'Dokumen - Tips Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia Full
'Dokumen - Tips Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia Full
PEMERINTAHAN
NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
Disusun Oleh :
DJUNAEDI SAJIDIMAN
Widyaiswara Kab. Cianjur
KATA PENGANTAR
khususnya Diklat Prajabatan Tingkat II dan III serta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV dan
III, penulis berupaya membuat rangkuman materi bahan ajar dari berbagai sumber termasuk
modul dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengenai Sistem
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Hal ini penulis
lakukan di samping untuk memudahkan dalam penyampaiannya, juga untuk memenuhi
keinginan para peserta diklat, oleh karena modul pembelajaran yang seharusnya diterima oleh
mereka, ternyata tidak, berhubung terbatasnya anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten
Cianjur untuk pengadaannya. Lain daripada itu juga untuk kelengkapan dari GBPP dan SAP
sebagai salah satu persyaratan dalam proses pembelajaran diklat.
Sesuai dengan tujuan pembelajaran umum, maka setelah mengikuti diklat, peserta
diharapkan mampu memahami berbagai hal berkaitan dengan sistem penyelenggaraan
pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia di mana para CPNS/PNS berkiprah
sebagai unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat, yang notabene adalah
sebagai perencana, pelaksana, sekaligus pengawas dan pengendali penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pemba-ngunan. Karenanya kiprah mereka diharapkan akan
berhasil dengan gemilang dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, yaitu masyarakat adil
dan makmur berdasarkan Pancasila.
Semoga kiranya upaya ini ada manfaatnya.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................................
ii
BAB
1
1
1
2
2
Pengertian ................................................................................................
Pembagian Urusan Pemerintahan ............................................................
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan ..................................................
Pembinaan Urusan Pemerintahan ............................................................
3
3
4
4
5
6
7
7
7
8
9
9
9
10
12
12
12
15
16
17
17
21
37
37
Perencanaan ...........................................................................................
Beberapa Pengertian ..............................................................................
Proses Perencanaan Pembangunan ........................................................
Pengorganisasian ...................................................................................
Pelaksanaan ............................................................................................
Pengawasan ............................................................................................
iii
38
46
50
50
50
52
54
56
57
62
BAB I
SISTEM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN NEGARA
A. Pendahuluan
Kedudukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara, abdi negara, dan
abdi masyarakat yang berperan dalam proses perencanaan, pelak-sanaan, dan
pengawasan/pengendalian penyelenggaraan pemerintahan, pelak-sanaan pembangunan,
dan pembinaan kemasyarakatan, tentu harus memiliki pengetahuan mengenai sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara dan budaya organisasinya agar mampu
melaksanakan tugas dan perannya itu.
B. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas pengertian tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan
negara RI, asas-asas pemerintahan (tujuh kunci pokok), asas-asas umum penyelenggaraan
negara yang bersih dari KKN, lembaga-lembaga pemerintah, serta hubungan Presiden
dengan lembaga-lembaga negara dalam rangka penyelenggaraan negara dan proses
manajemen pemerintahan.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami hal ihwal
tentang penyelenggaraan pemerintahan negara RI.
2. Indikator Keberhasilan :
Setelah selesai pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :
a. Menjelaskan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara RI;
b. Menjelaskan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN;
c. Menjelaskan tata urut peraturan perundang-undangan, rancangan per-aturan
perundang-undangan serta teknik penyusunannya;
d. Menjelaskan lembaga-lembaga penyelenggara pemerintahan;
e. Menjelaskan hubungan Presiden (eksekutif) dengan lembaga-lembaga negara
lainnya (legislatif dan yudikatif).
D. Pengertian Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
1.
2. Jadi sistem bekerjanya pemerintah sebagai fungsi yang ada pada Presiden (eksekutif).
Di sini tidak dibicarakan sistem penyelenggaraan negara oleh lembaga-lembaga
negara lain (legislatif dan yudikatif) secara keseluruhan.
3. Disinggungnya fungsi lembaga-lembaga negara lain (MPR, DPR, DPD, BPK, MA,
MK, KY) adalah untuk memberi keterangan yang lebih jelas tentang fungsi-fungsi
Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan negara.
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum {Ps.1 Ayat (3)}.
