Bagaswara Ramadhan
1206224426
ABSTRAK
Karakteristik aerodinamika merupakan suatu hal yang sangat penting dalam ilmu
aerodinamika yang ditujukan untuk mendapatkan bentuk benda yang aerodinamis yang
dilakukan pada sayap pesawat terbang. Hal yang dilakukan dalam analisis aerodinamika yaitu
dengan metode pendistribusian aliran pusaran (vortex) di sepanjang kontor sayap pesawat
untuk mendapatkan distribusi kecepatan, yang kemudian digunakan untuk mendapatkan
distribusi tekanan pada kontur sayap tersebut. Tujuan dari analisa ini adalah untuk
mengetahui nilai tekanan dan kecepatan serta hasil grafik dari kecepatan yang diberikan pada
masing-masing model sayap pesawat diantaranya kecepatan 100 km/jam, 300 km/jam, 500
km/jam, 700 km/jam, 900 km/jam. Sehingga semakin tinggi kecepatan maka tekanan yang
diterima sayap pesawat semakin besar terutama pada bagian depan sayap.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu aerodinamika sangat penting dalam kehidupan kita. Pada kali ini, saya membahas
mengenai sifat yang dimiliki pesawat dan mengkaji lebih dalam pada sayap pesawat. Pada
pembahasan kali ini yang dilakukan adalah menganalisa sifat aerodinamika dengan
melakukan metode distribusi aliran di sepanjang sayap pesawat untuk mendapatkan
gambaran di berbagai kecepatan yang akan digunakan untuk mendapatkan berbagai tekanan
pada sayap tersebut. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui tekanan dan
kecepatan serta grafik kecepatan yang diberikan pada masing-masing model sayap, pada
kecepatan beragam, dan didapat bahwa tekanan akan semakin besar pada kecepatan yang
lebih tinggi, dan paling tinggi pada bagian depan sayap pesawat.
Pesawat terbang sangat membantu kita dalam kehidupan saat ini. Sejak pertama dibuat,
sudah banyak perkembangan model pesawat terbang sampai saat ini. Perkembangan itu
dibuat mengikuti perkembangan kebutuhan jamannya. Pada perkembangan pesawat terbang,
selalu dibuat solusi untuk pengurangan gaya tahan (drag) yang ditandai dengan pengurangan
koefisien gaya tahan, adalah cara yang paling efisien untuk meningkatkan efisiensi bahan
bakar. Kebutuhan untuk mengetahui koefisien itu sangat penting pada kehidupan yang lebih
efektif dan efisien. Dalam mencari koefisien ini, dapat digunakan pemodelan pada
terowongan. Namun solusi itu akan memakan banyak biaya, maka dibuatlah sebuah program
yaitu CFD, yaitu program yang memanfaatkan komputasi dan simulasi numerik untuk
mendapatkan koefisien dengan nilai yang dapat dipertanggungjawabkan dan menghemat
biaya.
1.2. Rumusan Masalah
Menggunakan berbagai media dalam mengetahui koefisien drag pada berbagai
kecepatan yang akan diterima oleh sayap pesawat, lalu digunakan untuk mengetahui
tekanan yang akan diterima oleh pesawat.
Membandingkan dan mengetahui tekanan paling besar pada kecepatan berapa dan
bagian pesawat mana yang menerima tekanan yang paling besar.
Mengetahui bagaimana distribusi temperatur di berbagai temperatur di berbagai
tempat di pesawat.
BAB II
DASAR TEORI
Analisis Dimensional
Analisis dimensional yang lumrah dipakai adalah pemodelan dalam skala kecil untuk
mendapatkan data yang diperlukan untuk mendapatkan koefisien untuk meningkatkan mutu
dan efisiensi dari misalnya bahan bakar pesawat yang terpengaruh oleh drag dari pesawat.
Analisa dimensional juga diperlukan untuk mencari bilangan reynorlddan bilangan lainnya
yang tidak memiliki dimensi.
