagian yang lebih kecil agar memudahkan . Selanjutnya
untuk pengumpulan bagian daun, dilakukan dengan mengumpulkan daun yang masih baik
kondisinya sesuai dengan yang tertera dalam literatur. Setelah dikumpulkan, dilakukan
pembersihan dengan menggunakan aquadest lalu dilakukan pengeringan di tempat yang
tertutup dari sinar matahari, begitu juga yang dilakukan pada biji dan bunga.
VI.

SIMPLISIA
Simplisia merupakan tanaman dalam bentuk dikerinngkan yang berguna dalam

penyimpanan dan mengurangi kemungkinan berkembangnya mikroba atau jamur tumbuh di


tanaman yang nantinya akan dimanfaatkan. Pada tanaman ini, teknik simplisia yang
digunakan adalah dengan pengeringan menggunakan oven selama 72 jam dengan suhu 55 oC.
Waktu dan suhu yang digunakan sesuai dengan metoda yang telah ditetapkan, dan alasan
untuk menggunakan waktu dan suhu tersebut adalah agar tidak merusak zat-zat yang berguna
untuk aktivitas farmakologi dan pad waktu itu kadar air hilag menjadi dibawah 5% sehingga
menghasilkan simplisia yang sesuai dengan yang diinginkan.
VII.

KANDUNGAN KIMIA
Suatu zat obat yang berasal dari tanaman merupakan zat-zat kimia yang merupkakan

metabolit baik primer maupun sekunder yang terkandung dalam tanaman tersebut yang
kemudian diisolasi dan kemudian dapat digunakan sebagai senyawa obat. Pada Clitoria
ternatea bagian tanaman yang digunakan adalah akar, daun, bunga, dan biji dan masingmasingnya mengandung kandungan kimia masing-masing. Pada akar bagian yang banyak
mengandung zat-zat kimia merupakan bagian nodul dari akar tersebut. Dari percobaan
didapat senyawa berupa asam amino dan amida. Senyawa-senyawa tersebut adalah glisin,
alanin, valin, leusin, asam -aminobutirat, asam -aminobutirat, asam aspartat, asam
glutamat, asam -metilenglutamat, arginin, ornitin, dan histidin. Selain senyawa asam amino
dan amida terdapat pula senyawa-senyawa fenol seperti taraxerol, taraxeron, dan triterpenoid
pentasiklik. Pengisolasian senyawa-senyawa tersebut menggunakan metoda-metoda yang
berbeda, sebagai contoh untuk mengisolasi taraxerol dari akar digunakan metoda
kromatografi lapis tipis performa tinggi.

Gambar 1. Struktur molekul taraxerol

Gambar 2. Struktur molekul taraxeron

Daun ini mengandung beberapa senyawa seperti -sitosterol, kaemferol-3monoglukosida, kaemferol-3-rutinosida, kaemferol-3-neoherperiodosida, dan kaemferol-3-Orhamnosil-(1,6)-galaktosida Selain itu, daun juga dikabarkan mengandung lakton aparajitin,
klitorin,

zat

pewarna,

minyak

esensial

dan

musilago

berupa

anhidrogalakatan,

anhidropentosa, dan metilpentosa.

Gambar 3. Struktur molekul -sitosterol

Gambar 4. Struktur molekul kaemferol-3monoglukosida

Selanjutnya, pada biji Clitoria ternatea terkandung senyawa asam lemak seperti asam
palmitat, asam stearat, asam oleic, asam linoleic dan asam linolenic. Selain asam lemak, biji
Clitoria ternatea juga mengandung musilago larut air seperti delphinidin 3,3,5-triglukosida.
Selain itu, senyawa-senyawa lain yang terkandung dalam biji adalah asam p-hidrosinamik,
flavonol-3-glukosida,

adenosin,

3,5,7,4-tetrahidroksiflavon,

3-rhamnoglukosida,

hexakonasol, -sitosterol, -sitosterol, dan antoxantin glukosida.

