Anda di halaman 1dari 13

Perekonomian Terbuka

(Makalah)
Disusun guna memenuhi tugas Struktural Semester genap Mata Kuliah
Ekonomi Makro

Oleh:
Rivani Aulia Haq (155020301111043)
Michelle Marcia Abigail Rouli Simamora (155020301111052)
Christine Indah Hartiani (155020301111055)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
MARET 2016

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................
1
DAFTAR ISI .........................................................................................................................
2...............................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................................
3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................
3...........................................................................................................................................
1.2. Masalah yang Dibahas ...............................................................................................
3
1.3. Tujuan Pembahasan ....................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................
5
2.1. Arus modal dan barang internasional ..........................................................................
5
2.2. Tabungan dan investasi dalam perekonomian terbuka................................................
6
2.3 Pengaruh kebijakan dalam neraca perdagangan .........................................................
6
2.4 Kurs (Exchange rate) ..................................................................................................
7
2.5 Perekonomian terbuka besar .......................................................................................
9
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................
13
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................
13
3.2. Saran............................................................................................................................
13
DA FTAR PUSTAKA ...........................................................................................................
14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian di Dunia sudah semakin maju dan berkembang. Berbagai
macam sistem yang digunakan oleh tiap-tiap negara. Setiap negara mempunya
kebijakannya sendiri dalam mengatur perekonomian negaranya. Bukan hanya
perekonomian yang ditujukan untuk negaranya sendiri seperti perekonomian
tertutup, namun ada pula sistem perekonomian yang melibatkan atau menjalin
kerjasama dengan negara lainnya yaitu perekonomian terbuka.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem
perekonomian terbuka. Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang
melibatkan diri dalam perdagangan internasional, ekspor dan impor barang dan
jasa serta modal dengan negara-negara lain. Kegiatan ekspor dan impor adalah hal
yang sangat penting dalam perekonomian terbuka. Di beberapa negara,
perdagangan internasional adalah hal yang sangat penting untuk menganalisis
pembangunan

ekonomi

dan

merumuskan

kebijakan-kebijakan

ekonomi

negaranya. Dengan adanya hubungan dengan negara lain, jasa perbankan dan
lembaga keuangan negara-negara dengan sistem perekonomian terbuka juga
semakin menyatu.
1.2 Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud perekonomian terbuka?
3. Bagaimana arus modal dan barang internasional pada perekonomian
terbuka?
4. Bagaimana tabungan dan investasi dalam perekonomian terbuka kecil?
5. Bagaimana pengaruh kebijakan fiskal dalam dan luar negeri dalam
perekonomian terbuka kecil?
6. Apa yang dimaksud dengan kurs riil dan kurs nominal?
7. Bagaimana arus modal, pasar untuk dana pinjaman dan valuta asing, serta
kebijakan yang ada dalam perekonomian terbuka besar?

1.3 Tujuan Penulisan


2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud perekonomian terbuka.
3. Untuk mengetahui bagaimana arus modal dan barang internasional pada
perekonomian terbuka.
4. Untuk mengetahui bagaimana tabungan dan investasi dalam perekonomian
terbuka kecil.
5. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan fiskal dalam dan luar negri dalam
perekonomian terbuka kecil.
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kurs riil dan kurs nominal.
7. Untuk mengetahui bagaimana arus modal, pasar untuk dana pinjaman dan
valuta asing, serta kebijakan yang ada dalam perekonomian terbuka besar.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arus Modal dan Barang Internasional
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam
perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan
negara-negara lain. Ketika perekonomian disebut, terbuka, berarti pengeluaran
negara di tiap tahun tertentu tidak sama dengan output barang dan jasanya. Suatu
negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak ketimbang produksinya dengan
meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeluaran lebih kecil dari
produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain.
Rumus Umum Dalam Penentuan Pendapatan Nasional pada perekonomian
terbuka Y = C + I + G + NX . Kurangi C dan G dari kedua sisi untuk
mendapatkan Y C G = I + NX. Rumus Y C G adalah rumus untuk
tabungan nasional (S). Sehingga dapat disimpulkan S = I + NX . Dengan
mengurangi I dari kedua sisi persamaan tersebut, kita bisa menulis identitas
perhitungan pendapatan nasional sebagai S I = NX. Dengan kata lain rumus ini
juga bisa menjadi NX= Y- (C+I+G). Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam
perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak perlu sama dengan output
barang dan jasa.

Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Belanja Pemerintah
NX = Expor Neto/ Neraca Perdagangan (EX-IM)
S = Tabungan Nasional
S-I = Arus modal keluar netto
Jika output melebihi pengeluaran domestik, kita mengekspor selisihnya :

ekspor neto adalah positif. Jika output kurang dari pengeluaran domestik, kita
mengimpor selisihnya : ekspor neto adalah negatif.

Jika S - I dan NX positif, kita punya surplus perdagangan (trade surplus).


Kita jadi negara donor di pasar uang dunia, dan kita mengekspor lebih banyak
barang daripada mengimpornya.
Jika S

I dan NX negatif,

kita

punya defisit

perdagangan (trade

deficit).Kita jadi negara pengutang di pasar uang dunia, dan kita mengimpor lebih
banyak barang daripada mengekspornya.
Jika S - I dan NX nol, kita punya perdagangan berimbang (balanced
trade) karena nilai impor sama dengan nilai ekspor.
2.2 Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil
Perekonomian terbuka kecil adalah perekonomian tersebut bagian kecil
dari pasar dunia, dan dengan sendirinya tidak memiliki dampak yang berarti
terhadap tingkat bunga dunia. Tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil
(r) sama dengan tingkat bunga dunia (r*) yaitu tingkat bunga riil yang berlaku di
pasar uang dunia. Masyarakat dalam perekonomian terbuka kecil tidak akan
meminjam pada tingkat bunga di atas r* karena mereka bisa mendapatkan tingkat
bunga r* jika meminjam di luar negri. Begitu juga sebaliknya mereka tidak akan
memberi pinjaman pada tingkat bunga dibawah r* karena mereka bisa menerima
tingkat bunga r* dengan memberi pinjaman pada pihak asing. Jadi tingka bunga
dunia menentukan tingkat bunga dalam perekonomian terbuka kecil.
Dalam perekonomian keseimbangan antara tabungan dunia dan investasi
dunia menentukan tingkat bunga dunia. Namun perekonomian terbuka kecil hanya
berdampak sedikit terhadap tingkat bunga riil dunia, karena hanya merupakan
bagian kecil dari dunia, jadi bagi perekonomian terbuka kecil tingkat bunga dunia
adalah variabel eksogen.
2.3 Pengaruh Kebijakan dalam Neraca Perdagangan
1. Kebijakan Fiskal Dalam Negeri
Jika pemerintah menambah pengeluaran domestik dengan meningkatkan
belanja pemerintah maka hal tersebut akan mengurangi tabungan nasional, karena
S= Y-C-G. Penurununan S akan menimbulkan penurunan NX dan menyebabkan
perekonomian menjadi defisit perdagangan. Pemotongan pajak juga akan
mempengaruhi S, dimana fungsi konsumsi adalah C = C(Y-T), sehingga jika pajak

