PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Baru-baru ini, meningkatnya kesadaran konsumen telah membuat konsumen
memilih untuk membeli merek yang mereka kenal dan menguntungkan. Oleh karena itu, jika
bisnis ingin mengalahkan pesaing mereka, mereka harus membuat konsumen suka membeli
produk dan merek mereka. Macdonald dan Sharp (2000) menyebutkan bahwa meskipun
konsumen membiasakan dan bersedia untuk membeli produk, Brand Awareness masih
merupakan faktor penting untuk mempengaruhi keputusan pembelian. Ketika konsumen
ingin membeli produk, dan nama merek dapat datang ke pikiran mereka sekaligus, itu
mencerminkan bahwa produk memiliki merek yang lebih tinggi kesadaran.
Hal ini menjelaskan mengapa produk dengan Brand Awareness yang lebih
tinggi akan memiliki pangsa pasar yang lebih tinggi dan evaluasi kualitas yang lebih baik.
Selain itu, sementara konsumen memilih suatu produk, mereka peduli persepsi kualitas dan
Brand Awareness. Selain itu, bisnis harus membangun loyalitas merek.
Walau demikian, suatu produk dapat dikenal luas oleh masyarakat bergantung
dari eksistensi merek tersebut di pasaran. Merek suatu produk haruslah dikomunikasikan
dengan tepat agar bisa masuk ke dalam bentuk konsumen sehingga eksistensi merek dapat
terbentuk. Komunikasi yang tepat dapat membant menumbuhkan kesadaran merek secara
optimal. Salah satu bentk komunikasi tersebut diwujudkan dengan kegiatan periklanan
(advertising). Periklanan (advertising) merupakan sarana untuk membantu pemasaran yang
efektif dalam menjalin komunikasi antara perusahaan dengan konsumen sebagai usaha
pembentukan kesadaran merek (brand awareness).
Pembentukan kesadaran merek dapat dilakukan dengan pembuktian kualitas
produk yang dihasilkan. Kualitas merupakan salah satu syarat dan faktor yang menjadi
pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk. Menurut Kotler dan Amstrong
1
(2010), kualitas produk adalah karakteristik sebuag produk atau jasa yang memberikan
kemampuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan.
Merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasinya yang ditunjukkan
untuk mengidentifikasi dan mendefinisi barang atau layanan suatu penjual dari barang dan
layanan penjual lain. (Simamora, 2001).
Kesadaran merek dapat digambarkan dalam pengenalan merek (kemampuan
konsumen untuk mengkonfirmasi paparan sebelum merek ketika merek tersebut diberikan
sebagai isyarat) dan Brand Recall (kemampuan konsumen untuk mengambil merek ketika
diberi kategori produk, kebutuhan dipenuhi oleh kategori, atau beberapa isyarat lainnya).
Penulis lain (Laurent, Kapferer dan Roussel, 1995) menyarankan tiga langkahlangkah klasik Brand Awareness dalam kategori produk tertentu: spontan (tanpa bantuan)
kesadaran (konsumen diminta, tanpa mendorong, untuk nama merek mereka tahu di kategori
produk - dalam hal ini huruf kesadaran tanpa bantuan dari merek adalah persentase responden
menunjukkan mereka tahu merek yang), atas keberatan kesadaran (menggunakan yang sama
pertanyaan, diwawancarai persentase yang nama merek yang pertama adalah dianggap) dan
masing-masing dibantu kesadaran (nama merek disajikan untuk diwawancarai - dalam hal ini
dibantu kesadaran merek adalah diwawancarai persentase yang menunjukkan mereka tahu
merek itu).
Dalam penentuan kesadaran merek memiliki beberapa tingkatan yaitu Top of
Mind, Brand Recall, Brand Recognition dan Brand Unaware. Untuk memperoleh hasil dari
tingkatan Brand Awareness tersebut data dapat diperoleh dengan melakukan wawancara
langsung maupun menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden baik yang
menggunakan, mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah
1. Mengetahui karakteristik responden
BAB II
PEMBAHASAN
Praktikum perilaku konsumen dengan tema Brand Awareness yang dilakukan
dengan penyebaran kuesioner. Tujuan dari praktikum ini untuk mengetahui tanggapan dari
konsumen mengenai kesadaran merek suatu produk, dalam praktikum ini yang digunakan
adalah produk kopi. Pada praktikum kali ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang
disebarkan untuk 25 responden. Kuesioner disebarkan pada toko Kopkun.
analisis data, dengan cara melakukan analisis diskriptif dari hasil kuesioner dan analisis
dengan Cochran Q Test pada SPSS.