Gambar 5. Struktur molekul flavonol-3-

Gambar 6. Struktur molekul adenosin

glukosida
Dan terakhir pada bunga. Bunga yang merupakan ciri khas dari tanaman ini, dan
mengandung banyak sekali senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan. Senyawa-senyawa itu

adalah ternatin yang merupakan antosianin berwarna biru yang terdapat pada petal dari
tanaman ini. Ternatin yang banyak ditemukan pada bunga Clitoria ternatea adalah A1, A2,
B1, B2, D1, dan D2. Selain ternatin juga ditemukan senyawa kaemferol seperti kaemferol-3neohesperidosida,

quersetin-3-rutinosida,

quersetin-3-glukosida,

myrisetin-3-

neohesperidosida, myrisetin-3-o-rutinosida, dan masih banyak lagi. Selain itu juga ditemukan
senyawa flavonoid seperti delphinidin-3-O--glukosida, delphinidin-3-neohesperidisida.

Gambar 7. Struktur molekul quesertin-3-

Gambar 8. Struktur molekul myrisetin-3-o-

rutinosida

rutinosida

VIII.
IX.

MANFAAT
Banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari tanaman Clitoria ternatea ini, dan berikut
merupakan manfaat-manfaat yang dapat dihasilkan dari tanaman Clitoria ternatea ini.

X.
No

XI.

Bagian

XII.

Tanaman

1.

XV.

XIII.

wa
XVI.

XIV.

Ekstrak/senya

Larutan

XVII.

sedatif, antistress, antikonvulsan,

ekstrak

aktivitas antipiretik, antiinflamasi,

alkohol
XX.
XVIII.
2.

XXII.
3.

XIX.

(Ternatin

Bunga

dan analgesik
XXI.

Biji

D1,D2)
Finotin,
flavonol

Inhibitor agregrasi keping darah,


aktivitas relaksasi otot polos,

A1,A2,B1,B2,
XXIV.

XXIII.

Anthosianin

Memperkuat ingatan, aktivitas


nootropik, anxiolitik, antidepresan,

ekstraksi,

Akar

Aktivitas

antidiabetik
XXV.

Aktivitas antimikroba, dan


aktivitas insektisidal

glukosida

XXVI.
XXVII.
XXVIII.

DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha,

Setiawan.2008.Atlas

Tumbuhan

Obat

Indonesia

Jilid

5.Jakarta:Pustaka Bunda, Grup Puspa Swara Halaman 86-87


XXIX.

Nahata, Alok, Neeraj Kumar Sethiya, Shri Hari Mishra, dan Vinod Kumar
Dixit.(2009). An Update on Shankhpushpi, a Cognition-boosting Ayurvedic
Medicine.Journal of Chinese Integrative Medicine [Online].Volume 7 (11),Halaman
1001-1002.Tersedia: www.jcimjournal.com/articles/publisharticles/pdf [Diakses 12
April 2015 pukul 21.50]

XXX.

Heinrich, Michael, N. Satheesh Kumar, Pulok K. Mukherjee, dan Venkatesan


Kumar.(2008).The Ayurvedic Medicine Clitoria ternatea From Traditional Use to
Scientific Asessment.Journal of Ethnopharmacology [Online].Volume 120 (3),
Halaman

291-301.

Tersedia

[Diakses 12 April 2015 pukul 23.00]

www.researchgate.net/profile/Kumar_Venkatesar

XXXI.

Nithianantham, Kuppan, et al.(2013).Evaluation of Hepatoprotectove Effect of


Methanolic Extract of Clitoria Ternatea (Linn.) Flower Against Aectaminophen
Induced Liver Damage.Asian Pacific Journal of Tropical Disease [Online].Volume 3
(4),

Halaman

314-319.

Tersedia

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4027306/pdf/apjtd-03-04-314.pdf [Diakses
12 April 2015 pukul 23.53]
XXXII.

Rai, Kiranmai S., K. Dilip Murthy, K.S. Karanth, dan Muddana S. Rao.
(2001).Clitoria ternatea (Linn.)Root Extract Treatment During Growth Spurt Period
Enhances Learning and Memory in Rats.Indian J Physiol Pharmacol [Online].Volume
45 (3), Halaman 305-313.Tersedia : www.ijpp.com/IJPP%20archives/2001_45_3/305313.pdf [Diakses 13 April 2015 pukul 00.42]

XXXIII.

Deshmukh,

Swati,

dan

Varsha

Jadhav.(2014).Ethnopharmacognostical

Screening of Clitoria ternatea Linn..International Journal of PharmaTech Research


[Online].Volume

(2),

Halaman

769-774.Tersedia

sphinxsai.com/2014/PTVOL6/PT=46%28769-774%29AJ14.pdf [Diakses 13 April


2015 pukul 2.43]

Anda mungkin juga menyukai