2. Sistem konstitusional {Ps. 4 Ayat (11)}.
3. Kekuasaan negara tertinggi di tangan rakyat {Ps. 1 Ayat(2)}.
4. Presiden ialah pemegang kekuasaan tertinggi pemerintahan negara {Ps. 4 Ayat (1)}.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
6. Menteri negara ialah pembantu Presiden.
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas (Ps. 7, 7A).
BAB II
PENYELENGGARAAN NEGARA YANG BAIK DAN BEBAS
DARI KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME
6. Kesetaraan (equity).
7. Efektifitas dan efisiensi.
1999
adalah
perwujudan
kewajiban
suatu
instansi
pemerintah
untuk
2. Prinsip-prinsip Akuntabilitas :
a. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel;
b. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumbersumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
c.
Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan;
d. Harus berorientasi pasa pencapaian visi dan misi serta hasil dan mafaat yang
diperoleh;
e. Harus jujur, obyektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan
manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode serta teknik
pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas (LAKIP).
F. Perencanaan Strategik
Perencanaan strategik memerlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dengan
sumber-sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan
strategis, nasional, dan global. Analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal
maupun eksternal merupakan langkah penting dalam memperhitungkan kekuatan
diharapkan dapat
Perencanaan
G. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja mempunyai makna ganda, yaitu pengukuran kinerja sendiri, dan
evaluasi kinerja. Pengukuran kinerja merupakan jembatan antara perencanaan strategis
dengan akuntabilitas. Dalam pengukuran kinerja perlu adanya :
1. Penetapan Indikator Kinerja untuk proses identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja
melalui sistem pengumpulan dan pengolahan data/ informasi untuk menentukan
capaian tingkat kinerja kegiatan/program.
2. Penetapan Capaian Kinerja untuk mengetahui dan menilai capaian indikator kinerja
pelaksanaan kegiatan/program dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh instansi
pemerintah.
H. Evaluasi Kinerja
Dimulai dengan menghitung nilai capaian dari pelaksanaan per kegiatan, kemudian
dilanjutkan dengan menghitung capaian kinerja dari pelaksanaan program yang
didasarkan pembobotan dari setiap kegiatan yang ada dalam suatu program.
I. Pelaporan
LAKIP harus disampaikan oleh instansi baik dari Pemerintah Pusat, Pemda Provinsi,
maupun Pemda Kabupaten/Kota.
2. Pengecualian yang dilaporkan adalah yang penting dan terdepan bagi pengambilan
keputusan dan pertanggungjawaban seperti keberhasilan dan kegagalan, serta
perbedaan antara target dengan realisasi.
3. Manfaat manfaat harus lebih besar daripada biaya penyusunan.
Ciri laporan yang baik adalah :
1. Relevan.
2. Tepat waktu.
3. Dapat dipercaya/diandalkan.
4. Jelas dan cermat sehingga mudah difahami.
5. Tegas dan konsisten, tidak kontradiktif.
6. Berdaya banding tinggi, lengkap, netral, padat dan terstandarisasi.
7. Berdaya saing.
Format LAKIP memang diseragamkan tanpa mengabaikan keunikan masing-masing. Hal
ini untuk mengurangi perbedaan dalam cara pengkajian saja. LAKIP tergolong laporan
rutin (yang dibuat tahunan).
Dalam
BAB III
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
A. Maksud
1. Menjamin kepastian hukum karena Indonesia adalah negara hukum.
2. Melindungi masyarakat dari tindakan aparatur dan pihak lain yang sewenang-wenang.
3. Melindungi aparatur dari tindakan masyarakat yang melawan hukum.
Draft/konsep RUU dikonsultasikan dulu kepada Menteri Hukum & HAM dan
Menteri/LPND terkait kemudian disampaikan kepada Presiden melalui Sekretaris
Negara.
3. Persetujuan Presiden disampaikan tertulis oleh Sekneg kepada Menteri/ LPND dengan
tembusan ke Menhukham.
4. Menteri/LPND pemrakarsa membentuk Panitia antar Departemen dan Lembaga. RUU
hasil kerja Panitia dikonsultasikan lebih lanjut kepada Menhuk-ham dan
Menteri/LPND terkait.
5. Jika RUU sudah disepakati, disampaikan kepada Sekneg. Kemudian dila-porkan
kepada Presiden sambil mempersiapkan pidato Presiden bagi penyampaian RUU
kepada pimpinan DPR.