A. Karakteristik Responden
Responden dari praktikum ini adalah masyarakat wilayah kampus. Dimana
jumlah responden yang digunakan dalam praktikum ini adalah 25 orang. Berdasarkan
informasi yang didapatkan dari kuesioner yang telah dibagikan dapat digolongkan
berdasarkan variabel demografi seperti jenis kelamin, usia/umur, pekerjaan, pendidikan
terakhir dan pendapatan. Karakteristik konsumen merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengonsumsi suatu barang atau jasa. Hal ini
penting untuk pemasar supaya dapat menjaring konsumen sebanyak-banyaknya (Resmawati,
2013).
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dilihat dari jenis kelamin responden terdapat dua jenis kelamin yaitu pria dan
wanita dalam praktikum ini didapati responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 15
orang dengan presentase sebanyak 60% sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita
sebanyak 10 orang dengan presentase sebanyak 40% . Hasilnya ditunjukkan pada Tabel 1
berikut ini :
Tabel 1. Analisis Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Frekuensi
Presentase
1
Pria
15
60%
2
Wanita
10
40%
Jumlah
25
100%
Sumber: Data primer diolah
Dari Tabel 1. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengisi
kuesioner ini adalah responden yang berjenis kelamin pria ditandai dengan banyaknya jumlah
responden pria sebanyak 60%. Banyaknya jumlah responden pria ini dikarenakan kopi
memang lebih dikaitkan dengan pria yang lebih sering mengkonsumsi kopi. Sebuah
penelitian menjelaskan bahwa didalam biji kopi terdapat kandungan yang bermanfaat untuk
meransang kesuburan pada pria dan bisa membuat sperma mampu berenang lebih cepat. Pria
yang mengkonsumsi kopi setiap paginya mempunyai sperma yang dapat berenang lebih cepat
dan gesit dibandingkan pria yang kurang mengkonsumsi kopi di pagi hari. Kandungan kafein
pada kopi tidak hanya penting untuk membantu sample sperma di dalam proses IVF (In-Vitro
Fertilisation), yaitu proses pembuahan yang terjadi di luar rahim. Kafein dalam kopi juga
mampu membantu sperma berenang lebih cepat dan lebih baik menuju sel telur, hingga
mempercepat terjadinya pembuahan.
b. Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan usianya, responden yang masuk kelompok usia kurang dari 19
tahun sebanyak 4 orang dengan presentase sebesar 16%, responden yang berusia antara 19
tahun sampai 22 tahun sebanyak 14 orang dengan presentase sebesar 56%, sedangkan
responden yang berusia lebih dari 22 tahun sebanyak 7 orang dengan presentase sebesar
28% . Hasilnya ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini :
Presentase
16%
56%
28%
100%
presentase sebesar 28%. Dan usia <19 tahun sebanyak 4 orang dengan presentase sebesar
16%. Dari hasil tersebut kebanyakan responden dari hasil praktikum ini adalah berusia 19-22
tahun yaitu sebanyak 14 responden dengan presentase sebesar 56%.
c. Responden Berdasarkan Pekerjaan
Dilihat
dari
pekerjaan
responden
terdapat
klasifikasi
yaitu
SMP
8%
SMA
20
80%
S1
12%
25
100%
Jumlah
Sumber: Data primer diolah.
hasil tersebut kebanyakan responden dari hasil praktikum ini adalah dengan pendidikan
terakhir SMA yaitu sebanyak 20 responden dengan presentase sebesar 80%.
e. Responden Berdasarkan Pendapatan
Dalam klasifikasi ini pendapatan responden dapat dibagi menjadi 4, yaitu : <
Rp. 1.000.000 , Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000, Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000 dan > Rp.
3.000.000. Jumlah responden sebanyak 25 orang. Hasilnya ditunjukkan pada Tabel 5. berikut
ini :
Tabel 5. Analisis Responden Berdasarkan Pendapatan
Frekuens Presentas
No
Pendapatan
i
e
1
2
3
4
Rp.