diturunkan akan meningkatkan konsumsi dan akan mengurangi nilai tabungan


nasional dan juga ekspor neto.
2. Kebijakan Fiskal Luar Negeri
Apabila negara lain menaikkan belanja negaranya akan berdampak juga
pada perekonomian terbuka kecil. Jika yang menaikkan belanja negaranya adalah
bagian kecil dari dunia maka tidak akan terlalu berpengaruh pada negara lainnya.
Namun jika yang menaikkan belanja negaranya merupakan bagian besar dari
perekonomian dunia, maka akan mengurangi tabungan dunia. Penurunan
tabungan dunia akan menyebabkan tingkat bunga dunia naik.
Kenaikan tingkat bunga dunia akan meningkatkan biaya untuk berutang
dan dengan demikian mengurangi investasi dalam perekonomian terbuka kecil.
Karena penurunan I maka NX juga mengalami peningkatan, sehingga
menyebabkan surplus perdagangan di dalam negeri.
2.4 Kurs ( Exchange Rate)
Kurs (exchange rate) antara dua negara: tingkat harga yang disepakati penduduk
kedua negara untuk saling melakukan perdagangan.
1. Kurs Nominal
Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara.
Contoh: jika kurs antara dolar AS dan rupiah adalah Rp. 13.000,00 per dollar,
maka anda bisa menukar 1 dollar untuk Rp. 13.000,00 di pasar uang.
Apresiasi adalah peningkatan nilai mata uang yang diukur oleh jumlah mata
uang asing yang dapat dibeli.
Depresiasi adalah penurunan nilai mata uang yang diukur oleh jumlah mata
uang asing yang dapat dibeli.
2. Kurs Riil
Kurs Riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua Negara (terms
of trade).
Contoh: harga handphone Amerika adalah $ 1.000 dan harga handphone
Jepang 240.000 yen. Untuk membandingkan harga kedua handphone tersebut
kita harus mengubahnya menjadi mata uang umum. Jika 1 dollar sama

dengan 120 yen, maka harga handphone Amerika adalah 120.000 yen. Jadi
harga handphone Amerika separuh dari harga handphone Jepang.
Nilai tukar riil tergantung pada nilai tukar nominal dan harga barang di dua
negara yang diukur dalam mata uang lokal. Nilai tukar riil adalah determinan
kunci dari seberapa banyak ekspor dan impor suatu negara.

R e a l e x c h a n g e ra te =

N o m in a l e x c h a n g e ra te D o m e s tic p ric e
F o re ig n p ric e

Depresiasi (jatuh) pada nilai tukar riil Amerika berarti barangbarang


Amerika menjadi relatif lebih murah dibanding barang luar negeri.
Hal ini mendorong konsumen domestik dan asing untuk membeli lebih
banyak barang Amerika dan lebih sedikit barang dari negara lain.
Sebagai akibatnya, ekspor Amerika naik dan impornya turun, dan kedua
perubahan ini meningkatkan ekspor neto Amerika.
Sebaliknya, apresiasi pada nilai tukar riil Amerika berarti bahwa barangbarang Amerika lebih mahal dibanding barangbarang asing, sehingga ekspor
neto Amerika turun.
3. Paritas Daya Beli
Paritas daya beli adalah teori nilai tukar yang menyatakan bahwa satu unit
mata uang tertentu harus mampu membeli barang dalam jumlah yang sama di
semua negara. Jika hukum satu harga tidak benar, akan terdapat peluang
keuntungan yang tidak tereksploitasi. Proses pengambilan keuntungan
perbedaan harga di pasar dinamakan arbitrase. Misalnya satu dolar bisa
membeli lebih banyak gandum di dalam negeri daripada di luar negeri, maka
akan ada peluang untuk melakukan arbitrase dan menjual gandum dalam
negeri ke luar negeri. Para pedagang arbitrase akan mendorong naik harga
gandum domestik relatif terhadap harga luar negeri. Demikian juga
sebaliknya, jadi pencarian laba oleh para pedagang arbitrase menyebabkan
harga menjadi sama di semua negara.