6. Pidato Presiden dalam penyampaian RUU kepada DPR pada prinsipnya menegaskan :
a. Sifat penyelesaian RUU yang dikehendaki;
b. Cara penanganan dan pembahasannya, dalam hal RUU lebih dari satu;
c. Menteri yang ditugasi mewakili Presiden dalam pembahasan di DPR. Jika dalam
pembahasan ternyata harus mengubah isi atau arah RUU, maka Menteri yang
mewakili melaporkan kepada Presiden disertai saran pemecahannya.
7. Draft RUU yang sudah disetujui DPR disampaikan kepada Presiden melalui Sekneg
untuk
memperoleh
pengesahan.
Setelah
ditandatangani
Presiden
kemudian
- Konsideran;
- Dasar hukum;
- Memutuskan;
- Menetapkan;
- Nama peraturan per-UU-an.
c. Batang Tubuh :
- Ketetapan umum;
- Materi pokok yang diatur;
- Ketentuan pidana (jika diperlukan);
- Ketentuan peralihan (jika diperlukan);
- Ketentuan penutup.
d. Penutup :
- Rumusan perintah perundangan dan penempatannya dalam Lembaran Negara
atau Berita Negara RI;
- Penandatangan pengesahan atau penetapan peraturan per-UU-an;
- Pengundangan atau pengumuman;
- Bagian akhir penutup.
BAB IV
URUSAN PEMERINTAHAN *)
A. Pengertian
1.
a.
Menteri/Kepala LPND
menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk pelaksanaan urusan sisa.
*) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang menggantikan PP No. 25
Tahun 2000.
BAB V
LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH
David
Pemerintah lebih berorientasi kepada misi dan bukan kepada aturan pelaksana-an
tugas yang kaku.
7.
Pemerintah
menerapkan
prinsip
perusahaan,
yaitu
memperoleh
tinimbang
mengeluarkan biaya.
8. Pemerintah memiliki daya tanggap dan mampu mengantisipasi semua tantangan yang
terjadi.
9. Pemerintah yang di desentralisasikan dalam rangka meningkatkan parti-sipasi dan
kerjasama.
10. Pemerintah harus berorientasi pada pasar/pelayanan dalam memenuhi tuntutan
permintaan/kebutuhan masyarakat.
Di samping kewenangan atas urusan-urusan tersebut di atas, Pemerintah Pusat juga
mempunyai kewenangan untuk :
1. Menetapkan kebijakan untuk mendukung pembangunan secara makro.
2.
Urusan
Pemerintahan
Daerah
WAJIB
Standar Pelayanan
Minimal {Psl.11(4)}
Yan Dasar
(Ps.11(3)
PILIHAN
Sektor
Unggulan
(Ps.11(3)
Urusan
Pemerintah
Ps.10(5)
-Selenggarakan
sendiri
-Limpahkan sbgn
urusan kpd Gub.
-Tugaskan sbgn
urusan kpd
Pemda dan/atau
Pemdes.
DEKONSENTRASI
Urusan Wajib
KEWENANGAN
PEMERINTAHAN
OTONOMI
Urusan Pilihan
T. PEMBANTUAN
OTONOMI
Urusan Wajib
KEWENANGAN
PEMERINTAHAN
Urusan Pilihan
T. PEMBANTUAN
Seluruh
Urusan
KEWENANGAN
PEMERINTAHAN
Urusan
Wajib
Berkaitan dengan
pelayanan dasar
Urusan
Pilihan
- Penetapan
kebijakan
renca-na,
pemantauan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan serta dalam rangka
penyelesaian masalah;
- Peningkatan peran serta masyarakat di bidangnya;
- Pengkoordinasian kegiatan di bidangnya;
- Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan;
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Presiden.
Kewenangan :
- Penetepan kebijakan sistem informasi secara nasional di bidangnya;
- Pengaturan penerapan perjanjian/persetujuan internasional yang disah-kan atas
nama negara di bidangnya;
- Kewenangan lain yang ditetapkan dengan per-UU-an.
Menneg dibantu oleh :
- Setmeneg selaku unsur Pembantu Setmeneg;
- Deputy selaku unsur Pelaksana;
- Staf Ahli selaku Pembantu bidang tertentu yang diperlukan.
c. Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND).