Rp.
Jumlah
Sumber: Data primer diolah
10
40%
11
44%
4%
12%
25
100%
Dari Tabel 5. Hasil menunjukkan bahwa responden yang pendapatannya < Rp.
1.000.000 sebanyak 10 responden dengan presentase sebesar 40%. Untuk responden yang
pendapatannya antara Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 sebanyak 11 responden dengan
presentase sebesar 44%, kemudian untuk responden yang pendapatannya antara Rp.
2.000.000 - Rp. 3.000.000 hanya ada 1 responden dengan presentase sebesar 4% dan untuk
responden yang pendapatannya > Rp. 3.000.000 sebanyak 3 responden dengan presentase
sebesar 12% dari jumlah keseluruhan responden. Dari hasil tersebut kebanyakan responden
dari hasil praktikum ini adalah berpendapatan Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 yaitu sebanyak 11
responden dengan presentase sebesar 44 %.
B.
Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang pertama kali diingat ketika
konsumen ditanya tentang kategori suatu produk yang dapat diingat kembali secara spontan
tanpa bantuan (Aaker, 1997). Top of Mind merupakan single respons question, artinya suatu
responden hanya boleh memberikan satu jawaban untuk pertanyaan ini. Hasilnya ditunjukkan
pada Tabel 6. berikut ini :
Tabel 6. Analisis Top of Mind
Frekuens
No
Merek Kopi
Presentase
i
1
Kapal Api
9
36%
2
Luwak White Coffe
2
8%
Good Day
11
44%
3
4
Kopi ABC
2
8%
5
Lainnya
1
4%
Jumlah
25
100%
Sumber: Data primer diolah
Dari Tabel 6. Hasil menunjukkan beberapa merek kopi yaitu Kapal Api, Luwak
White Cofee, Good Day, Nescafe, Kopi ABC dan kopi lainnya. Diketahui responden yang
memilih kopi Kapal Api sebanyak 9 orang atau 36% dari jumlah keseluruhan, responden
yang memilih kopi Luwak White Cofee sebanyak 2 orang atau 8% dari jumlah keseluruhan,
lalu responden yang memilih kopi good day atau merek yang paling banyak dipilih oleh
responden yaitu 11 orang atau 44% dari jumlah keseluruhan, sedangkan untuk kopi yang
bermerek Nescafe tidak dipilih oleh responden dari jumlah keseluruhan responden dan
responden yang memilih kopi ABC sebanyak 2 orang atau 8% dari jumlah keseluruhan.
Selebihnya 1 orang responden atau 4% dari responden keseluruhan memilih kopi bermerek
lain dari kelima merek yang kami tuliskan.
b. Analisis Brand Recall
Brand Recall atau pengingatan kembali merek mencerminkan merek-merek
apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut. Brand
Recall merupakan multi response questions yang menghasilkan jawaban tanpa dibantu
10
(unaided questions). Dalam analisis Brand Recall praktikan meminta responden menjawab
pertanyaan nomor dua dengan menyebutkan merek kopi selain yang telah disebutkan pada
pertanyaan pertama. Dan hasilnya dapat ditunjukkan dalam Tabel 7. berikut ini :
Tabel 7. Analisis Brand Recall
No
Frekuen
.
1
Merek Kopi
si
Kapal Api
4
Luwak
White
2
Coffee
3
Good Day
4
Nescafe
5
Kopi ABC
6
Lainnya
Jumlah
Sumber: Data primer diolah
4
1
8
5
3
25
Presenta
se
16%
16%
4%
32%
20%
12%
100%
ini :
Tabel 8. Analisis Brand Recognition
No. Merek Kopi
Frekuensi
Presentase
1
2
KapalApi
Luwak White Coffee
3
8
12%
32%
3
4
Good Day
Nescafe
4
1
16%
4%
Kopi ABC
24%
3
25
12%
100%
6
Lainnya
Jumlah
Sumber: Data primer diolah
Frekuens
12
Presentase
i
1
Kapal Api
2
Luwak White Coffe
Good Day
3
4
Nescafe
5
Kopi ABC
6
Lainnya
Jumlah
Sumber: Data primer diolah
2
8
3
4
6
2
25
8%
32%
12%
16%
24%
8%
100%
13
Dari Tabel 10. Hasil menunjukkan bahwa merek Good Day mempunyai tingkat
yang paling tinggi, yaitu 80%, urutan kedua ditempati oleh Kapal Api dan Luwak White
Coffe yaitu
8%, urutan ketiga ditempati oleh pilihan merek lainnya selain yang telah
disebutkan seperti Kapal api, luwak white coffe, good day, nescafe, kopi ABC yaitu 4%.
