WOC :
trauma langsung,tdk langsung,etiologi lain
tekanan eksternal > dari yg dapat ditahan tulang
Ansietas
perubahan status
Kesehatan
gips
Askep
tersendiri
Diskontinuitas tulang
deformitas tulang
kerusakan pem.darah
sekitar
cedera ligament,otot,
tendon
Kerusakan
Mobilitas
Fisik
Nyeri akut
Deformitas
Fungtiolaesia
Nyeri tekan
Spasme otot
5. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan secara inspeksi, palpasi, dan penilaian
gerakan sendi baik aktif maupun pasif.Sbb :
Inspeksi : melihat raut wajah klien apakah telihat kesakitan,cara berjalan,cara duduk
dan cara tidur dan melihat kondisi fisik spt : kulit (warna,tekstur kulit), jaringan lunak
(pem.darah,otot, ligamen, tendon) terhadap adanya bengkak,perdarahan,cekungan atau
abnormalitas,warna kemerahan atau kebiruan dan deformitas (kelainan bentuk)
Palpasi : suhu kulit,denyut nadi (apakah teraba atau tidak teraba), spasme atau atropi
otot, nyeri tekan,pengukuran panjang tulang.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen,CT Scan,MRI
Anteragran/nanogram
Lab : DL
Kreatinin
7. KRETERIA DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan manifestasi klinis yang
muncul dan hasil pemeriksaan penunjang yang mendukung.
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. REPOSISI : pengembalian fragmen tulang keposisi semula
1. Reposisi tertutup : dilakukan dengan mengembalikan fragmen
tulang reposisinya dgn memanipulasi dan traksi manual.
2. Reposisi terbuka : dilakukan dengan pendekatan bedah,fragmen
tulang direposisi.
b. IMOBILISASI : mempertahankan reposisi sampai tahap
penyembuhan.
1. Konservatif fiksasi eksterna : gips,bidai,traksi
2. ORIF(Open Reduction Internal Fixation): pen,flat,screw
c. REHABILITASI : pemulihan kembali/pengembalian fungsi dan
kekuatan normal bagian yang terkena
anggota tubuh tertentu, wajah tampak meringis saat bergerak dan tampak hati2 dan
melindungi bagian tubuh tertentu saat bergerak.
2. Risiko perubahan Perfusi jaringan perifer b.d trauma atau kompresi pembuluh darah.
3. Kerusakan Mobilitas Fisik b.d penurunan kekuatan dan ketahanan sekunder terhadap :
fraktur tertutup d.d klien mengatakan tidak dapat bergerak leluasa dan memenuhi
kebutuhannya,aktivitasnya dibantu,badannya terasa lemah, tulang tertentu tampak
bengkok, tampak adanya deformitas tulang, tampak imobilisasi dan ADL dibantu.
4. Ansietas b.d ancaman actual atau dirasakan adanya ancaman
terhadap konsep diri sekunder terhadap : perubahan status
kesehatan d.d klien mengatakan khawatir dgn keadaannya,dan
ekspresi wajah tampak cemas dan tegang
5. PK(Potensial Komplikasi): Emboli Lemak
b. Rencana keperawatan
( Carpenito,2000 dan Wilkinson 2007)
1. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder terhadap :
Fraktur tertutup
Tujuan
Intervensi
memudahkan intervensi.
2. Risiko terhadap Perubahan Perfusi Jaringan Perifer b.d trauma atau kompresi
pembuluh darah
Tujuan
Intervensi
Latih ROM aktif dan ROM pasif pada area yang sakit ataupun tidak
sakit
Rasional : meningkatkan aliran darah sehingga
meningkatkan tonus otot dan
mempertahankan gerakan sendi.
4. Ansietas b.d ancaman actual atau dirasakan adanya ancaman terhadap konsep
diri sekunder terhadap : perubahan status kesehatan.
Tujuan
ditangani.
Intervensi
4. EVALUASI
Evaluasi perkembangan klien dapat dilihat dari pencapaian tujuan dari
rencana tindakan yang ditetapkan.Dalam hal ini pada kasus Fraktur
Tertutup evaluasinya sbb:
1. Nyeri teratasi dengan menunjukan tanda2 nyeri hilang atau terkontrol dan penggunaan
keterampilan relaksasi.
2. Perubahan perfusi jaringan perifer tidak terjadi.
3. Klien mampu meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingkat yang
memungkinkan dan mampu memenuhi ADL secara bertahap.
4. Ansietas menurun bahkan dapat ditangani
DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA FRAKTUR TERTUTUP
Oleh :
I GEDE BAYU ARYA DALA
NIM. P07120011062
KELAS: III. 2 REGULER
JURUSAN KEPERAWATAN
2013