BidangTugas:
- LAN;
- ANRI;
- BKN;
- PERPUSNAS;
- BAPPENAS;
- BPS;
- BSN;
- BAPETEN;
- BATAN;
- BIN;
- LEMSANEG;
- PERUM BULOG;
- BKKBN;
- LAPAN;
- BAKOSURTANAL;
- BPKP;
- LIPI;
- BPPT;
- BKPM;
- BPN;
- BPOM;
- LIN;
- LEMHANAS;
- BMKG.
Sekretariat Kabinet :
- Merupakan lembaga pemerintahan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Presiden, dipimpin oleh Sekretaris Kabinet.
- Bertugas memberi dukungan staf dan pelayanan administratif ke-pada Presiden
selaku
Kepala
Pemerintahan
dalam
menyeleng-garakan
kekuasaan
pemerintahan negara.
e. Kejaksaan Agung :
-
Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa dapat
bertindak atas nama negara atau pemerintah baik didalam maupun di luar
Pengadilan.
Jaksa Agung dibantu oleh seorang Wakil Jaksa Agung dan beberapa orang
Jaksa Agung Muda.
TNI terdiri dari AD, AL, dan AU yang melaksanakan tugas matra atau
gabungan di bawah pimpinan Panglima.
Peran :
- Sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya
berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara;
Fungsi :
-
- Tugas dimaksud dilakukan dengan operasi militer untuk perang, dan operasi
militer selain perang;
- Khusus operasi militer selain perang, yaitu untuk :
. Mengatasi gerakan separatis bersenjata;
. Mengatasi pemberontakan bersenjata;
. Mengatasi aksi terorisme;
. Mengamankan wilayah perbatasan;
. Mengamankan obyek vital nasional yang bersifat strategis;
. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai kebijakan politik luar negeri;
. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;
. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukung-nya secara
dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta;
. Membantu tugas pemerintahan di daerah;
. Membantu POLRI dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat
yang diatur dalam UU;
Tugas pokok :
- Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
- Menegakkan hukum;
- Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Tugas bantuan :
- Dalam keadaan darurat membantu TNI yang diatur dengan UU;
- Turut aktif dalam tugas penanggulangan kejahatan internasional sebagai
anggota Criminal Police Organization (Interpol);
- Membantu tugas pemeliharaan perdamaian dunia (peace keeping operation) di
bawah bendera PBB.
Lain-lain :
- POLRI dipimpin oleh Kapolri yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
atas persetujuan DPR;
- Anggota POLRI tunduk pada kekuasaan peradilan umum;
- POLRI bersikap netral dalam politik dan tidak melibatkan diri pada kegiatan
politik praktis;
- Komisi Kepolisian Nasional dibentuk dengan Kepres, dan bertu- gas :
. Membantu Presiden dalam menetapkan arah kebijakan kepolisian negara;
Lomenklatur yang
tetapi
bekerja secara independen, artinya bebas dari campur tangan Pemerintah dan
pihak mana pun.
i. Perwakilan RI di Luar Negeri.
Perwakilan RI di luar negeri mewakili kepentingan negara RI secara keseluruhan
di negara lain atau pada organisasi internasional. Perwa-kilan tersebut dapat
berupa :
- Kedutaan Besar (KBRI);
- Konsulat Jenderal (Konjen RI);
- Konsulat RI;
2. Tingkat Daerah :
Pemerintah Daerah
didasarkan
c. Tugas Pembantuan : Penugasan dari Pemerintan pusat kepada Daerah dan Desa, dan
dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan,
sarpras, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya
dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan;
d. Daerah Otonom atau Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas daerah tertentu yang berwenang mengatur dan meng-urus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berda-sarkan aspirasi masyarakat
dalam ikatan NKRI. Daerah otonom terdiri dari Provinsi, dan Kabupaten/Kota;
e. Pemerintah Daerah terdiri dari unsur-unsur :
- DPRD sebagai badan legislatif daerah;
- Kepala Daerah dan Perangkat Daerah sebagai badan eksekutif;
- Pemerintah Desa.
f. Perangkat Daerah terdiri dari :
- Sekretariat Daerah (Setda);
- Dinas Daerah (Disda);
- Lembaga Teknis Daerah (Lemtekda);
- Kecamatan;
- Kelurahan.
g. Sekretariat Daerah
Kabupaten/Kota.
Camat
mempunyai
tugas
melaksanakan
kewenangan
daerah
Kabupaten/Kota
dalam
wilayah
kecamatan.