Compressible Flow
Pada bagian ini, akan dibahas shockwave yang terjadi pada sayap pesawat
Gelombang Kejut (Shock Wave)
1. Pengertian Gelombang Kejut
Gelombang kejut adalah gelombang dari sebuah aliran yang sangat cepat
dikarenakan kenaikan tekanan,
temperature dan densitas secara mendadak pada
waktu bersamaan. Seperti gelombang pada umumnya
shock wave juga membawa energi dan dapat menyebar
melalui medium padat, cair, ataupun gas. Dari grafik
terlihat gelombang kejut terjadi secara mendadak dan
cepat dalam waktu yang sangat singkat lalu diikuti dengan
pengembangan (tekanan berkurang) gelombang seiring
bertambahnya waktu.
Gelombang kejut terjadi diakibatkan karena kecepatan sumber bunyi lebih cepat dari
pada kecepatan bunyi itu sendiri. Suatu benda, misal pesawat terbang menembus udara
dengan kecepatan beberapa ratus km/jam. Kecepatan cukup rendah ini memungkinkan
molekul-molekul udara tetap stabil ketika harus menyibak memberi jalan pesawat terbang.
Namun, ketika kecepatan pesawat menjadi sebanding dengan kecepatan molekul-molekul,
molekul-molekul tersebut tidak sempat menghindar dan bertumpuk di tepi-tepi depan
pesawat dan terdorong bersamanya.
Penumpukan udara bertekanan secara cepat
ini menghasilkan kejutan udara atau gelombang
kejut, yang berwujud dentuman keras. Gelombang
bunyi tersebut memancar ke segala arah dan dapat
terdengar sebagai sebuah ledakan oleh orang-orang
di bawah sana. Dentuman keras tersebut disebut
dengan istilah Sonic Boom. Sonic Boom ini
memiliki energi yang cukup besar yang mampu
memecahkan gelas kaca dan jendela.
2. Kecepatan Suara
Seperti yang kita ketahui bahwa kecepatan suara tergantung dari renggangan dan
kepadatan materinya. Secara garis besar, dalam suatu medium (bukan hanya udara)
kecepatan suara ditentukan dengan persamaan :
C=E/r
Dimana :
C = Kecepatan suara dalam suatu medium (m/s)
E = Modulus young (modulus elastisitas) (N/m2)
R = Massa jenis medium (kg/m3)
Persamaan (1) tersebut menunjukkan semakin tinggi kepadatan udara, maka semakin
kecil kecepatan suaranya. Suara akan merambat lebih cepat di udara hangat bila
dibandingkan dengan udara dingin, karena semakin tinggi tekanan, semakin tinggi pula
kepadatan udara, dan hal ini biasanya terjadi pada tempat yang bersuhu rendah atau tempat
tinggi. Karena itu dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk gelombang suara untuk
mencapai suatu titik tertentu. Itu sebabnya pesawat supersonik beroperasi paling baik di
ketinggian sangat tinggi yang dingin, karena mereka tidak perlu melaju terlalu kencang
untuk melampaui kecepatan bunyi. Pada ketinggian 9 km diatas permukaan laut, udara
cukup dingin dan tipis sehingga kecepatan bunyi hanya 1100 km/jam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dipahami. Perangkat lunak ini juga memiliki beberapa fasilitas pendukung. Oleh karena itu,
penggambaran komponen tersebut dilakukan dengan perangkat lunak solidwork. Selain itu,
perangkat lunak ini juga disertai dengan fasilitas pendukung untuk menganalisa dan
mensimulasikan gerakan. Cosmoswork digunakan untuk menganalisa kecepatan, tekanan,
tegangan, frekuensi, suhu dan sebagainya. Cosmosmotion digunakan untuk membuat gerakan
dari benda, membuat simulasi serta menganimasikannya. Selain itu, cosmosmotion juga
dapat menganalisa beban untuk kasus analisa struktur. Sedangkan cosmoswork digunakan
untuk menganaisa aliran fluida baik dalam maupun luar, tekanan, kecepatan dan sebagainya.