Dapat disimpulkan pada praktikum ini bahwa merek Good Day menjadi merek
kopi yang memiliki harga terjangkau ditandai dengan presentase tertinggi yaitu (80%).
b. Berdasarkan Merek Kopi dengan Harga yang Terjangkau
Berdasarkan 25 responden yang diambil saat praktikum maka diperoleh
informasi tambahan mengenai merek kopi dengan harga yang terjangkau dan hasilnya dapat
ditunjukkan dalam Tabel 11. berikut ini :
Tabel 11. Analisis Merek Kopi dengan Harga yang Terjangkau
No
Merek Kopi
Frekuensi
Presentase
1
Kapal Api
7
28%
2
Luwak White Coffe
3
12%
3
Good Day
8
32%
4
Nescafe
2
8%
5
Kopi ABC
4
16%
6
Lainnya
1
4%
Jumlah
Sumber: Data primer diolah
25
100%
Dari Tabel 11. Hasil menunjukkan bahwa merek Good Day mempunyai tingkat
yang paling tinggi, yaitu 32%, urutan kedua ditempati oleh Kapal Api yaitu 28%, urutan
ketiga ditempati oleh Kopi ABC yaitu 16%, urutan keempat ditempati oleh Luwak White
Coffe yaitu 12%, urutan kelima ditempati oleh Nescafe yaitu 8% dan urutan terakhir
ditempati oleh pilihan lain dari merek yang konsumen ketahui yaitu 4%. Dapat disimpulkan
pada praktikum ini bahwa merek Good Day menjadi merek kopi yang memiliki harga
terjangkau ditandai dengan presentase tertinggi yaitu (28%).
14
Tabel 12. Analisis Merek Kopi dengan Promosi yang Paling Menarik
No
1
2
3
4
5
6
Merek Kopi
Kapal Api
Luwak White Coffe
Good Day
Nescafe
Kopi ABC
Lainnya
Jumlah
Sumber: Data primer diolah
Frekuensi
2
4
14
1
2
2
Presentase
8%
16%
56%
4%
8%
8%
25
100%
Dari Tabel 12. Hasil menunjukkan bahwa merek Good Day mempunyai tingkat
yang paling tinggi, yaitu 56%, urutan kedua ditempati oleh Luwak White Coffe yaitu 16%,
urutan ketiga ditempati oleh 3 merek seperti Kapal Api, Kopi ABC dan pilihan lainnya yaitu
8%, dan urutan terakhir ditempati oleh Nescafe yaitu 4%. Dapat disimpulkan pada praktikum
ini bahwa merek Good Day menjadi merek kopi yang memiliki harga terjangkau ditandai
dengan presentase tertinggi yaitu (56%).
D. Analisis Uji Cochran
Dalam pengujian analisis perilaku konsumen terhadap atribut-atribut suatu
produk yang selalu diperhatikan konsumen, maka dilakukan beberapa pengujian yakni
pengujian validitas, pengujian reliabilitas, pengujian cochran dan pengujian fishbien.
Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkakan
data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Dengan kata lain, validitas
15
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. ( Arikunto,
1998 ).
Analisis yang digunakan adalah Uji Cochran yang terdapat pada SPSS. Data
yang digunakan adalah pada atribut produk dalam melakukan pengambilan keputusan dalam
membeli. Atribut tersebut diantaranya yaitu : Merek, rasa, varian rasa, harga, kemasalan,
label makanan, promosi, aroma, dan kemudahan dalam membeli produk. Dengan jawaban Ya
dan Tidak. Jawaban Ya ditulis dengan angka 1 sedangkan jawaban Tidak ditulis dengan
angka 0. Pengujian dilakukan beberapa kali untuk mengetahui atribut apa saja yang paling
dipertimbangkan, hingga memperoleh hasil nilai Q hitung yang lebih kecil dari nilai Q tabel.