Lurah
- Mengejar keuntungan;
- Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang/ jasa yang
bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
- Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksa-nakan oleh
sektor swasta dan koperasi;
- Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
ekonomi lemah (golekmah), koperasi, dan masyarakat.
- Permodalannya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang bersumber
dari :
. APBN;
. Kapitalisasi cadangan (penambahan modal disetor dari cadangan);
. Sumber-sumber lain yang sah.
- Pengurusan dan Pengawasan :
. Pengurusan dilakukan oleh Direksi;
. Pengawasan dilakukan oleh Komisaris (Persero) dan Dewan
Peng-awas
(Perum);
. Anggota Direksi, Komisaris, dan Dewan Pengawas dilarang mengambil
keuntungan pribadi, langsung ataupun tidak langsung, selain penghasilan yang
sah.
- Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan pembubaran :
.
dulu
RUPS/Menteri.
- Susunan Pengawasann Intern :
Pada setiap BUMN dibentuk Satuan Pengawas Intern (SPI) yang di-pimpin oleh
seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Dirut.
- Komite Audit dan Komite lain :
. Komisaris atau Dewan Pengawas wajib membentuk komite audit yang bekerja
secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris/ Dewan Pengawas dalam
melaksanakan tugasnya.
. Komisaris/Dewan Pengawas dapat membentuk komite lain yang ditetapkan
oleh Menteri, seperti komite remunerasi dan komite nominasi.
- Pemeriksaan Eksternal :
. Pemeriksaan laporan keuangan dilakukan oleh auditor eksternal yang
ditetapkan oleh RUPS untuk persero, dan oleh Menteri untuk Perum;
. BPK berwenang melakukan pemeriksaan terhadap BUMN sesuai dengan
ketentuan peraturan per-UU-an yang berlaku.
- Persero :
. Persero adalah BUMN yang berbentuk PT yang modalnya terbagi saham yang
seluruh atau paling sedikit 51 %
kuat;
. Menteri bertindak sebagai Ketua RUPS dalam hal seluruh saham dimiliki
negara, dan bertindak sebagai pemagang saham persero atau PT dalam hal
tidak seluruh sahamnya dimiliki negara;
. Pengangkatan dan pemberhentian Direksi dilakukan oleh RUPS de-ngan masa
jabatan 5 tahun dan dapat diangkat lagi untuk satu kali masa jabatan. Direksi
sewaktu-waktu dapat diberhentikan dengan alasan yang jelas;
. Pengangkatan dan pemberhentian Komisaris dilakukan oleh RUPS dengan
masa jabatan 5 tahun dan dapat diangkat lagi untuk satu kali masa jabatan.
Kominsaris sewaktu-waktu dapat diberhentikan dengan alasan yang jelas;
. Pengangkatan Komisaris tidak bersamaan waktunya dengan peng-angkatan
Direksi, kecuali pada pengangkatan pertama. Dalam hal Komisaris lebih dari
satu orang, salah satunya diangkat sebagai Komisaris Utama.
-
Persero Terbuka (Tbk) adalah persero yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu, atau persero yang melakukan
penawaran umum sahamnya sesuai dengan peraturan per-UU-an di bidang
pasar modal.
BAB VI
HUBUNGAN PRESIDEN DENGAN LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA LAINNYA
DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
NEGARA
A. Lembaga-lembaga Negara
1. Bagan Struktur Ketatanegaraan RI sebelum Perubahan UUD 1945 :
UUD 1945
MPR
BPK
DPR
PRESIDEN
DPA
MA
UUD 1945
MPR
PRESIDEN
KEKUASAAN KEHAKIMAN
BPK
DPR
DPD
LEGISLATIF
WAPRES
EKSEKUTIF
MK
MA
KY
YUDIKATIF
untuk mendo-rong
SEBELUM PERUBAHAN
UUD 1945
DPR, utusan daerah, dan golongan.
DPR (lewat Pemilu dan diangkat), utusan daerah dan golongan yang diangkat.
Legalisasi
Oleh DPR.
Kewenangan
Tak terbatas
SESUDAH PERUBAHAN
UUD 1945
Anggota DPR dan DPD.
Seluruh anggota DPR dan
DPD dipilih lewat Pemilu.
Kekuasaan legislasi ada di
DPR. DPD juga dapat
mengajukan dan membahas RUU berkaitan dengan
otonomi daerah.