Ekspor neto sangat sensitif terhadap perubahan kurs riil, terlihat jika kurs
riil mengalami perubahan kecil saja kegiatan ekspor dan impor akan ikut
berubah. Namun paritas daya-beli tidak selalu berlaku karena ada barang
yang tidak mudah diperdagangkan dan kadang barang tidak merupakan
substitusi sempurna.
4. Dampak Kebijakan Fiskal Ekspansioner Dalam Negeri Pada Kurs Rill
Kebijakan fiskal ekspansioner dalam negeri, seperti kenaikan belanja
pemerintah (G) atau pemotongan pajak mengurangi tabungan nasional.
Turunnya tabungan mengurangi penawaran dolar untuk ditukar ke mata uang
asing, dari S1-I ke S2-I. Pergeseran ini meningkatkan kurs riil ekuilibrium dari
e1 ke

e2.

Turunnya

tabungan

mengurangi

penawaran

dolar,

yang

menyebabkan kurs riil meningkat dan menyebabkan ekspor neto menurun.


5. Dampak Kebijakan Fiskal Ekspasioner Luar Negeri Pada Kurs Riil
Kebijakan fiskal ekspansioner luar negeri mengurangi tabungan dunia dan
meningkatkan tingkat bunga dunia dari r1* ke r2*. Kenaikan tingkat bunga
dunia mengurangi investasi dalam negeri, yang lalu meningkatkan penawaran
dolar untuk ditukarkan ke mata uang asing. Akibatnya, kurs riil ekuilibrium
turun dari e1 ke e2.
2.5 Perekonomian Terbuka Besar
1. Arus Modal Keluar Neto
Dalam model perekonomian terbuka kecil, modal bergerak bebas ke dalam
atau ke luar dari perekonomian pada tingkat bunga dunia tetap (r*). Model
perekonomian terbuka besar memiliki asumsi berbeda mengenai arus dana
internasional. Misalnya kita adalah investor domestik yang sedang
memutuskan dimana akan menanamkan dana. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan kita, salah satunya adalah tingkat bunga yang akan
kita terima. Semakin tinggi tingkat bunga yang kita dapat dari dalam negeri,
maka akan semakin besar ketertarikan kita untuk berinvestasi di dalam negeri,
begitu juga sebaliknya.
Jadi, karena perilaku investor domestik dan investor asing, arus modal
neto ke negara lain, yang dilambangkan sebagai CF, berhubungan negatif
dengan tingkat bunga riil domestik (r). Ketika tingka bunga naik, sebagian

kecil dari tabungan kita mengalir ke luar negeri, dan lebih banyak dana untuk
akumulasi modal mengalir dari negara-negara lain.
CF = CF(r)
a. Pasar untuk Dana Pinjaman
Penggunaan tabungan perekonomian terbuka S dibagi dalam dua cara:
untuk mendanai investasi domestik (I) dan untuk mendanai arus modal keluar
neto (CF).
S = I + CF
Tabungan nasional ditetapkan oleh tingkat output, kebijakan fiskal, dan fungsi
konsumsi. Investasi dan arus modal keluar neto bergantung pada tingkat
bunga riil domestik.
S = I(r) + CF(r)
Penawaran dana pinjaman adalah tabungan nasional, permintaan terhadap
dana pinjaman adalah jumlah dari permintaan akan investasi domestik dan
permintaan akan investasi asing (arus modal keluar neto). Tingkat bunga akan
disesuaikan untuk mencapai keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
b. Pasar untuk Valuta Asing
NX = S-I
Karena NX adalah fungsi dari kurs riil, dan karena CF = S I
NX () = CF
Kurs riil adalah harga yang menyeimbangkan neraca perdagangan dan arus
modal keluar neto.
c. Kebijakan fiskal dalam negeri
Kenaikan belanja pemerintah atau penurunan pajak akan mengurangi
tabungan nasional (S), sehingga mengurangi penawaran dana pinjaman dan
meningkatkan tingkat bunga ekuilibrium (r). Tingkat bunga yang lebih tinggi
mengurangi investor domestik (I) dan arus modal neto (CF). Penurunan arus
modal keluar neto mengurangi suplai dolar yang akan ditukar menjadi mata
uang asing. Kurs mengalami apresiasi, dan ekspor neto turun.
d. Pergeseran dalam Permintaan Investasi
Jika Pemerintah mengeluarkan keringanan pajak investasi maka
permintaan terhadap dana pinjaman meningkat, yang mendongkrak tingkat
bunga ekuilibrium. Tingkat bunga yang lebih tinggi akan mengurangi arus
modal keluar neto: orang Amerika lebih sedikit memberi pinjaman ke luar
negeri, dan pihak asing lebih banyak memberikan pinjaman ke Amerika.

