Anda di halaman 1dari 3

1.

Kondisi Kekinian
a. Banjir
Bencana alam banjir terjadi tidak hanya setahun sekali, namun
sering sekali hampir setiap musim penghujan pasti banjir terutama di kotakota besar. Masalah yang terjadi sekarang adalah penanganan akan
bencana banjir tersebut yang kurang tepat, masih menggunakan otot, dan
itu-itu saja yang dilakukan sehingga bencana banjir akan terus terjadi,
karena tidak ada perubahan penanganan yang signifikan. Mengingat hal
tersebut, pemerintah setempat bisa dibilang hanya obral janji, karena
memang kenyataannya sampai sekarang bencana banjir tidak kunjung
berhenti di kota besar yang padat penduduk di Indonesia.
b. Limbah Cair Domestik
Grey Water merupakan air limbah rumah tangga (domestic)
nonkakus berupa buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur
(mengandung sisa makanan), dan tempat cuci. Pada umumnya grey water
yang dihasilkan dibuang ke selokan tanpa diolah. Kerugian grey water
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, baik kesehatan, lingkungan,
maupun estetika. Bahan organik, anorganik, maupun gas yang terkandung
di dalam limbah cair rumah tangga dapat mencemari lingkungan serta
menyebabkan berbagai penyakit. Selain itu, sebagian bahan tersebut diurai
oleh mikroorganisme menjadi suatu senyawa yang dapat menimbulkan
bau tidak sedap (Hindarko, 2003).
c. Volume air laut yang kian bertambah
Beberapa tahun terakhir ini Indonesia kerap mengalami pemanasan
global atau yang lebih dikenal dengan istilah Global warming. Kondisi
pergantian cuaca tersebut mengakibatkan semakin meningkatnya tinggi
permukaan air laut di Indonesia. Hal ini berarti menambah volume air laut
yang akan membuat daratan akan semakin tenggelam. Menurut beberapa
data, setiap tahun daratan yang tenggelam dikarenakan kenaikan air laut
ini sebesar 0,5 mm per tahun. (Hansen, Sato, Ruedy, 2006)
d. Krisis air tawar berkualitas di daerah pesisir
Kebutuhan air tawar daalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia seharihari sangat tinggi. Untuk masyarakat di Negara berkembang seperti
Indonesia, dibutuhkan 12 liter tiap orang setiap harinya. Padahal jumlah
dan ketersediaan air tawar yang ada tidak mencukupi kebutuhan tersebut.
Dari sekitar 163,84 x 10^9 m^3 air yang terdapat di atas dan di bawah
bumi, tidak lebih dari 0,5% yang dapat dipergunakan oleh manusia. Dari
jumlah ini 97% terdapat dalam lautan dan sisanya dalam bentuk air tawar
(saeni, 1986). Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya instrusi air
laut yang menurukan kualitas air tawar ang berasal dari air tanah
khususnya untuk daerah di pesisir.
2. SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN
a. Penanganan Banjir

Solusi yang ditawarkan oleh pemerintah yakni pembuangan sampah


sesuai dengan jenisnya dan dilarang membuang sampah sembarangan
serta yang lainnya. Namun hal ini hanya mengacu kepada
masyarakatnya saja, tidak kepada factor yang lain. Padahal factorfaktor penyebab banjir itu sangat banyak, misalnya seperti kondisi
cuaca yang ekstrim (hujan berbulan-bulan) kurangnya pohon untuk
menyimpan air serta memang kondisi tanahnya sendiri yang memang
renta akan air. Oleh karena itulah, jika hanya dari manusianya saja
yang harus ini dan itu tanpa mamikirkan factor yang lainnya itu pasti
bencana banjir akan terus terjadi.
b. Pencemaran Oleh Limbah Domestik
Seiring dengan kemajuan bioteknologi, muncul bahan biologi jenis
lain seperti surfaktan, organic priority pollutant, dan volatile organic
(Hindarko 2003). Akan tetapi solusi ini belum berjalan secara efektiv
dikarenakan metodenya belum dapat diterapkan oleh
semua kalangan masyarakat.
c. Pengolahan air laut menjadi air tawar
Proses destilasi air laut, deionisasi, dan osmosis balik.
Ke-3 metode tersebut dalam penjalanannya terkendala
iaya yang tidak sedikit serta memerlukan alat-alat
canggih yang juga sulit untuk dioperasikan oleh ratarata masyarakat di pesisir.

DAFTAR PUSTAKA
Hindarko S. 2003. Mengolah Air Limbah Supaya Tidak Mencemari Orang
Lain. Jakarta: Esha.

Anda mungkin juga menyukai