Terbatas tiga, yaitu mengubah UUD, melantik Presiden/Wakil Presiden, dan
impeachment.
2. Presiden :
a. Kekuasaan sebagai Kepala Pemerintahan (Eksekutif) :
- Presiden dan Wakil Presiden (merupakan satu pasangan) dipilih langsung oleh
rakyat melalui Pemilu.
b. Kekuasaan sebagai Kepala Negara :
-
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk maksud yang sama tidak tepat, sebab
akan tumpang tindih dengan lembaga pemerintahan lain (contoh dengan tugas-tugas
kabinet).
c. Prosedur pemilihan Presiden secara langsung :
- Pasangan Capres/Cawapres diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta
Pemilu;
- Pasangan yang mendapat suara 50% dan sedikitnya 20% di setiap pro-vinsi yang
tersebar di lebih setengah provinsi seluruh Indonesia;
- Apabila ketentuan di atas tidak terpenuhi, dua pasang calon suara ter-banyak dipilih
kembali secara langsung oleh rakyat, dan yang mendapat suara terbanyak dilantik
oleh MPR menjadi pasangan Presiden/Wakil Presiden;
- Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaku-kan
kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wapres;
- Dalam hal terjadi kekosongan Wapres, selambat-lambatnya 60 hari, MPR
menyelenggarakan sidang untuk memilih Wapres dari dua calon yang diusulkan
Presiden;
- Jika Presiden dan Wapres kosong, maka pelaksana tugas kepresidenan adalah
Menlu, Mendagri, dan Menhan secara bersama. Selambat-lambatnya 30 hari setelah
itu, MPR menyelenggarakan sidang untuk me-milih Presiden dan Wapres dari dua
pasangan calon Presiden dan Wapres yang diusulkan Parpol/Gabungan Parpol yang
pasangan Pre-siden dan Wapresnya meraih suara terbanyak pertama dan kedua
dalam Pemilu sebelumnya.
e. Impeachment Presiden/Wakil Presiden :
- Apabila menghianati Pancasila dan UUD 1945, melanggar hukum, dan amoral
(diputuskan oleh MK atas ajuan DPR);
- Putusan/vonis MK disampaikan ke DPR dan oleh DPR diusulkan kepada MPR;
- Pemberhentian diambil dalam Sidang Paripurna MPR yang dihadiri 3/4 dan disetujui
2/3 dari anggota yang hadir.
3. Kementerian Negara :
a. Presiden dibantu oleh
Presiden;
b. Menteri-menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan;
c. Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden, tidak bergantung ke-pada DPR.
Dalam pengertian ini yang dianut adalah sistem Kabinet Presidensial;
d. Pembentukan, perubahan, dan pembubaran kementerian diatur dalam UU.
4. Pemerintah Daerah :
a. Negara RI dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi dibagi atas
kabupaten dan kota;
dan tugas
pembantuan;
c. Kepala Daerah Provinsi adalah Gubernur, Kabupaten adalah Bupati, dan Kota adalah
Walikota, yang diproses melalui pemilihan rakyat secara langsung;
d. Terdapat juga Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, serta
Daerah-daerah lain dengan otonomi khusus.
e. Untuk mendukung keberhasilan otonomi daerah, terdapat dana sebagai sumber
penerimaan pelaksanaan desentralisasi berupa perimbangan keu-angan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Untuk mencukupi sumber penerimaan dalam rangka pelaksanaan otda,
ter-dapat
No.
BAGIAN DANA
PUSAT
DAERAH
10 %
90 %
20 %
80 %
20 %
80 %
4.
85 %
15 %
5.
Gas Alam
75 %
25 %
1.
2.
3.
Sementara itu Daerah sendiri harus mengupayakan pendapatan asli dae-rah (pajak
daerah, retribusi daerah, dan pendapatan lain-lain).
pembuatan
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain yang dilakukan oleh Presiden;
anggota-
Dengan amandemen UUD 1945 (sudah empat kali), terjadi pengurangan kekuasaan
Presiden, sementara kekuasaan DPR bertambah, yaitu :
-
Agung, dan BPK) untuk diangkat oleh Presiden. Demikian juga untuk anggota
KPU, KY, dan KPK.
Pemilu untuk memilih anggota DPR dan DPRD (Provinsi dan Kabupaten/ Kota)
dilaksanakan dengan sistem proporsional dengan daftar calon terbuka, agar rakyat
mengetahui benar kredibilitas, kapabilitas, serta integritas moral calon yang akan
dipilih.