10

Penurunan dalam arus modal keluar neto akan mengurangi suplai dolar di
pasar valuta asing. Jadi, kurs terapresiasi, dan ekspor neto turun.
e. Kebijakan Perdagangan
Menurunnya permintaan terhadap impor menggeser kurva ekspor-neto ke
kanan. Karena tidak ada yang berubah di pasar untuk dana pinjaman, maka
tingkat bunga tetap sama, yang padea gilitannya menunjukan bahwa arus
modal keluar neto tetap sama. Pergeseran dalam kurva ekspor-neto
menyebabkan kurs mengalami apresiasi. Kenaikan kurs membuat barangbarang AS relatif mahal terhadap barang-barang dari mancanegara, yang
menekan ekspor dan mendorong impor. Akhirnya hambatan perdagangan
tidak mempengaruhi neraca perdagangan.
f. Pergeseran dalam Arus Modal Keluar Neto
Ada berbagai macam alasan mengapa CF bergeser,salah satunya adalah
kebijakan fiskal luar negeri. Misalnya jika Jerman menerapkan kebijakan
fiskal yang meningkatkan tabungan Jerman, kebijakan ini akan menurunkan
tingkat bunga Jerman sehingga membuat investor Amerika enggan memberi
pinjaman ke Jerman dan mendorong Jerman memberi pinjaman di Amerika.
Untuk tingkat bunga tertentu, arus modal neto Amerika menurun.
Alasan lain adalah ketidakstabilan politik di luar negeri. Misalnya terjadi
perang di suatu negara, maka investor negara lain akan menarik aset mereka
dari negara itu dan berusaha mencari negara lain yang lebih stabil seperti
Amerika. Akibatnya adalah penurunan dalam arus modal keluar neto
Amerika. Dampaknya permintaan terhadap dana pinjaman menurunkan
tingkat bunga ekuilibrium. Tingkat bunga yang lebih rendah ini cenderung
meningkatkan arus modal keluar neto, tetapi karena hal ini hanya sebagian
dari penyebab pergeseran dalam skedul CF, maka CF tetap turun.
Berkurangnya tingkat arus modal keluar neto menurunkan suplai dolar di
pasar valuta asing. Jadi, kurs mengalami apresiasi, dan ekspor neto turun.

11

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam
perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan
negara-negara lain. Ketika perekonomian disebut, terbuka, berarti pengeluaran
negara di tiap tahun tertentu tidak sama dengan output barang dan jasanya. Suatu
negara bisa melakukan pengeluaran lebih banyak ketimbang produksinya dengan
meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeluaran lebih kecil dari
produksinya dan memberi pinjaman pada negara lain. Mari kita lihat perhitungan
pendapatan nasional untuk menjelaskannya.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam menjalankan perekonomian terbuka, suatu negara harus
benar-benar mempunyai perhitungan yang tepat untuk dampak dari perekonomian
terbuka yang diterapkan. Hal ini dilakukan akan tidak terjadi defisit perdagangan
maupun surplus perdagangan. Selain itu pendapatan nasional juga dapat
meningkat setiap tahunnya dan mengurangi dampak negatif bagi perekonmian
negara serta pendapatan Nasional.

12

DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, G. N, Euston Quah, Peter Wilson . 2013. Pengantar Ekonomi makro
(Edisi Asia), (diterjemahkan oleh: Biro Bahasa Alkemis). Jakarta: Salemba
Empat.

13

Anda mungkin juga menyukai