Hasil jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 13. Sebagai berikut :
Tabel 13. Atribut dalam Pertimbangan Pembelian Kopi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menjawab Ya
(Orang)
Atribut
21
24
17
19
11
17
7
18
22
Merek
Rasa
Varian Rasa
Harga
Kemasan
Label Makanan
Promosi
Aroma
Kemudahan Dalam Membeli Produk
Menjawab
Tidak (Orang)
4
1
8
6
14
8
18
7
3
jawabannya sudah disediakan yaitu jawaban YA atau TIDAK dan daftar atribut yang akan
dipilih telah tersedia. Responden memilih atribut mana yang dianggap berkaitan dengan
materi penelitian.
Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Cohran Q Test
Pengujian Ke
I
II
III
Nilai Q Hitung
43,351
>
23,219
>
10,483
>
Nilai Q Tabel
15,50731
14,06714
12,59159
ketujuh atribut tersebut merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam keputusan pembelian
kopi. Ketujuh atribut tersebut yaitu merek, rasa, varian rasa, harga, label makanan, aroma dan
kemudahan dalam membeli produk. Secara terperinci Cochran Q Test terlampir pada
Lampiran 5 .
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa :
1. Karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden dari praktikum
perilaku konsumen ini adalah responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 60%
responden, berusia 19-22 tahun sebanyak 56%, pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa
sebanyak 72%, dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 85% dan pendapatan/uang saku
Rp 1.000.000- Rp 2.000.000 sebanyak 44%. Hasil ini menunjukkan bahwa pria lebih sering
mengkonsumsi kopi .
2. Dari perhitungan analisis Top of Mind diketahui bahwa sebagian besar responden yang diteliti
memberikan penilaian yang sangat baik terhadap produk kopi Good Day. Hal ini terbukti
dengan kuatnya Top of Mind merek kopi Good Day dibenak sebagian besar responden.
Produk ini menjadi Top of Mind dikarenakan banyak faktor antara lain, harga yang terjangkau
selain harga karena kemudahan dalam menemuka produk tersebut, kopi Good Day dapat
ditemukan di toko kecil, swalayan, supermarket dll.
3. Pengukuran kesadaran merek (Brand Awareness)
dapat
dilakukan
dengan
cara
menggolongkan 4 elemen yaitu : Top of Mind, Brand Recall, Brand Recognition, dan Brand
Unaware. Hasil dari perhitungan analisis Brand Awareness didapatkan bahwa merek kopi
Good Day menempati Top of Mind merek kopi Nescafe menempati Brand Recall merek kopi
Luwak White Coffe menempati pada Brand Recognition dan Brand Unaware
4. Pertimbangan responden pada pembelian produk kopi diantaranya yaitu merek, rasa, varian
rasa, harga, label makanan, aroma dan kemudahan dalam membeli produk.
5. Pengukuran dari informasi tambahan yang diperoleh yang diantaranya yaitu merek kopi
dengan varian rasa yang beragam diperoleh merek kopi Good Day yang dipilih oleh sebagian
besar reponden, harga yang paling terjangkau diperoleh responden yang memilih merek kopi
19
Good Day yang dipilih oleh sebagian besar reponden, dan promosi yang paling menarik
merek kopi Good Day. Dapat disimpulkan dari faktor-faktor tersebut sebagian besar dari
responden dalam praktikum ini memiliki kesadaran merek pada merek kopi Good Day.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David, 1991, Managing Brand Equity, New York, Free Press.
20
Arikunto, Suharsimi., 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 4.
Jakarta : Rineka Cipta.
Bilson, Simamora. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.
Edisi pertama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kuang Chi, H. Et al . 2009. The Impact of Brand Awareness on Consumer
Purchase Intention: The mediating Effect of Perceived Quality and Brand Loyalty.
Journal of International Management Studies.
Resmawati, T., M. A. Mukid, dan D. Safitri. 2013. Analisis Preferensi Konsumen Terhdap
Produk Susu Berbasis Analisis Conjoint Dengan Menggunakan Metode Presentasi
Pairwise-Comparison (Studi Kasus di Beberapa SMP se-Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang). Porsiding Seminar Nasional Statistika Universitas Diponegoro, 14
September, Semarang. P. 161-173.
21
LAMPIRAN
22