Lembaga
BPK terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua
merangkap anggota, dan lima orang anggota. Keanggotaan ini dipilih melalui fit
and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) oleh DPR dengan memperhatikan
pertim-bangan DPD, kemudian diresmikan oleh Presiden.
8. Kekuasaan Kehakiman :
1. Mahkamah Konstitusi :
a. Kewajibannya memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran
Presiden menurut UUD;
b. Kewenangannya menguji UU terhadap UUD, memutuskan sengketa kelembagaan
negara, memutuskan pembubaran partai politik, dan perselisihan hasil Pemilu;
2. Mahkamah Agung :
a. Kewenangangannya mengadili pada tingkat kasasi dan menguji peraturan
perundang-undangan di bawah UU, serta wewenang lain yang diberikan oleh UU;
b. Ketua dan Wakil Ketua dipilih dari dan oleh para Hakim Agung;
c. Calon Hakim Agung diusulkan oleh KY kepada DPR untuk mendapat persetujuan
(melalui fit and proper test) dan ditetapkan oleh Pre-siden.
d. Badan-badan peradilan yang ada di bawah MA adalah :
- Peradilan Umum;
- Peradilan Militer;
- Peradilan Agama;
- Peradilan Tata Usaha Negara.
3. Komisi Yudisial :
a. Kewenangannya mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR dan
menjaga kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
b. Keanggotannya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas persetujuan DPR.
Untuk lebih jelasnya mengenai sistem ketatanegaraan RI sebelum dan sesudah perubahan
UUD 1945, berikut ini disajikan matriknya :
SEBELUM PERUBAHAN
SETELAH PERUBAHAN
kan/membubarkan DPR.
DPA dihilangkan, tetapi ada DPD,
MK, dan KY.
Komposisi MPR terdiri dari DPR dan
DPD.
k. DPR mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pen-dapat.
l. Dalam hal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetap-kan Perppu.
Perppu ini harus mendapat persetujuan DPR dalam persidangan berikutnya, dan
apabila tidak mendapat persetujuan, harus dicabut;
m. Presiden meresmikan anggota BPK yang dipilih oleh DPR;
n. Presiden meneapkan 9 orang Hakim Konstitusi yang 3 di antaranya diajukan oleh
DPR;
o. Anggota KY diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan per-setujuan DPR;
p. Presiden mengangkat Gubernur dan Deputy Gubernur senior BI se-telah mendapat
persetujuan DPR;
q. Presiden menutupi kekurangan modal BI (jika kurang dari dua trilliun) dengan
persetujuan DPR.
3. Presiden dengan DPD :
DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU sepanjang menyangkut
daerah, pengelolaan sumber daya atau ekonomi lainnya, pelak -sanaan APBN, pajak,
pendidikan, dan agama.
4. Presiden dengan BPK :
a. BPK memeriksa semua pelaksanaan APBN;
b. Presiden meresmikan anggota BPK yang dipilih oleh DPR.
5. Presiden dengan MA :
a. MA dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan hukum kepada Pre-siden, baik
diminta maupun tidak;
b. MA memberi nasihat hukum kepada Presiden selaku Kepala Negara untuk
pemberian/penolakan grasi dan rehabilitasi;
c. MA mempunyai wewenang menguji materil terhadap peraturan per-undangundangan di bawah UU;
d. Hakim Agung ditetapkan oleh Presiden dari calon yang diusulkan oleh KY dan
disetujui DPR;
e. Anggota KY diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan per-setujuan DPR.
6. Presiden dengan MK :
a. MK memberi putusan atas pendapat DPR tentang dugaan pelanggaran oleh Presiden
dan Wapres menurut UUD;
b. Pengangkatan dan pemberhentian Hakim Konstitusi ditetapkan oleh Pre-siden.
7. Presiden dengan BI :
Menurut UU No. 23/1999 BI berfungsi sebagai bank sentral, adalah lembaga negara
yang independen. Hubungannya dengan Pemerintah :
a. BI sebagai pemegang Kas Pemerintah;
b. Untuk dan atas nama Pemerintah, BI dapat menerima pinjaman luar negeri,
menatausahakan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah
terhadap pihak luar negeri;
c. Pemerintah wajib meminta pendapat BI atau mengundangnya dalam sidang kabinet
yang membahas masalah ekonomi, keuangan, dan per-bankan yang berkaitan
dengan tugas BI, atau masalah lain yang terma-suk kewenangan BI;
d.