Program-program yang terlibat dalam CFD dibagi menjadi dua yaitu :
1. Software utama
Yang dapat digunakan sebagai software utama di CFD adalah Solidwork.
2. Software pendukung
Yang termasuk dalam software pendukung di CGD adalah program Exceed,
GAMBIT dan program-program CAD/CAE, seperti : AutoCad, CATIA, NASTRAN,
ProEngineering, Cosmossolidwork dan lain-lain.
Tahapan Kerja Dalam CFD
Sebelum analisa dalam CFD dilaksanakan, terlbeih dahulu dibuat desain awal benda,
teknisnya adalah membuat model dengan program CAD/CAE atau dapat dibuat pula pada
program Cosmos Solidwork langsung sebelum dilakukan pendefinisian.
Gaya Permukaan
Model solusi yang digunakan dalam simulasi adalah k STD. Dengan memasukkan
harga projected areas (default) ke dalam references value maka diperoleh harga sebagai
berikut.
BAB IV
Koefisien Angkat
0.87
0.64
0.32
0.22
0.11
Kecepatan
koefisien
tahanan
100 km/jam
300 km/jam
500 km/jam
700 km/jam
900 km/jam
Koefisien Angkat
0.067
0.051
0.040
0.035
0.022
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang dilakukan dengan program CFD menunjukkan adanya
fluktuasi (perubahan) nilai dari tekanan yang teradi pada bagian sayap pesawat. Salah satu
faktornya disebabkan oleh perubahan kecepatan diantaranya sebagai berikut :
1. Kecepatan 100 km/jam didapat nilai tekanan yang tinggi yaitu 101785 Pa sedangkan
nilai tekanan terendahnya 101376 Pa.
2. Kecepatan 300 km/jam didapat nilai tekanan yang tinggi yaitu 105322 Pa sedangkan
nilai tekanan terendahnya 102849 Pa.
3. Kecepatan 400 km/jam didapat nilai tekanan yang tinggi yaitu 112303 Pa sedangkan
nilai tekanan terendahnya 108442 Pa.
4. Kecepatan 700 km/jam didapat nilai tekanan yang tinggi yaitu 123985 Pa sedangkan
nilai tekanan terendahnya 120095 Pa.
5. Kecepatan 900 km/jam didapat nilai tekanan yang tinggi yaitu 140018 Pa sedangkan
nilai tekanan terendahnya 135753 Pa.
Dimana untuk nilai tertinggi dari hasil analisa tersebut terjadi pada kecepatan 900
km/jam yaitu dengan tekanan 140018 Pa sedangkan nilai tekanan yang terendah adalah
101376 Pa pada kecepatan 100 km/jam. Tekanan tertinggi (ditunjukkan dengan warna merah)
terjadi pada bagian depan sayap pesawat dimana daerah tersebut merupakan frontal area.
Maka dari itu makin tinggi kecepatan pesawat maka tekanan terhadap bagian permukaan
sayap pesawat berbeda-beda.
Daftar Pustaka
Olson, M. Reuben., Wright, J. Steven., Diterjemahkan Alex Tri Kantjono Widodo. Dasardasar Mekanika Fluida Teknik, Edisi Kelima, Cetakan1. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. 1993.
Streeter, V. L., Wylie, Benyamin E., Diterjemahkan oleh Arko Prijono. Mekanika Fluida,
Edisi Kedelapan, Jilid 1. Erlangga. Jakarta. 1999.
Djojodihardjo, Harijono. Mekanika Fluida. Erlangga. Jakarta. 1999.
Lembaga Kursus CCIT. Modul Computational Fluid Dynamic. Depok.
http://aeroblog.wordpress.com/category/fisika-terbang/