BI dilarang membeli untuk diri sendiri surat-surat utang negara, kecuali di pasar
sekunder. Apabila hal ini dilanggar, maka perubahan itu dinya-takan batal demi
hukum;
anggaran, Dewan
Gubernur
BAB VII
PROSES MANAJEMEN PEMERINTAHAN
A. Perencanaan
Proses
manajemen
B. Beberapa Pengertian
1. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
2.
dokumen perencanaan
untuk
yang
b.
c.
d. Asas Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masya-rakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak dis-kriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memper-hatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara;
e. Asas Proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak
dan kewajiban penyelenggara negara;
f. Asas Profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. Asas Akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat di-pertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai peme-gang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
pembangunan
yang
ditawar-kan
masing-masing
calon
2. Tahapan Perencanaan :
a. Penyusunan rencana :
-
D. Pengorganisasian
1. Pengertian :
Keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung
jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu orga-nisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. (S.P. Siagian).
memenuhi prinsip-prinsip/asas :
a. Adanya tujuan yang jelas;
b. Tujuan dimaksud harus difahami oleh setiap orang anggota organisasi;
c. Tujuan juga harus diterima oleh setiap orang anggota organisasi;
d. Adanya kesatuan arah (unity of direction);
e. Adanya kesatuan perintah (unity of command);
f. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab (parity of authority
and responsibility).
g. Adanya pendelegasian wewenang (delegation of authority);
h. Adanya pembagian habis tugas (distribution of work);
i. Struktur organisasi disusun sesederhana mungkin;
F. Pengawasan
1. Pengertian :
Menurut Sondang P. Siagian (1996: 135), pengawasan adalah proses peng-amatan
daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua
pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Sedemikian eratnya antara perencanaan dengan pengawasan,
malahan Harold Koontz & Cyrill ODonnel mengatakan bahwa Planning and
controlling are the two sides of the same coin. (Perencanaan dan peng-awasan adalah
dua sisi dari koin yang sama).
Pengawasan menyeluruh terhadap semua aktivitas organisasi disebut administrative
control sedangkan pada bagian-bagian atau unit tertentu disebut managerial
control.
2. Sasaran Pengawasan :
Sasaran terakhir pengawasan adalah efisiensi. Efisiensi adalah perbandingan terbaik
antara output dengan input. Artinya, hasil harus lebih besar daripada sumber, alat,
dan tenaga yang dipergunakan. Lain daripada itu harus terdapat pula sasaran-saran
antara, yaitu :
4. Teknik-teknik Pengawasan :
a.
b. Pengawasan tidak langsung, yaitu pengawasan dari jarak jauh. Hal ini terjadi
karena kompleksnya tugas pimpinan, di
adalah seringnya bawahan melaporkan hal-hal yang baik saja (asal bapak
senang), lebih-lebih apabila pimpinan suka menghukum bawahan yang
melaporkan hal-hal yang jelek.
6. Macam/Jenis Pengawasan :
a. Pengawasan Melekat (Waskat);
b. Pengawasan Fungsional (Wasnal);
intern
Departemen/LPND
(Inspektorat),
Bawasda
Provinsi
dan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
BUKU-BUKU :
Attamimi, A. Hamid S. Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara. Jakarta.
Bratakusumah, Deddy Supriadi dan Solihin, Dadang. 2002. Otonomi Penyeleng-garaan
Pemerintahan Daerah. Cetakan kedua. Jakarta : P.T. SUN.
Frederickson, W. George. 1997. The Spirit of Public Administration. San Fransisco :
Joosey-Boss Publisher.
LAN. 1996. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia. Jilid I & II. Jakarta :
Gunung Agung.
-----.
2005.
SANKRI : Landasan dan Pedoman Pokok Penyelenggaraan dan
Pengembangan Sistem Administrasi Negara. Edisi Revisi. Buku III. Jakarta : LAN.
----- dan BPKP. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance. Modul 1-5. Jakarta : LAN.
-----.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN :
Jakarta : Nimas
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta : Setjen MPR-RI
2002.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan
Daerah.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Peme-rintah Daerah Kabupaten/Kota.
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang
Menengah Nasional Tahun 2004-2009.